Model Fuzzy Mamdani Fuzzy Inference System

Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crsip tertentu sebagai output seperti terlihat pada Gambar 2.17. Sumber Jangwww.trensain.comfuzzy.htm Gambar 2.19. Proses Defuzzyfikasi Ada beberapa metode defuzzifikasi pada komposisi aturan Mamdani, antara lain: a. Metode Centroid Composite Moment Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat z daerah fuzzy. Secara umum dirumuskan: b. Metode Bisektor Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai padadomain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan setengah dari jumlah total nilai keanggotaan pada daerah fuzzy. Secara umum dituliskan: ...2.40 ...2.41 c. Metode Mean of Maximum MOM Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum. d. Metode Largest of Maximum LOM Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum. e. Metode Smallest of Maximum SOM Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

2.11.2 Model Fuzzy Sugeno

Penalaran dengan metode Sugeno hampir sama dengan penalaran Mamdani, hanya saja output konsekuen sistem tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Metode ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985. a. Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-Nol adalah: IF x1 is A1 • x2 is A2 • x3 is A3 • ...... • xN is AN THEN z=k Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan k adalah suatukonstanta tegas sebagai konsekuen. b. Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-Satu adalah: IF x1 is A1 • ...... • xN is AN THEN z = p1x1 + … + pNxN + q dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan pi adalah suatu konstanta tegas ke-i dan q juga merupakan konstanta dalam konsekuen. Apabila komposisi aturan menggunakan metode Sugeno, maka deffuzifikasi dilakukan dengan cara mencari nilai rata-ratanya.

2.11.3 Mode Fuzzy Tsukamoto

...2.42 ...2.43 Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF- Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton Gambar 2.18. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap- tiap aturan diberikan secara tegas crisp berdasarkan α-predikat fire strength. Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot. Sumber Jangwww.trensain.comfuzzy.htm Gambar 2.20.Inferensi dengan menggunakan Metode Tsukamoto

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Penelitian tesis ini akan mencari model fungsi keanggotaan himpunan fuzzysehingga dapat menentukan keputusan dalam penentuan terhadap peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru melalui program sertifikasi khususnya satuan pendidikan tingkat SMAdengan menggunakan fuzzy inference system dengan model Sugeno ordo-satu. Untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru dengan melalui program sertifikasi guru, maka sebaiknya fungsi keanggotaan yang digunakan adalah Model Trapesium dengan alasan bahwa kurva ini lebih tepat digunakan untuk mencari nilai Fungsi keanggotaan dari input data himpunan tegas dan mendekati nilai 1.

3.2. Data Yang Digunakan

Penelitian ini melakukan pengambilan data di Dinas Pendidikan, waktu yang diperlukan+ 3 bulan yaitu pertengahan Februari sampai dengan pertengahan bulan Mei 2013.

3.3. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik penelitian ini peneliti melakukan konsultasi kepada pegawai Dinas Pendidikan Serdang Bedagai yaitu tahap-tahap melakukan pengumpulan data dokumen guru yang telah ditentukan oleh Dinas Pendidikan PrivinsiKabupatenKota dalam LPMP Sebagai Jajaran Ditjen PMPTK yang bertugas menyiapkan guru agar siap mengikuti sertifikasi, termasuk mengatur urutan jika pesertanya melebihi kapasitas yang ditetapkan. Beberapa pertimbangan yang digunakan untuk menyusun urutan daftar calon peserta sertifikasi guru antara lain : 1 prestasi kerja, 2 beban mengajar,