Pengembangan perangkat pembelajaran subtema kegiatan malam hari mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

(1)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KEGIATAN MALAM HARI MENGACU KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (I) SEKOLAH DASAR

Irene Putri Noventi Yunanto Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang bertujuan menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada Kurikulum 2013. Produk tersebut menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, dan penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E. Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar.

Berdasarkan validasi dua pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,11 (baik) dan 4,04 (baik), dan dua guru kelas I SD yang sama-sama menghasilkan skor 4,48 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,27 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari 11 aspek yang terdapat dalam instrumen validasi, antara lain: (1) identitas rpp, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa dan (11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(2)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENTS BASED ON

CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEGIATAN MALAM HARI

FOR ONE GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Irene Putri Noventi Yunanto Sanata Dharma University

2015

This research is the development of research that aims to produce products such as learning device that refers to the Curriculum 2013. The resulting product is an integrated thematic approach, scientific approach, character education, and authentic assessment on learning activities.

Procedures Jerold E. Kemp and development research procedure proposed by Bord and Gall was adapted into a more simple model of development, which is used as a basis in research. The development procedures used in the study includes five steps: (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) the design of the product, (4) validation expert, and (5) the revision of the design, to produce the final product in the form of the device design 2013 refers to the learning curriculum for first grade elementary school students.

Based on the validation of two experts Curriculum 2013 resulted in a score of 4.11 (good) and 4.04 (good), and two grade I elementary school teachers together to produce a score of 4.48 (very good). The learning device to obtain a mean score of 4.27 and included in the category of "very good". It is observed from 11 aspects contained in the instrument validation, among others: (1) the identity RPPTH, (2) the formulation of indicators, (3) formulating learning goals, (4) the selection of teaching materials, (5) the selection of learning resources, (6) learning media selection, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student worksheets and (11) language. Therefore, the learning the device developed already fit for use as a learning the device refers Curriculum 2013.


(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KEGIATAN MALAM HARI MENGACU KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (I) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Irene Putri Noventi Yunanto 111134172

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KEGIATAN MALAM HARI MENGACU KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (I) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Irene Putri Noventi Yunanto 111134172

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

TUHAN YESUS KRISTUS

Sumber segala rahmat yang selalu memberikan kemudahan dan kelancaran disetiap langkahku

Bapak dan Ibuku tercinta

Bapak Panjang Yunanto dan Ibu Purwestriningsih yang selalu memberikan semangat dan mendukungku

Adikku Yosua Agung Wicaksono Yunanto yang selalu memberikan dukungan

Sahabat-sahabatku

Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih sayang yang kalian berikan

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

v MOTTO

Karena masa depan itu sungguh dan harapanmu tidak akan hilang

(Amsal 23:18)

Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan pada hari ini

Jika ada niat di dalam hati yang disertai dengan usaha (tindakan untuk berani mencoba), pastilah akan selalu ada jalan yang akan menghantarkan kepada


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KEGIATAN MALAM HARI MENGACU KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (I) SEKOLAH DASAR

Irene Putri Noventi Yunanto Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang bertujuan menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada Kurikulum 2013. Produk tersebut menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, dan penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E. Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar.

Berdasarkan validasi dua pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,11 (baik) dan 4,04 (baik), dan dua guru kelas I SD yang sama-sama menghasilkan skor 4,48 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,27 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari 11 aspek yang terdapat dalam instrumen validasi, antara lain: (1) identitas rpp, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa dan (11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(12)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENTS BASED ON

CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEGIATAN MALAM HARI

FOR ONE GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Irene Putri Noventi Yunanto Sanata Dharma University

2015

This research is the development of research that aims to produce products such as learning device that refers to the Curriculum 2013. The resulting product is an integrated thematic approach, scientific approach, character education, and authentic assessment on learning activities.

Procedures Jerold E. Kemp and development research procedure proposed by Bord and Gall was adapted into a more simple model of development, which is used as a basis in research. The development procedures used in the study includes five steps: (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) the design of the product, (4) validation expert, and (5) the revision of the design, to produce the final product in the form of the device design 2013 refers to the learning curriculum for first grade elementary school students.

Based on the validation of two experts Curriculum 2013 resulted in a score of 4.11 (good) and 4.04 (good), and two grade I elementary school teachers together to produce a score of 4.48 (very good). The learning device to obtain a mean score of 4.27 and included in the category of "very good". It is observed from 11 aspects contained in the instrument validation, among others: (1) the identity RPPTH, (2) the formulation of indicators, (3) formulating learning goals, (4) the selection of teaching materials, (5) the selection of learning resources, (6) learning media selection, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student worksheets and (11) language. Therefore, the learning the device developed already fit for use as a learning the device refers Curriculum 2013.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Kegiatan Malam Hari Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas Satu (I) Sekolah Dasar dapat

penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.B.S.T.MA. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 6. Ibu Nn selaku guru kelas I SD Negeri Percobaan 3 yang telah bersedia

melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan.

7. Ibu E selaku guru kelas I SD Bopkri Demangan 3 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.


(14)

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Istilah ... 8

1.6 Spesifikasi Produk ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Kurikulum 2013 ... 11

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 11

2.1.1.2 Pendidikan Karakter ... 16

2.1.1.2.1 Karakter... 16


(16)

xiii

2.1.1.2.3 Tujuan Pendidikan Karakter ... 18

2.1.1.2.4 Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter ... 19

2.1.1.3 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi... 20

2.1.1.4 Pendekatan Tematik Integratif... 23

2.1.1.5 Pendekatan Saintifik ... 25

2.1.1.6 Penilaian Otentik... 30

2.1.1.7 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 35

2.2 Penelitian yang Relevan... 40

2.3 Kerangka Pikir ... 44

2.4 Pertanyaan Penelitian... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1 Jenis Penelitian... 47

3.2 Prosedur Pengembangan ... 50

3.2.1 Potensi dan Masalah... 51

3.2.2 Pengumpulan Data ... 52

3.2.3 Desain Produk ... 52

3.2.4 Validasi Ahli ... 52

3.2.5 Revisi Desain ... 53

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 53

3.4 Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 54

3.5 Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 55

3.6 Instrumen Penelitian ... 55

3.7 Teknik Pengumpulan Data... 56

3.8 Teknik Analisis Data... 56

3.8.1 Data Kualitatif ... 56

3.8.2 Data Kuantitatif ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 60

4.1 Analisis Kebutuhan ... 60

4.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 60

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 65


(17)

xiv

4.2.1 Silabus ... 66

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 66

4.2.3 Materi Ajar dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)... 68

4.2.4 Instrumen Penilaian ... 69

4.3 Revisi Produk... 70

4.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk ... 71

4.3.2 Data Validasi Guru SD Kelas I yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk... 73

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 74

4.4.1 Kajian Produk Akhir ... 74

4.4.1.1 Silabus... 74

4.4.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 75

4.5 Pembahasan... 75

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 81

5.3 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ...12

Tabel 2. Elemen Standar Isi ...14

Tabel 3. Elemen Standar Proses ...15

Tabel 4. Elemen Standar Penilaian ...16

Tabel 5. Waktu Pelaksanaan Penelitian ...53

Tabel 6. Konversi Nilai Skala Lima...57

Tabel 7. Kriteria Skor Skala Lima ...59

Tabel 8. Komentar Pakar Kurikulum dan Revisi ...72

Tabel 9. Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas I ...76


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Revisi Taksonomi Bloom ... 21

Gambar 2. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran-Kemdikbud ... 27

Gambar 3. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp yang Direvisi ... 35

Gambar 4. Kerangka Berpikir... 45

Gambar 5. Langkah-langkah Prosedur Pengembangan ... 48


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penelitian Wawancara ...86

Lampiran 2 Surat Bukti Wawancara dari SD...87

Lampiran 3 Instrumen Analisis Kebutuhan ...88

Lampiran 4 Data mentah Validator Pakar Kurikulum 2013 ...91

Lampiran 5 Data mentah Validator Guru Kelas I SD...101

Lampiran 6 Silabus Tema 3 ...111

Lampiran 7 Biodata Peneliti ...147 Lampiran 8 Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah)


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini telah membuka kesadaran masyarakat tentang

perkembangan dunia pendidikan. Hal tersebut menimbulkan sejumlah

harapan dan kecemasan dalam kemajuan pendidikan terutama pada

peningkatan mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Namun hal tersebut

dapat diatasi dengan mengupayakan perbaikan dan peningkatan mutu

pendidikan yang secara terus-menerus dilakukan. Salah satu upaya yang

dilakukan oleh pemerintah saat ini yaitu dengan melakukan perubahan

kurikulum. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum harus bersifat dinamis, dimana kurikulum selalu mengalami

perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan

teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, sistem nilai, serta

kebutuhan masyarakat (Arifin, 2011: 1-2). Sifat kurikulum yang dinamis

ini yang menuntut adanya perubahan yang dilakukan secara terus menerus.

Saat ini, beberapa Sekolah Dasar (SD) di Indonesia telah menerapkan


(22)

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2006

atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) yang menghadirkan beribu warna baru bagi guru dan siswa dalam

pembelajaran. Kurikulum 2013 ini menuntut kreativitas guru dalam

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kreativitas tersebut diantaranya

meliputi kreatif dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, memilih

pendekatan, model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi

yang sajikan. Tujuan pendidikan dalam kurikulum 2013 adalah

meletakkan dasar kecerdasan, akhlak mulia, produktif, inovatif, kreatif,

dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan (psikomotor), dan

pengetahuan (kognitif) untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut. Tujuan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor tersebut

dapat dicapai dengan adanya suatu perangkat pembelajaran yang meliputi

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran tematik harian (RPPTH),

bahan ajar, dan alat evaluasi yang valid dan reliabel. Implementasi

kurikulum tidak lepas dari ketersediaan perangkat pembelajaran yang baik

bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Tersedianya perangkat

pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang proses

pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat

meeningkatkan mutu pendidikan. Hal ini ditegaskan dengan pendapat

Yusuf (2008: 5) yang mengatakan bahwa perangkat pembelajaran

memberikan kemudahan dan dapat membantu guru dalam mempersiapkan


(23)

Implementasi Kurikulum 2013 yang sarat dengan paradigma

pembelajaran bermakna konstruktivistik yakni pembelajaran berbasis

saintifik melalui discoveri, problem based learning, project based

learning, dan inkuiri membutuhkan guru-guru yang inovatif, kreatif, dan

selalu melakukan pengembangan diri sebagai guru profesional.

Pengembangan perangkat pembelajaran di sekolah merupakan syarat

mutlak yang harus dilakukan guru dalam menyiapkan pembelajaran yang

bermutu. Perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yang di dalamnya

berisi pengembangan strategi pembelajaran, bahan pembelajaran, media

pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), dan instrumen penilaian

pembelajaran, yang selama ini merupakan keterbatasan kemampuan

guru-guru SD dalam membuat RPPTH. Tumbuhnya kemampuan profesional

guru dalam mengembangkan RPPTH yang bermutu maka guru perlu

dilatih untuk mengembangkan strategi pembelajaran, media pembelajaran,

bahan pembelajaran, lembar kerja siswa, dan instrumen penilaian dalam

pembelajaran. Selanjutnya perangkat pembelajaran tersebut diintegrasikan

dengan pembelajaran di dalam kelas melalui lesson study. Dengan

demikian, pengembangan perangkat terutama RPPTH yang baik dan benar

untuk peningkatan proses pembelajaran dan mutu pendidikan di sekolah

merupakan solusi yang tepat dalam implementasi Kurikulum 2013. Selain

itu, keberhasilan implementasi kurikulum sangat ditentukan oleh


(24)

menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakannya daam proses

pembelajaran. Dengan demikian, seorang guru bukan hanya sebagai

pelaksana saja akan tetapi juga harus berperan sebagai pengembang

kurikulum itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu

Nn, guru kelas I SD Percobaan 3 diperoleh data bahwa beliau sudah

sedikit paham mengenai kurikulum SD 2013. Menurut Ibu Nn, kurikulum

2013 merupakan kurikulum yang menggunakan pendekatan saintifik

dalam proses pembelajarannya. Perumusan indikator dan tujuan

pembelajaran yang tersedia sudah mempertimbangkan kepribadian dan

karakteristik peserta didik. Lalu Ibu Nn menjelaskan bahwa pendekatan

saintifik itu ada mengamati, menalar, mencoba, menganalisis, dan

mengkomunikasikan. Guru sering menggunakan media yang mudah

ditemukan di lingkungan sekitar yang bertujuan untuk mempermudah

pemahaman siswa. Penilaian otentik menurut Ibu Nn merupakan penilaian

yang tidak hanya dinilai dari hasil kerja anak tersebut, tetapi selama proses

pembelajaran itu berlangsung. Kemudian, beliau mengatakan masih

membutuhkan contoh rubrik penilaian non tes karena masih kesulitan

dalam membuat rubrik penilaian. Karakter yang diharapkan oleh beliau

dalam kurikulum SD 2013 adalah anak mempunyai rasa sosial yang tinggi

dengan teman-temannya, mau bekerjasama dengan temannya dan selalu

bersyukur dengan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.


(25)

pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 yaitu dalam hal penilaian dan

membuat RPPTH. Selama ini, guru mengajar hanya mengacu pada buku

guru saja karena buku guru sudah seperti RPPTH. Guru juga mengatakan

bahwa selama mengikuti pelatihan kegiatan yang dilakukan lebih banyak

tentang menganalisis buku guru dan buku siswa jadi untuk pembuatan

rubrik penilaian beliau hanya belajar sendiri dari buku guru yang tersedia.

Selain itu, guru belum mempunyai contoh silabus, prosem, dan prota, jadi

beliau bingung apakah formatnya sama dengan KTSP atau berbeda. Ibu

Nn mengatakan masih sangat memerlukan karena perangkat pembelajaran

yang diberikan dari dinas kurang lengkap hanya berupa buku guru, buku

siswa, dan panduan kurikulum 2013. Dalam membuat perangkat

pembelajaran, guru membutuhkan contoh supaya semua orang mempunyai

persepsi yang sama. Karakteristik/ciri-ciri RPPTH yang mengacu

Kurikulum SD 2013 yang guru butuhkan sudah ada dalam buku guru jadi

jadi guru hanya tinggal mengikuti dan mengembangkannya saja.

Saran yang diberikan oleh guru terkait dengan penyusunan

perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 yaitu

sebaiknya guru-guru diberikan sosialisasi atau pelatihan secara

menyeluruh tentang kurikulum yang dilaksanakan. Dikarenakan selama

ini, jika ada hal-hal yang kurang mengerti maka guru akan bertanya

kepada narasumber dan kadang narasumber juga belum menguasai secara

detail. Akibatnya guru semakin kebingungan dalam menyusun perangkat


(26)

karena itu, penelitian berusaha memberikan solusi dengan

mengembangkan perangkat pembelajaran khususnya RPPTH agar

perangkat pembelajaran yang tersedia benar-benar sesuai dengan tuntutan

Kurikulum SD 2013.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema “Kegiatan Malam Hari” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema “Kegiatan Malam Hari” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema “Kegiatan Malam Hari” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran

subtema “Kegiatan Malam Hari” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.


(27)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengalaman dengan

mengembangkan perangkat pembelajaran khususnya RPPTH dengan

subtema “Kegiatan Malam Hari” yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I SD semester gasal.

1.4.2 Bagi Siswa

Guru dapat memiliki perangkat pembelajaran khususnya RPPTH dengan

subtema “Kegiatan Malam Hari” yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I SD semester gasal.

1.4.3 Bagi Guru

Siswa dapat memahami materi pembelajaran yang bertemakan Kegiatanku

khususnya subtema “Kegiatan Malam Hari” yang ditujukan untuk siswa kelas I SD semester gasal .

1.4.4 Bagi Sekolah

Sekolah dapat menambah bahan bacaan khususnya pengembangan

perangkat pembelajaran subtema “Kegiatan Malam Hari” mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I SD semester gasal.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Prodi PGSD dapat menambah acuan untuk mengembangkan produk


(28)

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Kurikulum SD adalah seperangkat rencana dan pengaturan terkait dengan

tujuan, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan cara yang akan

digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai

kompetensi dasar dan tujuan dari pendidikan tersebut.

1.5.2 Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan

dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami

nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha

Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang

terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat

istiadat.

1.5.3 Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke

dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal,

yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses

pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.

1.5.4 Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang bercirikan penonjolan

dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan

tentang suatu kebenaran.

1.5.5 Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang

perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta


(29)

atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah

benar-benar dikuasai dan dicapai.

1.5.6 Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian

(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media

pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban


(30)

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap, terdiri dari: bahan ajar/ LKS,

media pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci

jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi

siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang

nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.3 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif yang dilakukan

dengan mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata

pelajaran ke dalam berbagai tema.

1.6.4 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan

saintifik yang di dalamnya terdiri dari mengamati, menanya, menalar,

mencoba/mempraktikkan, dan mengkomunikasikan tentang suatu

kebenaran.

1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik yang diperoleh

melalui hasil nyata yang didapat dari proses dan hasil belajar siswa.


(31)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kurikulum SD 2013

Menurut UU No.22 Tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan terkait dengan tujuan, kompetensi dasar, materi

standar, hasil belajar, dan cara yang akan digunakan sebagai acuan dalam

kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan dari

pendidikan tersbut. Prinsip utama dalam pengembangan Kurikulum 2013

yaitu: Pertama, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) diturunkan dari

kebutuhan. Kedua, Standar Isi (SI) diturunkan dari standar kompetensi

lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua

mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran

diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata

pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan

kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian.

2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013

Tantangan internal dan eksternal merupakan dua hal yang harus

dihadapi seiring dengan perkembangan zaman. Hal lain yang perlu

dihadapi adalah kesenjangan kurikulum yang berlaku pada saat ini dan


(32)

Tabel. 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

A. KOMPETENSI LULUSAN

1 Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter

1 Berkarakter mulia

2 Belum menghasilkan

keterampilan sesuai kebutuhan

2 Keterampilan yang relevan

3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan terkait

B. MATERI PEMBELAJARAN

1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

1 Relevan dengan materi yang dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial 3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

C. PROSES PEMBELAJARAN

1 Berpusat pada guru 1 Berpusat pada peserta didik 2 Proses pembelajaran

berorientasi pada pada buku teks

2 Sifat pembelajaran yang kontekstual

3 Buku teks hanya memuat materi bahasan

3 Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. PENILAIAN

1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proposional


(33)

2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan

2 Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1 Memenuhi kompetensi profesi saja

1 Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal 2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar

F. PENGELOLAAN KURIKULUM

1 Satuan pendidikan mempunyai pembebasan dalam pengelolaan kurikulum

1 Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan 2 Masih terdapat kecenderungan

satuan pendidikan menyususn kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

2 Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata

pelajaran

3 Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman

Adanya penyempurnaan pola piker, dapat dilihat dari

tantangan-tantangan dan kesenjangan yang dihadapi pada saat ini. Pola pikir

berpengaruh terhadap pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa

depan. Perubahan pola berpikir dalam pembelajaran, sebagai contoh dari

berpusat dari guru menuju berpusat pada siswa, dari satu arah menjadi


(34)

Di dalam kurikulum 2013 hanya ada 4 elemen perubahan yang

mendasar yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses,

Standar Isi, dan Standar Penilaian. Elemen SKL, semua jenjang

pendidikan mulai dari SD sampai dengan SMA/SMK menuntut adanya

peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi

aspek kompetensi sikap (afektif, attitude), ketrampilan (psikomotor), dan

pengetahuan (kognitif). Elemen Standar Isi, kedudukan mata pelajaran

kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi

mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Untuk pendekatan yang

dilakukan adalah jenjang SD tematik terpadu dalam semua mata

pelajaran.

Tabel 2. Elemen Standar Isi

Elemen Deskripsi

SD SMP SMA SMK

Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI)

Holistic berbasis

sains (alam, social, dan budaya)

Jumlah

matapelajaran dari 10 menjadi 6

Jumlah jam

bertambah 4 JP/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran

TIK menjadi

media semua matapelajaranPengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikulerJumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10

Jumlah jam

bertambah 6 JP/minggu akibat oerubahan pendekatan pembelajaranPerubahan system: ada matapelajaran wajib dan ada matapelajaran pilihanTerjadi pengurangan matapelajaran yang harus diikuti siswa

jumlah jam

bertambah 1 jp/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran

Penambahan jenis

keahlian berdasarkan spectrum kebutuhan (6 program keahlian, 40 bidang keahlian, 121 kompetensi keahlian)Pengurangan adaptif dan normative, penambahan produktifProduktif disesuaikan dengan trend perkembangan di industry


(35)

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah mata pelajaran

peserta didik lebih sedikit, tapi jumlah jam bertambah menjadi lebih

panjang.

Elemen Standar Proses, bahwa semua siswa (mulai SD s.d.

SMA/SMK) harus memiliki kemampuan untuk mengamati, menanya,

mengolah, menyajikan, menyimpulkan, bahkan sampai mencipta. Belajar

tidak hanya terjadi di dalam kelas, tapi juga boleh di luar kelas seperti

perpustakaan, bengkel sekolah, industri/instansi terkait, dan bahkan

masyarakat sekitar. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, tapi juga

dapat diperoleh dari buku, koran, TV, radio, internet. Sikap (attitude)

tidak diajarkan secara verbal, tetapi siswa akan lebih banyak melihat dari

apa yang dicontohkan oleh guru dengan memberikan suri teladan yang

baik.


(36)

Elemen Standar Penilaian, jika biasanya nilai diambil dari

sebuah tes/ujian maka diubah menjadi penilaian yang otentik (mengukur

semua kompetensi mulai dari sikap, ketrampilan, dan pengetahuan

berdasarkan proses dan hasil kerja. Setiap siswa memiliki semua rekaman

kegiatan berupa portofolio yang dibuat oleh siswa sendiri sebagai

instrumen utama penilaian. Ekstrakurikuler Pramuka akan menjadi wajib

pada semua jenjang pendidikan dasar sampai menengah.

Tabel 4. Elemen Standar Penilaian

2.1.1.2 Pendidikan Karakter 2.1.1.2.1 Karakter

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2011: 213), karakter

adalah sifat-sifat khas yang membedakan seseorang dari yang lain,

tabiat, watak. Hornby dan Parnwell (dalam Hidayatullah, 2010: 12)


(37)

nama atau reputasi. Selaras dengan definisi tersebut, Hermawan

Kertajaya (dalam Hidayatullah, 2010: 13) juga menjelaskan bahwa

karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau

individu. Dari beberapa pengertian tersebut, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa karakter adalah kualitas mental atau moral

individu yang merupakan kepribadian khusus, yang membedakan

dengan individu lainnya. Karakter akan membuat seseorang menjadi

disukai atau dibenci oleh orang lain. Seseorang yang mempunyai

karakter yang baik akan disukai oleh orang lain, begitu juga sebaliknya.

2.1.1.2.2 Pendidikan Karakter

Zubaedi (2011: 15) menjelaskan bahwa pendidikan karakter

adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu

kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif. Kualitas kemanusiaan

yang dimaksud bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi

juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan. Menurut Williams dan

Schnaps (dalam Zubaedi, 2011: 15), pendidikan karakter dipandang

sebagai “any deliberate approach by which school personnel, often in

conjuction with parent and community members, help children and youth become caring, principled and responsible.” Maknanya yaitu

pendidikan karakter merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh

para personel sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan

orang tua dan anggota masyarakat, untuk membantu anak agar


(38)

hal ini pihak sekolah bukanlah lingkungan utama yang dapat

mendukung keberhasilan pengembangan karakter, tetapi juga

melibatkan orang tua dan masyarakat. Dari beberapa pengertian

tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah

usaha sengaja (sadar) yang dilakukan oleh para personel sekolah, orang

tua, dan masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai kepribadian dalam

diri anak agar memiliki sifat, watak, dan tabiat yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.

2.1.1.2.3 Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Zubaedi (2011: 18), pendidikan karakter secara

terperinci memiliki lima tujuan yaitu 1) mengembangkan potensi

afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki

nilai-nilai karakter bangsa, 2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku

peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan

tradisi budaya bangsa yang religius, 3) menanamkan jiwa

kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi

penerus bangsa, 4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi

manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan, serta 5)

mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan, rasa

kebangsaan yang tinggi, dan penuh kegiatan. Menurut Kesuma (dalam

Narwanti, 2011: 17), tujuan pendidikan karakter yaitu 1) memfasilitasi


(39)

anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah; 2)

mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan

nilai-nilai yang dikembangkan sekolah; dan 3) membangun koneksi yang

harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung

jawab pendidikan karakter secara bersamaan. Berdasarkan pendapat

Zubaedi dan Kesuma terdapat persamaan dan perbedaan tujuan

pendidikan karakter. Persamaannya yaitu mengembangkan perilaku

peserta didik agar sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa.

Perbedaannya yaitu Zubaedi hanya mengarahkan pada pengembangan

sekolah sebagai lingkungan penanaman pendidikan karakter. Kesuma

lebih menekankan pada pengembangan sekolah, keluarga, dan

masyarakat sebagai penanaman pendidikan karakter. Dari beberapa

pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan karakter

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan, watak, dan lingkungan

pemegang peran penanaman karakter pada peserta didik (sekolah,

keluarga, dan masyarakat).

2.1.1.2.4 Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan

karakter pada satuan pendidikan, Kemendiknas (2011) telah

mengidentifikasi 25 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila,

budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu 1) kereligiusan, 2)

kejujuran, 3) kecerdasan, 4) tanggung jawab, 5) kebersihan dan


(40)

kreatif, dan inovatif, 9) kesantunan, 10) ketangguhan, 11)

kedemokratisan, 12) kemandirian, 13) keberanian mengambil resiko,

14) berorientasi pada tindakan, 15) berjiwa kepemimpinan, 16) kerja

keras, 17) percaya diri, 18) keingintahuan, 19) cinta ilmu, 20)

kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, 21) kepatuhan

terhadap aturan-aturan sosial, 22) menghargai karya dan prestasi orang

lain, 23) kepedulian terhadap lingkungan, 24) nasionalisme, dan 25)

menghargai keberagaman. Menurut Kesuma (2011: 124), nilai-nilai

yang ditanamkan dapat berupa nilai yang bersifat individual personal

maupun yang lebih sosial. Nilai yang bersifat individual personal

adalah tanggung jawab, kemurahan hati, penghargaan diri, kejujuran,

pengendalian diri, bela rasa, disiplin, daya tahan, percaya diri, dan rasa

terimakasih. Nilai yang bersifat lebih sosial adalah tanggung jawab,

kewarganegaraan, kerjasama, keadilan, dan kesediaan mendengarkan.

Tanggung jawab termasuk ke dalam nilai karakter yang bersifat

individual personal dan individual sosial karena tanggung jawab bisa

terhadap diri sendiri maupun orang lain.

2.1.1.3 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Menurut Bloom (dalam Windie, 2013: 17), berpikir tingkat

tinggi merupakan proses kognitif yang bermanfaat untuk

mengembangkan pengetahuan peserta didik. Bloom juga mengatakan

terdapat 3 aspek yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tinggi


(41)

berpikir. Benyamin Bloom, menggolongkan tujuan pendidikan menjadi

tiga ranah, antara lain:

a. Ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau penalaran/

pemikiran–dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”). b. Ranah afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”).

c. Ranah psikomotor (berkaitan dengan psikomotor atau gerak

jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa;

mirip dengan “karya”–walau sebenarnya tidak sama persis.

Selain itu, Bloom memuat dimensi proses kognitif, yaitu: (1)

tahap mengingat, (2) tahap memahami, (3) tahap

menerapkan/mengaplikasikan, (4) tahap menganalisi, (5) tahap

mengevaluasi, dan (6) tahap mencipta. Tahap-tahap tersebut dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Revisi Taksonomi Bloom

1. Tahap Mengingat

Tahap mengingat yaitu mengambil pengetahuan dan memori


(42)

2. Tahap Memahami

Tahap memahami yaitu mengkonstruksikan makna dari materi

pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan

digambar oleh guru. Menurut Winkel (2009: 274) adanya

kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok

bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu

seperti rumus matematika kedalam bentuk kata-kata, membuat

grafik, dll.

3. Tahap Menerapkan/Mengaplikasikan

Tahap menerapkan/mengaplikasikan yaitu menerapkan dan

menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu.

4. Tahap Menganalis

Menurut Winkel (2009: 275), analisis mencakup kemampuan

untuk merinci kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga

struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

5. Tahap Mengevaluasi

Tahap mengevaluasi meliputi kemampuan untuk membentuk

suatu pendapat mengenai beberapa hal. Kemampuan ini

dinyatakan dalam memberikan pendapat terhadap sesuatu.

6. Tahap Mencipta

Tahap mencipta yaitu memadukan bagian-bagian untuk


(43)

2.1.1.4 Pendekatan Tematik Integratif

Kemendikbud (dalam Husamah, 2013: 19) menjelaskan bahwa

pendekatan pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai

mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut

dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan

pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep

dasar yang berkaitan. Sedangkan menurut Sutirjo dan Sri Istuti Mamik

(dalam Mulyoto, 2013: 118) mengungkapkan bahwa pendekatan tematik

integratif adalah pembelajaran yang mengintegrasikan materi beberapa

mata pelajaran dalam satu tema pembahasan.

Selain itu, Majid (2014: 49) mengungkapkan bahwa sebagai

suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik

memiliki karakteristik-karakteristik yang khas, seperti: 1) Pembelajaran

tematik berpusat pada siswa (student centered) dalam pembelajaran

siswa sebagai subjek belajar dan guru hanya berperan sebagi fasilitator,

2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences)

dan memberikan sesuatu yang nyata atau konkret untuk memahami suatu

hal yang lebih abstrak, 3) Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak

begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada tema-tema yang

paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik, 4) Menyajikan

konsep-konsep dari berbagai mauatan pelajaran dalam suatu proses


(44)

mengaitkan bahan ajar dari satu muatan pelajaran dengan muatan

pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan anak dan

keadaan lingkungan anak, dan 6) Menggunakan prinsip belajar sambil

bermain yang menyenangkan. Abdul Majid juga berpendapat bahwa

pembelajaran tematik integratif memiliki beberapa prinsip, yaitu ; 1)

Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang actual dan tema

yang dibuat menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa

muatan pelajaran, 2) Pembelajaran tematik integratif perlu memilih

materi beberapa muatan pelajaran yang mungkin saling terkait, 3)

Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan

kurikulum yang berlaku tetap, 4) Materi pembelajaran yang dapat

dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa

seperti minat, kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal, dan 5)

Tidak boleh memaksakan materi pembelajaran untuk dipadukan, yang

berarti materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik

integratif merupakan pengitegrasian dari berbagai kompetensi dengan

menggunakan tema yang sudah dikaitkan dengan seluruh mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna dan berkesan


(45)

2.1.1.5 Pendekatan Saintifik

Menurut Sudarwan (2013: 23), pendekatan saintifik merupakan

pendekatan yang bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran,

penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.

Pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 menurut Faiq (2013: 42)

pada hakikatnya merupakan titian emas perkembangan dan

pengembangan sikap (ranah afektif), keterampilan (ranah psikomotorik),

dan pengetahuan (ranah kognitif) siswa. Hal tersebut memperlihatkan

bahwa pendekatan ilmiah merupakan ciri khas dari Kurikulum 2013 dan

menjadi kekuatan tersendiri bagi eksistensi Kurikulum 2013 terbukti dari

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses

pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/

ilmiah (Sudrajat, 2013:15).

Penerapan pendekatan saintifik menurut Kemendikbud (2013:

2-3) memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi diantaranya adalah

sebagai berikut.

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat

dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas

kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa

terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau


(46)

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,

analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,

memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik

dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari

materi pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,

menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan

objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,

namun menarik sistem penyajiannya.

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana

dimaksud meliputi: mengamati, menanya, menalar, mencoba,

membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran

sejarah. Jika dibuat skema seperti yang terdapat dalam powerpoint dari


(47)

Gambar 2. (Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran-Kemdikbud)

Pembelajaran pada pendekatan saintifik dimulai dari proses

mengamati. Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajaran (meaningfull learning). Konsep pembelajaran bermakna

dapat dirancang sebelumnya oleh guru, hal ini seperti yang dijelaskan

oleh Mulyasa (2013: 103) bahwa dalam pembelajaran bermakna peserta

didik perlu dilibatkan secara aktif, karena mereka adalah pusat dari

kegiatan pembelajaran serta pembentukan kompetensi dan karakter.

Metode mengamati sangat baik untuk memenuhi rasa ingin tahu dari

siswa walaupun tak dapat disangsikan memerlukan tenaga dan persiapan

yang matang. Selanjutnya setelah mengamati adalah menanya. Fungsi

dari menanya seperti yang terdapat dalam Kemdikbud (2013: 21) salah

satunya adalah membangkitkan keterampilan peserta didik dalam

berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hal tersebut

memperlihatkan bahwa dengan pendekatan ilmiah dapat mengasah

Questioning (menanya)

Associating (menalar) Observing

(mengamati)

Networking (membentuk

Jejaring) Experimen

ting (mencoba)


(48)

kemampuan siswa tidak hanya dalam berpikir tetapi juga menuangkan

pemikirannya dalam kata-kata dengan bahasa yang baik dan benar.

Bagian ketiga dari pendekatan saintifik adalah menalar, menalar

merupakan proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata

empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa

pengetahuan. Menalar dalam Kurikulum 2013 merupakan padanan dari

associating bukan terjemahan reasoning (Kemdikbud, 2013: 27). Bagian

selanjutnya adalah mencoba, kegiatan ini tentu saja harus diiringi dengan

penggunaan metode ilmiah dan sesuai dengan kaidah-kaidah serta sikap

ilmiah. Kemudian yang terakhir adalah Membentuk Jejaring, dalam hal

ini siswa dituntut untuk partisipatif dan guru bertindak sebagai mediator,

dalam membentuk jejaring dianjurkan kepada guru untuk membentuk

kelompok yang heterogen.

Komponen-komponen yang meliputi mengamati, menanya,

menalar, mencoba dan membentuk jejaring menjadi tantangan tersendiri

bagi pelaksana kurikulum diantaranya sekolah utamanya adalah guru

mata pelajaran. Sejarah sebagai pelajaran yang memiliki porsi lebih

banyak dalam Kurikulum 2013 diharapkan menjadi salah satu mata

pelajaran yang dapat membentuk karakter peserta didik. Penerapan

pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran sejarah memberikan

tantangan besar terhadap guru sejarah. Keterbatasan sumber dan

kompetensi guru dalam mengondusifkan kondisi pembelajaran menjadi


(49)

mata pelajaran sejarah. Selanjutnya, problematika tersebut akan dijelskan

ditinjau dari berbagai aspek.

Aspek pertama yang ditinjau adalah aspek kognitif, dalam

penerapan Kurikulum 2013 aspek kognitif berkaitan dengan mengamati

dan menalar. Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajaran (meaningful learning) dapat dilakukan dengan

mengunjungi atau melihat langsung objek. Seperti yang telah dipaparkan

sebelumnya, problematika yang diangkat adalah keterbatasan sumber.

Kegiatan mengamati yang harus melihat langsung objek menjadi

problematika tersendiri karena tidak semua objek dapat dilihat secara

nyata. Apabila tidak ada media yang memadai maka ini menyulitkan

proses pembelajaran sehingga perlu adanya dukungan kreativitas dari

guru. Selanjutnya menalar, penalaran pun perlu ditekankan bahwa

sumber yang tersedia bukanlah hasil yang fix sebagai historiografi yang

mutlak namun hal tersebut adalah interpretasi sejarawan yang bisa saja

berbeda atau ditemukan fakta baru. Guru tidak menyatakan mutlak salah

satu historiografi sebagai sejarah yang mutlak terhadap sumber yang

tersedia. Dengan demikian, ranah kognitif peserta didik diberi

kesempatan untuk mencari sendiri dan guru bertindak sebagai mediator,

agar pengetahuan itu menjadi bermakna.

Aspek selanjutnya yaitu aspek afektif, dalam hal ini kaitannya

dengan mencoba. Mencoba yang sebelumnya dijelaskan perlu memiliki


(50)

dengan mencoba siswa dituntut untuk lebih aktif. Dalam hal ini misalnya

diadakan penelitian kecil-kecilan, tentu saja sumber juga terbatas dan

kesulitan karena untuk sekolah menengah ini menjadi salah satu kendala.

Mengkaji dari hal ini, kegiatan mencoba juga merupakan kegiatan yang

memiliki kendala cukup besar uatamanya dalam pembelajaran sejarah,

jadi menurut saya tidak semua kompetensi dalam pembelajaran sejarah

dapat melakukan kegiatan mencoba, untuk itu perlu menjadi perhatian

bagi guru dalam pembuatan RPPTH dan pelaksanaanya.

Aspek yang terakhir yaitu aspek psikomotor, aspek ini berkaitan

dengan membentuk jejaring dan menanya. Menanya seperti yang

diungkapkan sebelumnya, dilakukan untuk mengembangkan

keterampilan berbicara dan membentuk jejaring yang dalam hal ini saya

artikan menjadi ‘mencipta’ jadi diharapkan setelah proses pembelajaran

siswa menghasilkan produk.

2.1.1.6 Penilaian Otentik

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru

tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan

oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,

membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran

telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Nurhadi, 2004: 172). Menurut

Mueller (2006: 58), penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian

yang para siswanya diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang


(51)

pengetahuan esensial yang bermakna. Dari beberapa pengertian tersebut,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian otentik adalah proses

pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian

pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik untuk menampilkan

tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mendemontrasikan

penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna.

Penilaian otentik merupakan konsep besar yang meliputi

sistem pengukuran hasil belajaar dalam bentuk “produk intelektual yang bernilai, signifikan, dan bermakna”. Bilamana guru menerapkan model penilaian otentik untuk menghimpun informasi mengenai prestasi siswa,

maka guru menerapkan berbagai kriteria yang berkenaan dengan

konstruksi ilmu pengetahuan, disiplin dalam melakukan penelitian, serta

nilai-nilai yang dapat siswa kuasai sesuai dengan harapan sekolah.

Konsep penilaian otentik telah dikembangkan oleh Ralph

Tyler. Pada tahun 1935 Ralph Tyler menyatakan ada dua perbedaan

besar dalam mevaluasi hasil belajar siswa. Dua pendekatan besar

meliputi pertama tes dan kuis dan kedua model pengumpulan sampel

produk belajar sepanjang tahun. Jika satuan waktu belajar siswa per

semester, maka penilaian berlangsung pula selama itu. Praktek semacam

itu berkembang menjadi model yang sekarang disebut penilaian otentik

yang mencakup berbagai pendekatan termasuk penilaian portofolio,

jurnal dan blog, produk, rekaman video dari pertunjukan, dan proyek


(52)

Menerapkan model penilaian otentik berpotensi

mendatangkan berbagai manfaat dan keuntungan. Menurut Hart (2010:

15), menyatakan berbagai kelebihan penggunaan model penilaian

otententik, yaitu:

1. Siswa berperan aktif dalam proses penilaian. Pada fase ini dapat

mengurang rasa cemas, takut mendapatkan nilai jelek yang dapat

menggganggu harga dirinya.

2. Penilaian otentik berhasil digunakan dengan siswa dari berbagai

latar belakang budaya, gaya belajar, dan kemampuan akademik.

3. Tugas yang digunakan dalam penilaian otentik lebih menarik dan

mencerminkan kehidupan sehari-hari siswa.

4. Sikap yang lebih positif terhadap sekolah dan belajar dapat

berkembang.

5. Penilaian otentik mempromosikan pendekatan yang lebih berpusat

pada siswa untuk mengajar.

6. Guru memegang peran lebih besar dalam proses penilaian selain

melalui program pengujian tradisional. Keterlibatan ini lebih

mungkin untuk memastikan proses evaluasi mencerminkan tujuan

dan sasaran program.

7. Penilaian otentik menyediakan informasi yang berharga kepada

guru pada kemajuan siswa serta keberhasilan instruksi.

8. Orang tua akan lebih mudah memahami penilaian otentik dari


(53)

9. Penilaian autentik baru untuk kebanyakan siswa. Mereka mungkin

curiga pada awalnya, tahun pengkondisian dengan paper tes,

mencari jawaban yang benar tunggal, tidak mudah dibatalkan.

10. Penilaian otentik memerlukan cara baru untuk merasakan bahwa

dia sedang belajar dan dievaluasi.

11. Peran guru juga berubah. Tugas khusus, baik dalam bentuk

pekerjaan maupun dalam bentuk pengasaan pengetahuan dan

keterampilan haru harus diidentifikasi secara jelas di awal.

12. Dengan cara itu, siswa dapat memulai sesuatu yang berbaik skala

kecil dan dari awal.

Semua bentuk penilaian yang baik selalu diawali dengan

kejelasan standar yang dinyatakan, fokusnya adalah pengetahuan apa

yang seharusnya siswa ketahui dan aktivitas apa yang harus dapat siswa

kerjakan. Lebih dari itu, nalai-nilai apa yang sesungguhnya harus siswa

miliki. Contoh penilaian otentik, meliputi:

• Penampilan keterampilan siswa atau mendemonstrasikan bagaimana siswa menerapkan ilmu pengetahuan.

• Melakukan simulasi atau bermain peran.

Rekaman portofolio atau item strategic yang terpilih.

• Pamaran atau kompetensi yang dapat siswa tunjukkan.

Penerapan model penilaian otentik berimplikasi pada desain


(54)

pilihan ganda. Pembelajaran harus dikembangkan sehingga

menghasilkan produk belajar dalam bentuk pengetahuan dan ketrampilan

menerapkan pengetahuan pada kehidupan nyata. Produk belajar siswa

bersifat kontekstual. Berikut contoh prosedur penilaian yang dapat guru

gunakan untuk mengukur ketrampilan pemecahan masalah siswa sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Siswono dari

Unesa (2002: 67) dengan tujuan pembelajaran siswa dapat memecahkan

masalah secara kolaboratif. Ada pun hal yang guru nilai meliputi;

1. Siswa memberikan jawaban benar-salah tentang prosedur yang

terbaik untuk memecahkan masalah dalam kelompok.

2. Siswa menjawab rangkaian tes tentang langkah-langkah

memecahkan masalah dalam kelompok.

3. Siswa membuat rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

bagaimana cara memecahkan masalah secara kolaborasi, kemudian

memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan itu.

4. Siswa merumuskan masalah baru, kemudian diminta untuk menulis

essay yang berhubungan dengan bagaimana kelompok itu harus

bekerja menyelesaikan masalah itu.

5. Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah

baru.

6. Siswa menyajikan hasil kerja kelompok dan guru mengamati dan


(55)

2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Model pengembangan perangkat pembelajaran yang dipilih

dalam penelitian ini adalah model Jerold E. Kemp yang direvisi. Menurut

Kemp (dalam Trianto, 2009: 179), pengembangan perangkat merupakan

suatu lingkaran yang kontinum. Model pengembangan perangkat

pembelajaran ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 3. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp yang Direvisi (Trianto, 2009: 179)

Pengembangan dapat dimulai dari langkah manapun pada siklus

tersebut. Setiap langkah selalu diawali dengan perencanaan (planning).

Pengembangan selalu disertai dengan evaluasi. Evaluasi formatif

(Formative Evaluation) dilakukan pada proses pengembangan. Evaluasi

sumatif (Summative Evaluation) dilakukan pada akhir pengembangan.


(56)

pengembangan berhubungan dengan revisi. Pengembangan dapat berjalan

dengan baik karena adanya layanan pendukung (Suport Service).

Perencanaan desain pembelajaran model Kemp dapat digunakan pada

tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan tinggi.

Desain Pembelajaran Model Kemp (dalam Trianto, 2009: 178)

ini dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu:

1. Apa yang harus dipelajari siswa (tujuan pembelajaran).

2. Apa/bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang tepat

untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan, media, dan

sumber belajar yang digunakan).

3. Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah

tercapai (evaluasi).

Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan perangkat

menurut Kemp (dalam Trianto, 2009: 180-186):

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya

kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan

fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model,

pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok

bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun

alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya


(57)

b. Analisis Siswa (Learner Characteristic)

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku

awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan

pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis siswa

terdiri dari:

1) Tingkah Laku Awal Siswa

Menurut Kardi (dalam Trianto, 2009: 180), perlu

adanya identifikasi keterampilan-keterampilan khusus yang

dimiliki siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran.

Hal itu bertujuan untuk mengetahui keterampilan khusus yang

dapat dilakukan siswa untuk memulai pembelajaran agar dapat

berjalan lancar, efektif, dan efisien.

2) Karakteristik Siswa

Menurut Ibrahim (dalam Trianto, 2009: 180), analisis

siswa meliputi karakteristik antara lain: kemampuan akademik,

usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata

pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan

bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil

analisis ini dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat

pembelajaran.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Menurut Kemp (dalam Trianto, 2009: 181), analisis tugas


(58)

Analisis tugas sejalan dengan analisis tujuan. Analisis tugas ini

dilakukan untuk menentukan model pembelajaran. Analisis ini

mencakup analisis isi pelajaran, konsep, pemprosesan informasi

yang digunakan untuk memudahkan penguasaan tugas-tugas

belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dan

Lembar Kerja Siswa (LKS).

d. Merumuskan Indikator (Instructional Objectives)

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari

hasil analisis tujuan. Perumusan indikator didasarkan pada analisis

pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal.

e. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk

mengukur ketuntasan indikator setelah berlangsungnya proses

pembelajaran. Evaluasi adalah unsur terakhir dalam proses

perancangan pembelajaran.

f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan

yang akan dicapai. Pada tahap ini dipilih strategi belajar mengajar

yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model,

pendekatan dan metode, pemilihan format.

g. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional


(59)

Pemilihan media dan sumber belajar didasarkan pada hasil

analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan

pembelajaran sangat bergantung pada pemilihan sumber belajar

dan media pembelajaran.

h. Pelayanan Pendukung (Suport Service)

Selama proses pengembangan perangkat diperlukan

layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru,

tenaga terkait, laboratorium, perpustakaan, dana, fasilitas, bahan,

perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, serta jadwal penyelesaian

tahap perencanaan dan pengembangan.

i. Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi

kepada pengajar atau pengembang seberapa baik program telah

berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif

dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini

berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan

pengajaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum program

terpakai secara luas.

j. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

Evaluasi sumatif mengukur tingkat pencapaian

tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama


(60)

Penilaian sumatif meliputi: hasil ujian akhir unit, dan uji akhir

untuk pelajaran tertentu.

k. Revisi Perangkat Pembelajaran (Planing Revision)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap

langkah pengembangan. Kegiatan revisi dimaksudkan untuk

memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan

masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi

perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi terbatas dan uji coba

terbatas, sehingga validasi ini lebih pada tujuan kebenaran dan

kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat

pembelajaran di sekolah.

Unsur-unsur di atas diperlukan bagi pengembangan perangkat

pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan

identifikasi kebutuahan awal terhadap perangkat pembelajaran yang sesuai

dengan kebutuhan siswa kelas I SD. Perangkat pembelajaran yang baik

tidak hanya mengacu pada unsur-unsur di atas, perlu adanya suatu

instrumen untuk mengevaluasi suatu produk perangkat pembelajaran

apakah layak untuk digunakan atau tidak.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu

Kurikulum 2013 merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat


(61)

penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan perangkat

pembelajaran.

Pertama, artikel penelitian pengembangan yang berjudul

“PengembanganPerangkat Pembelajaran Bermakna melalui Lesson Study: Solusi Tepat Implementasi Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran” yang dilakukan oleh Dr. Eddy Sutadji, M.Pd (2013).

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan (research and

development). Penelitian ini menghasilkan produk perangkat pembelajaran

berupa RPP yang bertujuan meningkatkan proses pembelajaran dan mutu

pendidikan di sekolah sebagai solusi tepat dalam implementasi kurikulum

2013.

Kedua, artikel penelitian pengembangan yang berjudul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pada materi Geometri Dan Pengukurn Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Di SD Negeri 179 Palembang” yang ditulis oleh N. Fahriza, Zulkardi, dan

Cecil Hiltrimartin (2009). Penelitian ini bertujuan: (1) Menghasilkan

perangkat pembelajaran pada materi geometrid an pengukuran yang valid

dan praktis melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia,

(2) Mengetahui efek potensial dari pengemabngan perangkat pembelajaran

pada materi geometri dan pengukuran terhadap hasil belajar dan aktivitas

siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan

atau development research tipe formative research. Penelitian ini akan


(62)

kelas V Sekolah Dasar dengan pendekatan PMRI, karena menurut peneliti

materi geometrid dan pengukuran sngan cocok diajarkan dengan PMRI

karena pendekatan matematika realistik memiliki karakteristik dan prinsip

yang memungkinkan siswa dapat berkembang secara optimum, seperti

kebebasan siswa untuk menyampaikan pendapatnya, adanya masalah

kontekstual yang dapat mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan

nyata, dan pembuatan model yang dapat memudahkan siswa dalam

menyelesaikan masalah. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam

penelitian ini berupa RPP, Buku Siswa, dan instrumen penilaian.

Ketiga, artikel penelitian pengembangan yang berjudul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter”

yang ditulis oleh Susilawati. Penelitian ini menghasilkan produk perangkat

pembelajara berupa RPP berbasis pendidikan karakter, LKS, bahan ajar, alat

peraga, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa yang bertujuan untuk

mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan (research and

development).

Ketiga penelitian tersebut relevan terhadap penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian pertama membahas mengenai

pengembangan perangkat pembelajaran bermakna melalui Lesson Study

yang menurut peneliti merupakan solusi tepat dalam implementasi

kurikulum 2013 untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam jurnal


(63)

kedua berkaitan dengan pengembangan perangkat pembelajaran pada materi

geometri dan pengukuran dengan pendekatan PMRI (Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia) untuk kelas V SD. Dalam jurnal kedua ini,

produk yang dikembangkan berupa RPP, buku siswa, dan instrumen

penilaian. Penelitian ketiga yang ditulis oleh Susilawati membahas

mengenai pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendidikan

karakter. Produk yang dihasilkan oleh jurnal ketiga ini yaitu RPP berbasis

pendidikan karakter, LKS, bahan ajar, alat peraga, dan instrumen penilaian

hasil belajar siswa.

Berdasarkan paparan penelitian di atas, diketahui bahwa penelitian

yang dilakukan hanya berfokus pada pengembangan perangkat

pembelajaran. Penelitian pengembangan yang akan dilakukan oleh peneliti

diperluas sesuai tuntutan Kurikulum SD 2013 khususnya kebutuhan guru

dalam memfasilitasi siswa terhadap pembelajaran dan juga kebutuhan siswa

terhadap perangkat pembelajaran yang mengaktifkan dan menarik bagi

siswa. Perangkat pembelajaran tersebut juga dapat mengakomodasi siswa

sesuai pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan

pendekatan tematik integratif, terdapat pendidikan karakter berbasis budaya

lokal, dan membantu guru dalam melakukan penilaian. Penilaian yang akan

digunakan yaitu penilaian otentik yang berfungsi untuk menilai aktifitas

belajar siswa yang alami dan sesungguh-sungguhnya sesuai dengan

kenyataan proses belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin


(64)

2013 untuk siswa kelas I (satu) Sekolah Dasar. Perangkat pembelajaran

tersebut antara lain: RPPTH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik),

LKS (Lembar Kegiatan Siswa), materi ajar dan instrument penilaian.

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka berfikir

mengenai pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD

2013 untuk siswa kelas I (satu). Di dalam kurikulum, ada beberapa faktor

yang melandasi rasional pengembangan kurikulum 2013 yaitu tantangan

internal dan eksternal, penguasaan materi, penguatan tata kelola kurikulum,

penyempurnaan pola pikir dan penyesuaian beban. Berbeda dari kurikulum

yang digunakan sebelumnya, kurikulum 2013 dirancang dengan memiliki

berbagai macam karakteristik agar dapat membantu memenuhi kebutuhan

guru dan siswa. Karakteristik tersebut antara lain: dalam setiap kegiatan

pembelajaran selalu terdapat pendidikan karakter, menggunakan pendekatan

saintifik dan tematik integratif, serta penilaian yang digunakan yaitu

penilaian otentik. Selain itu, peneliti juga melakukan analisis kebutuhan

untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan dengan cara

melakukan wawancara terhadap guru kelas I di sekolah yang sudah

menerapkan kurikulum SD 2013. Dari hasil wawancara tersebut, diperoleh

kesimpulan bahwa kurangnya pemahaman guru terkait dengan kurikulum

2013 dan kurangnya contoh perangkat pembelajaran yang diberikan oleh

pemerintah mempengaruhi kinerja guru dalam membuat perangkat


(1)

sehari-hari di rumah dan sekolah.

3.3 Mengenal keberagaman karakteristik individu di rumah dan di sekolah.

4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan sekolah.

4.3 Mengamati dan menceritakan kebersamaan karakteristik individu di rumah dan sekolah.

2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila.

2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah.

 Aturan permainan

“Kucing dan Tikus”  Kegiatan teman pada

malam hari

 Aturan yang berlaku di rumah pada malam hari

 Memilih kegiatan yang baik menjelang tidur

 Bermain peran

 Praktek aturan sebelum tidur

 Mendengarkan penjelasan mengenai

lagu daerah “Padang Mbulan”.  Mendengarkan penjelasan mengenai

arti dari lagu “Padang Mbulan”.

 Menentukan pemain yang akan berperan sebagai kucing dan tikus.

 Membentuk kelompok sejumlah tokoh yang ada di dalam dialog yang akan diperankan.

 Menentukan dan mengatur pem-bagian peran di dalam kelompok.

 Memberikan contoh lain dengan menggunakan benda-benda yang ada di kelas sehingga semua siswa memahami konsep pengurangan.

 Mendengarkan penjelasan lebih lanjut mengenai kegiatan yang dilakukan sebelum tidur

 Mendengarkan penjelasan lebih lanjut mengenai sikap-sikap baik yang dilaukan sebelum tidur.

 Mendengarkan cerita yang di bacakan.

 Menimpulkan bahwa kita dapat melihat suatu benda karena adanya cahaya.

 Membuat satu pertanyaan berdasarkan teks.

 Membuat pola gambar bintang.

 Mengikuti petunjuk guru cara bermain peran.

 Mempraktekkan aturan

permainan “Kucing dan Tikus”.

 Membuat soal cerita pengurangan secara lisan.

 Memberi contoh gerak dasar lari dalam permainan tradisional.

 Memberi contoh gerakan secara seimbang dan cepat dalam permainan tradi-sional.

 Melakukan permainan yang melibatkan berbagai gerakan.

 Melakukan gerakan yang membutuhkan keseim-bangan dan kelincahan melalui permainan seder-hana.


(2)

1.1 Menerima keberagaman karak-teristik individu dalam kehidupan beragama sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah.

 Mendengarkan cerita mengenai kegiatan malam hari.

 Menentukan urutan kegaiatan yang ada dibuku siswa dengan mem-perhatikan kartu kosakata urutan pertama, kedua, ketiga, dan keempat yang ditunjukkan dan dibacakan guru.

Mencoba/Mempraktikkan :

 Menyanyikan lagu “Burung Hantu”.  Menggambar dan mewarnai

kegia-tannya pada malam hari, serta menuliskan cerita tentang gambar yang dibuatnya.

 Membuat satu pertanyaan berda-sarkan teks.

 Mengerjakan latihan tentang memilih sikap-sikap baik yang di tunjukkan gambar di buku siswa.

 Memperagakan cerita pengurangan dan menuliskan kalimat mate-matikanya.

 Menyanyikan lagu “Bintang Kecil”.  Menghubungkan angka menjadi

bentuk pola bintang dan

 Menceritakan kegiatan temannya pada malam hari.

 Menuliskan kegiatan yang dilakukan sebelum tidur dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan huruf.

 Menyebutkan kegiatan temannya pada malam hari.

 Mengurutkan kegiatan pada malam hari sesuai kebiasaan masing-masing.

 Mempraktekkan kegiatan percobaan.

 Mempraktekkan aturan sebelum tidur dengan bermain peran.

Tes Produk :

 Membuat puisi singkat.

 Membuat doa singkat. Matematika 3.2 Mengenal bilangan asli sampai 99

dengan menggunakan bendabenda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain.

3.12 Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya.

4.1 Mengurai sebuah bilangan asli sampai dengan 99 sebagai hasil penjumlahan atau pengurangan dua buah bilangan asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban.

2.1 Menunjukkan sikap cermat dan teliti, tertib dan mengikuti aturan, peduli, disiplin waktu serta tidak

 Pengurangan

 Menghubungkan titik-titik sesuai dengan urutan angka.

 Mengurutkan gambar bintang dari yang paling banyak atau paling sedikit.


(3)

mudah menyerah dalam menger-jakan tugas.

1.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

mewarnainya.

 Menggambar dan mewarnai gambar bintang.

 Mengurutkan gambar bintang dari yang jumlahnya paling banyak atau paling sedikit.

 Mengerjakan latihan pada buku siswa.

 Menyanyikan lagu “Padang Mbulan”

 Memainkan permainan “Kucing dan

Tikus”.

 Melakukan kegitan bermain peran.

 Melakukan refleksi kegiatan setelah bermain peran.

 Menuliskan kalimat matematika untuk pengurangan.

 Membuat soal pengurangan secara lisan.

 Mengerjakan latihan pengurangan pada buku siswa.

 Melakukan kegiatan bercerita dan mendengarkan.

 Bercerita mengenai apa yang didengarkan dari temannya. SBDP 3.1 Mengenal cara dan hasil karya seni

ekspresi.

4.1 Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan sekitar.

4.7 Menyanyikan lagu anak-anak dan berlatih memahami isi lagu.

2.1 Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih mengekspresikan diri dalam mengolah karya seni.

1.1 Merasakan keindahan alam sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan.

 Menyanyi lagu “Burung

Hantu”

 Menggambar dan mewarnai kegiatan malam hari

 Mewarnai gambar bintang

 Menggambar bintang

 Menyanyi lagu “Bintang Kecil”


(4)

PJOK 3.1 Mengetahui konsep gerak dasar lokomotor sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan, dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional.

3.4 Mengetahui konsep bergerak secara seimbang dan cepat dalam rangka pengembangan kebugaran jasmani melalui permainan seder-hana dan atau tradisional.

4.1 Mempraktikkan pola gerak dasar lokomotor sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional.

4.4 Mempraktikkan aktivitas pengem-bangan kebugaran jasmani untuk melatih keseimbangan dan kece-patan tubuh melalui permainan

 Bermain permainan

“Kucing dan Tikus”  Berbagai macam

gerakan

 Mengerjakan latihan di dalam buku siswa.

 Menuliskan kegiatan yang dilakukan sebelum tidur dengan memperhatikan kaidah penulisan huruf.

 Bermain peran berdasarkan cerita yang ada pada teks.

 Bermain tebak benda.

 Melakukan percobaan.

 Menceritakan kegiatan sesuai urutan dari gambar yang ada.

Mengkomunikasikan :

 Mendiskusikan jawaban yang berkaitan dengan isi gambar.

 Menceritakan gambar yang telah dibuatnya.

 Mendiskusikan jawaban yang berkaitan dengan kegiatan pada malam hari.

 Berdiskusi tentang sikap-sikap baik yang terdapat pada teks.

 Memberikan bantuan jika ada yang belum memahami konsep pengu-rangan.


(5)

sederhana dan dan atau tradisional.

2.1 Berperilaku sportif dalam bermain.

1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemam-puannya sebagai anugerah Tuhan.

 Mendemonstrasikan hasil menghu-bungkan angka menjadi bentuk pola bintang.

 Mendiskusikan hasil dari perban-dingan jumlah bintang dalam setiap kelompok.

 Mendiskusikan jawaban yang

berkaitan dengan lagu “Padang Mbulan”.

 Menyatakan soal cerita pengurangan yang dibuatnya dan dijawab oleh temannya.

 Mendiskusikan jawaban yang berkaitan dengan gambar kegiatan yang dilakukan sebelum tidur.

 Mendiskusikan jawaban yang berkaitan dengan sikap-sikap baik yang dilakukan sebelum tidur.

 Mendiskusikan kegiatan percobaan.

 Mendiskusikan jawaban yang berkaitan dengan urutan kegiatan dari gambar yang ada.


(6)

BIODATA PENULIS

Irene Putri Noventi Yunanto lahir di Sleman, 23

November 1992. Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri

Caturtunggal IV Depok Sleman Yogyakarta, tamat pada

tahun 2004. Pendidikan menengah pertama ditempuh di

SMP Bopkri 3 Yogyakarta, tamat pada tahun 2007.

Pendidikan menengah atas ditempuh di SMA Bopkri

Banguntapan Bantul Yogyakarta, tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis melanjutkan studi keperguruan tinggi dan

terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul

“Pengembangan Perangkat Pembe

lajaran Subtema Kegiatan Malam Hari

Mengacu

Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar”.