D. Gambaran Histopatologis Uterus Akibat Pemberian Infusa Biji Alpukat dan Uji Reversibilitas
Uterus adalah salah satu organ reproduksi pada wanita yang merupakan tempat implantasi zigot yang telah dibuahi. Uterus memiliki lapisan dalam
endometrium, kemudian diikuti dengan lapisan miometrium dan lapisan luar perimetrium Eurell, 2004.
Pemeriksaan histopatologis digunakan untuk mengevaluasi perubahan struktural dari uterus sebagai wujud efek toksik dari pemberian infusa biji alpukat
selama 28 hari. Hasil pemeriksaan histopatologis uterus dibandingkan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol untuk melihat perubahan yang terjadi.
Gambaran histopatologis uterus pada pemberian infusa biji alpukat dapat dilihat Tabel III, semua kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok
perlakuan menunjukkan perubahan morfologi sebesar 0, artinya tidak ada perubahan morfologi jaringan penyusun organ atau dengan kata lain uterus dalam
keadaan normal, baik pada lapisan mukosa endometrium, miometrium maupun perimetrium OECD, 2015.
Tabel III. Hasil pemeriksaan histologis uterus tikus kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan infusa biji alpukat selama 28 hari
Dosis Presentase Perubahan
Struktural n=3 Infusa biji alpukat 202,24 mgkgBB
Infusa biji alpukat 360 mgkgBB Infusa biji alpukat 640,8 mgkgBB
Infusa biji alpukat 1140,6 mgkgBB Kontrol aquadest 14285,7 mgkgBB
Uterus merupakan tempat melekatnya zigot yang telah dibuahi yang nantinya akan berkembang menjadi janin dalam masa kehamilan. Uterus normal
terdiri dari lapisan mukosa endometrium yang paling tebal, miometrium dan perimetrium yang terletak paling luar dan paling tipis OECD, 2015. Pada
Gambar 15, dapat dilihat lapisan mukosa endometrium, miometrium dan perimetrium dari kelompok kontrol dalam keadaan normal, begitu pula pada
kelompok perlakuan Gambar 16. Pada Gambar 16 terdapat bercak bulat berwarna putih, bercak bulat tersebut merupakan perkembangan normal sel-sel
granulose pada saat tikus mengalami siklus estrus. Oleh karena itu dapat dkatakan bahwa kandungan zat aktif dari infusa biji alpukat tidak menyebabkan perubahan
struktural jaringan uterus. Namun demikian infusa biji alpukat apabila diberikan pada masa kehamilan dapat berpengaruh pada masa kehamilan. Akbar 2010
melaporkan bahwa alkaloid menghambat proses terjadinya ovulasi dan meresorpsi fetus tikus. Alkaloid menurut Marlinda et al. 2012 merupakan salah satu
senyawa yang terdapat pada biji alpukat. Berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologis uterus yang telah
dilakukan, didapatkan hasil bahwa struktur dan jaringan penyusun uterus yang diamati dalam keadaan normal baik pada kelompok kontrol maupun pada
kelompok perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari tidak memberikan efek toksik terhadap organ uterus tikus.
Pada uji reversibilitas yang dilakukan pada organ uterus menunjukkan hasil pemeriksaan histopatologis organ uterus selama 14 hari yang telah dilakukan
penghentian pemberian infusa biji alpukat, menunjukkan perubahan struktural sebesar 0, artinya tidak ada perubahan struktural jaringan penyusun organ atau
dengan kata lain uterus dalam keadaan normal, seperti ditunjukkan pada Tabel IV.
Gambar 15. Gambaran histopatologis organ uterus tikus setelah pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari pada kelompok kontrol aquadest. A. Endometrium, B. Miometrium,
C. Perimetrium Perbesaran 100X, Pewarnaan H-E