Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan seseorang, dengan pendidikan yang baik maka akan baik pola pikiran dan sikap seseorang. Pendidikan yang baik terbentuk dari pola dan sistem pendidikan yang baik pula. Sistem dan pola pendidikan yang baik terwujud dengan kurikulum yang baik. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem dalam pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Kurikulum secara etimologi adalah tempat berlari dengan kata yang berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan currere yang artinya tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis awal atau start sampai dengan finish, kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat di dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang jumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan. Di Indonesia sendiri, pengertian kurikulum terdapat dalam Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Imas Kurinasih 2014 : 3. Bicara tentang kurikulum tentu semua pihak sepakat bahwa pembicaraan itu adalah soal kebijakan yang sangat strategis, karena semua perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia merupakan racangan pembelajaran yang memilki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, yang akan menentukan proses dan hasil sebuah pendidikan. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan sangat berkepentingan dan tentu saja menjadi lahan utama yang akan terkena imbasnya. Semua pihak, baik itu orang tua, masyarakat juga mendapatkan dampak langsung dari perubahan-perubahan kurikulum itu. Oleh karena itu, perubahan kurikulum ini harus disikapi secara positif dengan mengkaji dan memahami implementasinya di sekolah,yang menjadi ujung tombak pelaksanaan tentu saja semua civitas akademik di sekolah, dan semua itu tergantung pada guru dan kepala sekolah yang dijadikan sebagai kunci dalam menentukan serta menggerakkan berbagai komponen dan dimensi di sekolah lainnya. Keberhasilan implementasi kurikulum ini juga dipengaruhi oleh kemampuan guru terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan, serta tugas yang di emban, dan kondisi ini kadang diperparah dengan banyaknya para pelaku pendidikan yang diangkat tidak berdasarkan kompetensi dan keahlian mereka, sehingga segala kekacauan dan salah menterjemahkan sangat mungkin terjadi, dan imbas yang paling terasa tentu saja akan dirasakan oleh semua murid-murid sebagai objek dari kurikulum tersebut. Menurut Muhammad Nuh Dea dalam Imas Kurinasih berpendapat bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Adapun ciri-ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar adalah: a menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi b siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiilki kemampuan berpikir kritis c mimiliki tujuan agar berbentuknya generasi produktif, keratif, inovatif, dan afektif d khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran e pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kurikulum 2013, menggunakan pendekatan pembelajaran tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi dan berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema. Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang penggembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral. Setelah tema ditetapkan dan dijadikan dasar untuk menentukan dasar-dasar subtema dari bidang studi lain yang terkait. Menurut Abdul 2010 : 99 proses pembelajaran menggunakan pendekatan scientific. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberitahu Permendikbud kurikulum 2013. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Tugas, peran dan fungsi guru merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Hanya saja terkadang tugas dan fungsi disejajarkan sebagai penjabaran dari peran menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas I SDN KALASAN ibu SR pada tanggal 17 Mei 2014, peneliti memperoleh informasi bahwa kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang memuat mata pelajaran secara keseluruhan dalam sebuah tema. Berdasarkan data wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2014 dengan guru kelas I. Guru dapat menginformasikan bahwa kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum yang memuat beberapa mata pelajaran dalam suatu tema, dan guru juga sudah mengetahui teori-teori dasar dalam kurikulum 2013 yang terdiri dari pendekatan saintifik, tematik integratif, penilaian outentik dan pendidikan karakter. Tetapi dari informasi tersebut guru-guru juga mendapatkan kesulitan contohnya seperti sumber daya manusia SDM, dikarenakan beberapa guru masih menggunakan model mengajar yang lama, sedangkan guru kelas I dan IV yang dapat mengikuti diklat sesuai dengan kurikulum 2013. Guru juga mendapatkan kesulitan dalam menemukan perangkat pembelajaran diantaranya meliputi penilaian atau instrumen penilaian salah satunya adalah penilain sikap anak-anak di dalam kelas karena jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga guru membutuhkan instrumen penilaian sikap yang efektif. Kesulitan lain juga terdapat pada sarana dan prasarana di sekolah yang kurang memadahi. Guru sudah menguasai teori tetapi untuk menerapkan belum semaksimal atau belum 100. Adapun kesulitan-kesulitan lain berupa daftar penilaian, penilain proses, rubrik penilaian karakter sikap sehingga guru perlu menyiapakannya. Berdasarkan permasalah yang di temukan di latar belakang diatas, makan peneliti tertarik memilih judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 pada Sub tema Gemar Bernyanyi dan Menari untuk Siswa Kelas I SD.

B. Rumusan Masalah