Analisis Semiotika Landasan Teori

2.1.7 Analisis Semiotika

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji suatu tanda. Tanda itu sendiri adalah perangkat – perangkat yang kita pakai dalam upaya mencari jalan di dunia ini, di tengah – tengah manusia dan bersama manusia. Semiotika atau dalam istilah Bartles Semiologi pada dasrnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal things. Memaknai tosinify tidak berarti dapat di campur adukkan dengan mengkomuniksikan to comunicate . Memaknai berarti bahwa objek – objek tidak hanya membawa informasi, tetapi juga termasuk didalam hal mana objek – objek itu hendak berkomunikasi.Kurniawan dalam Sobur, 2004 : 15. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna meaning adalah hubungan antara suatu objek atau ide dan suatu tanda. Little John, 1996 menurut Pienis dengan tanda – tanda kita mencoba menafsirkan keteraturan di tengah – tengah dunia yang terang – benderang ini, setidaknya agar kita sedikit punya pegangan. Hjelmslev, mendefinisikan tanda sebagai ”suatu keterhubungan antara wahana ekspresi expression plan dan wahana isi content plan”.Sobur, 2004 : 15 – 16. Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata yunani Semeion yang berarti ”tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek, Peristiwa-peristiwa. Seluruh kebudayaan sebagai tanda Eco, dalam Alex Sobur 2002:95. Pengertian lain juga dikemukakan oleh Van Zoest, dalam alex Sobur 2002 : 96 mengartikan semiotik sebagai ilmu tanda sign dan segala yang berhubungan denganny, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda- tanda lain, pengirimnya, dan penerimaanya oleh mereka yang menggunakannya. Menurut preminger 2001, ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Semiotika modern mempunyai dua orang bapak yaitu Charles Sandera Pierce 1839 – 1914 dan Ferdinand De Saussure 1857 – 1913 . Terdapat perbedaan antara Pierce adalah ahli filsafat dan ahli logika, sedangkan Saussure adalah tokoh cikal bakal linguistik umum. Sobur, 2004 : 110. Menurut Pierce kekerasan simbol adalah bentuk kekerasan yang halus dan tidak tampak. Tidak dikenal dan hanya dikenal dengan hanya menyembunyikan mekanisme tempatnya bergantung. Konsep kekerasan simbol mengiring kita ke arah mekanisme sosial. Yang didalamnya terdapat relasi komunikasi yang saling bertauan dengan relasi kekuasaan. Sistem kekuasaan cenderung melanggengkan posisinya yang dominan dengan cara mendominasi media komunikasi. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi, makna-makna yang dipertukarkan didalam komunikasi serta interpretasi terhadap makna-makna tersebut, inilah dominasi simbol atau symbolic domination . Kekerasan simbolik juga dapat terjadi pada tanda bahasa yaitu pada apa yang diucapkan dan diekspresikan. Berbeda dengan fenomena kekerasan pada cara atau mekanisme bahasa dimana pemaknaan dominasi kekuasaan disembunyikan lewat simbol. Kekerasan pada tanda lebih berkaitan dengan bagaimana sebuah ucapan, sebuah kata, sebuah ungkapan, juga pada sebuah gambar. Kekerasan semiotik digunakan untuk menjelaskan fenomena kekerasan pada tingkat tanda sign. Untuk membedakan dengan istilah kekerasan simbol yang digunakan. Kekerasan semiotik berlangsung dalam bentuk citra., tontonan, gambar dan produk sebagai segala sesuatu yang diproduksi dan diperuntukkan dengan sesuatu yang lain dalam rangka memperoleh nilai lebih atau keuntungan. Menurut John Fiske , semiotika adalah studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja. Semiotika memiliki tiga bidang studi utama yaitu: 1. Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam artian manusia yang menggunakannya. 2. Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda. Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk mengeksploitasi saluran komunikasi yang tersedia untuk mentransmisikannya. 3. Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dan tanda-tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri John Fiske, 2004:60 .

2.1.8 Model Semiotika John Fiske