Teknik Pegambilan Sampel Teknik Pengujian Instrumen Teknik Analisis Data

= tingkat kesalahan dalam persen atau toleransi ketidaktelitian dalam menentukan banyaknya responden Hasil perhitungan jumlah responden yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah responden yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu 200 responden dari jumlah populasi 400 orang.

G. Teknik Pegambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk semua anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik Probability Sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Proportionate Random Sampling karena populasi terdiri dari subpopulasi- subpopulasi. Cara pengambilan sampel dapat dilakukan secara undian maupun sistematis.

H. Sumber Data

1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti langsung dari hasil pembagian kuesioner kepada karyawan tetap nonmanajerial dan kepala unitbagian dari setiap unitbagian kerja dari unit Rumah Sakit Fatima, Ketapang, Kalimantan Barat. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti melalui observasi dokumen profil Rumah Sakit Fatima, Ketapang, Kalimantan Barat.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner Teknik pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner kepada karyawan tetap nonmanajerial dan kepala unit setiap unit kerja Rumah Sakit Fatima, Ketapang, Kalimantan Barat. Kuesioner yang berkaitan dengan kompensasi, motivasi kerja, dan kepuasan kerja akan dibagikan kepada karyawan tetap nonmanajerial setiap unit kerja. Sedangkan kuesioner yang berkaitan dengan kinerja karyawan akan dibagikan kepada atasan langsung semua kepala unit. 2. Observasi Dokumen Teknik pengumpulan data untuk memperoleh dokumen dengan cara mengumpulkan data dari pihak personalia Rumah Sakit Fatima berupa sejarah rumah sakit, visi misi rumah sakit, struktur organisasi rumah sakit, dan gambaran umum rumah sakit.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Penelitian ini menggunakan Partial Least Square PLS untuk menganalisis data, maka uji validitas dan reliabilitas dilakukan sekaligus dalam program software PLS. Dalam PLS, uji validitas dan reliabilitas merupakan uji prasyarat model atau outer model. Yang dimaksud dengan uji validitas dan uji reliabilitas sebagai berikut: 1. Uji Validitas Menurut Kuncoro 2003:151, suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan. 2. Uji Reliabilitas Menurut Kuncoro 2003:154, Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor skala pengukuran. Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedang yang kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan.

K. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu teknik analisis data yang menggunakan perhitungan statistik. Peneliti menggunakan Partial Least Square PLS agar bisa melakukan pengujian secara simultan atas rangkaian hubungan yang relatif rumit. PLS merupakan teknik statistika untuk menguji dan mengestimasi hubungan kausal dengan mengintegrasikan analisis faktor dan analisis jalur. Dengan menggunakan PLS, hubungan rumit dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel yang dipengaruhi dependent dengan satu atau beberapa variabel yang mempengaruhi independent serta multivariat dependen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLS merupakan metode alternatif dari Structural Equation Modeling SEM yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan di antara variabel yang kompleks. PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstrak dan konstrak yang lain, serta hubungan suatu konstrak dan indikator-indikatornya. PLS didefinisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dan konstrak yang lain, sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dan indikator- indikatornya. Menurut Wiyono 2011:398-400, analisis hubungan antarvariable dan indikator terdiri dari: 1. Outer Model Outer Model yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau measurement model, yang menjelaskan karakteristik variabel laten dengan indikator atau variabel manifsetnya. 2. Inner Model Inner Model yaitu spesifikasi hubungan antarvariabel laten structural model, disebut juga dengan inner relation, menunjukkan hubungan antarvariabel laten berdasarkan substantive theory dari penelitian. Tanpa kehilangan sifat umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator diskala dengan zero means dan unit varians sama dengan satu, sehingga parameter lokasi konstanta dapat dihilangkan dari model. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Weight Relation Weight Relation adalah estimasi nilai kasus dari variabel laten. Inner dan outer model memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weight relation dalam algoritma PLS. 4. Membuat hipotesis a. H : Kompensasi tidak mempengaruhi motivasi kerja secara positif. H a : Kompensasi mempengaruhi motivasi kerja secara positif. b. H : Kompensasi tidak mempengaruhi kepuasan kerja secara positif. H a : Kompensasi mempengaruhi kepuasan kerja secara positif. c. H : Kompensasi tidak mempengaruhi kinerja karyawan secara positif. H a : Kompensasi mempengaruhi kinerja karyawan secara positif. d. H : Motivasi kerja tidak mempengaruhi kepuasan kerja secara positif. H a : Motivasi kerja mempengaruhi kepuasan kerja secara positif. e. H : Motivasi kerja tidak mempengaruhi kinerja karyawan secara positif. H a : Motivasi kerja mempengaruhi kinerja karyawa secara positif. f. H : Kepuasan kerja tidak mempengaruhi kinerja karyawan secara positif. H a : Kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan secara positif. g. H : Kepuasan kerja tidak memediasi pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan. H a : Kepuasan kerja memediasi pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan. h. H : Kepuasan kerja tidak memediasi pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. H a : Kepuasan kerja memediasi pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. 5. Pengambilan Keputusan berdasarkan p-values a. P values ≥ 0,05 maka H diterima dan H a ditolak. b. P values 0,05 maka H ditolak dan H a diterima. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Rumah Sakit Fatima

Sejarah berdirinya Rumah Sakit Fatima dimulai dari usaha 3 orang biarawati Ordo Santo Agustinus OSA misionaris dari Belanda untuk membuka karya pelayanan kesehatan pada tahun 1949. Mereka memulai karya tersebut dengan motto ”Servire Invincem In Caritte” yang berarti saling melayani dengan kasih. Pada tahun 1962, berdasarkan Surat Ijin Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. 59. E-81962 secara resmi beroperasi Klinik Bersalin Fatima dengan penanggung jawab Sr. Norbertha Van De Meer, OSA. Selanjutnya pada tahun 1966 ijin Klinik Bersalin tersebut ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Bersalin dengan Surat Ijin Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. 24305RS1966. Seiring dengan semakin meluasnya kebutuhan pelayanan kesehatan di Kabupaten Ketapang, maka pada tahun 1998 Direktur Jenderal Pelayanan Medik melalui Surat Ijin No. YM 02.04.3.6900 meningkatkan status Rumah Sakit Bersalin Fatima RSB Fatima menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Fatima RSIA Fatima. Kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat Ketapang ternyata tidak hanya semata pada kesehatan ibu dan anak, banyak pasien yang terpaksa dirawat karena penyakit-penyakit diluar bidang tersebut. pengelola rumah sakit menyadari hal tersebut, sehingga mereka mengajukan kenaikan status Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA menjadi Rumah Sakit Umum