Efek toksik senyawa pada testis

3. Efek toksik senyawa pada testis

Testis merupakan bagian penting dalam sistem reproduksi makhluk hidup, apabila testis mengalami kerusakan akibat suatu senyawa atau zat toksik maka akan mempengaruhi fertilitas sistem reproduksi tersebut. Beberapa agen dapat menginduksi toksisitas pada organ testis dengan menghambat sintesis protein yang merusak pembelahan sel secara cepat dan pergantian proses spermatogenesis dapat terjadi. Menurut Creazy et al. 2012 terdapat berbagai gangguan spermatogenik pada testis Gambar 5 setelah dipaparkan suatu senyawa dalam jangka waktu tertentu, yakni: a. Degenerasi tubular Degenerasi merupakan perubahan regresif seperti pengecilan atau pengurangan jumlah sel. Akibat dari degenerasi dan penipisan sel germinal yang mungkin dimediasi oleh kerusakan sel sertoli, hipoksia atau peradangan. Diagnosis dapat dilihat dari terjadinya penipisan seluruh sel germinal dan hanya dilapisi oleh sel sertoli. Gambar 4. Mikroskopis Organ Testis Tikus S= Tubulus Seminiferus; IT= Jaringan Interstisial Tuncer, Sunar, Toy, Baltaci and Mogulkoc, 2011 S IT b. Atropi Atropi merupakan gangguan hormonal testis yang disebabkan toksikan masuk melalui kelenjar endokrin testis sehingga mengakibatkan berkurangnya ukuran sel penyusun yang berdampak pada pengecilan ukuran organ. Atropi juga dapat terjadi akibat iskemia intermiten atau hipoksia misalnya disebabkan karena gangguan aliran darah yang berdampak pada sel germinal dan sel sertoli. c. Nekrosis Nekrosis merupakan kematian jaringan atau sel yang ditemukan pada individu yang masih hidup. Nekrosis dapat disebabkan karena iskemia berkepanjangan misal disebabkan oleh torsi, trombus atau vasokonstriksi yang berkepanjangan yang mempengaruhi semua elemen testis. Diagnosis dapat dilihat dari adanya nekrosis koagulatif dari semua struktur testis dan kemungkinan adanya peradangan akut hingga kronik. d. Vakuolasi Adanya vakuolasi epitel seminiferus yang diakibatkan karena adanya sejumlah perubahan degeneratif termasuk akumulasi cairan, lipid atau fosfolipid. Diagnosis dapat dilihat dari adanya makrovakuolasi atau mikrovakuolasi. Makrovakuolasi: tunggal, vakuola besar didalam epitel tubular pada setiap epitel seminiferus. Mikrovakuolasi: banyak, kecil, vakuola didalam sitoplasma sel sertoli basal.

F. Uterus 1. Anatomi dan fisiologi uterus

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill). Terhadap Beberapa Mikroba Patogen Secara In Vitro

11 95 60

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

2 34 64

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP TIKUS Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Tikus Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

0 1 10

Uji toksisitas subakut infusa biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap gambaran histopatologis ginjal tikus Sprague Dawley.

1 5 97

Uji toksisitas subakut infusa biji alpukat (persea americana mill. ) terhadap kadar serum Glutamic Pyruvic Transaminase dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase darah pada tikus Sprague Dawley.

1 5 131

Uji toksisitas subakut infusa biji Persea americana Mill. terhadap gambaran histopatologis hati tikus Sprague Dawley.

0 1 92

Uji toksisitas subakut infusa biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap kadar glukosa darah dan gambaran histopatologis pankreas tikus Sprague Dawley.

0 6 99

Uji toksisitas akut infusa biji alpukat Persea americana Mill. pada mencit Galur Swiss.

0 18 122

Uji toksisitas subakut infusa biji Persea Americana Mill. pada tikus galur Sprague dawley terhadap kadar blood urea nitrogen dan kreatinin.

0 2 131