Pola Pertumbuhan Kepiting Bakau

4.4. Pola Pertumbuhan Kepiting Bakau

Pola pertumbuhan kepiting bakau dianalisa untuk mengkaji hubungan antara lebar karapas dengan bobot tubuhnya. Hasil analisis hubungan lebar karapas dan bobot tubuh kepiting bakau, mendapatkan bahwa hubungan lebar karapas dan bobot tubuh kepiting bakau yang tertangkap pada tiap stasiun selama 2 bulan di perairan ekosistem mangrove Belawan, dituangkan dalam persamaan sebagai berikut: W = 4,6528L 0,0286 atau Log W = 4,6528 + 0.0286 log L dengan nilai koefisien korelasi r 2 = 0,9497 Gambar 4.7. Nilai b mendeskripsikan pola pertumbuhan kepiting bakau, sedangkan nilai koefisien korelasi r 2 menunjukkan keeratan hubungan antara lebar karapas kepiting bakau dan bobot tubuhnya. Berdasarkan persamaan tersebut dapat ditentukan apakah individu dari populasi kepiting bakau di perairan ekosistem mangrove Belawan dapat diduga bobot tubuhnya melalui ukuran lebar karapasnya. Gambar 4.7. Pola Pertumbuhan Kepiting Bakau S. serrata Hasil analisis memperlihatkan nilai b sebesar 0,0286. Effendie 1997 menyatakan bila nilai b=3, maka pertumbuhan dikatakan isometrik atau pertambahan lebar karapas sama dengan bobotnya. Nilai b lebih besar atau lebih kecil dari 3, pertumbuhan dikatakan allometrik atau pertambahan lebar karapas tidak sama dengan pertambahan bobotnya. Dari hasil regresi di atas, dapat W = 4,6528L 0,0286 r² = 0.9497 -50 50 100 150 200 250 300 350 400 450 2 4 6 8 10 12 14 16 B obot g Lebar karapas cm Universita Sumatera Utara dikatakan bahwa pola pertumbuhan kepiting bakau di perairan ekosistem mangrove Belawan termasuk ke dalam pola pertumbuhan allometrik. Hasil analisis juga menunjukkan nilai b yang didapatkan lebih kecil dari 3. Berdasarkan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa pola pertumbuhan kepiting bakau di perairan ekosistem mangrove Belawan termasuk pola pertumbuhan allometrik negatif, yang berarti pertambahan lebar karapas kepiting bakau lebih cepat dari pertambahan bobotnya. Hal ini terbukti dari kondisi kepiting bakau yang didapat pada tiap stasiun, umumnya berukuran kecil sampai sedang, walaupun ada didapatkan beberapa kepiting yang berukuran besar. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R 2 yang didapat lebih besar dari 90, sehingga mengindikasikan adanya hubungan yang erat antara bobot tubuh kepiting bakau dan lebar karapas.

4.5. Distribusi Kepiting Bakau Menurut Jenis Kelamin dan Kelas Ukuran