10. Prosedur pemusnahan hewan uji
Sebelum pembedahan, hewan uji dikorbankan dengan cara anastetika overdosis, yakni memasukkan tikus kedalam wadah tertutup berisi eter yang akan
diinhalasi oleh tikus.
11. Prosedur pembedahan hewan uji
Pembedahan hewan uji atau yang di sebut juga proses nekropsi diawali dengan meletakkan hewan yang telah dieutanasi pada papan nekropsi dengan
posisi rebah dorsal perut menghadap keatas dan posisi kepala menjauhi operator. Kemudian membasahi permukaan tubuh tikus dengan air, lalu dengan
menggunakan foceps kulit abdomen diangkat dan dibuat irisan digunting sepanjang ventral midline dagu bawah atau irisan sub kutan dan diambil organ
testis pada tikus jantan dan uterus pada tikus betina dengan menggunakan pinset. Setelah organ diambil kemudian organ dicuci dengan NaCl 0,9 dan dimasukkan
kedalam pot formalin 10 untuk diawetkan. Hewan uji yang sudah diambil organnya, lalu dikubur di halaman laboratorium.
Proses pembedahan ini dilakukan pada hari ke-29 terhadap tiga tikus dari setiap kelompok baik kelompok perlakuan dengan empat peringkat dosis maupun
pada kelompok kontrol. Selain itu, juga dilakukan pada hari ke-15 terhadap dua tikus yang tersisa untuk uji reversibilitas.
12. Uji reversibilitas
Uji reversibilitas dilakukan selama 14 hari dimulai setelah perlakuan 28 hari yang dilakukan pada dua hewan uji yang tersisa baik pada kelompok
perlakuan empat peringkat dosis maupun pada kelompok kontrol. Pada uji reversibilitas, pemberian infusa biji alpukat pada kelompok perlakuan serta
aquadest pada kelompok kontrol pada hewan uji dihentikan, namun tetap diberikan asupan makan maupun minum. Setelah hari ke-15 maka dilakukan
pembedahan pada seluruh tikus pada uji reversibilitas dan dilakukan pengamatan histopatologis.
13. Pembuatan preparat dan pemeriksaan histopatologis
Testis dan uterus yang telah disimpan dalam larutan formalin 10 dicelupkan ke dalam aquadest. Kemudian dibuat preparat dengan cara melakukan
prosedur: trimming, dehidrasi, embedding, cutting, stainingpewarnaan teknik H- E dan mounting Carsun, 1990. Setelah menjadi preparat dilakukan pembacaan
dan pengamtan slide dengan mikroskop untuk mendiagnosis gambaran histopatologis organ testis dan uterus. Prosedur ini dilakukan oleh pihak
Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
14. Pengamatan data pendukung