Rumusan Masalah Manfaat Penelitian
Rothblum, Beswick,
dan Mann
dalam Larson,
1991 mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai kecenderungan melakukan
penundaan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik dan kecenderungan individu mengalami kecemasan yang berhubungan dengan penundaan
yang dilakukan. Noran dalam Akinsola, Tella Tella, 2007 juga mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai perilaku menghindar
dalam pengerjaan tugas dan tanggung jawab yang seharusnya diselesaikan oleh individu. Seseorang yang melakukan prokrastinasi, biasanya memiliki
kecenderungan untuk lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman atau melakukan pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitu penting
daripada mengerjakan tugas yang seharusnya diselesaikan dengan cepat. Salomon dan Rothblum dalam Blinder, 2000 menjelaskan kembali
bahwa secara spesifik, bahwa prokrastinasi merupakan perilaku maladaptif, yang secara potensial dapat menyebabkan stres negative
bagi banyak perguruan tinggi, khususnya mahasiswa.
Menurut Ferrari dalam Ghufron, 2003, pengertian prokrastinasi dapat diilihat melalui berbagai batasan atau lingkup tertentu, yaitu
prokrastinasi dipandang hanya sebagai perilaku menunda, bahwa setiap perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas adalah
prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan. Prokrastinasi dipandang sebagai suatu kebiasaan atau pola
perilaku yang dimiliki individu, yang mengarah kepada trait, perilaku menunda yang dilakukan merupakan respon tetap yang selalu dilakukan
seseorang dalam menghadapi sebuah tugas, dimana biasanya disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan irrasional. Kemudian prokrastinasi juga
dipadang sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak hanya dianggap sebagai sebuah perilaku menunda saja,
namun prokrastinasi dianggap sebagai suatu trait yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling
terkait, yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
prokrastinasi merupakan perilaku menunda tugas penting yang dilakukan secara sengaja, tanpa alasan yang masuk akal. Prokrastinasi akademik
tidak hanya dilakukan sesekali, namun dilakukan berulang-ulang terhadap sebuah tugas yang seharusnya dapat diselesaikan, perilaku ini dapat
menjadi kebiasaan buruk bagi seseorang, yang dapat mengakibatkan dampak negatif dalam kehidupannya.
2. Jenis Prokrastinasi Seseorang yang melakukan perilaku prokrastinasi, biasanya
memiliki alasan dan tujuan yang berbeda-beda, hal itu membuat para ahli mengelompokkan prokrastinasi ke dalam beberapa jenis. Menurut Ferrari,
Johnson dan McCown 1995, berdasarkan manfaat dan tujuan melakukannya, prokrastinasi dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Functional Procrastination Prokrastinasi fungsional adalah perilaku menunda mengerjakan
tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat. Mereka yang melakukan penundaan ini memandang sebuah tugas
harus dikerjakan secara sempurna, dengan tujuan mendapatkan
penyelesaian yang baik, meskipun mereka harus melewati waktu yang optimal untuk mulai mengerjakan tugas tersebut.
b. Disfunctional Procrastination Prokrastinasi disfungsional adalah perilaku menunda yang tidak
bertujuan, yang memiliki akibat buruk dan menimbulkan masalah bagi pelakunya. Bentuk penundaan ini dilakukan tanpa disertai suatu alasan
yang berguna bagi pelakunya, maupun orang lain. Prokrastinasi jenis ini dapat menimbulkan masalah bagi pelaku prokrastinasi apabila tidak bisa
melepaskan diri dari kebiasaan menunda tersebut. Prokrastinasi disfungsional dibagi lagi menjadi dua hal berdasarkan tujuan mereka
melakukan penundaan : 1 Decisional procrastination
Merupakan perilaku menunda dalam langkah mengambil keputusan, prokrastinasi ini terjadi karena kegagalan dalam
mengidentifikasi tugas yang menyebabkan konflik dalam diri individu, sehingga memutuskan untuk melakukan perilaku
menunda. Ferrari dalam Ghufron, 2003, menjelaskan bahwa prokrastinasi ini dilakukan sebagai bentuk coping yang