karena pemeriksaan yang sering dilakukan untuk menilai kerusakan hati salah satunya dengan pemeriksaan laboratorium dengan melihat enzim alanin
aminotransferase ALT. Enzim ALT dalam keadaan normal berada di dalam
jaringan tubuh terutama hati, sementara enzim AST berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung Sutedjo, 2006.
2. Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji
Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji bertujuan untuk mengetahui pencapaian waktu maksimal karbon tetraklorida dengan dosis 2
mLkgBB memberikan efek hepatotoksik, yang dapat diketahui dengan peningkatan aktivitas serum ALT dan AST tertinggi pada jam tertentu.
Pencuplikan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata dengan selang waktu tertentu yaitu jam ke 0, 24, dan 48 setelah karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB
diberikan pada tikus jantan galur Wistar. Orientasi pencuplikan darah hewan uji untuk aktivitas serum ALT dapat dilihat pada Tabel III dan Gambar 3.
Tabel III. Purata aktivitas serum ALT ± SE UI tikus setelah pemberian
karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam
Keterangan : SE= Standard Error Selang waktu
jam Purata aktivitas serum ALT ± SE UI
72,3±4,5 24
217,3±2,1 48
90,3±2,9
Gambar 3. Diagram batang rata-rata aktivitas ALT sel hati tikus, setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB pada selang waktu 0, 24
dan 48 jam
Tampilan Tabel III dan Gambar diagram batang 3 aktivitas serum ALT ± SE UI, diketahui bahwa aktivitas serum ALT pada jam ke-0 sebelum perlakuan,
jam ke-24, dan 48 berturut-turut adalah sebesar 72,3±4,5; 217,3±2,1; dan 90,3±2,9 UL. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa aktivitas serum ALT pada
pencuplikan darah jam ke-24 dengan pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB lebih tinggi dibandingkan dengan pencuplikan darah pada jam ke-0 dan
jam ke-48. Pada pencuplikan darah jam ke-24 didapatkan peningkatan aktivitas
serum ALT 3,0 kali dari nilai aktivitas ALT jam ke-0, sedangkan pada jam ke-48 aktivitas ALT mengalami penurunan. Berdasarkan data tersebut maka peneliti
menggunakan waktu pencuplikan darah hewan uji pada jam ke-24 karena pada jam tersebut terjadi peningkatan aktivitas serum ALT tertinggi dan memenuhi
kriteria terjadinya hepatotoksik. Menurut Febrianti 2013 bahwa karbon tetraklorida 2 mLkgBB mampu menyebabkan kerusakan hati yang ditunjukkan
dengan peningkatan ALT 2,99 dibandingkan dengan kontrol. Hasil uji statistik yang dilakukan bahwa kenaikan aktivitas serum ALT
pada jam ke-24, menunjukkan berbedaan bermakna bila dibandingkan dengan UL
aktivitas serum ALT pada jam ke-0 dan 48, artinya bahwa pada jam ke-24 aktivitas peningkatan enzim ALT lebih tinggi dibanding pada jam ke-0 dan 48.
Jam ke-0 dibandingkan dengan jam ke-48 berdasarkan uji statistik berbeda tidak bermakna, artinya bahwa pada jam ke-48 aktivitas serum ALT mengalami
penurunan yang hampir sama dengan keadaan normal, sebab jam ke-0 adalah keadaan normal tikus karena belum diinduksi karbon tetraklorida.
Tabel IV. Hasil uji statistik aktivitas ALT setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB pada waktu pencuplikan darah ke-0,
ke-24 dan ke-48 jam
Perlakuan Jam ke-0
Jam ke-24 Jam ke-48
Jam ke-0 BB
TB Jam ke-24
BB BB
Jam ke-48 TB
BB BB= berbeda bermakna p0.05
TB= berbeda tidak bermakna p0,05
Hasil tersebut menjadi pedoman untuk peneliti dalam menentukan waktu pencuplikan darah hewan uji pada jam ke-24 setelah pemberian karbon
tetraklorida dengan dosis 2 mLkgBB. Penelitian lain menyebutkan bahwa karbon tetraklorida merupakan toksikan akut yang dapat merusak fungsi hati dalam waktu
24 jam Hasti, Husni, dan Amri, 2012.
3. Penetapan lama pemejanan ekstrak etanol kulit buah