25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Parameter Fisik Kimia Air dan Substrat
Hasil pengukuran parameter fisik kimia air dan substrat pada tiap stasiun yang mencakup suhu air, kecerahan air, kecepatan arus, kedalaman air, pH air,
salinitas air dan oksigen terlarut dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Nilai Parameter Fisik Kimia Air pada Tiap Stasiun
Parameter Stasiun I
II III
IV V
Suhu air
°C 29.00 29.00 30.00 29.00 29.00
Kecerahan air
cm 50,69 52,69 97,56 52,15 53,28
Kecepatan arus mdetik 0,62 0,38 0,46 0,56 0,53
Kedalaman air
m 2,92 4,63 4,52 2,96 3,06
pH air
6,75-7,02 6,90-7,20 6,89-7,12 6,82-7,02 6,80-7,02 Salinitas air ‰
20,34 25,39 25,14 21,51 21,01
DO mgL
4,42 5,11 4,19 4,36 4,40
4.1.1. Suhu dan Kecerahan Air
Hasil pengukuran suhu air pada tiap stasiun memperlihatkan kisaran nilai antara 29°C – 30°C, dengan suhu air terendah dijumpai pada stasiun II dan
tertinggi pada stasiun III. Untuk kecerahan air, hasil pengukuran mendapatkan kisaran nilai antara 50,69 cm – 97,56 cm, dengan nilai terendah dijumpai pada
stasiun I dan tertinggi pada stasiun III Tabel 4.1. Suhu air dapat mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu makan kepiting
bakau. Tingginya suhu air pada stasiun III dibanding stasiun lainnya disebabkan letak stasiun ini berdekatan dengan kawasan wisata Siba Island yang merupakan
kawasan lebih terbuka, sehingga menyebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk ke permukaan air juga lebih tinggi dan berpengaruh terhadap suhu perairan
di sekitarnya. Anwar et al., 1987 menyatakan suhu perairan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari dan penutupan vegetasi pohon
yang tumbuh di sekitar perairan tersebut.
Universita Sumatera Utara
Dari kisaran nilai suhu yang diukur, dapat dikatakan bahwa suhu di perairan ekosistem mangrove Belawan masih dalam batas toleransi untuk
mendukung kehidupan dan pertumbuhan kepiting bakau. Hutabarat 1983 menyatakan kepiting bakau dapat hidup pada kisaran suhu perairan 26°C- 35°C di
perairan Ujung Alang Cilacap. Sulistiono et al. 1992 menyatakan kepiting bakau dapat dijumpai pada kisaran suhu 13,0°C – 40,0°C di perairan Segara Anakan.
Queensland Department of Primary Industries 1989 menyatakan kepiting bakau dapat hidup pada perairan yang mempunyai kisaran suhu 12°C - 35°C dan tumbuh
dengan cepat pada suhu 29°C. Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan. Hasil
pengukuran memperlihatkan bahwa secara keseluruhan nilai kecerahan air di lokasi kajian tidak lebih dari 3 m. Sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 51 2004
a
menyatakan nilai baku mutu untuk kecerahan air laut lebih besar dari 3 m. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
kondisi perairan ekosistem mangrove Belawan relatif keruh dan sangat mendukung kehidupan kepiting bakau. Kasry 1996 menyatakan perairan yang
keruh sangat sesuai bagi kehidupan kepiting bakau sebab dapat mengurangi jangkauan jarak penglihatan predator, sehingga memperluas daerah pembesaran
kepiting dan akhirnya dapat meningkatkan tingkatan hidup kepiting muda yang banyak terdapat pada ekosistem mangrove.
4.1.2. Kecepatan Arus dan Kedalaman Air