Perimetrium Perbesaran 100X, Pewarnaan H-E Perimetrium Perbesaran 100X, Pewarnaan H-E Pengaruh Pemberian Infusa Biji Alpukat Terhadap Perubahan Berat Badan Tikus Jantan dan Betina

Pada uji reversibilitas yang dilakukan pada organ uterus menunjukkan hasil pemeriksaan histopatologis organ uterus selama 14 hari yang telah dilakukan penghentian pemberian infusa biji alpukat, menunjukkan perubahan struktural sebesar 0, artinya tidak ada perubahan struktural jaringan penyusun organ atau dengan kata lain uterus dalam keadaan normal, seperti ditunjukkan pada Tabel IV. Gambar 15. Gambaran histopatologis organ uterus tikus setelah pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari pada kelompok kontrol aquadest. A. Endometrium, B. Miometrium,

C. Perimetrium Perbesaran 100X, Pewarnaan H-E

A B C Gambar 16. Gambaran histopatologis organ uterus tikus setelah pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari pada kelompok dosis 1140,6 mgkgBB. A. Endometrium, B. Miometrium,

C. Perimetrium Perbesaran 100X, Pewarnaan H-E

A B C Tabel IV. Hasil pemeriksaan histopatologis uterus tikus kelompok kontrol dan kelompok perlakuan infusa biji alpukat pada uji reversibilitas Dosis Presentase Perubahan Struktural n=2 Infusa biji alpukat 202,24 mgkgBB Infusa biji alpukat 360 mgkgBB Infusa biji alpukat 640,8 mgkgBB Infusa biji alpukat 1140,6 mgkgBB Kontrol aquadest 14285,7 mgkgBB Gambaran histopatologis uterus pada uji reversibilitas ditunjukkan pada Gambar 17 dan 18. Seluruh kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan dalam keadaan normal dimana tidak ada perubahan morfologi jaringan penyusun organ seperti yang telah dikemukakan oleh OECD 2015. Pada Gambar 18 terdapat bercak bulat berwarna putih, bulatan tersebut merupakan perkembangan normal sel-sel granulose pada saat tikus mengalami siklus estrus. Pada Gambar 17 dan 18 ukuran uterus nampak lebih tebal bila dibandingkan dengan uterus pada Gambar 15 dan 16, hal ini disebabkan karena adanya siklus estrus yang dipengaruh oleh hormon-hormon reproduksi sehingga endometrium mengalami penebalan dan penebalan endometrium pada saat mengalami siklus estrus ini merupakan perubahan yang normal. Hasil pemeriksaan histopatologis perlakuan infusa biji alpukat selama 28 hari dan uji reversibilitas menunjukkan organ uterus dalam kondisi normal sehingga tidak dapat ditentukan sifat efek toksik dari senyawa-senyawa yang terdapat pada infusa biji alpukat.

E. Pengaruh Pemberian Infusa Biji Alpukat Terhadap Perubahan Berat Badan Tikus Jantan dan Betina

Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran berat badan tikus. Berat badan tikus berperan penting sebab perubahan berat badan hewan uji merupakan salah satu data pendukung dalam uji toksisitas. Penimbangan berat badan hewan Gambar 18. Gambaran histopatologis organ uterus tikus setelah uji reversibilitas pada kelompok dosis 1140,6 mgkgBB. A. Endometrium, B. Miometrium, C. Perimetrium Perbesaran 100X, Pewarnaan H-E A B Gambar 17. Gambaran histopatologis organ uterus tikus setelah uji reversibilitas pada kelompok kontrol aquadest. A. Endometrium, B. Miometrium, C. Perimetrium Perbesaran 100X, Pewarnaan H-E C A B C uji bertujuan untuk mengetahui kesehatan hewan uji, menyesuaikan volume pemberian infusa biji alpukat dan mengetahui kemungkinan perubahan berat badan selama perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol pada tiap minggunya. Seiring bertambahnya umur tikus, maka berat badan tikus akan semakin bertambah, selain itu perubahan berat badan juga dipengaruhi oleh jumlah asupan pakan tikus, dimana semakin banyak pakan yang dikonsumsi maka berat badan akan meningkat. Seperti dikemukakan oleh Abidah, Dewanti, Nugraheni, Wijayanti dan Maligan 2014, bahwa perubahan berat badan hewan uji dapat dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan, diet pakan dan keturunan, sedangkan kecepatan pertumbuhan hewan uji dipengaruhi oleh spesies, jenis kelamin, umur dan zat nutrisi dalam pakan. Data berat badan dianalisis dengan General Linier Model dengan metode Multivariate dan diperoleh hasil yang signifikan baik pada tikus jantan maupun pada tikus betina dengan dengan harga P0,05. Hasil analisis dengan menggunakan uji General Linier Model dengan metode Multivariate terhadap perubahan berat badan tikus jantan Lampiran 9 yang dibandingkan mulai hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28 menunjukkan hasil yang berbeda bermakna antara kelompok perlakuan pemberian infusa biji alpukat dengan kelompok kontrol aquadest P0,05. Pada tikus betina Lampiran 10, hasil analisis terhadap perubahan berat badan juga menunjukkan hasil berbeda bermakna antara kelompok perlakuan pemberian infusa biji alpukat dan kelompok kontrol aquadest P0,05 . Pada tabel V dan VI dapat dilihat purata berat badan tikus jantan dan betina akibat pemberian infusa biji alpukat. Pada kedua tabel tersebut memperlihatkan purata berat badan tikus jantan dan betina tiap kelopok + SE, yaitu apabila purata berat badan dikurangi atau ditambah sengan SE maka nilai ini akan menggambarkan rentang nilai berat badan tikus teringan sampai tertinggi. Tabel V. Purata Berat Badan + SE Tikus Jantan Akibat Pemberian Infusa Biji Alpukat selama 28 hari Kel. Dosis Purata Berat Badan hari ke- g+ SE 7 14 21 28 I Infusa Biji Alpukat 202,24 mgkgBB 178,8+7,6 185+12,0 193,4+16,9 220,2+11,1 239+9,3 II Infusa Biji Alpukat 360 mgkgBB 199,8+9,6 202,8+12,1 210,8+14,6 238,4+12,1 262,2+12,1 III Infusa Biji Alpukat 640,8 mgkgBB 154,8+1,8 195+7,1 228,8+5,1 255+11,6 271,4+9,0 IV Infusa Biji Alpukat 1140,6 mgkgBB 198,6+12,2 214,2+8,8 220,6+10,5 242,4+9,0 259+10,3 V Kontrol Aquadest 14285,7 mgkgBB 192,8+13,8 192,2+8,2 193,2+6,6 216,6+6,1 221,6+20,2 Keterangan : SE = Standar Error Gambar 19. Berat badan tikus jantan selama pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari Keterangan : Kontrol Aquadest = diberikan aquadest dengan dosis 14285,7 mgkgBB Dosis I = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 202,24 mgkgBB Dosis II = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 360 mgkgBB Dosis III = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 640,8 mgkgBB Dosis IV = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 1140,6 mgkgBB Pada tabel VI dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan berat badan tikus baik pada kelompok kontrol aquadest maupun kelompok perlakuan. Hal ini berarti, seiring dengan bertambahnya waktu dan masa pertumbuhan hewan uji maka akan disertai penambahan berat badan dari hari ke hari. Pada Gambar 19 menunjukkan grafik perubahan berat badan tikus jantan, dapat dilihat bahwa semua kelompok perlakuan mempunyai profil yang mirip baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol, yaitu adanya peningkatan berat badan dari hewan uji. Hal ini juga didukung oleh data asupan pakan dan minum yang mengalami peningkatan hari ke hari. Tabel VI. Purata Berat Badan + SE Tikus Betina Akibat Pemberian Infusa Biji Alpukat selama 28 hari Kel. Dosis Purata Berat Badan hari ke- g+ SE 7 14 21 28 I Infusa Biji Alpukat 202,24 mgkgBB 173,2+6,8 186,4+15,6 173+7,7 184,4+8,1 199+7,5 II Infusa Biji Alpukat 360 mgkgBB 153,4+11,1 141,4+5,0 148+6,3 159,4+5,5 173,6+5,9 III Infusa Biji Alpukat 640,8 mgkgBB 171,2+8,8 157,4+11,4 161,2+12,2 174,8+11,0 188,4+11,3 IV Infusa Biji Alpukat 1140,6 mgkgBB 157,20+5,99 158,8+3,2 169,8+6,3 162,6+3,1 167,8+5,0 V Kontrol Aquadest 14285,7 mgkgBB 150,80+4,3 151,8+7,5 144,4+11,3 157,8+9,8 170+7,5 Keterangan : SE = Standar Error Gambar 20. Berat badan tikus betina selama pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari Keterangan : Kontrol Aquadest = diberikan aquadest dengan dosis 14285,7 mgkgBB Dosis I = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 202,24 mgkgBB Dosis II = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 360 mgkgBB Dosis III = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 640,8 mgkgBB Dosis IV = diberikan infusa biji alpukat dengan dosis 1140,6 mgkgBB Pada tabel VI dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan berat badan tikus baik pada kelompok kontrol aquadest maupun kelompok perlakuan. Hal ini berarti, seiring dengan bertambahnya waktu dan masa pertumbuhan hewan uji maka akan disertai penambahan berat badan dari hari ke hari. Pada Gambar 20 menunjukkan grafik perubahan berat badan tikus betina, dapat dilihat bahwa semua kelompok perlakuan mempunyai profil yang mirip baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol, yaitu adanya peningkatan berat badan dari hewan uji. Walaupun pada dosis I mengalami penurunan pada hari 14 namun pada hari selanjutnya terus meningkat, begitu juga pada dosis II dan III pada hari ke 7, hal ini disebabkan hanya karena pertumbuhan normal dari hewan uji. Hal ini juga didukung oleh data asupan pakan dan minum yang mengalami peningkatan hari ke hari. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa infusa biji alpukat tidak mempengaruhi berat badan tikus jantan maupun betina namun perubahan berat badan yang dialami oleh hewan uji lebih dipengaruhi oleh proses pertumbuhan tikus jantan dan tikus betina dikarenakan seiring bertambahnya waktu dari hari ke-0 sampai hari ke-28 dan meningkatnya usia terjadi peningkatan asupan pakan.

F. Asupan Pakan Tikus Jantan dan Tikus Betina Akibat Pemberian Infusa biji Alpukat

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill). Terhadap Beberapa Mikroba Patogen Secara In Vitro

11 95 60

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

2 34 64

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP TIKUS Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Tikus Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

0 1 10

Uji toksisitas subakut infusa biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap gambaran histopatologis ginjal tikus Sprague Dawley.

1 5 97

Uji toksisitas subakut infusa biji alpukat (persea americana mill. ) terhadap kadar serum Glutamic Pyruvic Transaminase dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase darah pada tikus Sprague Dawley.

1 5 131

Uji toksisitas subakut infusa biji Persea americana Mill. terhadap gambaran histopatologis hati tikus Sprague Dawley.

0 1 92

Uji toksisitas subakut infusa biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap kadar glukosa darah dan gambaran histopatologis pankreas tikus Sprague Dawley.

0 6 99

Uji toksisitas akut infusa biji alpukat Persea americana Mill. pada mencit Galur Swiss.

0 18 122

Uji toksisitas subakut infusa biji Persea Americana Mill. pada tikus galur Sprague dawley terhadap kadar blood urea nitrogen dan kreatinin.

0 2 131