Gambaran Umum Situasi Paroki Boyolali

14 kepala keluarga. Wilayah Maria Tak Bernoda terdiri dari 4 empat Lingkungan yaitu Florentinus, Bernadus, Yustinus, Hypolipus yang terdiri dari 153 jiwa atau 57 kepala keluarga. Wilayah Maria Bunda Allah terdiri dari 2 dua Lingkungan yaitu Cyrilus dan Bonaventura yang terdiri dari 73 jiwa atau 27 kepala keluarga Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2014: 5 . Wilayah-wilayah yang ada di Paroki Boyolali merupakan himpunan umat Katolik yang berada di satu dusun atau tersebar di beberapa dusun. Penyebaran umat Katolik di Paroki Boyolali ini tidak merata di masing-masing daerah, sehingga menimbulkan tidak seimbangnya jumlah umat di setiap Wilayahnya. Kesenjangan ini nampak jelas di Wilayah-wilayah yang berada di pedesaan. Daerah Paroki Boyolali termasuk subur karena letaknya yang berada di lereng Gunung Merapi sehingga membuat sebagian besar umat Katolik 48 bekerja sebagai petani, pedagang, dan buruh, 26 umat bekerja di lingkungan pemerintahan, sedangkan 26 umat lainnya merupakan pelajar, mahasiswa, dan lanjut usia Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 8.

3. Situasi Religius Kultural Umat Paroki Boyolali

Masyarakat Boyolali merupakan masyarakat plural religius. Dari data tahun 2013, masyarakat di daerah Boyolali terdiri dari 963.950 jiwa Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 4. Berdasarkan komposisi agama, pemeluk agama Islam 97,13 menjadi kelompok yang paling besar, terbukti dengan banyaknya masjid dan mushola yang terdapat di setiap kampung. Sedangkan peringkat kedua didominasi oleh masyarakat yang beragama Kristen 15 1,22, hal ini terbukti pula banyaknya gereja Kristen yang berada di Kabupaten Boyolali. Sedangkan Agama Katolik 0,84 menjadi peringkat ketiga, dilanjutkan dengan Agama Hindu 0,41, dan Agama Budha 0,4. Kepercayaan masyarakat Boyolali masih kental dengan budaya Jawa yang terkenal dengan kekuatan gaib dan berorientasi pada alam. Masih banyak tempat- tempat yang dikatakan bertuah di Kabupaten Boyolali. Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, mempunyai 1 gereja induk yang berlokasi di Kampung Sumberlerak, Rt 02Rw 03, Kelurahan Siswodipuran, Kabupaten Boyolali Kota, dan 2 Kapel yakni Kapel St. Andreas yang terletak di Jl Raya Ampel, Kaligentong, Ampel, Boyolali; serta Kapel St. Maria yang terletak di Desa Rogobelah, Selo, Boyolali. Paroki Boyolali juga memiliki satu tempat peziarahan Katolik yaitu Gua Maria Mawar yang terletak di Dukuh Kembang Sari, Musuk, Boyolali. Umat Katolik Paroki Boyolali taat dalam mengikuti peribadatan, baik Perayaan Ekaristi, Ibadat Sabda, maupun kegiatan devosi-devosi yang dilaksanakan oleh Gereja Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 6.

4. Bentuk-bentuk Kegiatan Devosi di Paroki Boyolali

Berelasi dengan Allah melalui doa akan membantu setiap pribadi dalam pertumbuhan iman. Pertumbuhan iman berakibat pada tumbuhnya kedewasaan iman yang akan membawa pribadi dalam mencapai kebahagiaan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Hidup tanpa menjalin relasi dengan Allah akan menjadi kehampaan semata pada sebuah pribadi. Kejenuhan, kelelahan, dan keputusasaan 16 menjadi akibat dari terputusnya relasi dengan Allah. Bagi sebagian orang beriman, relasi dengan Allah menjadi sebuah hubungan yang terus dijalin tanpa ada putus-putusnya. Menjalin relasi dengan Allah sama dengan melakukan relasi dengan sesama. Ketika melakukan relasi dengan sesama melalui fisik, maka menjalin relasi dengan Allah melalui batin. Doa menjadi salah satu bentuk untuk memperkuat relasi bersama dengan Allah. Doa dilaksanakan dalam bentuk perayaan ekaristi dan dalam bentuk devosi. Devosi yang didoakan oleh umat secara bersama antara lain adalah devosi Roh Kudus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada Hati Yesus yang Maha Kudus, devosi kepada Bunda Maria, devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencucian yang terpusat pada doa Santa Mathilda, devosi kepada Para Malaikat atau lebih dikenal dengan doa Angelus, devosi Sengsara Yesus yang dilaksanakan dalam praksis devosi jalan salib, dan devosi Kerahiman Ilahi [Lampiran 2: 2].

a. Devosi kepada Roh Kudus

Devosi kepada Roh Kudus biasanya dilaksanakan umat satu tahun sekali selama 9 hari menjelang hari Raya Pentakosta. Umat melaksanakan devosi ini dimulai dari hari Kenaikan Tuhan sampai satu hari sebelum hari Pentakosta. Di paroki Boyolali, umat memadukan devosi ini dengan perayaan Ekaristi harian pagi yang berlokasi di gereja induk. Antusias umat untuk mengikuti devosi ini terlihat dari jumlah umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi harian pagi yaitu 80- 100 umat Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 5. Devosi dilaksanakan dalam bentuk doa novena Roh Kudus yang dipadukan 17 dengan perayaan Ekaristi ini biasanya berlangsung selama 30 menit, dimulai pukul 5.30 WIB sampai 6.00 WIB. Bagi umat mendoakan devosi ini bersama- sama lebih terasa mendalam daripada harus melaksanakannya sendirian. Kehadiran Roh Kudus selalu diimani sebagai Allah yang hadir dalam hidup manusia, dalam ciptaan dan jiwa manusia [Lampiran 2: 3].

b. Devosi kepada Sakramen Maha Kudus

Devosi kepada Sakramen Maha Kudus merupakan pengungkapan iman cinta Yesus kepada Bapa. Cinta Hati Yesus kepada manusia menjadi wujud nyata dari cinta kepada Bapa. Umat melaksanakan devosi ini dalam bentuk Adorasi Ekaristi. Adorasi Ekaristi dilaksanakan pada setiap hari Minggu sore jam 18.00 di gedung gereja dan biasanya diikuti oleh 30-50 umat Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 5. Adorasi Ekaristi yang dipimpin oleh prodiakon ini biasanya berlangsung selama 60 menit dilanjutkan dengan Ibadat Penutup selama 15 menit yang dipimpin oleh seorang suster Fransiskan yang bertempat di gedung gereja paroki. Suasana yang tercipta dari ibadat ini sungguh menyentuh hati, khusyuk, tenang, dan damai menjadi ciri khas dari ibadat Adorasi yang dilaksanakan umat di Paroki Boyolali [Lampiran 2 : 4].

c. Devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus

Devosi Kepada Sakramen Maha Kudus di Paroki Boyolali, oleh umat dilaksanakan setiap Jumat Pertama pada awal bulan. Berlokasi di gedung gereja Paroki, devosi berlangsung kurang lebih 30 menit dilaksanakan setelah merayakan 18 sakramen Ekaristi. Devosi dipimpin langsung oleh imam yang merayakan perayaan Ekaristi. Devosi berpusat pada kehadiran Allah dalam rupa roti dan anggur merupakan bentuk devosi kepada Sakramen Maha Kudus. 150-200 umat hadir dalam devosi ini. Umat terlihat antusias dalam mengikuti devosi, terlihat dari kehadiran umat yang tetap bertahan setelah perayaan sakramen Ekaristi.

d. Devosi kepada Bunda Maria

Devosi kepada Bunda Maria merupakan salah satu devosi terpenting dalam Gereja Katolik ditujukan kepada perawan Maria, karena peran khasnya dalam penyelamatan. Devosi kepada Bunda Maria yang dilaksanakan oleh umat Paroki Boyolali merupakan salah satu ciri khas kepada spiritualitas Gereja yang berlindung pada santa Maria Immaculata. Di Paroki Boyolali, umat melaksanakan devosi ini khusus pada bulan Mei sebagai bulan Maria dan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Bulan Maria yang jatuh pada setiap bulan Mei, dimanfaatkan oleh Gereja Boyolali berdevosi kepada Bunda Maria melalui doa rosario dan litani kepada Bunda Maria. Selama 31 hari diadakan doa rosario secara rutin di depan gua Maria yang terletak di samping gereja yang dimulai pukul 18.00-19.00 WIB. Peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan umat yang bertempat tinggal di sekitar gedung gereja dan beberapa umat yang bersedia datang untuk mengikuti doa ini, sedangkan umat yang lokasinya jauh dari gedung gereja melaksanakan di Wilayah maupun Lingkungan masing-masing. 30-50 umat hadir setiap harinya dalam kegiatan ini. Suasana sunyi, tenang, dan khusyuk tercipta selama berlangsungnya devosi ini [Lampiran 2: 4]. 19 Tidak jauh berbeda dengan bulan Mei, pada bulan Oktober pun Gereja memperingatinya sebagai bulan Rosario. Di gereja Boyolali, doa rosario bersama di depan gua maria menjadi agenda rutin umat dalam memperingati bulan ini. Selain itu devosi kepada Bunda Maria oleh umat juga dilaksanakan sebelum misa harian pagi yang dimulai pukul 4.30 WIB. Devosi yang dilaksanakan dalam bentuk doa rosario dipimpin oleh umat yang datang lebih awal dan diikuti oleh seluruh umat yang hendak mengikuti misa. Doa rosario dilaksanakan secara rutin sebagai penghormatan akan Bunda Maria sebagai pelindung Gereja Paroki Boyolali [Lampiran 2: 4].

e. Devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencuciaan

Orang yang sudah meninggal merupakan bagian dalam kehidupan devosi Gereja. Doa untuk para jiwa di api penyucian merupakan tradisi yang sudah lama berjalan dalam Gereja Katolik. Doa dimaksudkan untuk membantu jiwa-jiwa yang sedang berada di api penyucian untuk dapat segera menghadap Bapa di Surga. Pelaksanaan devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencucian oleh umat Paroki Boyolali dipadukan dengan perayaan Ekaristi untuk memperingati arwah semua orang beriman, tepatnya didaraskan setelah homili berlangsung. Umat Paroki Boyolali melaksanakan devosi ini satu tahun sekali terkhusus pada bulan November, doa ditujukan kepada arwah-arwah semua orang beriman. Paroki Boyolali melaksanakan devosi ini tepat pada 2 November sebagai peringatan mulia arwah semua orang beriman, yang secara khusus dilaksanakan di pemakaman Katolik Sonolayu. 150-200 umat hadir dalam perayaan ini untuk mendoakan arwah-arwah 20 keluarga yang dimakamkan di pemakaman Sonolayu. Suasana haru selalu mewarnai perayaan ini setiap tahunnya [Lampiran 2: 4].

f. Devosi kepada Para Malaikat

Devosi kepada Para Malaikat atau lebih dikenal sebagai doa Malaikat Tuhan oleh umat paroki Boyolali, selalu didoakan setiap pagi di luar masa paskah. Tepat pukul 6.00 WIB di gedung gereja setelah perayaan misa harian pagi, dengan dipandu oleh seorang suster Fransiskan umat mendoakan doa ini bersama. Umat yang mengikuti doa ini berjumlah 80-100 orang setiap pagi Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, 2013: 5. Tenang, damai, dan khusyuk menjadi suasana khas yang mengiringi doa ini [Lampiran 2: 4].

g. Devosi Jalan Salib

Devosi kepada Sengsara Yesus merupakan doa harian yang disesuaikan dengan peristiwa sengsara Yesus. Tradisi dari devosi ini yang dilaksanakan oleh Paroki Boyolali adalah devosi jalan salib. Devosi jalan salib dilaksanakan di gedung gereja Paroki selama masa prapaskah setiap Jumat pukul 17.00-18.00 WIB. Devosi ini berlangsung selama masa prapaskah setiap Jumat dengan dipimpin oleh seorang prodiakon. Umat yang menghadiri devosi ini ada 100-150 orang. Selain itu, jalan salib juga dilaksanakan oleh umat dalam bentuk tablo atau drama penyaliban Yesus yang dilaksanakan Jumat pagi sebelum Ibadat Jumat Agung. Suasana haru selalu hadir dalam devosi jalan salib, terlebih bagi umat yang menyaksikan drama penyaliban Yesus [Lampiran 2: 4]. 21

B. Gambaran Umum Situasi Wilayah Maria Cordis

Wilayah Maria Cordis Rogobelah merupakan salah satu dari 12 Wilayah yang berada di Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah. Wilayah yang berada 10 km dari puncak gunung Merapi ini memiliki 90 umat dengan 27 kepala keluarga [Lampiran 2: 5]. Sebagian besar umat dari Wilayah Maria Cordis berprofesi sebagai petani. Wilayah yang dapat dicapai 45 menit dari pusat Paroki ini, memiliki kapel sendiri yang dibangun dengan dana swadana dari umat dan kebaikan dari sebuah keluarga yang menghibahkan tanahnya untuk Gereja. Kapel menjadi pusat dari semua kegiatan Wilayah. Banyak kegiatan yang diadakan oleh umat Wilayah Maria Cordis antara lain pertemuan ibi-ibu setiap tanggal 1 satu, pertemuan orang muda setiap Sabtu malam, dan pertemuan bersama umat Wilayah setiap Kamis malam untuk berdoa bersama dan sarasehan di kapel. Kegiatan yang sering dilaksanakan oleh umat Wilayah ini pada Kamis malam adalah berdevosi jalan salib bersama dan juga devosi kepada Bunda Maria [Lampiran 2: 5].

1. Sejarah Perkembangan Wilayah Maria Cordis

Wilayah Maria Cordis terletak di Dusun Rogobelah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tepatnya 7km dari puncak gunung Merapi. Benih iman Katolik di Rogobelah mulai muncul dari sebuah keluarga sederhana, yaitu keluarga bapak Temu Harso. Bersama dengan beberapa anggota keluarga dan tetangga beliau mencoba untuk mengajarkan iman Katolik kepada warga masyarakat yang berada di Kecamatan Selo dan Kecamatan Cepogo. Walaupun 22 posisinya jauh dari pusat Paroki namun, tak menyurutkan bapak Ali bersama para umat yang lain untuk pergi ke gereja. Perjuangan ini tidak sia-sia, pada tahun 1964 Romo Van Beek MSF terlibat dalam merintis Wilayah Rogobelah. Perjalanan panjang dan tidak mudah dialami oleh Romo, karena alat transportasi pun belum dapat masuk ke desa Rogobelah, perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki menjadi sebuah ajang untuk menebarkan iman Kristiani. Bermodalkan gambar-gambar orang kudus, Romo yang didampingi umat yang telah menantinya di dusun Candi Betak yang jaraknya 3km dari Dusun Rogobelah mulai membagi-bagikan gambar ini dan menceritakan mengenai kisah hidup para kudus di tempat segerombolan masyarakat yang beliau temui. Satu bulan sekali Romo Van Beek selalu rutin datang ke dusun ini dan membuat banyak warga yang menanti, karena selain memberikan cerita-cerita beliau juga membagikan roti dan permen kepada anak-anak kecil yang menantinya di pinggir jalan. Tahun 1970 hasil perjuangan mulai nampak, umat Katolik di Rogobelah bertambah dengan adanya 20 baptisan baru. Tahun 1985 umat Katolik di Dusun Rogobelah berjumlah 96 jiwa. Seiring berjalannya waktu dan terus bertambahnya umat di wilayah ini, inisiatif umat untuk mempunyai kapel pun muncul. Rencana ini terkendala akan tanah yang hendak dipakai, karena Paroki tak mempunyai cukup dana untuk membeli tanah di daerah Rogobelah. Namun, atas kebaikan keluarga bapak Yatno kendala tanah terselesaikan. Beliau menghibahkan sedikit tanahnya kepada Gereja untuk dibangun kapel. Akhirnya, Warga Rogobelah mulai bergotong royong untuk membangun kapel yang saat ini diberi nama kapel St. Maria [Lampiran 2: 4]. 23

2. Bentuk-bentuk Kegiatan Devosi di Wilayah Maria Cordis

Doa menjadi suatu kebutuhan yang pokok dalam kehidupan umat di Wilayah Maria Cordis. Doa menjadi relasi yang paling kuat dengan Allah, kegiatan-kegiatan doa mulai dikembangkan dalam wilayah ini. Keterlibatan umat dalam kegiatan doa, terlihat dari berbagai macam doa yang bersifat liturgis maupun non liturgis, yang diadakan oleh wilayah.

a. Devosi Kepada Bunda Maria

Devosi kepada Bunda Maria merupakan salah satu bentuk devosi yang ditujukan kepada perawan Maria, karena peran Maria dalam penyelamatan Gereja. Dalam Gereja Katolik Bunda Maria dihormati pada bulan Mei sebagai bulan Maria dan juga bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Pada bulan Mei, umat di Wilayah Maria Cordis selalu melaksanakan doa rosario sebagai penghormatan kepada Bunda Maria. Sekitar 30-50 umat selalu hadir dalam doa rosario yang diadakan di Kapel Wilayah. Suasana yang hening, tenang, dan khusyuk tercipta selama doa rosario ini didaraskan, suasana ini didukung oleh alam pedesaan yang hening dan tenang. Doa rosario ini dilaksanakan setiap hari selama bulan Mei pukul 19.00 WIB. Tidak jauh berbeda dengan bulan Mei, pada bulan Oktober umat Wilayah Maria Cordis juga memperingati bulan rosario. Kegiatan doa rosario bersama pun dilaksanakan kembali sesuai dengan kesepakatan bersama selama 30 hari dalam satu bulan. Setiap hari pukul 19.00 WIB di kapel Wilayah diadakan doa rosario bersama. Umat yang menghadiri doa ini ada 20-45 orang. Suasana pedesaan yang 24 sepi, sunyi, dan tenang mengantarkan umat menuju suasana doa yang khusyuk [Lampiran 2: 4].

b. Devosi Jalan Salib

Devosi jalan salib biasanya dilaksanakan pada masa prapaskah, tetapi oleh umat Wilayah Maria Cordis devosi ini dilaksanakan setiap Minggu sekali bila tidak ada kegiatan wilayah lainnya. Devosi ini dulu hanya berlangsung pada masa prapaskah saja. Namun, setelah erupsi gunung Merapi yang begitu dasyat terjadi pada tahun 2010 umat Wilayah Maria Cordis melaksanakan devosi jalan salib secara rutin. Devosi yang terpusat pada Salib Yesus, menjadi suatu kekuatan sendiri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Betempat di Kapel Wilayah, dengan dihadiri 20-30 umat, devosi ini berlangsung setiap malam Minggu dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan panduan dari Puji Syukur, Madah Bakti, buku panduan yang sudah ada, ataupun dari pemandu sendiri devosi ini terlaksana. Suasana haru dan khusyuk menjadi khas dari devosi ini sendiri. Dalam setiap perjumpaan doa, umat merasakan kerinduan untuk semakin dekat dengan Allah, devosi jalan salib menunjukkan semangat yang dimiliki untuk menemukan Allah [Lampiran 2: 6].

C. Penelitian tentang Penghayatan Devosi Jalan Salib di Wilayah Maria

Cordis, Paroki Boyolali Salah satu upaya untuk memperkuat iman di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Boyolali dapat dilaksanakan melalui devosi jalan salib. Devosi 25 jalan salib yang dilaksanakan dengan tekun dan penuh dengan kesungguhan hati, mampu memberikan kesegaran rohani bagi umat, sehingga umat memiliki kekuatan untuk menghadapi segala macam tantangan dalam kehidupan ini. Dalam melaksanakan devosi jalan salib ini tentunya umat mempunyai motivasi dalam mengikutinya. Hambatan yang selalu berdampingan dengan motivasipun juga muncul dalam perjalanan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis. Selain hal ini tentunya devosi jalan salib juga mempunyai peranan yang berarti bagi umat, karena sudah hampir 4 tahun devosi ini berjalan. Harapan-harapan untuk menjadikan devosi ini menjadi baik tentunya juga muncul dari harapan-harapan umat.

1. Metodologi Penelitian

a. Tujuan Penelitian Mengetahui peran penghayatan devosi jalan salib sebagai sarana untuk memperkuat iman umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Boyolali, Jawa Tengah. b. Jenis Penelitian Dilihat dari segi pendekatan yang digunakan maka penelitian ini merupakan penelitian kualititatif yaitu jenis penelitian yang menggunakan deskripsi mulai dari pengumpulan data, pengolahan data hingga penampilan hasil data. Ada pun dari segi permasalahan yang diangkat dan tujuan penelitian ini maka penelitian bersifat ex-post facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk

Dokumen yang terkait

Devosi Marial Kebaktian Santa Perawan Maria dalam Gereja Roma Katolik

0 25 81

Aplikasi Pengolahan Arsip pada Gereja Katolik Santa Perawan Maria yang terkandung Tak Bernoda Garut

0 18 199

Aplikasi Pengolahan Arsip pada Gereja Katolik Santa Perawan Maria yang terkandung Tak Bernoda Garut

0 15 199

KEPUASAN UMAT PAROKI GEREJA KUMETIRAN KEPUASAN UMAT PAROKI GEREJA KUMETIRAN TERHADAP BULETIN KOMPAK (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Kepuasan Umat Paroki Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta terhadap Buletin KOMPAK).

0 2 21

PENDAHULUAN KEPUASAN UMAT PAROKI GEREJA KUMETIRAN TERHADAP BULETIN KOMPAK (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Kepuasan Umat Paroki Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta terhadap Buletin KOMPAK).

0 4 34

EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

0 2 16

BAB I EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

0 2 12

PENUTUP EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

0 2 7

Penghayatan spiritualitas keterlibatan umat berinspirasi pada Santa Maria dalam hidup menggereja di Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta.

0 0 189

Sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman umat Lingkungan Santo Yusuf, Berut, Wilayah Santa Marta, Sumber, Paroki Santa Maria Lourdes, Sumber, Magelang, Jawa Tengah melalui Shared Christian Praxis.

8 70 209