Penguatan Pendidikan Karakter Kurikulum SD 2013

Dari berbagai perubahan yang sudah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 telah mengatur ulang proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa begitu aktif dalam mengikuti pemeblajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.

b. Penguatan Pendidikan Karakter

Menurut Heri Gunawan 2012:2, Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dengan focus mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Karakter adalah cara berpikir dan perilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat. Adapun pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan conitive, perasaan feeling, dan tindakan. Karakter menurut Hermawan Kartajaya dalam Herman Gunawan karakter adalah: ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu manusia. Ciri kahas tersebut adalah asli, dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar dan merespon sesuatu. Pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhal mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriot, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik pemerintah , duni usaha dan media massa. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik, pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria, malu berbuat curang, malu bersikap malas, malu membiarkan lingkunganya kotor. Karakter tidak terbentuk secar instan, tapi harus dilatih secara serius dan proporsional agar mencapai bentuk dan kekutan yang ideal. Richard Eyre dan Linda dalam Heri Gunawan berpendapat bahwa yang menghasilkan suatu perilaku dan perilaku itu berdampak positif, baik bagi orang yang melajalankan maupun bagi orang lain ialah sebuah kejujuran yang dinyatakan sebagai sebuah nilai yang positif. Karena perilaku ini menguntungkan baik bagi yang melakukan maupun bagi orang lain yang terkena akibatnya. Sama halnya dengan keadilan, tanggung jawab, hormat, kasih sayang dll. Nilai-nilai ini walaupun diberikan kepada orang lain, maka persediaan perbendaharaan bagi yang melakukan pun masih banyak dan semakin banyak orang memberikan kepada orang lain, maka akan semakin banyak pula dia menerima dari orang lain.

c. Pendekatan Tematik Integrative