Amin Penghayatan Devosi Jalan Salib sebagai sarana untuk memperkuat iman umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah.
99
Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah ketiga dengan merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika
menerima bantuan dari sesama yang dengan kerendahan hati mau menolong meringankan beban Yesus. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan
pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang
terlalu lama dalam setiap perhentian
P :
Marilah berdoa: Yesus, melalui Simon dari Kirene Engkau mengajar kami untuk meringankan
beban penderitaan orang lain. Kami bersyukur karena melalui hal-hal kecil, kami Kau perkenankan ambil bagian dalam salib-Mu yang berat. Setiap sesama kami
adalah wakil-Mu sendiri, sesuai dengan perkataan-Mu Mat 25:40. Semoga dengan teladan Simon dari Kirene kami dapat saling membantu sesama kami
dalam berbagai hal terutama dalam interaksi kami bersama alam sebagai sumber penghasilan kami yang utama. Ajarilah kami untuk menghargai alam sebagai
teman kerja kami agar kami mampu untuk mengelolanya dengan baik tanpa merusak alam. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U : Amin.
Nyanyian : selama bernyanyi umat berjalan menuju perhentian keempat dengan
membawa alat pertanian sebagai simbol salib dan memakai caping sebagai simbol mahkota duri
Renungkanlah umat beriman Mungkinkah ada kasihan bagi orang
100
Yang tidak berbelas kasih secara nyata, Yang tertutup hatinya pada sesama.
e. Perhentian IV: Yesus berjumpa dengan wanita-wanita yang menangis
setiba di perhentian keempat umat dapat meletakan alat pertanian yang berperan sebagai salib dalam kehidupan sehari-hari
P :
Sembah sujud kami penuh syukur dan bakti. U :
Terimalah, ya Yesus, Juru Slamat kami. L1 : L1 membacakan cuplikan Injil dari Luk 23:28-29.
L2 : Umat-Ku akan Ku beri hati yang suka mengasihi dan suka berdoa. Mereka
akan memandang Dia yang telah mereka tikam dan meratapi-Nya seperti orang meratapi kematian anak tunggal. Mereka akan meratap dengan pilu
seperti orang yang telah kehilangan anak sulung. Pada hari itu akan ada ratapan yang hebat di Yerusalem Za 12:10-11. Tatkala Yesus menapaki
jalan menuju Golgota, banyak orang mengikuti Dia. Diantaranya banyak wanita yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka
dan berkata, “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu” Luk 23:28. Yesus
memberi teladan supaya menghibur orang lain, meskipun diri sendiri sedang menderita. Tetapi lebih dari itu, kita perlu menangisi diri kita
sendiri, kita perlu bertobat, dan mengajak orang lain untuk bertobat. Hening sejenak, umat diajak untuk merenungkan kisah keempat dengan
merenungkan kejadian sehari-hari yang sesuai dengan pengalaman Yesus ketika
101
menasehati para wanita yang menangisi Yesus. Setelah itu umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya. Akan menjadi lebih baik ketika umat sudah
dipersiapkan dalam menceritakan pengalaman hidup mereka, sehingga meminimalkan jeda yang terlalu lama dalam setiap perhentian
P :
Mari kita berdoa: Yesus yang maharahim, kami bersyukur karena Engkau mengingatkan kami akan
dosa kami dalam ketidaksetiaan untuk mengikuti-Mu. Dengan merenungkan sengsara-Mu, semoga kami berani meratapi dosa-dosa kami dan berani dalam
mengakui-Mu sebagai panutan. Bantulah kami bangkit dari dosa dan kelemahan kami, terutama peran kami sebagai petani yang bekerjasama dengan alam ciptaan-
Mu, bantulah kami untuk selalu bersyukur akan kekayaan alam yang ada dan jauhkanlah kami akan sikap egois yang selalu ingin mendapatkan hasil maksimal
dengan usaha yang minimal. Kami menyadari bahwa hal tersebut bertentangan dengan kehendak-Mu yang menginginkan kami untuk selalu merawat alam. Hal
ini merupakan keserakahan dan dosa kami. Buatlah kami mampu mengusahakan hidup yang berkenan pada-Mu tanpa membuat kecewa sedikitpun. Sebab
Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U : Amin.