Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada subtema gemar bernyanyi dan menari untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUB TEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI UNTUK SISWA

KELAS 1 SD Rina Heatubun Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan perlunya contoh perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian otentik pada kegiatan pembelajarannya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp, dan prosedur penelitian R&D model Borg dan Gall pengembangan penelitian tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan meliputi lima langkah yaitu : (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kusioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan sedangkan kuiseoner digunakan untuk validasi kulaitas perangkat pembelajaran oleh dua pakar kurikulum 2013 dan dua guru kelas 1 SD.

Dari hasil validasi yang dilakukan oleh dua pakar kurikulum dan dua guru SD peneliti memperoleh skor rerata 3,87 dari rentangan skor 1 s/d 5, dengan kategori “ Baik”. Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 subtema Gemar Bernyanyi dan Menari untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar memilki kualitas “

Baik” dan layak untuk diuji coba.

Kata kunci : Kurikulum SD 2013, perangkat pembelajaran, subtema Gemar Bernyanyi dan Menari.


(2)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME GEMAR BERNYANYI DAN MENARI FOR FIRST

GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for first grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the first grade of elementary school.

From the result of the validationconducted by researchers obtained a mean score of 3, 75 in the category of "Good". The score indicates that the elementary curriculum learning refers subtema 2013 gemar bernyayi dan menari for first grade elementary school students have the quality of "Good" and unfit for use.

Keywords: 2013 elementary school curriculum, learning instrument, subtheme Gemar Bernyanyi dan Menari


(3)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI UNTUK SISWA

KELAS 1 SEKOLAH DASAR SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh: Rina Heatubun Nim: 111134320

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

ii

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh : Rina Heatubun Nim: 111134320

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersebahkan kepada:

Tuhan Yang Maha Esa yang senangtiasa memberikan kekuatan, mendampingi dan menjaga dalam setiap perjalan hidup ku.

Alm. Bapak di Surga Yohanes Heatubun

yang menjadikanku sebagai seorang yang kuat.

ibu tercinta ibu Martha Rumbino yang selalu memberikan dukungan doa, perhatian, kasih sayang dan semangat untuk

menyelesaikan pendidikan.

Keempat kakak tercinta. Viktor Rumbino, Maria Heatubun, Ruth mina Heatubun dan Paulina Heatubun yang selalu memberikan

doa dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Kedua keponakan ku tercinta, Repiyana Rumbino dan Mei Rumbino yang selalu menghibur aku saat aku letih dan lesuh.

Buat teman-teman PPGT angkatan 2011 yang selalu memberikan motivasi dan dukungan agar dapat menyelesaikan skripsi ini .

Kupersembahkan karya ini untuk almamater Universitas Sanata Dharma


(8)

vi Motto

Prestasi yang sesungguhnya adalah di mana kamu tetap Berada di jalan yang benar yaitu jalan Tuhan

TIDAK ada permasalahan yang terjadi tanpa jalan keluar

Tidak ada kerja “KERAS” yang berlalu begitu saja tanpa “BERKAT”

dan tidak akan pernah sedetikpun Tuhan Yesus meninggalkan kita

dalam setiap langkah yang kita tempuh Tuhan selalu ada bersama

dengan kita dan akan menuntun kita ke jalan yang benar.

Ku aman karena kau menjaga Ku kuat karena kau menopang

Hidup ku hanya di tentukan oleh kuasa Mu “ Bagi Tuhan Tak Ada Yang Mustahil”


(9)

vii

PERYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagain karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaiman layaknya karya ilmiah ini.

Yogyakarta 28 April 2015


(10)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Rina Heatubun

NIM : 111134320

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendestribusikan secara terbatas dan memplubikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 28 April 2015


(11)

ix ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUB TEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI UNTUK SISWA

KELAS 1 SD Rina Heatubun Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan perlunya contoh perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian otentik pada kegiatan pembelajarannya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp, dan prosedur penelitian R&D model Borg dan Gall pengembangan penelitian tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan meliputi lima langkah yaitu : (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kusioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan sedangkan kuiseoner digunakan untuk validasi kulaitas perangkat pembelajaran oleh dua pakar kurikulum 2013 dan dua guru kelas 1 SD.

Dari hasil validasi yang dilakukan oleh dua pakar kurikulum dan dua guru SD peneliti memperoleh skor rerata 3,87 dari rentangan skor 1 s/d 5, dengan kategori “ Baik”. Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 subtema Gemar Bernyanyi dan Menari untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar memilki kualitas “ Baik” dan layak untuk diuji coba.

Kata kunci : Kurikulum SD 2013, perangkat pembelajaran, subtema Gemar Bernyanyi dan Menari.


(12)

x ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME GEMAR BERNYANYI DAN MENARI FOR FIRST

GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for first grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the first grade of elementary school.

From the result of the validationconducted by researchers obtained a mean score of 3, 75 in the category of "Good". The score indicates that the elementary curriculum learning refers subtema 2013 gemar bernyayi dan menari for first grade elementary school students have the quality of "Good" and unfit for use.

Keywords: 2013 elementary school curriculum, learning instrument, subtheme Gemar Bernyanyi dan Menari


(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J.,S.S.,B.S.T.MA. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Dra. Maslichah Asyari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 6. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 7. Uswatun Khasanah selaku guru kelas I SDN Kalasan 1 yang telah membantu peneliti

dalam melakukan validasi produk penelitian.

8. Kartika Kirana S, s. Selaku kepala sekolah SDKE Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Ibunda tersayang, Ibu Martha Rumbino yang selalu memberikan dukungan, motivasi serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Keempat kakak ku, Viktor Rumbino, Maria Heatubun, Ruth Mina Heatubun dan Paulina Heatubun yang selalu memberikan dukungan dan doa yang selalu kujadikan motivasi.

11.Kedua keponakan ku tercinta Repiyana Rumbino dan Mei Rumbino yang selalu menyemangatiku saat kesal dan lelah.


(14)

xii

12.Kedua keluarga besar Heatubun dan Rumbino yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman satu perjuangan 34 mahasiswa skripsi payung pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.

14.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 28 April 2015 Penulis,


(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA. ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRAC... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batas Istilah... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian teori... 12

1. Kurikulum SD 2013... 12

a. Rasional dan elemen perubahan kurikulum 2013... 13

b. Penguatan pendidikan karakter... 21

c. Pendekatan tematik integratif... 22

d. Pendekatan saintifik... 25

e. Penilaian otentik... 34

2. Model pengembangan perengkat pembelajaran... 38

B. Penelitian yang relevan... 47

C.

Kerangka berpikir... 49


(16)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian... 52

B. Prosedur pengembangan... 52

1. Jadawal Penelitian... 54

2. Langkah 1 : Potensi dan Masalah... 55

3. Langkah 2 : Pengumpulan Data... 55

4. Langkah 3 : Desain Produk... 55

5. Langkah 4: Validasi Desain... 56

6. Langkah 5 : Revisi Desain... 57

C. Validasi Ahli Kuirkulum SD 2013... 57

D. Instrumen Penelitian... 57

E. Teknik Pengumpulan Data... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisi Kebutuhan... 63

1. Hasil wawancara Analisis Kebutuhan... 63

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan... 67

B. Deskripsi produk Awal... 68

1. Silabus... 69

2. Rencana Pelaksanaan Perangkat Pembelajaran Tematik Harian... ... 69

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013... 72

D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013... ... 75

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 83

B. Keterbatasan Pengembangan... 84


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tantangan Masa Depan dan Kompetensi Masa Depan... 16

Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir... 17

Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013... 19

Tabel 4. Jadwal Penelitian... 54

Tabel 5. Konversi Nilai Skala Lima... 59

Tabel 7. Kriteria Skor Skala Lima... 61

Tabel 8. Komentar Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi... 74

Tabel 9. Komentar Guru SD Kelas 1 Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi... 77


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. Siklus Pengembangan Perangkat model Kemp... 38 Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir... 49 Gambar 3. Langkah-langkah pengembangan perangkat Borg dan Gall... 53


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat ijin observasi dan wawancara... 88

Surat keterangan... 89

Rangkuman survei hasil wawancara... 90

Instrumen validasi perangkat pembelajaran tematik... 95

Biodata penulis ... 118


(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan seseorang, dengan pendidikan yang baik maka akan baik pola pikiran dan sikap seseorang. Pendidikan yang baik terbentuk dari pola dan sistem pendidikan yang baik pula. Sistem dan pola pendidikan yang baik terwujud dengan kurikulum yang baik. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem dalam pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Kurikulum secara etimologi adalah tempat berlari dengan kata yang berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan currere yang artinya tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis awal atau start sampai dengan finish, kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat di dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang jumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan. Di Indonesia sendiri, pengertian kurikulum terdapat dalam Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara


(21)

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Imas Kurinasih (2014 : 3).

Bicara tentang kurikulum tentu semua pihak sepakat bahwa pembicaraan itu adalah soal kebijakan yang sangat strategis, karena semua perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia merupakan racangan pembelajaran yang memilki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, yang akan menentukan proses dan hasil sebuah pendidikan. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan sangat berkepentingan dan tentu saja menjadi lahan utama yang akan terkena imbasnya. Semua pihak, baik itu orang tua, masyarakat juga mendapatkan dampak langsung dari perubahan-perubahan kurikulum itu.

Oleh karena itu, perubahan kurikulum ini harus disikapi secara positif dengan mengkaji dan memahami implementasinya di sekolah,yang menjadi ujung tombak pelaksanaan tentu saja semua civitas akademik di sekolah, dan semua itu tergantung pada guru dan kepala sekolah yang dijadikan sebagai kunci dalam menentukan serta menggerakkan berbagai komponen dan dimensi di sekolah lainnya. Keberhasilan implementasi kurikulum ini juga dipengaruhi oleh kemampuan guru terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan, serta tugas yang di emban, dan kondisi ini kadang diperparah dengan banyaknya para pelaku pendidikan yang diangkat tidak berdasarkan kompetensi dan keahlian mereka, sehingga segala kekacauan dan salah menterjemahkan sangat mungkin terjadi, dan imbas yang paling terasa tentu saja akan dirasakan oleh semua murid-murid sebagai objek dari kurikulum tersebut.


(22)

Menurut Muhammad Nuh Dea dalam Imas Kurinasih berpendapat bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Adapun ciri-ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar adalah: a) menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi b) siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiilki kemampuan berpikir kritis c) mimiliki tujuan agar berbentuknya generasi produktif, keratif, inovatif, dan afektif d) khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran e) pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Kurikulum 2013, menggunakan pendekatan pembelajaran tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi dan berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema. Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang penggembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral. Setelah tema ditetapkan dan dijadikan dasar untuk menentukan dasar-dasar subtema dari bidang studi lain yang terkait. Menurut (Abdul 2010 : 99) proses pembelajaran menggunakan pendekatan


(23)

peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberitahu (Permendikbud kurikulum 2013).

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Tugas, peran dan fungsi guru merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Hanya saja terkadang tugas dan fungsi disejajarkan sebagai penjabaran dari peran menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas I SDN KALASAN ibu SR pada tanggal 17 Mei 2014, peneliti memperoleh informasi bahwa kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang memuat mata pelajaran secara keseluruhan dalam sebuah tema.

Berdasarkan data wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2014 dengan guru kelas I. Guru dapat menginformasikan bahwa kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum yang memuat beberapa mata pelajaran dalam suatu tema, dan guru juga sudah mengetahui teori-teori


(24)

dasar dalam kurikulum 2013 yang terdiri dari pendekatan saintifik, tematik integratif, penilaian outentik dan pendidikan karakter. Tetapi dari informasi tersebut guru-guru juga mendapatkan kesulitan contohnya seperti sumber daya manusia (SDM), dikarenakan beberapa guru masih menggunakan model mengajar yang lama, sedangkan guru kelas I dan IV yang dapat mengikuti diklat sesuai dengan kurikulum 2013.

Guru juga mendapatkan kesulitan dalam menemukan perangkat pembelajaran diantaranya meliputi penilaian atau instrumen penilaian salah satunya adalah penilain sikap anak-anak di dalam kelas karena jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga guru membutuhkan instrumen penilaian sikap yang efektif. Kesulitan lain juga terdapat pada sarana dan prasarana di sekolah yang kurang memadahi. Guru sudah menguasai teori tetapi untuk menerapkan belum semaksimal atau belum 100%. Adapun kesulitan-kesulitan lain berupa daftar penilaian, penilain proses, rubrik penilaian karakter sikap sehingga guru perlu menyiapakannya. Berdasarkan permasalah yang di temukan di latar belakang diatas, makan peneliti tertarik memilih judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 pada Sub tema Gemar Bernyanyi dan Menari untuk Siswa Kelas I SD.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Gemar Bernyanyi dan Menari untuk siswa kelas I Sekolah Dasar mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas Sekolah Dasar?


(25)

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Gemar Bernyanyi dan Menari mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran subtema Gemar Bernyanyi dan Menari mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar dengan prosedur yang telah di tentukan.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Gemar Bernayanyi dan Menari mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan dan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013.

2. Bagi guru

Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk memberikan inspirasi dan salah satu refrensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013.

3. Bagi siswa

Bagi siswa dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari materi tentang Gemar Bernyanyi dan Menari mengacu kurikulum 2013.


(26)

4. Bagi sekolah.

Bagi sekolah penelitian ini bermanfaat untuk memberikan inspirasi dan dapat dijadikan sebagai refrensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013.

5. Bagi Prodi PGSD

Bagi prodi penelitian ini bermanfaat menambah bahan bacaan terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013 pada siswa kelas I SD.

E. Batasan Istilah

1. Kurikulum SD 2013 adalah : seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman peyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (kemendikbut 2013).

2. Pendidikan karakter adalah : pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan (conitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona dalam Heri Gunawan (2012 : 23) , dengan ketiga aspek tersebut, jika pendidikan karakter diterapkan secara sistematik dan berkelanjutan akan membuat anak menjadi cerdas dalam emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tentangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.


(27)

3. Pendekatan tematik integratif adalah Model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalamn lansung dan menghubungkanya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

4. Pendekatan saintifik adalah: Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

5. Penilaian otentik adalah penilaian otentik (authentick assement) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip


(28)

penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.

6. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran adalah Rencana

Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

Komponen RPPTH pada kurikulum 2013 ini terdiri atas 12 bagian, antara lain sebagai berikut: Satuan Pendidikan (nama sekolah), Kelas/ semester, Tema/ subtema, Pertemuan ke berapa, Alokasi waktu, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Kegiatan Pembelajaran , LKS, Sumber dan Bahan, Penilaian, dan Laporan.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi peserta didik (kognitif, keterampilan, dan karakter) yang terdapat dalam dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

Dalam penyusunan RPPTH harus mengacu pada perkembangan pribadi peserta didik yakni pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan karakter (attitude). Aspek-aspek ini yang perlu

dikembangkan dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. Tetapi dari ketiga aspek tersebut di atas, aspek yang banyak


(29)

karena pada kurikulum 2013 lebih menekankan pengembangan nilai atau karakter peserta didik.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Dalam pendekatan tematik integrative ini, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran yang terdapat didalamnya. Kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran ini diintegrasikan ke dalam berbagai tema yang memunculkan pengetahuan,keterampilan dan sikap dalam setiap proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Penyusunan RPPTH dengan menggunakan pendekatan tematik integrative ini dalam hal proses pembelajaran harus berpusat pada peserta didik, Peserta didik merasakan langsung proses pembelajaran tersebut, pemisahan mata pelajaran tidak begitu nampak tetapi saling berkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lainnya, hasil pembelajaran tersebut dapat berkembang sesuai dengan potensi ,minat, dan kebutuhan peserta didik.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas peserta didik dengan menerapkan pendekatan saintifik.

RPPTH yang disusun dengan menerapkan pendekatan saintifik terdiri dari lima aspek diantaranya mengamati (observating), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring (networking). Pendekatan saintifik merupakan


(30)

pendekatan ilmiah yang diakhir dari setiap pembelajaran peserta didik harus suatu karya ilmiah.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian yang digunakan dalam RPPTH adalah penilaian otentik.

Penilaian otentik terdiri dari beberapa jenis yaitu; penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan tertulis. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Kinerja siswa dinilai melalui pengamatan menggunakan lembar pengamatan. Penilaian proyek digunakan untuk menilai tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa menurut periode waktu tertentu. Berupa investigasi yang dilakukan oleh siswa mulai perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Penilaian portofolio merupakan kumpulan hasil kerja yang sengaja dibuat dan mencerminkan runtutan upaya siswa. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komperehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.

Penyusunan RPPTH dengan memperhatikan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan. Di mana penyusunannya memperhatikan tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama tempat, kata penghubung.


(31)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum secara konseptual adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi mudah bangsannya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya. Untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsa. Secara yuridis kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan. (Daryanto 2014 : 11)

Kurikulum merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan pencapaian pendidikan, pada kurikulum 2013 ada peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), ketrampilan (skill) dan pengetahuan (konwledge). Kurikulum 2013 menyiapkan generasi masa depan yang memiliki kemampuan, berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memilki kesiapan untuk bekerja, memiliki


(32)

kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya memili rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. Menurut Daryanto (2014:13), kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu di teruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP) .

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Perubahan kurikulum adalah kebijakan publik berskala luas yang melibatkan komponen-komponen waktu, keahlian, dana, peralatan, pengorbanan, kemapuan yang sangat masif. Waktu yang diperlukan untuk memulai kebijakan itu tidak cukup dalam hitungan bulan atau hari. Karena membutuhkan dana yang berjumlah triliunan rupiah itu belum termasuk dalam iplementasi yang harus menjangkau keseluruh wilayah Indonesia. Perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang selalu berubah tanpa bisa dicegah, Imas Kurinasih (2014 : 320).


(33)

Perubahan yang ada pada kurikulum 2013 mencakup a) perubahan standar Kompetensi lulusan, b). Perubahan standar isi, c). Perubahan standar proses, d). Perubahan penilaian atau standar evaluasi. Penyempurnaan standar kompetensi lulusan memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan dan ketrampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan rumusan empat kompetensi ini (penghayatan dan pengalaman agama, sikap, ketrampilan dan pengetahuan) menjadi landasan kompetensi dasar pada setiap kelas. Perubahan standar isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik integratif. Perubahan pada Standar Proses sama halnya dengan perubahan strategi pembelajaran. Perubahan metode mengajar dilakukan oleh guru ketika para guru dapat menguasai metode-metode mengajar yang efektif.

Kurikulum 2013 harus diimplementasikan melalui pembelajaran berbasis aktivitas yang berbasis pendekatan ilmiah dan tematik integratif. Hal ini senada dengan apa yang dinyatakan dalam pemendikbud nomor 65 tentang Standar Proses bahwa untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific) tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu ditetapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).


(34)

Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreaktif, inovatif, dan lebih produktif sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

Menurut Daryanto (2013 : 2) berpendapat bahwa ada empat faktor yang menjadi alasan pengembangan kurikulum 2013 antara adalah : 1) tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan. 2) kompetensi masa depan yaitu kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda. 3) fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrets). 4) persepsi public yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter. Anatara lain dapat kita lihat pada tabel berikut ini :


(35)

Tabel 1 Identifikasi Tantangan Masa Depan dan Kompetensi Masa Depan

No Tantangan masa depan Tantangan kompetensi masa depan 1 Globalisasi WTO,

ASEAN community, APEC, CAFTA

Kompetensi masa depan

2 Kemajuan teknologi Kemampuan berkomunikasi 3 Masalah lingkungan

hidup

Kemampuan berpikir jernih dan kritis

4 Konvergensi ilmu dan teknologi

Kemampuan mempertimbangan segi moral suatu usaha

5 Ekonomi berbasis pengetahuan

Kemampuan menjadi warga yang bertanggung jawab

6 Kebangkitan industri kreatif dan budaya

Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda. 7 Pergeseran kekuatan

dan ekonomi dunia

Memiliki minat luas dalam kehidupan

8 Pengaruh dan imbas teknosains

Memiliki kesiapan untuk bekerja

9 Mutu, investasi dan transormasi pada sektor pendidikan

Memiliki kecerdasan sesuai denganbakt/minatnya


(36)

PISA lingkungan.

Perubahan kurikulum dapat membantu peserta didik untuk menyiapkan diri menjadi anak didik yang baik di masa yang akan datang sehingga perlu adanya perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran di kelas. Sehingga peserta didik siap menghadapi perubahan dan tantangan masa depan. Penyempurnaan pola pikir terjadi jika adanya perubahan cara berpikir dari kurikulum lama menjadi kurikulum baru yang kontekstual dan modern. Penyempurnaan pola pikir dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum

No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2. Standar Isi dirumuskan berdasarkan

Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan


(37)

pengetahuan 4. Kompetensi diturunkan dari mata

pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5. Mata pelajaran lepas satu dengan

yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)

Adapun 3 elemen perubahan yang terjadi dalam kurikulum 2013 antara lain perubahan standar kompetensi lulusan, perubahan standar isi, perubahan standar proses, perubahan standar evaluasi. Penyempurnaan standar kompetensi lulusan memerhatikan pengembangan nilai, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Sedangkan perubahan standar isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik integratif atau standar proses.

Perubahan standar proses sama halnya dengan perubahan strategi pembelajaran dimana seorang guru harus merancang dan mengelola proses pembelajaran yang aktif dan meyenangkan agar peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengelolah menyajikan, menyimpulkan dan menciptakan. Perubahan standar evaluasi adalah suatu bentuk penilaian yang dilakukan dengan menggunakan penilaian otentik, penialain otentik mengukur kompetensi sikap, ketrampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses, kita juga dapat melihat dapa tabel di bawah ini.


(38)

Tabel 3 : Elemen Perubahan kurikulum 2013 ELEMEN DESKRIPSI SD Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan (ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran

Struktur

Kurikulum (Mata Pelajaran dan alokasi waktu) ISI

- Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya

- Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains

- Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6 - Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat

perubahan pendekatan pembelajaran

Proses

pembelajar-an

- Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah,

menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.


(39)

juga di lingkungan sekolah dan masyarakat - Guru bukan satu-satunya sumber belajar. - Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi

melalui contoh dan teladan Tematik dan terpadu

Penilaian

- Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) - Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan)

yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL

- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

- Pramuka (wajib) - UKS


(40)

Dari berbagai perubahan yang sudah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 telah mengatur ulang proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa begitu aktif dalam mengikuti pemeblajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.

b. Penguatan Pendidikan Karakter

Menurut Heri Gunawan 2012:2, Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dengan focus mengaplikasikan nilai

kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Karakter adalah cara berpikir dan perilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat. Adapun pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan (conitive), perasaan (feeling), dan tindakan. Karakter menurut Hermawan Kartajaya dalam Herman Gunawan karakter adalah: ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu (manusia). Ciri kahas tersebut adalah asli, dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar dan merespon sesuatu.

Pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhal mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriot, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi


(41)

yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik pemerintah , duni usaha dan media massa.

Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik, pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria, malu berbuat curang, malu bersikap malas, malu membiarkan lingkunganya kotor. Karakter tidak terbentuk secar instan, tapi harus dilatih secara serius dan proporsional agar mencapai bentuk dan kekutan yang ideal. Richard Eyre dan Linda dalam Heri Gunawan berpendapat bahwa yang menghasilkan suatu perilaku dan perilaku itu berdampak positif, baik bagi orang yang melajalankan maupun bagi orang lain ialah sebuah kejujuran yang dinyatakan sebagai sebuah nilai yang positif. Karena perilaku ini menguntungkan baik bagi yang melakukan maupun bagi orang lain yang terkena akibatnya. Sama halnya dengan keadilan, tanggung jawab, hormat, kasih sayang dll. Nilai-nilai ini walaupun diberikan kepada orang lain, maka persediaan perbendaharaan bagi yang melakukan pun masih banyak dan semakin banyak orang memberikan kepada orang lain, maka akan semakin banyak pula dia menerima dari orang lain.

c. Pendekatan Tematik Integrative

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip


(42)

keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan siswa. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memeberikan pengalaman bermakan kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembalajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkanya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembalajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.

Dalam melaksanakannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memerhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan dengan adanya tema akan memberikan banyak keuntungan diantaranya: 1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 2) siswa dapat mempelajari dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam tema yang sama, 3) pemahaman terhadap materi pembelajaran lebih mendalam dan berkesan, 4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, 5) siswa dapat lebih


(43)

merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, 6) siswa dapat lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengambungkan mata pelajaran lain, 7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan memberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Secara filosofis, kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat berikut (1) progresivisme, (2) kontruktivisme (3) humanism aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentuk kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memerhatikan pengalaman siswa. Dalam proses belajar, siswa dihadapkan pada permasalahan yang menuntut pemecahan. Untuk memecahkan masalah tersebut, siswa harus memilih dan menyusun ulang pengetahuan dan pengalaman belajar yang telah dimiliki. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct expriences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Dalam hal ini, isi atau materi pembelajaran perlu dihubungkan dengan pengalaman siswa secara langsung. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkontruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan sendiri


(44)

oleh masing-masing. Pengetahuan merupakan sesuatu yang berkembang terus-menerus.

Keaktifin siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanis memelihat siswa dari segi keunikan/ kekhasannya, potensinya dan motivasi yang dimilkinya. Siswa selain melihat kesamaan juga memiilki kekhasan. Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (a) layanan pembelajaran selain bersifat klasikal juga bersifat individual. (b) pengakuan adanya siswa yang lambat (slow learning) dan siswa yang cepat, (c) penyikapan tehadap hal-hal yang unik dari diri siswa, baik yang menyangkut faktor personal/individual maupun yang menyangkut faktor lingkungan sosial/kemasyarakatan.

d. Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana


(45)

saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan.Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.

Pendekatan saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan.Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.


(46)

Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.

Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. (Nur dan Wikandari, 2000:4). Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik


(47)

sebagai berikut : 1) berpusat pada siswa, 2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip, 3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, 4) dapat mengembangkan karakter siswa.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah: 1) untuk meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, 2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, 3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, 4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, 5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, 6) untuk mengembangkan karakter siswa ada juga beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut: 1) pembelajaran berpusat pada siswa, 2) pembelajaran membentuk students’ self concept, 3) pembelajaran

terhindar dari verbalisme, 4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip, 5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, 6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, 7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi, 8) adanya proses validasi terhadap


(48)

konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:

1. Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan


(49)

bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

2. Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragama.


(50)

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.


(51)

3. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman


(52)

tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

4. Menarik kesimpulan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

5. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasilpengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.


(53)

e. Penilaian Otentik

Penilaian otentik (authentick assement) adalah suatu proses pemgumpulan, dan pengelolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belaja peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input, proses dan kelauaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Penilaian autektik menilai kesiapan peserta didikserta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input, proses, dan aotput) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Penilain autentik memilki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan

kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar dan membangun jejaring. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan istrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepadapeserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti : membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat mutil media, membuat karangan dan diskusi kelas. Penilaian autentik sebagai bentuk penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat menggunakan berbagai cara atau bentuk antara lain :


(54)

melalu penilain proyek atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis dan petunjuk observasi. Secara garis besar untuk penilaian autentik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penilaian proyek

Penilaian proyek merupakan salah satu penilaian autentik yang berupa pemberian tugas kepada siswa secara berkelompok. Kegiatan ini merupakan cara untuk mencapai tujuan akademik sambil mengakomodasi berbagai perbedaan gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing siswa. Tugas proyek akademik yang diberikan adalah tugas yang terkait dengan konteks kehidupan nyata. Oleh karena itu tugas ini dapat meningkatkan partisipasi siswa. Sebagai contoh, siswa diminta membentuk kelompok proyek untuk menyelidiki keanekaragaman budaya dilingkungan daerah tinggal mereka.

Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Oleh karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya guru harus memperhatikan tiga hal sebagai berikut :

a. Ketrampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberikan makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan .

b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengemabngan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.


(55)

c. Orsinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

2. Penilaian kinerja

Penialai yang melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukan dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Ada beberapa cara berbeda untuk merekan hasil penilaian berbasis kinerja :

a. Dafta chek (chekclist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau sub indikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.

b. Catatan anekdot/narasi (ancdot/narative records). Digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan. c. Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan

menggunkan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya : 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang dan 1 = kurang sekali.

d. Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu,


(56)

tanpa membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum.

3. Penilaian portofolio

Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa (tugas-tugas) dalam periode waktu tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian. Portofolio adalah pemecahan masalah, berpikir dan pemahaman, menulis, komunikasi dan pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai pebelajar. Portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru menejelaskan secara singkat esensi penilaian portofolio

b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau dibawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas

bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.


(57)

Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar salah, yah-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian dan esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensitesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis bebentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuna peserta didik.

2. Model pengembangan perangkat pembelajaran

Penelitian yang mengembangkan perangkat pembelajaran ini, menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall.

Menurut Kemp (1994) dalam Trianto (2010:81-89) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum.

Gambar 2. Siklus Pengembangan Perangkat model Kemp Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran Kemp meliputi:


(58)

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Tujuan dari tahap untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. 2. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengidentifikasi tingkah laku awal siswa yaitu keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki oleh siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok.

3. Analisis Tugas

Menurut kemp analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan subordinat (prasyarat) yang harus dipelajari siswa dan langkah-langkah prosedur subordinat yang perlu diikuti oleh siswa untuk mempelajari suatu proses.

4. Merumuskan Indikator

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional. Indikator dirumuskan berfungsi sebagai: (a) alat untuk mendesain pembelajaran, (b)


(59)

kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa seteleh berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.

6. Strategi Pembelajaran

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mecapai tujuan pembelajaran.

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih. Maka pemilihan media dan sumber pembelajaran harus berdasarkan analisis tujuan, analisis karakteristik awal siswa, dan analisis tugas.

8. Pelayanan Pendukung

Pelayanan pendukung sangat menentukan keberhasilan pengembangan perangkat. Pelayanan pendukung berkaitan dengan kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan. Di samping itu membutuhkan anggaran atau dana, fasilitas, bahan, perlengkapan,


(60)

pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.

9. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perencanaan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran.

10.Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari hasil posttes maupun ujian akhir pembelajaran.

11.Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Seperti yang dijelaskan oleh Kemp sebelumnya bahwa setiap langkah rancangan selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang telah dibuat.

Pengembangan perangkat pembelajaran yang dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa dan penilaian otentik. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.


(61)

a. Pengertian Silabus

Menurut Pemendikbut (2013) Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat: Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, dan penilaian. Dengan demikian, silabus menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

1) Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar isi (Standar dan Kompetensi Dasar). 2) Materi pokok saja yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik

untuk mencapai Standar isi.

3) Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik mampu beriteraksi dengan objek belajar.

4) Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar isi.

5) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi

berdasarkan indikator sebagaii acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan di nilai.

6) Berapa lama waktu yang dipelukan untuk mencapai Standar Isi tertentu.

7) Sumber belajar apa sajakah yang dapat diperdayakan untuk mencapai Standar Isi tertentu.


(62)

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Pengertian RPP

Menurut Permendikbut (2013 : 22) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Komponen RPP terdiri atas identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan, identitas mata pelajaran atau tema/subtema, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai, kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus


(63)

dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

c. Pengertian instrumen penilaian

Menurut Asep dan Abdul (2012 : 53) penilaian adalah proses memberikan atau menentukan terhadap hasil belajar tertentu berdasaran kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interprestasi yang diakhiri dengan judgement. Judgement merupakan tema penilaian yang mengaplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu, maka dalam penilaian selalu ada objek/program, ada kriteria, dan ada judgement.

Menurut Permendikbut (2013) Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensisikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut

1. Penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik

dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating


(64)

1) observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, 2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yangdigunakan berupa lembar penilaian diri, 3) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik, 4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

2. Penilaian kompetensi pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penugasan. 1) instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran, 2) instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. 3) instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu


(1)

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

118

BIODATA PENULIS

Rina Heatubun lahir di Biak, 20 Agustus 1992. Pendidikan dasar diperoleh di SD YPK PNIEL Opiaref, tamat pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 2 Biak, tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMK NEGERI I Biak, tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di pergguruan tinggi

diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Subtema Gemar Bernyany Dan Menari Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”. Pengembangan Perangkat Pembelajaran tersebut dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh Perangkat Pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI