etanol kulit buah P. americana terhadap aktivitas serum ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Melihat adanya kemiripan penelitian yang
dilakukan, diharapkan penelitian ini dapat memperoleh efek hepatoprotektif dari ekstrak yang berbeda.
4. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit buah
P. americana
Penentuan dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana bertujuan untuk menentukan tingkatan dosis dari ekstrak etanol kulit buah P. americana yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian Nopitasari 2013 menyatakan bahwa hasil orientasi yang dilakukan menggunakan konsentrasi
tertinggi ekstrak etanol biji P. americana sebesar 70 mgmL, dengan pertimbangan bahwa pada konsentrasi tertinggi yang digunakan adalah
konsentrasi pekat yang dapat dibuat dan pada konsentrasi ekstrak tersebut dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari spuit oral. Hasil perhitungan dari konsentrasi 70
mgmL diperoleh dosis maksimal 1,40 gkgBB, kemudian ditentukan tingkatan dosis ekstrak etanol biji P. americana, yaitu 0,35; 0,70; dan 1,40 gkgBB.
Berdasarkan penelitian tersebut peneliti memilih dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana
adalah 350; 700; dan 1.400 mgkgBB, sehingga harapannya dapat dibandingkan efek hepatoprotektif yang efektif dari ekstrak yang berbeda.
C. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol Kulit Buah
P. americana Terhadap Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida
Tujuan penelitian ini adalah membuktikan adanya efek hepatoprotektif dan dosis efektif ekstrak etanol kulit buah P. americana jangka pendek terhadap
aktivitas serum ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Jangka
pendek pada penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu tertentu, yaitu pemberian ekstrak etanol kulit buah P. americana pada jam ke-6 sebelum induksi
karbon tetraklorida. Dosis ekstrak kulit buah P. americana yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 350; 700; dan 1.400 mgkgBB diberikan secara per oral, sedangkan dosis karbon tetraklorida dengan pelarut olive oil adalah 2 mLkgBB diberikan
secara intraperitonial. Tahap selanjutnya dilakukan pencuplikan darah hewan uji pada jam ke-24 setelah pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida. Hasil yang
diperoleh ditampilkan pada tabel V. Pada tabel V juga terlampir efek hepatoprotektif ekstrak etanol kulit buah P. americana pada aktivitas ALT dosis
350, 700, dan 1400 mgkgBB berturut-turut sebesar 83,1; 17,9; dan 73,8 .
Tabel V. Purata±SE aktivitas serum ALT dan AST, serta efek hepatoprotektif tikus perlakuan ekstrak etanol kulit buah
P.americana terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Kelompok Purata
aktivitas ALT±SE UL
Purata aktivitas
AST±SE UL Efek
hepatoprotektif ALT
I 246,8±10,2
762,2±43,1 -
II 81,6±3,0
127,8±7,3 -
III 254,3±4,6
152,6±5,8 -
IV 109,5±13,0
221,9±34,8 83,1
V 217,1±29,1
788,7±72,2 17,9
VI 124,8±13,2
122,7±9,9 73,8
Keterangan : I.
kelompok kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida 2 mLkgBB II.
kelompok kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB III.
kelompok kontrol ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 1400 mgkgBB
IV. kelompok ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 350
mgkgBB + CCl
4
2 mLkgBB V.
kelompok ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 700 mgkgBB + CCl
4
2 mLkgBB VI.
kelompok ekstrak etanol kulit buah P .americana dosis 1400 mgkgBB + CCl
4
2 mLkgBB SE : Standard Error
Gambar 4. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus perlakuan pemberian ekstrak etanol kulit buah
P.americana
Keterangan : EEKPA = Ekstrak Etanol Kulit buah P. americana
Gambar 5. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus perlakuan pemberian ekstrak etanol kulit buah
P.americana
UL
UL
Tabel VI. Hasil uji Mann-Whitney aktivitas serum ALT tikus perlakuan
ekstrak etanol kulit buah P. americana terinduksi karbon
tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Kelompok I
II III
IV V
VI I
- BB
TB BB
TB BB
II BB
- BB
TB BB
BB III
TB BB
- BB
TB BB
IV BB
TB BB
- BB
TB V
TB BB
TB BB
- BB
VI BB
BB BB
TB BB
-
Tabel VII. Hasil uji Mann-Whitney aktivitas serum AST tikus perlakuan
ekstrak etanol kulit buah P. americana terinduksi karbon
tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Kelompok I
II III
IV V
VI I
- BB
BB BB
TB BB
II BB
- BB
TB BB
TB III
BB BB
- TB
BB TB
IV BB
BB TB
- BB
BB V
TB BB
BB BB
- BB
VI BB
TB TB
BB BB
- Keterangan
BB = Berbeda bermakna p0,05 TB = Berbeda tidak bermakna p0,05
I. kelompok kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida 2 mLkgBB
II. kelompok kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB
III. kelompok kontrol ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 1400
mgkgBB IV.
kelompok ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 350 mgkgBB + CCl
4
2 mLkgBB V.
kelompok ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 700 mgkgBB + CCl
4
2 mLkgBB VI.
kelompok ekstrak etanol kulit buah P .americana dosis 1400 mgkgBB + CCl
4
2 mLkgBB
1. Kontrol negatif
Pada penelitian ini digunakan kontrol negatif berupa olive oil dengan dosis 2 mLkgBB secara intraperitonial. Kontrol negatif adalah kontrol pelarut
hepatotoksin karbon tetraklorida, sehingga digunakan dosis yang sama. Tujuan dilakukan pengujian kontrol negatif adalah untuk melihat pelarut olive oil
memiliki efek hepatotoksik atau tidak, dengan melihat aktivitas serum ALT dan aktivitas serum AST pada jam ke-24 sesuai waktu pencuplikan darah hewan uji.
Penelitian Nopitasari 2013 menyatakan bahwa apabila terjadi kenaikan aktivitas serum ALT dan AST pada kelompok kontrol hepatoksin maupun kelompok
perlakuan dipastikan bukan karena penggunaan olive oil sebagai pelarut. Kumar, Sivaraj, Elumalai dan Kumar 2009 melaporkan bahwa pemperian olive oil pada
hewan uji tidak menimbulkan perubahan patologis yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok normal yang diberikan perlakuan air suling.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memakai kontrol negatif olive oil sebagai dasar nilai aktivitas serum ALT dan AST normal dalam penelitian ini.
2. Kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida 2 mLkgBB
Kontrol hepatotoksik bertujuan untuk mengetahui pengaruh induksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB terhadap kerusakan sel hati dan digunakan
sebagai patokan dalam menganalisis efek hepatoprotektif ekstrak etanol kulit buah P. americana
yang ditunjukkan dengan aktivitas ALT dan AST. Berdasarkan hasil yang dilakukan peneliti, aktivitas serum ALT kontrol
hepatotoksik karbon tetraklorida 2 mLkgBB sebesar 246,8±10,2 UL sedangkan kontrol olive oil aktivitas serum ALT sebesar 81,6±3,0 UL. Bila dibandingkan
hasilnya maka terjadi peningkatan 3,0 kali dari kontrol olive oil. Aktivitas AST kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida 2 mLkgBB sebesar 762,2±43,1 UL
sedangkan untuk kontrol olive oil sebesar 127,8±7,3 UL. Bila dibandingkan maka terjadi peningkatan 5,9 kali dari kontrol olive oil.
Hasil analisis statistik aktivitas serum ALT dan AST kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida berbeda bermakna p0,05 dengan kontrol olive
oil, artinya bahwa kontrol kanbon tetraklorida memberikan efek hepatotoksik
merusak hati. Aktivitas serum ALT dibandingkan aktivitas serum AST menunjukkan kenaikan yang lebih rendah ALT 3,0 kali AST 5,9 kali, karena
hasil yang diperoleh pada aktivitas AST tidak spesifik berada di dalam hati, melaikan dalam berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung
Sutedjo, 2006. Kenaikan aktivitas serum ALT dan aktivitas serum AST yang cukup signifikan tersebut, maka dosis karbon tetraklorida 2 mLkgBB
memberikan efek hepatotoksik pada tikus jantan galur Wistar.
3. Kontrol ekstrak etanol kulit buah
P. americana dosis 1400 mgkgBB Pengujian kontrol ekstrak etanol kulit buah P. americana bertujuan
untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit buah P. americana
terhadap aktivitas serum ALT dan AST tanpa diberikan induksi karbon tetraklorida memberikan efek hepatotoksik atau tidak. Penggunaan dosis kontrol
ekstrak etanol kulit buah P. americana sebesar 1400 mgkgBB karena dosis
tersebut merupakan peringkat dosis tertinggi dalam penelitian ini. Harapannya dengan pemakaian dosis 1400 mgkgBB mampu mempresentasikan kelompok
perlakuan peringkat dosis kecil 350 mgkgBB, sedang 700 mgkgBB, dan dosis tertinggi 1400 mgkgBB.
Hasil statistik aktivitas serum ALT antara kontrol ekstrak etanol kulit
buah P. americana dengan kontrol olive oil adalah berbeda bermakna. Hal yang
sama juga ditunjukkan oleh aktivitas serum AST untuk kontrol ekstrak etanol
kulit buah P. americana yang dibandingkan dengan kontrol olive oil. Hal ini
menggambarkan bahwa ekstrak etanol kulit buah P. americana dapat menaikkan
aktivitas serum ALT dan AST pada tikus.
Kontrol ekstrak etanol kulit buah P. americana dibandingkan dengan
kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida menunjukkan nilai aktivitas serum ALT berturut-turut 254,3±4,6 dan 246,8±10,2 UL. Berdasarkan analisis statistik
perbandingan keduanya adalah berbeda tidak bermakna, artinya bahwa kontrol
ekstrak etanol kulit buah P. americana memberikan peningkatan nilai aktivitas
serum ALT dan hasilnya setara dengan aktivitas serum ALT pada kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida. Sementara untuk aktivitas serum AST untuk
perbandingan kontrol ekstrak etanol kulit buah P. americana dengan kontrol
hepatotoksik karbon tetraklorida menunjukkan nilai berturut-turut adalah 152,6±5,8 dan 762,2±43,1 UL memberikan perbedaan bermakna, artinya bahwa
kontrol ekstrak etanol kulit buah P. americana memberikan kenaikan AST namun
kenaikannya tidak setara dengan aktivitas serum AST kontrol hepatotoksik karbon
tetraklorida.
Kesimpulan peneliti adalah bahwa kontrol ekstrak etanol kulit buah P. americana
untuk aktivitas serum ALT memiliki peningkatan nilai aktivitas serum ALT dan peningkatannya hampir setara dengan nilai aktivitas ALT kontrol karbon
tetraklorida. Sementara untuk aktivitas serum AST memiliki peningkatan aktivitas serum AST dan peningkatannya tidak setara dengan nilai aktifitas AST pada
kontrol karbon tetraklorida.
4. Kelompok perlakuan ekstrak etanol kulit buah
P. americana dosis 350, 700, dan 1400 mgkgBB pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida
2 mLkgBB
Parameter yang digunakan untuk melihat efek hepatotoksik dari ekstrak
etanol kulit buah P. americana terhadap tikus jantan yang terinduksi karbon
tetraklorida didasarkan pada ada tidaknya penurunan aktivitas serum ALT dan AST.
Kelompok IV adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol kulit buah P.
americana dosis 350 mgkgBB memiliki aktivitas serum ALT sebesar 109,5±13,0
UL bila dibandingkan dengan aktivitas serum ALT kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida yang memilki nilai aktivitas sebesar 246,8±10,2 UL. Secara uji
analisis statistik penurunan aktivitas serum ALT tersebut menunjukkan berbeda bermakna, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,008 p0,05, artinya
bahwa perlakuan ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 350 mgkgBB memiliki efek hepatoprotektif Tabel VI. Aktivitas serum ALT pada kelompok
ini juga dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil yang memiliki aktivitas serum ALT sebesar 81,6±3,0 UL, secara statistik menunjukkan berbeda tidak
bermakna dengan nilai signifikansi 0,095 p0,05, artinya bahwa ekstrak etanol
kulit buah P. americana dosis 350 mgkgBB mampu menurunkan aktivitas serum
ALT dan telah setara dengan keadaan normal kontrol negatif olive oil Tabel
VI. Pada aktivitas serum AST ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 350
mgkgBB memiliki nilai sebesar 221,9±34,8 UL dibandingkan dengan aktivitas serum AST kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida yang memiliki aktivitas
sebesar 762,2±43,1 UL. Secara statistik penurunan aktivitas serum AST tersebut menunjukkan berbeda bermakna, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi
0,008 p0,05, artinya bahwa ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 350
mgkgBB mampu menurunkan nilai aktivitas serum AST dan memiliki efek hepatoprotektif Tabel VII. Aktivitas serum AST kelompok ini dibandingkan
pula dengan kontrol negatif olive oil yang memiliki aktivitas serum AST sebesar 127,8±7,3 UL, secara statistik menunjukkan berbeda tidak bermakna dengan nilai
signifikansi 0,056 p0,05, artinya bahwa ekstrak etanol kulit buah P. americana
dosis 350 mgkgBB mampu menurunkan aktivitas serum AST dan telah setara dengan keadaan normal kontrol negatif olive oil Tabel VII. Pengukuran
aktivitas serum ALT dan AST tersebut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
etanol kulit buah P. americana dosis 350 mgkgBB pada tikus jantan yang
terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB memiliki efek hepatoprotektif yang dapat dilihat dari penurunan aktivitas serum ALT-AST dan penurunan yang
terjadi sudah setara dengan keadaan normal. Kelompok V adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol kulit buah P.
americana dosis 700 mgkgBB memiliki aktivitas serum ALT sebesar 217,1±29,1
UL bila dibandingkan dengan aktivitas serum ALT kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida yang memilki nilai aktivitas sebesar 246,8±10,2 UL. Secara uji
analisis statistik penurunan aktivitas serum ALT tersebut menunjukkan berbeda tidak bermakna, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,548 p0,05,
artinya bahwa perlakuan ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 700
mgkgBB mempunyai aktivitas serum ALT yang hampir setara dengan kondisi
kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida Tabel VI. Aktivitas serum ALT pada
kelompok ini juga dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil yang memiliki aktivitas serum ALT sebesar 81,6±3,0 UL, secara statistik menunjukkan berbeda
bermakna dengan nilai signifikansi 0,008 p0,05, artinya bahwa ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 700 mgkgBB menunjukkan penurunan aktivitas
serum ALT yang belum sampai ke keadaan normal kontrol negatif olive oil
Tabel VI. Pada aktivitas serum AST ekstrak etanol kulit buah P. americana
dosis 700 mgkgBB memiliki nilai sebesar 788,7±72,2 UL dibandingkan dengan aktivitas serum AST kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida yang memiliki
aktivitas sebesar 762,2±43,1 UL. Secara statistik aktivitas serum AST tersebut menunjukkan berbeda tidak bermakna, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi
0,841 p0,05, artinya bahwa ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 700
mgkgBB tidak menurunkan aktivitas serum AST dan nilai aktivitas serum AST setara dengan keadaan kontrol hepatotoksis karbon tetraklorida. Aktivitas serum
AST kelompok ini dibandingkan pula dengan kontrol negatif olive oil yang memiliki aktivitas serum AST sebesar 127,8±7,3 UL, secara statistik
menunjukkan berbeda bermakna dengan nilai signifikansi 0,008 p0,05, artinya bahwa ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 700 mgkgBB tidak mampu
menurunkan aktivitas serum AST, namun menyebabkan peningkatan aktivitas AST Tabel VII. Pengukuran aktivitas serum ALT dan AST tersebut
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis 700 mgkgBB pada tikus jantan yang terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB
memiliki efek hepatotoksik yang dapat dilihat dari peningkatan aktivitas serum
ALT dan AST. Hasil tersebut merupakan hasil dari penelitian, sehingga bagaimanapun hasil dari sebuah penelitian menunjukkan hepatotoksisitas atau
hepatoprotektik tidak dipermasalahkan sebabnya. Seharusnya dengan perolehan hasil pada dosis 2 700 mgkgBB menyebabkan hepatotoksisitas pada aktivitas
ALT dan AST dilakukan penelitian kembali pada dosis tersebut, sehingga bisa diketahui apakah pada dosis 2 memang bermasalah atau terdapat kesalahan dalam
penelitian yang dimungkinkan mempengaruhi hasil penelitian. Kelompok VI adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol kulit buah P.
americana dosis 1400 mgkgBB memiliki aktivitas serum ALT sebesar
124,8±13,2 UL bila dibandingkan dengan aktivitas serum ALT kontrol hepatotoksik karbon tetraklorida yang memilki nilai aktivitas sebesar 246,8±10,2
UL. Secara uji analisis statistik penurunan aktivitas serum ALT tersebut menunjukkan berbeda bermakna, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi
0,008 p0,05, artinya bahwa perlakuan ekstrak etanol kulit buah P. americana
mampu menurunkan aktivitas serum ALT Tabel VI. Aktivitas serum ALT pada
kelompok ini juga dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil yang memiliki aktivitas ALT sebesar 81,6±3,0 UL, secara statistik menunjukkan berbeda
bermakna dengan nilai signifikansi 0,008 p0,05, artinya bahwa ekstrak etanol
kulit buah P. americana dosis 1400 mgkgBB mampu menurunkan aktivitas
serum ALT dan penurunannya belum setara dengan keadaan normal kontrol negatif olive oil Tabel VI. Pada aktivitas serum AST ekstrak etanol kulit buah
P. americana dosis 1400 mgkgBB memiliki nilai sebesar 122,7±9,9 UL