28
2. Hasil dan Pembahasan Penelitian
Hasil-hasil penelitian termuat dalam tabel berikut: Tabel 2. Identitas Responden N = 50
No Jawaban Responden
Jumlah 1
2 3
4 1.
Jenis kelamin -
Laki-laki -
Perempuan 28
22 56
44 2.
Usia -
15-17 Tahun -
18-21 Tahun -
22-25 Tahun -
Lebih dari 25 Tahun 8
1 5
36 16
2 10
72 3.
Status -
Pelajar SMP -
Pelajar SMAK -
Mahasiswai -
Pegawai -
Wirausaha -
Petani 4
4 4
1 6
31 8
8 8
2
12 62
Responden dalam penelitian devosi Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis, Paroki Boyolali berjumlah 50 orang. Ada 36 responden 72 berusia diatas 25
tahun, 8 responden 16 berusia 15-17 tahun, 5 responden 10 berusia 22-25 tahun, dan 1 responden 2 berusia 18-21 tahun. Jumlah terbesar responden
berjenis kelamin laki-laki sebesar 28 responden 56 dan sisanya 22 responden 44 berjenis kelamin perempuan. Jumlah terbesar responden berstatus sebagai
petani sebanyak 31 responden 62, sebagai pelajar mahasiswa sebanyak 12 responden 24, sebagai wirausaha sebanyak 6 responden 12, dan jumlah
paling sedikit responden berstatus pegawai ada 1 responden 2. Tabel 3. Motivasi Umat Berdevosi Jalan Salib N = 50
No Jawaban Responden
Jumlah 1
2 3
4
29
1 2
3 4
4. Rutin mengikuti devosi jalan salib
- Tidak menjawab
- Merupakan kegiatan lingkungan
- Hidup menjadi damai
- Mendoakan keluarga
- Senang berdoa bersama
- Berdoa sendiri
- Jauh
- Lelah dengan rutinitas
10 5
7 5
8 4
3 8
20 10
14 10
16
8 6
16 5.
Motivasi -
Ingin tahu -
Mendoakan orang lain -
Menjalin relasi dengan Allah -
Punya ujub -
Disuruh orang lain -
Mengisi waktu luang -
Diajak teman -
Kegiatan lingkungan 2
11 16
6 2
9 3
1 4
22 32
12
4 18
6 2
6. Devosi jalan salib memotivasi untuk aktif dalam
kegiatan menggereja -
Senang berkumpul -
Senang untuk pergi ke Gereja -
Semakin rutin untuk berdoa -
Terpanggil untuk melayani -
Merasa dekat dengan Tuhan -
Iman menjadi wujud nyata -
Aktif menjadi prodiakon 15
8 5
7 7
5 3
30 16
10 14
14 10
6
Sebanyak 10 responden 20 tidak memberikan alasan mengenai kehadiran dalam devosi jalan salib, 8 responden 16 memberikan alasan senang
berdoa bersama, 7 responden 14 menyatakan hidup menjadi damai ketika mengikuti devosi jalan salib, 5 responden 10 mengikuti devosi karena
mendoakan keluarga, 5 responden 10 menyatakan mengikuti devosi ini karena merupakan kegiatan lingkungan, 8 responden 16 menyatakan tidak mengikuti
devosi karena lelah dengan rutinitas, 4 responden 8 memberikan alasan lebih
30
senang berdoa sendiri, dan 3 responden 6 memberikan alasan karena lokasi yang jauh.
16 responden 32 termotivasi karena dengan mengikuti devosi ini terjalin relasi dengan Allah, 11 responden 22 termotivasi karena mendoakan
orang lain, 9 responden 18 mengikuti devosi ini karena mengisi waktu luang, 6 responden 12 karena mempunyai ujub pribadi, 3 responden 6 mengikuti
devosi karena diajak oleh teman, 2 responden 4 mempunyai alasan karena disuruh orang tua, dan 1 responden 2 mengikuti devosi jalan salib karena
kegiatan Lingkungan. Alasan motivasi terbanyak adalah senang berkumpul dengan umat yang
lain 30, 8 responden 16 merasakan dengan mengikuti devosi jalan salib menjadi rajin pergi ke gereja, 7 responden 14 merasakan semakin dekat
dengan Tuhan, 7 responden 14 termotivasi untuk melayani sesama, 5 responden 10 merasakan iman yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, 5
responden 10 termotivasi untuk semakin rutin dalam berdoa, dan 3 responden 6 termotivasi untuk semakin aktif menjadi prodiakon di Wilayah Maria Cordis
Rogobelah. Tabel 4. Hambatan Mengikuti Devosi Jalan Salib N = 50
No Jawaban Responden
Jumlah 1
2 3
4 7.
Devosi jalan salib dilaksanakan rutin satu minggu sekali
- Tidak menjawab
- Terlalu sering
- Cepat bosan
- Diselingi kegiatan wilayah
- Mengisi waktu luang
10 7
8 18
3 20
14 16
36
6
31
1 2
3 4
- Sesuai dengan kesepakatan saja
4 8
8. Hambatan mengikuti devosi jalan salib
- Hujan
- Bosan
- Aktifitas kerja sekolah kuliah
- Pertemuan dengan warga
- Malas
- Jarak yang jauh
6 1
21 18
3 1
12 2
42 36
6 2
18 responden 36 memberikan usulan agar pelaksanaannya diselingi dengan kegiatan Wilayah lainnya, 8 responden 16 merasakan bosan apabila
devosi jalan salib diadakan seminggu sekali, 7 responden 14 memberikan tanggapan mengenai pelaksanaan yang terlalu sering, 3 responden 6 mengikuti
pelaksanaan devosi karena mengisi waktu luang, 4 responden 8 memberikan tanggapan mengenai pelaksanaan agar sesuai dengan kesepakatan bersama umat
Wilayah, dan 10 responden 20 tidak memberikan alasan apapun dengan kata lain setuju dengan hasil bersama sesuai dengan kesepakatan bersama.
Aktifitas sehari-hari seperti aktifitas kerja di kantor, di ladang, sekolah, dan kuliah menjadi alasan yang paling banyak terungkap, hal ini disampaikan oleh
21 responden 42, 18 responden 36 memberikan alasan ketidak hadiran karena pertemuan dengan warga masyarakat, 6 responden 12 menyatakan
cuaca yang tidak menentu menjadi alasan untuk tidak dapat hadir dalam devosi Jalan Salib, 1 responden 2 menjelaskan mengenai jarak yang jauh sehingga
tidak memungkinkan untuk aktif dalam kegiatan devosi. Tabel 5.Peranan Devosi Jalan Salib bagi Umat N = 50
No Jawaban Responden
Jumlah 1
2 3
4
32
1 2
3 4
9. Peranan devosi jalan salib
- Mohon pengampunan dosa
- Memberi kekuatan untuk menghadapi
persoalan-persoalan hidup -
Untuk memberi gambaran mengenai penderitaan Yesus
- Untuk mengingat kejadian-kejadian yang
telah dilampaui 9
28 5
8 18
56 10
16 10.
Peningkatan mutu hidup setelah mengikuti devosi jalan salib
- Rajin ikut Ekaristi
- Tabah menghadapi cobaan
- Rajin dalam kegiatan menggereja
- Rajin dalam kegiatan doa
- Merasa damai dalam hidup
6 11
10 8
15 12
22 20
16 30
Dengan mengikuti pelaksanaan devosi jalan salib sebanyak 28 responden 56 merasakan kekuatan untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup sehari-
hari, 9 responden 18 mengharapkan pengampunan dosa atas kesalahan yang telah diperbuat, 8 responden 16 memberikan alasan dengan mengikuti devosi
jalan salib dapat membuat responden mengingat kejadian-kejadian yang telah lampau sehingga mampu belajar dari pengalaman sebelumnya, dan 5 responden
10 merasakan penderitaan Yesus dalam menebus dosa manusia selama aktif mengikuti devosi jalan salib.
Dengan mengikuti devosi jalan salib sebanyak 15 responden 30 merasakan damai di hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sebanyak 11
responden 22 merasakan semakin tabah dalam menghadapi cobaan hidup sebagai kaum minoritas dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sebanyak 10
responden 20 menjadi rajin untuk terlibat dalam kegiatan menggereja, sebanyak 8 responden 16 semakin rutin terlibat dalam kegiatan doa, dan
33
sebanyak 6 responden 12 menjadi rutin mengikuti perayaan Ekaristi yang diadakan.
Tabel 6. Kebutuhan Umat yang Mengikuti Devosi Jalan Salib demi Peningkatan Mutu Pelaksanaan Devosi Jalan Salib N = 50
No Jawaban Responden
Jumlah 1
2 3
4 11.
Tema menunjang permenungan dalam devosi jalan salib
- Renungan yang sesuai tema
- Suasana menjadi hidup
- Tema yang sesuai dengan kehidupan
- Tema membawa permenungan sendiri
- Lebih fokus
- Lebih khusyuk
- Semua sama saja
6 5
13 6
7 8
5 12
10 26
12 14
16 10
12. Usulan
tema yang
paling menunjang
permenungan dalam devosi jalan salib -
Derita dan kematian Yesus -
Mahal tebusannya “ Darah Anak Domba “ -
Sharing Yesus kepada umat Allah yang imami
- Kasih memecahkan diri
- Dari tangisan ke tarian kegembiraan
- Berjumpa dengan Allah melalui alam
- Mengapa Allah rela menderita ?
- “ Oleh bilur-bilurNya, kamu telah sembuh “
1 1
2
3 6
28 5
4 2
2 4
6 12
56 10
8 13.
Susunan Devosi jalan salib yang disukai -
Lagu-lagunya -
Renungannya -
Doa-doanya -
Perhentiannya 6
24 10
10 12
48 20
20
14. Dalam pelaksanaan devosi jalan salib
menggunakan sarana lagu-lagu yang menunjang tema
- Tidak menjawab
- Dapat mendukung suasana
- Dapat mendukung permenungan
- Umat tidak dapat ikut bernyanyi
- Penghayatan lebih dalam
- Lebih menyentuh
- Umat malas untuk latihan
10 9
8 1
9
12 1
20 18
16
2 18
24 2
34
1 2
3 4
15. Dalam
renungan devosi
jalan salib
menggunakan cerita -cerita yang bermakna -
Tidak menjawab -
Sesuai dengan tema -
Sesuai dengan kenyataan yang ada -
Memperjelas tema -
Perbandingan dengan pengalaman pribadi -
Terlalu lama 10
15 6
8 8
3 20
30 12
16 16
6 16.
Dalam renungan
devosi jalan
salib menggunakan cerita Kitab Suci
- Tidak menjawab
- Terlalu sering
- Kurang nyata
- Sulit untuk dipahami
- Memperdalam iman
- Ada kata kunci dalam bacaan
- Bosan
10 5
4 8
10 8
5 20
10 8
16 20
16 10
17. Dalam pelaksanaan devosi jalan salib diadakan
refleksi iman tentang pengalaman hidup -
Tidak menjawab -
Belajar dari pengalaman -
Terlalu lama -
Pengolahan pengalaman sehari-hari -
Umat malu untuk bercerita -
Untuk memperkuat iman 10
13 3
9 2
13 20
26 6
18 4
16 18.
Umat secara bergiliran, dilibatkan sebagai pemandu dalam pelaksanaan devosi jalan salib
- Belajar untuk tanggung jawab
- Belajar untuk terlibat
- Semangat karena diberi kepercayaan
- Semua mendapatkan giliran
- Cukup prodiakon saja
- Belajar untuk berbicara
9 7
15 8
5 6
18 14
30 16
10 12
19. Pelaksanaan
sarasehan mengenai
sejarah, makna, dan peranan devosi jalan salib
- Mengetahui seluk beluk jalan salib
- Lebih mengenal mengenai jalan salib
- Tak kenal maka tak sayang
- Bosan
- Waktunya lama
20 7
13 7
3 40
14 26
14
6 20.
Perbaiki demi peningkatan mutu pelaksanaan devosi jalan salib
- Agar ada variasi
- Adanya penghayatan setiap pemberhentian
6 12
35
1 2
3 4
jalan salib -
Jangan terlalu sering, lebih baik satu bulan sekali agar ada kerinduan untuk mengikuti,
agar tidak cepat bosan
- Diadakan secara bergantian dengan kegiatan
Wilayah -
Renungannya lebih menarik lagi -
Dalam pembacaan jangan terlalu tergesa- gesa
- Kalau ada lagu-lagunya ditambah
- Meciptakan suasana agar dapat dimaknai
oleh semua usia 3
14 7
6
7 3
4 6
28 14
12
14 6
8
Tema dalam devosi jalan salib berpengaruh terhadap permenungan umat dalam menghayati penderitaan Yesus. 13 responden 26 memberikan alasan
tema yang ada selama ini sesuai dengan kehidupan sehari-hari, 8 responden 16 memberikan alasan dengan adanya tema maka permenungan menjadi lebih
khusyuk, 7 responden 14 menyatakan permenungan menjadi lebih fokus, 6 responden 12 merasakan permenungan yang berbeda setiap temanya, 5
responden 10 menyatakan tema apapun permenungannya tetap sama. Sebagian responden memberikan usulan tema yang menunjang
permenungan devosi jalan salib. Tema “Berjumpa dengan Allah melalui alam” diusulkan sebanyak 28 responden 56, “Dari tangisan ke tarian kegembiraan”
diusulkan sebanyak 6 responden 12, 5 responden 10 mengusulkan tema “Mengapa Allah rela menderita ?”, 4 responden 8 mengusulkan tema “Oleh
bilur-bilur-Nya, kamu telah sembuh”, 3 responden memberikan usulan tema “Kasih memecahkan diri”, 2 responden memberikan usulan tema “Sharing Yesus
kepada umat Allah yang imami”, tema “ Derita dan kematian Yesus” dan
36
“Mahalnya tebusan Darah Anak Domba” masih-masih diusulkan oleh 1 responden 2.
Sebagian besar responden menyukai susunan dalam devosi jalan salib. Terutama dalam renungan perhentiannya, sebanyak 24 responden 48
menyatakan hal ini. 10 responden 20 menyukai doa-doanya, 10 responden 20 menyukai perhentiannya, dan 6 responden 12 menyukai lagu-lagu
dalam devosi jalan salib. Sebanyak 12 responden 24 memberikan alasan suasana akan menjadi
lebih menyentuh apabila lagu yang digunakan sesuai dengan tema, Alasan tumbuhnya suasana yang menyentuh dan mendukung suasana masih-masih
disampaikan oleh 9 responden 18, 8 responden merasakan suasana permenungan yang mendalam, dan sisanya memilih untuk mengikuti pendapat
terbanyak. Cerita-cerita bermakna dalam setiap permenungan pemberhentian
dirasakan sebagian besar responden sebagai titik tolak permenungan. 15 responden 30 memberikan alasan bahwa cerita bermakna sesuai dengan tema
dan 8 responden 16 menyatakan memperjelas tema yang ada. 6 responden 12 menyatakan cerita yang ada sesuai dengan kisah hidup sehari-hari di
masyarakat, 8 responden 16 dapat terbantu dengan cerita bermakna dalam mendalami tema melalui cara membandingkannya dengan pengalaman pribadi,
dan sisanya memilih untuk tidak memberikan alasannya. Sebagian besar responden menghendaki mengadakan refleksi iman dalam
pelaksanaan devosi jalan salib dengan alasan agar pengalaman hidup sehari-hari
37
terolah hal ini disampaikan oleh 9 responden 18 dan 13 responden 26 menyatakan dengan adanya refleksi iman maka pengalaman hidup dapat dijadikan
bahan untuk belajar, sehingga iman menjadi semakin kuat disampaikan oleh 13 responden 26.
Sebagian besar responden menghendaki terlibat dalam pelaksanaan devosi jalan salib. Dengan alasan semangat terlibat dan diberi kepercayaan diungkapkan
oleh 15 responden 30, 9 responden 18 dapat belajar bertanggung jawab, 7 responden 14 dapat belajar untuk terlibat, 6 responden 12 belajar untuk
berbicara, 8 responden 16 merasakan keterlibatan semua peserta dengan mendapat giliran secara bergantian, dan sisanya sebanyak 6 responden 12
menyerahkan tugas kepada prodiakon. Sebagian besar responden menghendaki diadakannya sarasehan mengenai
sejarah, makna, dan peranan devosi jalan salib. Mengetahui seluk-beluk jalan salib menjadi alasan yang paling banyak diutarakan oleh 20 responden 40, 13
responden 26 ingin mengetahui mengenai devosi jalan salib, 7 responden 14 ingin mengenal devosi jalan salib, dan 10 responden 20 menyatakan
kebosanan serta merasakan waktu yang terlalu lama apabila kegiatan sarasehan dilaksanakan.
Responden menyatakan perlu adanya perbaikan demi peningkatan mutu pelaksanaan devosi jalan salib. 14 responden 28 memberikan usulan mengenai
waktu pelaksanaan devosi jalan salib, 7 responden 14 mengharapkan adanya selingan dengan kegiatan Wilayah lainnya, memberikan usulan mengenai petugas
untuk membacakan bacaan dengan penghayatan, memberikan usulan untuk
38
referensi lagu agar umat semakin kaya dengan lagu lain, dan memberikan usulan mengenai teknis pelaksanaan devosi seperti halnya suasana yang kondusif.
3. Kesimpulan Penelitian
Variabel yang diungkap dalam pelaksanaan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis adalah identitas responden, motivasi umat mengikuti devosi,
hambatan umat mengikuti devosi, makna penghayatan devosi, dan kebutuhan umat demi peningkatan devosi jalan salib.
a. Identitas Responden
Sebagian responden yang mengikuti devosi jalan salib di wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Boyolali, Jawa Tengah, berjenis kelamin perempuan
ada 22 responden 44 dan sisanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 28 responden 56. Usia rata-rata responden adalah diatas 25 tahun sebanyak 36
responden 72, sisanya berusia 15-17 tahun sebanyak 8 responden 16, berusia 18-21 tahun sebanyak 1 responden 2, dan berusia 22-25 tahun
sebanyak 5 responden 10. Pekerjaan yang dimiliki oleh responden sebagian besar merupakan petani sebanyak 31 responden 62, dan sisanya merupakan
pelajar SMP, SMAK, mahasiswai sebanyak 12 responden 24, pegawai sebanyak 1 responden 2, dan sisanya merupakan wirausaha sebanyak 6
responden 12. Dari variabel identitas responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden yang mengikuti devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis adalah
39
orang tua, tingkat kehadiran mereka mencapai lebih dari setengah peserta yang hadir dibandingkan dengan kaum muda hanya sedikit yang mengikuti devosi jalan
salib.
b. Motivasi Umat Mengikuti Devosi Jalan Salib
Sebagian besar responden mengikuti kegiatan devosi jalan salib dengan rutin. Motivasi responden untuk mengikuti devosi jalan salib ada bermacam-
macam, sebagian besar responden mengikuti kegiatan dengan alasan menjalin relasi dengan Allah sebanyak 16 responden 32, dan sisanya dengan alasan
ingin tahu sebanyak 2 responden 4, mendoakan orang lain sebanyak 11 responden 22, punya ujub sebanyak 6 responden 12, disuruh orang lain
sebanyak 2 responden 4, mengisi waktu luang sebanyak 9 responden 18, dan diajak teman sebanyak 2 responden 4. Dengan mengikuti devosi jalan
salib secara rutin maupun berkala sebanyak 48 responden 96 menyatakan hal tersebut dapat memotivasi responden untuk aktif dalam kegiatan mengereja.
Dari pembahasan variabel motivasi umat dalam mengikuti devosi jalan salib dapat dilihat umat merasakan dampak positif setelah melaksanakan devosi
jalan salib secara bersama di Wilayah. Umat mengalami perjumpaan dengan Allah melalui karya-karya kasih seperti melayani sesama, aktif melayani umat beriman
melalui tugas menjadi prodiakon di Wilayah, semakin rutin berdoa bersama dengan umat, dan aktif dalam kegiatan Gereja maupun masyarakat umum. Umat
juga merasa termotivasi dalam mengikuti devosi jalan salib secara rutin karena umat membutuhkan kebersamaan dalam hidup beragama.
40
c. Hambatan Umat Mengikuti Devosi Jalan Salib
Sebagian besar responden menyatakan ketidak setujuannya apabila kegiatan devosi jalan salib dilaksanakan seminggu sekali. Dengan alasan akan
cepat bosan sebanyak 8 16 responden menyatakannya. Rasa bosan yang muncul terhadap kegiatan devosi ini apabila terus dilakukan setiap minggunya
mendapat solusi dengan diselingi kegiatan lingkungan, sebanyak 18 36 responden menyatakan hal ini sebagai alasannya. Hambatan yang dihadapi oleh
responden dalam mengikuti devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis, Paroki Boyolali sebagian besar adalah karena aktifitas kerja di kantor maupun di ladang,
sekolah, dan kuliah yang mencapai 42 atau setara dengan 21 responden yang menyatakan hal ini.
U mat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah membutuhkan kegiatan-
kegiatan lain diluar kegiatan devosi jalan salib yang dilaksanakan seminggu sekali. Seiring berjalannya waktu terjadi kejenuhan yang dirasakan umat Wilayah
dalam pelaksanaan devosi jalan salib secara rutin seminggu sekali. Umat mengharapkan selingan dalam pelaksanaan devosi jalan salib agar kegiatan devosi
jalan salib bukan hanya menjadi rutinitas kegiatan Wilayah yang dilaksanakan secara teratur setiap Minggunya.
Umat berharap agar pelaksanaan devosi jalan salib dapat menjadi sebuah kerinduan dan kebutuhan untuk dapat selalu mengikutinya. Aktifitas yang tidak
menentu sebagai resiko bagi yang berprofesi sebagai petani dan kegiatan umat Wilayah Maria Cordis dalam masyarakat pedesaan menuntut kegiatan sosial
masyarakat yang tidak mengenal waktu. Alasan kegiatan masyarakat pedesaan
41
seperti halnya pertemua kelompok tani ataupun acara bersama warga lain menjadi salah satu alasan umat Wilayah untuk tidak mengadakan devosi jalan salib secara
rutin seminggu sekali.
d. Peranan Penghayatan Devosi Jalan Salib
Sebagian besar responden menyatakan bahwa devosi jalan salib mempunyai peranan dalam hidup yang dirasakan oleh responden, sebanyak 28
responden 56 menyatakan bahwa dengan mengikuti devosi, umat merasa mempunyai kekuatan untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup yang dialami
sehari-hari. Responden juga merasakan bahwa dengan mengikuti devosi jalan salib ada peningkatan mutu hidup rohani sehari-hari. Seperti halnya responden
merasakan kedamaian dalam menjalani hidup sehari-hari 30. Pelaksanaan devosi jalan salib memberikan peranan dalam hidup dan
meningkatkan mutu hidup sehari-hari bagi umat di Wilayah Maria Cordis. Secara tidak langsung umat ikut merasakan penderitaan Yesus dan belajar untuk menjadi
kuat dalam menghadapi persoalan kehidupan sehari-hari. Gambaran mengenai penderitaan Yesus ketika menjalani hukuman atas fitnah dari orang lain menjadi
inti dari devosi jalan salib. Kisah sengsara Yesus mengambarkan bagaimana Ia dengan rela hati mengorbankan jiwa raga-Nya untuk menebus dosa manusia
melalui fitnahan yang dilontarkan orang lain. Umat menyadari bahwa penderitaan Yesus sungguh berat dibandingkan dengan kehidupan umat yang sekarang.
Dengan berdoa jalan salib, umat berusaha menggali kembali makna akan penderitaan Yesus bagi umat manusia.
42
Umat juga menyadai bahwa dengan mengikuti devosi jalan salib dan merenungkan maknanya, umat semakin terlibat dalam kegiatan menggereja di
Wilayah dan di masyarakat menjadi wujud nyata peranan devosi jalan salib dalam meningkatkan mutu hidup umat beriman.
e. Kebutuhan Umat demi Peningkatan Mutu Devosi Jalan Salib
Sebagian besar responden menyatakan tema menentukan permenungan dalam mengikuti devosi jalan salib. Tema yang tersusun berdasarkan kehidupan
sehari-hari menjadi alasan yang kuat dalam penentuan permenungan tersebut. Seperti halnya tema berjumpa dengan Allah melalui alam, diusulkan oleh 28
56 responden. Dalam susunan devosi jalan salib, responden menyatakan menyukai renungan yang tersusun dalam devosi jalan salib. Jumlah terbesar
responden setuju dengan adanya lagu-lagu yang sesuai dengan tema dan apabila dalam setiap renungan perhentian menggunakan cerita-cerita bermakna.
Responden juga menyetujui apabila dalam renungan perhentian jalan salib menggunakan cerita Kitab Suci.
Keterlibatan umat dalam kegiatan devosi jalan salib sangat dirindukan, hal ini diungkapkan responden yang menyatakan bahwa responden bersedia untuk
menjadi pemandu dalam devosi ini. Sebagai bahan untuk memperdalam iman responden, sebagian responden bersedia untuk mengikuti sarasehan mengenai
sejarah, makna, dan peranan devosi jalan salib yang selama ini responden laksanakan. Responden juga menyatakan bahwa mutu devosi jalan salib perlu
43
untuk diperbaiki baik dalam susunan devosinya maupun dalam segi peserta dan petugasnya.
Tema yang sesuai dengan kehidupan merupakan tema yang mampu membawa umat dalam permenungan yang mendalam secara pribadi. Renungan
dalam setiap perhentian dimanfaatkan umat untuk mengolah pengalaman hidup sehari-hari. Kerinduan umat untuk dapat aktif dalam pelaksanaan devosi
dibuktikan dengan bersedianya umat untuk terlibat dalam pelaksanaan devosi. Umat memerlukan pemahaman yang benar mengenai devosi Jalan Salib baik
mengenai sejarah, makna, dan peranannya. Sejarah jalan salib membantu umat agar semakin mengenal dan mencintai devosi jalan salib, makna membantu umat
untuk menemukan dampak positif dari devosi jalan salib sehingga mampu untuk mewujudkan dampak tersebut di tengah masyarakat.
D. Rangkuman Pokok-pokok Permasalahan dalam Penghayatan Devosi
Jalan Salib di Wilayah Maria Cordis
Permasalahan pokok dalam penghayatan devosi jalan salib di Wilayah Maria Cordis, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Boyolali, Jawa
Tengah berasal dari umat adalah motivasi, hambatan, peranan, dan kebutuhan umat yang mengikuti devosi jalan salib.
1. Motivasi Umat
Dalam mengikuti devosi jalan salib umat memiliki motivasi yang berbeda- beda untuk terus melaksanakan devosi secara bersama-sama. Kebersamaan
44
bersama teman ketika berdoa menjadi salah satu motivasi untuk terus mengikuti devosi jalan salib. Dengan berdoa bersama-sama umat merasakan mudah untuk
merenungkan sengsara Yesus yang penuh luka demi keselamatan manusia. merenungkan sengsara Yesus bagi umat merupakan media untuk melakukan silih
atas dosa-dosa yang selama ini telah diperbuat [Lampiran 2: 6]. Devosi jalan salib mengajarkan umat untuk bersabar dalam menghadapi
segala cobaan yang ada. Dengan sikap Yesus yang mau menerima akibat dari kesalahan orang lain, memotivasi umat untuk selalu hadir dalam devosi agar
senantiasa mampu memiliki kesabaran yang tanpa batas. Kesabaran menjadi motivasi karena dengan bersabar maka umat mampu melayani sesama yang
memiliki latar belakang yang berbeda [Lampiran 2: 6]. Melalui jalan salib umat mampu untuk belajar menerima keadaan dengan
bercermin pada sengsara Yesus, umat merasa sependeritaan dengan Yesus dan dengan hadir merenungkan sengsara Yesus diharapkan mampu untuk
meringankan beban Yesus yang begitu beratnya. Doa membawa umat kepada devosi yang sungguh mendalam, karena keterbiasaan melaksanakan hidup doa
maka munculah devosi bagi umat. . Dengan adanya devosi maka umat belajar untuk tetap teguh pada pelayanan kepada umat yang lain dalam bentuk apapun
tanpa memandang jarak atau status sosial yang terdapat pada umat.
2. Hambatan
Hambatan yang dirasakan oleh umat Wilayah Maria Cordis adalah aktifitas kerja yang membutuhkan waktu hingga malam hari, walaupun sebagian
45
besar umat adalah petani yang bekerja pada pagi hingga sore namun karena seharian sudah berada di ladang maka pekerjaan rumah diselesaikan pada malam
hari, kendala ini banyak dialami oleh ibu-ibu Wilayah Maria Cordis. Kendala lain yang menghambat adalah keadaan umat di tengah masyarakat yang terkadang
harus mengikuti acara-acara yang dilaksanakan oleh masyarakat seperti pertemuan kelompok tani atau tirakatan bersama.
Namun, dari semua kendala tersebut masih ada kendala yang sangat besar yaitu ketika musim panen tembakau. Pagi hari umat sudah disibukan dengan
panen tembakau dan mulai mensortir tembakau hingga siang hari, malam hari hingga pagi umat disibukan dengan memotong-motong daun tembakau untuk
dijemur siang harinya. Kegiatan ini benar-benar menyita tenaga dan waktu umat yang sebagian besar adalah petani. Rutinitas umat dalam kegiatan mengolah
tembakau ini kurang lebih berjalan selama 2 dua bulan, hal inilah yang menjadi hambatan terbesar bagi umat untuk mengadakan kegiatan Wilayah bahkan
kunjungan dari Romo Paroki pun terkadang harus hilang karena rutinitas ini.
3. Peranan Devosi Jalan Salib Bagi Umat
Umat Wilayah Maria Cordis merasakan bahwa devosi jalan salib mempunyai peranan yang dapat membantu umat dalam peningkatan mutu hidup
rohani dalam setiap pribadi. Sebagai manusia yang normal, umat merasakan bahwa dalam kehidupan selalu ada masalah yang datang dan pergi, dengan
mengikuti devosi jalan salib umat merasakan kekuatan yang muncul untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup yang selama ini dialami. Belajar dari
46
kekuatan dan ketabahan Yesus dalam menghadapi cobaan berat, cobaan fisik dan psikis yang datang secara bersamaan, umat mampu menumbuhkan mutu hidup
rohani baik dalam tindakan nyata bagi sesama ataupun tindakan pribadi. Dengan terlibat secara langsung dalam devosi jalan salib, umat merasakan semangat akan
pelayanan kepada sesama dan masyarakat.
4. Kebutuhan Umat
Umat Wilayah Maria Cordis mengharapkan adanya pengenalan mengenai
devosi jalan salib agar umat semakin mengenal sejarah, makna, dan peranan devosi jalan salib. Dalam mengikuti jalan salib, umat sangat terbantu dengan
adanya renungan-renungan yang dibawakan oleh pemandu. Dengan adanya renungan disetiap perhentian umat merasa terbantu untuk mendalami kisah-kisah
sengsara Yesus dan umat mampu untuk merefleksikan pengalaman pribadi dengan pengalaman yang dialami oleh Yesus.
Umat juga merindukan adanya kreasi dalam doa jalan salib, agar umat dapat menambah referensi untuk selalu menghayati makan penderitaan Yesus di
kayu salib. Dalam pelaksanaan devosi jalan salib umat menginginkan adanya alternatif perhentian jalan salib yang memungkinkan untuk dilaksanakan oleh
umat di Wilayah Maria Cordis. Selain itu umat merindukan adanya kaum berjubah yang membimbing umat untuk melaksanakan devosi secara benar tanpa
menganggu liturgi.
BAB III DEVOSI JALAN SALIB DALAM GEREJA
Devosi merupakan sekumpulan doa yang berasal dari inisiatif umat diluar liturgi resmi Gereja. Devosi dilaksanakan sebagai sarana untuk membangun relasi
dengan Allah agar umat beriman mampu untuk menghadapi kesulitan dalam menjalani kehidupan. Dewasa ini praktek devosi semakin banyak sesuai dengan
kebutuhan umat dalam menghayati iman umat. Rosario, Novena, Adorasi, dan Jalan Salib merupakan praktek devosi umat yang sering dilaksanakan baik dalam
kelompok maupun secara pribadi. Devosi jalan salib yang bermaknakan sengsara Yesus menjadi pilihan
yang tepat bagi umat yang hendak merenungkan perjalanan hidup-Nya sebagai semangat untuk berkurban. Sengsara Yesus membawa umat kedalam kasih yang
besar, kasih akan pemberian tanpa syarat sehingga umat dapat merasakan bagaimana perjuangan dalam menempuh jalan salib. Umat mampu meneladan
sikap-sikap Yesus dalam mengadapi kesulitan dan mereka mampu untuk memanggul salib sebagai konsekuensi mengikuti Yesus.
A. Devosi dalam Gereja
Umat beriman mengenal doa sebagai jembatan untuk berelasi dengan Allah sejak adanya jemaat perdana Kis 2:46. Umat beriman dengan kerelaan
hati dan ketekunan berkumpul bersama setiap hari untuk memuji Allah. Dalam Gereja Katolik mengenal liturgi sebagai upaya yang membantu umat beriman