BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan sederhana acak lengkap pola searah.
B. Variabel Dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis pemberian infusa biji Persea americana Mill.
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung penelitian ini adalah perubahan histopatologi organ testis dan uterus tikus galur Sprague Dawley setelah
pemberian subakut infusa biji Persea americana Mill.
2. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini antara lain, kondisi hewan uji, yaitu tikus jantan galur Sprague
Dawley berjenis kelamin jantan dan betina dengan berat badan 150-250 g
dan umur 2-3 bulan diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Variabel pengacau
lainnya, yaitu bahan uji yang digunakan berupa biji alpukat yang mempunyai waktu panen, waktu tumbuh dan panen yang sama. Frekuensi
pemberian infusa Persea americana satu kali sehari dua puluh delapan hari
32
berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama secara per oral bahan uji yang digunakan berupa biji Persea americana yang diperoleh dari Depot Es
Teller 77, Galeria Mall, Yogyakarta yang diambil pada bulan Juni 2014.
b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali dalam
penelitian ini adalah kondisi patologis tikus jantan dan betina galur Sprague
Dawley, spermatogenesis tikus jantan dan siklus estrus tikus betina.
2. Definisi operasional
a. Infusa Persea americana Mill. Infusa P. americana diperoleh dengan menimbang 8 g serbuk kering biji P. americana dibasahi dalam 16 ml
aquadest kemudian ditambahkan aquadest sampai volume 100 ml dan dipanaskan pada suhu 90
C selama 15 menit sehingga diperoleh infusa biji Persea americana Mill. dengan konsentrasi 8 bv .
b. Biji Persea americana Mill. Biji Persea americana Mill. yang digunakan adalah biji alpukat segar yang tidak busuk.
c. Variasi dosis infusa biji P. americana Mill. Dosis yang diberikan kepada tikus yaitu: dosis I= 202,24 mgkgBB, dosis II= 360 mgkgBB, dosis III=
640,8 mgkgBB dan dosis IV= 1140,6 mgkgBB. d. Perubahan histopatologis. Perubahan morfologi organ testis dan uterus
ditunjukkan dengan adanya perbedaan pada organ tersebut antara perlakuan dan kontrol berdasarkan gambaran histopatologis organ setelah
pemberian infusa biji alpukat.
e. Sifat efek toksik. Sifat efek toksik yang mungkin muncul adalah terbalikkan atau tak terbalikkan.
f. Pemberian subakut. Pemberian infusa biji Persea americana Mill. satu kali sehari selama 28 hari berturut-turut pada waktu yang sama secara per oral.
C. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hewan uji yang digunakan yaitu tikus jantan galur Sprague Dawley dengan umur 2-3 bulan dan berat badan 150-250 g yang diperoleh dari Laboratorium
Imono, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. b. Biji Persea americana Mill. yang diperoleh dari Depot Es Teller 77, Galeria
Mall, Yogyakarta yang diambil dari perkebunan alpukat di Klaten pada bulan Juni 2014.
c. Pelarut untuk infusa yang digunakan adalah aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. d. Bahan kontrol negatif adalah aquadest yang diperoleh dari Laboratorium
Farmakognosi-Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
e. Bahan untuk makanan hewan uji yaitu pellet AD2 dan bahan minuman untuk hewan uji yaitu air reverse osmose RO yang diperoleh dari Laboratorium
Imono, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.