terdiri atas matriks data stasiun pengamatan sebagai individu statistikbaris dan data kerapatan jenis mangrove sebagai variabel kuantitatifkolom.
Data kerapatan jenis mangrove yang diukur tidak berunit pengukuran dan ragam yang sama, sehingga sebelum dilakukan analisa komponen utama, data
tersebut harus dinormalisasikan melalui pemusatan dan pereduksian. PCA tidak dianalisa dari nilai variabel asal tetapi dari indeks sintetik yang diperoleh dari
kombinasi linear variabel asal. PCA mencari terlebih dahulu indeks yang menunjukkan ragam stasiunnya maksimum, yang disebut komponen utama
pertama. Dicari juga komponen utama kedua yang tidak berkorelasi dengan komponen utama pertama. Proses ini berlanjut terus hingga diperoleh komponen
utama ke- p, sehingga bagian informasi yang dapat dijelaskan semakin kecil.
3.6.2. Karakteristik Habitat Kepiting Bakau Berdasarkan Parameter
Biofisik Kimia pada Tiap Stasiun
Karakteristik habitat kepiting bakau berdasarkan variasi parameter biofisik kimia lingkungan pada tiap stasiun, juga dianalisa menggunakan analisa
komponen utama principal component analysis, PCA Bengen 2002. Matriks data yang digunakan terdiri atas matriks data stasiun pengamatan sebagai individu
statistikbaris dan data parameter biofisik kimia lingkungan yang mencakup parameter fisik kimia lingkungan serta kerapatan jenis mangrove sebagai variabel
kuantitatifkolom.
3.6.3. Kelimpahan Kepiting Bakau
Data kelimpahan kepiting bakau menurut jenis kelamin dan kelas ukuran dapat diketahui menggunakan persamaan menurut Brower et al., 1990 sebagai
berikut:
A n
K
dengan: K = kelimpahan kepiting bakau menurut jenis kelamin atau kelas ukuran indm
2
n = jumlah individu kepiting bakau menurut jenis kelamin atau kelas ukuran
A = volume bubu m
3
Universita Sumatera Utara
3.6.4. Distribusi Kepiting Bakau Menurut Jenis Kelamin dan Kelas Ukuran
Distribusi kepiting bakau berdasarkan jenis kelamin dan kelas ukuran dianalisa menggunakan correspondence analysis, CA Bengen 2002. Analisa ini
merupakan salah satu bentuk analisis statistik multivariabel yang didasarkan pada matriks data i baris stasiun penelitian dan j kolom jenis kelamin dan kelas
ukuran. Kelimpahan kepiting bakau menurut jenis kelamin dan kelas ukuran yang ditemukan pada tiap stasiun terdapat pada baris ke-i dan kolom ke-j. Matriks data
yang digunakan merupakan tabel kontingensi stasiun pengamatan dengan modalitas jenis kelamin dan kelas ukuran.Kriteria kelas ukuran kepiting bakau
adalah sebagai berikut: kepiting bakau yang memiliki lebar karapas 9 cm dikategorikan kepiting bakau berukuran kecil; lebar karapas berkisar antara
9 cm – 12 cm dikategorikan berukuran sedang; lebar karapas 12 cm dikategorikan kepiting bakau berukuran besar. Kriteria kelas ukuran yang
digunakan didasarkan atas kebiasaan nelayan mensortir kepiting bakau untuk dijual ke pedagang pengumpul atau ke tempat pendaratan ikan.
3.6.5. Pola Pertumbuhan