Film Sebagai Media Komunikasi Massa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah suatu proses. Walaupun teknologi modern dalam bentuk media massa cukup penting bagi proses itu, kehadiran alat – alat ini tidak boleh dikelirukan dengan proses itu sendiri . Komunikasi massa menurut Wright 1959 ditandai oleh ciri – ciri sebagai berikut : 1. Ia diarahkan pada audience yang secara relatif luas dan anonim 2. Pesan disampaikan secara terbuka, sering kali mencapai audience-nya secara serempak dan bersifat sementara 3. Komunikator cenderung, atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks dan melibatkan biaya yang besar. Dalam komunikasi massa, film dan televisi mempunyai sifat yang sama yaitu audio visual, bedanya hanya mekanik atau non elektronik dalam proses komunikasinya dan rekreatif-edukatif persuasif atau non informatif dalam fungsinya. Dampak film bagi khalayak kuat dalam menghasilkan efek yang bersifat afektif, karena medianya berkemampuan untuk menanamkan kesan, layarnya untuk menayangkan film tersebut relatif besar, gambarnya jelas, dan suaranya yang keras dalam ruangan yang gelap membuat penonton semakin terkesima dan mencekam. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan penggunaan saluran. media yang mempunyai proses melibatkan beberapa komponen. Dua komponen yang berinteraksi sumber dan penerima terlibat, pesan yang diberi kode oleh sumber encoded, disalurkan melalui sebuah saluran dan diberi kode oleh penerima decoded, tanggapan yang diamati penerima merupakan umpan balik yang memungkinkan interaksi berlanjut antara sumber dan penerima Winarso, 2005:18-20. Pengertian Film menurut Undang – undang nomor 8 Tahun 1992 81992, Tanggal 30 Maret 1992 Jakarta, tentang : Perfilman, Pasal 1. Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang – dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita, video, dan bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik atau yang lainnya. Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang telah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menjanjikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum .McQuail, 1994 : 13. Film cerita adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yaitu yang lazim dipertunjukan di gedung – gedung bioskop dengan para bintang filmnya yang tenar. Film ini di distribusikan sebagai barang perdagangan yang diperuntukkan bagi masyarakat dimana saja. Onong, 2000 : 211. Film adalah dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas. Film mewakili realitas kelompok masyarakat pendukungnya itu. Baik realitas dalam bentuk sebenarnya, maupun dalam bentuk imajinasi. Film juga dianggap bisa mewakili citra atau identitas komunitas tertentu. Bahkan bisa membentuk komunits sendiri, karena sifatnya yang universal, meskipun demikian film juga bukan menimbulkan dampak yang negatif. Victo C Mambor : http:situskunci.tripod.comteksvictor1 . htm.

2.1.2 Perfilman Indonesia