4.2.3 Pada level Ideologi
Analisis yang dilakukan pada level ideology ini dilakukan secara keseluruhan namun tetap berpedoman pada tanda dan symbol yang tampak.
Makna ideology berdasarkan konsep yang netral nilai adalah sebuah system norma, nilai, keyakinan yang mengarahkan sikap dan aksi social politik suatu
kelompok, suatu kelas, atau suatu masyarakat secara keseluruhan. Dalam film atau sinetron menyajikan kepada kita model-model peran,
nilai-nilai yang ideal dalam bertindak, perilaku-perilaku negative, serta nilai- nilai moral, berdasarkan rasa kebenaran dan kesalahan menurut si pembuat
film atau sinetron tersebut. Pada level ideology, pemaknaan atas symbol- simbol tersebut dihubungkan dengan feminisme dalam perspektif patriarkhi
karena masih adanya konsep-konsep ideology patriarkhi yang disusupkan dalam adegan-adegannya. Bahwa perempuan masih digambarkan sebagai
sesuatu yang tidak dikehendaki dan perempuan harus selalu menuruti kemauan laki-laki.
Dalam penelitian ini, konsep-konsep ideology yang abstrak akan mengalami perubahan kedalam bentuk-bentuk yang kongkret. Proses
perubahan ini disebut representasi. Berdasarkan penelitian diatas, maka menurut peneliti ideology yang
berusaha ditonjolkan oleh pembuat film adalah Ideology Feminisme. Adapun penonjolan ideology feminisme melalui tokoh utamanya yaitu Tina. Tokoh
Tina merupakan sebuah pembuktian bahwa perempuan tidak selalu identik
dengan sebuah kelemahan dan kepasifan. Perempuan dapat setara dengan laki-laki dan juga selalu memakai nalar tidak hanya emosi dalam
menyelesaikan masalah. Tokoh Tina juga mendobrak stereotype di masyarakat Indonesia bahwa perempuan dengan segala kefemininannya dapat
setara dengan laki-laki tanpa merubah dirinya menjadi persis seperti laki-laki.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis serta interprestasi kekerasan terhadap representasi kekerasan seksual yang terdapat dalam film “Virgin 2” melalui
pemeran Christina Santika dan Yama Carlos, peneliti menarik kesimpulan bahwa kekerasan yang dimaksud dalam film ini adalah kekerasan Verbal,
yaitu kekerasan yang berupa bahasa tubuh , tindakan, perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh dan tewasnya seseorang .kekerasan tersebut
berupa suatu tindakan yang nyata dan tampak sehingga pihak korban dengan sangat jelas mengetahui tindak kekerasan yang dilakukan oleh si pelaku.
Dalam film ini kekerasan juga dibangun melalui level realitas, representasi, serta ideology.
Representasi ini dihadirkan melalui keseluruhan dari adegan – adegan yang ditampilkan dalam film “Virgin 2” sehingga dapat diambil
makna yang terkandung dalam film ini. Dari setiap adegan yang ditampilkan dalam film ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa banyak sekali adegan
kekerasan seksual dan adegan vulgar yang menjurus ke arah seksual. Pada film ini juga terdapat tanda – tanda yang menyampaikan
kekerasan seksual secara verbal, cara tersebut dipertentangkan oleh norma –