Pada tabel VI dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan berat badan tikus baik pada kelompok kontrol aquadest maupun kelompok perlakuan. Hal ini
berarti, seiring dengan bertambahnya waktu dan masa pertumbuhan hewan uji maka akan disertai penambahan berat badan dari hari ke hari.
Pada Gambar 20 menunjukkan grafik perubahan berat badan tikus betina, dapat dilihat bahwa semua kelompok perlakuan mempunyai profil yang mirip
baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol, yaitu adanya peningkatan berat badan dari hewan uji. Walaupun pada dosis I mengalami
penurunan pada hari 14 namun pada hari selanjutnya terus meningkat, begitu juga pada dosis II dan III pada hari ke 7, hal ini disebabkan hanya karena pertumbuhan
normal dari hewan uji. Hal ini juga didukung oleh data asupan pakan dan minum yang mengalami peningkatan hari ke hari.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa infusa biji alpukat tidak mempengaruhi berat badan tikus jantan maupun betina namun perubahan berat
badan yang dialami oleh hewan uji lebih dipengaruhi oleh proses pertumbuhan tikus jantan dan tikus betina dikarenakan seiring bertambahnya waktu dari hari
ke-0 sampai hari ke-28 dan meningkatnya usia terjadi peningkatan asupan pakan.
F. Asupan Pakan Tikus Jantan dan Tikus Betina Akibat Pemberian Infusa biji Alpukat
Dalam penelitian ini, terdapat data pendukung, yaitu data asupan pakan tikus yang berguna untuk menegaskan apakah perubahan berat badan yang terjadi
merupakan akibat dari pemberian infusa biji alpukat atau merupakan proses pertumbuhan alami hewan uji seiring bertambahnya usia dan meningkatnya pola
makan. Asupan pakan yang diberikan kepada hewan uji adalah pellet AD2 sejumlah 30 gram setiap hari. Jumlah pakan yang dimakan tikus pada hari
pertama dihitung dengan mengurangkan jumlah pakan yang diberikan pada hari pertama dengan pakan yang tersisa dihari kedua begitu juga untuk hari
selanjutnya. Data asupan pakan tikus jantan dan betina tidak dianalisis menggunakan uji statistika karena bertujuan untuk melihat profil pola makan tikus
jantan dan betina. Hasil pengukuran asupan pakan tikus jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 21 dan 22.
Gambar 21. Asupan pakan tikus jantan
Keterangan : Kontrol Aquadest = diberikan aquadest dengan dosis 14285,7 mgkgBB
Dosis I = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 202,24 mgkgBB Dosis II = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 360 mgkgBB
Dosis III
= diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 640,8 mgkgBB Dosis IV
= diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 1140,6 mgkgBB
Gambar 22. Asupan pakan tikus betina
Keterangan : Kontrol Aquadest = diberikan aquadest dengan dosis 14285,7 mgkgBB
Dosis I = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 202,24 mgkgBB Dosis II
= diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 360 mgkgBB Dosis III
= diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 640,8 mgkgBB Dosis IV
= diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 1140,6 mgkgBB Pada gambar 21, dapat dilihat bahwa grafik pola makan tikus jantan pada
berbagai peringkat dosis dengan pemberian infusa biji alpukat memiliki pola makan yang mirip dengan kelompok kontrol. Begitu pula dengan tikus betina,
pada Gambar 22 menunjukkan grafik pola makan tikus betina pada kelompok perlakuan pada berbagai peringkat dosis dengan pemberian infusa biji alpukat
memiliki pola makan yang mirip dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pola makan tikus jantan maupun tikus betina normal. Berdasarkan hal
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa biji alpukat tidak mempengaruhi pola makan hewan uji dan perubahan berat badan pada tikus
jantan dan betina disebabkan oleh proses pertumbuhan dan asupan pakan tikus.
G. Asupan Minum Tikus Jantan dan Tikus Betina Akibat Pemberian Infusa biji Alpukat