Tabel VI. Hasil uji Mann-Whitney aktivitas serum ALT tikus perlakuan
ekstrak etanol kulit buah P. americana terinduksi karbon
tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Kelompok I
II III
IV V
VI I
- BB
TB BB
TB BB
II BB
- BB
TB BB
BB III
TB BB
- BB
TB BB
IV BB
TB BB
- BB
TB V
TB BB
TB BB
- BB
VI BB
BB BB
TB BB
-
Tabel VII. Hasil uji Mann-Whitney aktivitas serum AST tikus perlakuan
ekstrak etanol kulit buah P. americana terinduksi karbon
tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Kelompok I
II III
IV V
VI I
- BB
BB BB
TB BB
II BB
- BB
TB BB
TB III
BB BB
- TB
BB TB
IV BB
BB TB
- BB
BB V
TB BB
BB BB
- BB
VI BB
TB TB
BB BB
- Keterangan
BB = Berbeda bermakna p0,05 TB = Berbeda tidak bermakna p0,05
I. kelompok kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida 2 mLkgBB
II. kelompok kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB
III. kelompok kontrol ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 1400
mgkgBB IV.
kelompok ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 350 mgkgBB + CCl
4
2 mLkgBB V.
kelompok ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 700 mgkgBB + CCl
4
2 mLkgBB VI.
kelompok ekstrak etanol kulit buah P .americana dosis 1400 mgkgBB + CCl
4
2 mLkgBB
1. Kontrol negatif
Pada penelitian ini digunakan kontrol negatif berupa olive oil dengan dosis 2 mLkgBB secara intraperitonial. Kontrol negatif adalah kontrol pelarut
hepatotoksin karbon tetraklorida, sehingga digunakan dosis yang sama. Tujuan dilakukan pengujian kontrol negatif adalah untuk melihat pelarut olive oil
memiliki efek hepatotoksik atau tidak, dengan melihat aktivitas serum ALT dan aktivitas serum AST pada jam ke-24 sesuai waktu pencuplikan darah hewan uji.
Penelitian Nopitasari 2013 menyatakan bahwa apabila terjadi kenaikan aktivitas serum ALT dan AST pada kelompok kontrol hepatoksin maupun kelompok
perlakuan dipastikan bukan karena penggunaan olive oil sebagai pelarut. Kumar, Sivaraj, Elumalai dan Kumar 2009 melaporkan bahwa pemperian olive oil pada
hewan uji tidak menimbulkan perubahan patologis yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok normal yang diberikan perlakuan air suling.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memakai kontrol negatif olive oil sebagai dasar nilai aktivitas serum ALT dan AST normal dalam penelitian ini.
2. Kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida 2 mLkgBB
Kontrol hepatotoksik bertujuan untuk mengetahui pengaruh induksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB terhadap kerusakan sel hati dan digunakan
sebagai patokan dalam menganalisis efek hepatoprotektif ekstrak etanol kulit buah P. americana
yang ditunjukkan dengan aktivitas ALT dan AST. Berdasarkan hasil yang dilakukan peneliti, aktivitas serum ALT kontrol
hepatotoksik karbon tetraklorida 2 mLkgBB sebesar 246,8±10,2 UL sedangkan kontrol olive oil aktivitas serum ALT sebesar 81,6±3,0 UL. Bila dibandingkan
hasilnya maka terjadi peningkatan 3,0 kali dari kontrol olive oil. Aktivitas AST kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida 2 mLkgBB sebesar 762,2±43,1 UL
sedangkan untuk kontrol olive oil sebesar 127,8±7,3 UL. Bila dibandingkan maka terjadi peningkatan 5,9 kali dari kontrol olive oil.
Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida berbeda bermakna p0,05 dengan kontrol olive
oil, artinya bahwa kontrol kanbon tetraklorida memberikan efek hepatotoksik
merusak hati. Aktivitas serum ALT dibandingkan aktivitas serum AST menunjukkan kenaikan yang lebih rendah ALT 3,0 kali AST 5,9 kali, karena
hasil yang diperoleh pada aktivitas AST tidak spesifik berada di dalam hati, melaikan dalam berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung
Sutedjo, 2006. Kenaikan aktivitas serum ALT dan aktivitas serum AST yang cukup signifikan tersebut, maka dosis karbon tetraklorida 2 mLkgBB
memberikan efek hepatotoksik pada tikus jantan galur Wistar.
3. Kontrol ekstrak etanol kulit buah