disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, aspek control merupakan aspek yang berperan paling kuat dalam hardiness dalam perlawanan terhadap
perilaku prokrastinasi akademik. Aspek challenge dan commitment berada di urutan kedua dan ketiga setelah aspek control. Hal ini dapat dikaitkan
dengan lingkup area akademik, yang artinya aspek control, commitment, dan challenge memiliki pengaruh terhadap mahasiswa tingkat akhir dalam
lingkup area akademik. Mahasiswa yang memiliki control yang baik berarti memiliki kendali atas kehidupannya, dan dalam area akademik
mereka tidak melakukan penundaan terhadap tugas menulis, mau belajar untuk menghadapi ujian, melaksanakan kinerja administratif, serta mau
menghadiri pertemuan-pertemuan berkaitan dengan penyelesaian tugasnya. Kemudian, mahasiswa yang memiliki commitment yang baik
berarti memiliki kemauan untuk terlibat dalam setiap aktivitas yang ada dalam kehidupannya. Mahasiswa tersebut, dalam lingkup area akademik
mereka juga tidak menunda tugas menulis, mempunyai niat untuk membaca referensi, mau belajar untuk menghadapi ujian, mau
melaksanakan kinerja administratif, bersedia menghadiri pertemuan- pertemuan berkaitan dengan tugas, serta mampu terlibat dalam kinerja
akademik secara keseluruhan. Aspek terakhir dalam kepribadian hardiness, yaitu challenge. Seorang mahasiswa yang memiliki challenge, berarti
menganggap bahwa tugas dan tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa merupakan sebuah tantangan dalam hidup yang harus dihadapi.
Mahasiswa yang memiliki challenge, tidak akan menunda tugas menulis,
mempunyai niat membaca referensi demi tugas-tugasnya, mau belajar mengadapi ujian, mau melaksanakan kinerja administratif, mau
menghadiri pertemuan berkaitan dengan penyelesaian tugas, serta akan terlibat dalam kinerja akademik secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa sumbangan yang diberikan oleh variabel hardiness terhadap prokrastinasi akademik adalah sebesar
24. Hal ini menunjukkan adanya sekitar 76 yang diberikan oleh variabel lain terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat
akhir. Beberapa variabel lain yang dapat memberikan sumbangan atas terjadinya perilaku prokrastinasi akademik, antara lain perfeksionisme,
dalam penelitian yang berjudul “Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi Mahasiswa” Gunawinata, Nanik Lasmono,
2008 yang memberikan sumbangan sebesar 7,7 terhadap prokrastinasi akademik. Gunawinata, Nanik, dan Lasmono 2008 juga mengungkapkan
bahwa masih terdapat variabel lain yang menjadi pengantara dalam hubungan perfeksionisme dan prokrastinasi akademik itu sendiri, antara
lain adalah mood, pemberian reward dan punishment, task aversiveness, tipe kepribadian neurocitism, impulsiveness, atribusi seseorang dan
rasionalisasi. Variabel lainnya seperti kontrol diri menyumbangkan 48,5
terhadap perilaku prokrastinasi akademik, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Elly Desi, 2014 dengan judul “Hubungan antara
Kontrol Diri dan Konformitas dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Program Studi Psikologi UNESA”. Penelitian yang dilakukan
oleh Sinaga 2007 dengan judul “Hubungan antara Intensitas mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa” juga
mengungkapkan bahwa variabel dalam penelitian tersebut, yaitu intensitas mengakses facebook memberikan sumbangan sebesar 71 terhadap
perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara prokrastinasi akademik
dengan hardiness. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat hardiness dalam diri seseorang, maka perilaku prokrastinasi akademik
yang dilakukan akan cenderung rendah. 2. Prokrastinasi akademik pada penelitian ini juga dikorelasikan dengan tiga
prediktor aspek yang ada dalam kepribadian hardiness, yaitu control, commitment dan challenge. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
prokrastinasi akademik juga memiliki korelasi yang negatif - dengan ketiga aspek dalam variabel hardiness. Apabila control, commitment dan
challenge dalam diri seseorang tinggi, maka tingkat prokrastinasi akademik akan cenderung rendah.
3. Sumbangan efektif variabel hardiness terhadap prokrastinasi akademik adalah sebesar 24. Hal ini menunjukkan bahwa variasi prokrastinasi
akademik dapat dijelaskan dari variasi hardiness dengan sumbangan efektif sebesar 24 dan 76 berasal dari variabel lain.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat peneliti ajukan, yaitu :
1. Bagi para mahasiswa
Agar senantiasa mampu menentukan prioritas dalam kehidupannya, baik yang berkaitan dengan hal-hal akademik ataupun yang berkaitan
dengan aspek kehidupan lainnya, sehingga segala tugas dan tanggung jawab yang dimiliki dapat terselesaikan dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa aspek control dalam
variabel hardiness memiliki korelasi yang paling kuat dengan prokrastinasi akademik, dibandingkan dengan variabel lainnya. Maka
dari itu, bagi para mahasiswa prokrastinator disarankan untuk berusaha meningkatkan control di dalam dirinya. Hal ini dapat
dilakukan, misalnya dengan melakukan meditasi atau yoga, yang dikenal dapat meningkatkan kontrol terhadap diri secara signifikan.
Masih berkaitan dengan kontrol. Apabila mahasiswa tidak dapat
meningkatkan kontrol secara internal, maka ada beberapa saran berupa cara lain untuk mereduksi perilaku prokrastinasi akademik
berkaitan dengan pengerjaan tugas akhir. Misalnya dengan meningkatkan kontrol eksternal, yang dilakukan oleh pihak institusi,
yaitu dengan mewajibkan presensi kehadiran bagi mahasiswa untuk melakukan bimbingan tugas akhir atau skripsi secara rutin.
Dalam penelitian ini, ditemukan adanya hubungan yang signifikan
secara negatif antara hardiness dengan prokrastinasi akademik, sehingga perlu diperhatikan untuk mahasiswa agar dapat berpikir
secara positif dengan berani mengendalikan tekanan dan keraguan di dalam dirinya, berani untuk terlibat dalam tanggung jawab, serta
berani untuk mengambil resiko untuk mendapatkan pengalaman baru dalam kehidupannya, sesuai dengan konsep yang ada dalam
kepribadian hardiness itu sendiri. 2. Bagi para peneliti yang memiliki topik yang sama
Peneliti berharap jika ada yang berminat menggunakan topik yang
serupa dalam penelitian, sebaiknya lebih memperhatikan variabel- variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Bagi peneliti
yang ingin menggunakan variabel hardiness, disarankan untuk memperhatikan metode yang digunakan peneliti sebelumnya. Peneliti
meyarankan untuk menggunakan metode analisis regresi. Oleh karena itu, hal-hal seperti skala dan item yang baik, komposisi item, subyek,
perlu benar-benar diperhatikan, mengingat pada penelitian ini peneliti mengalami kegagalan untuk menggunakan analisis regresi, karena
adanya salah satu uji dalam anlisis regresi tersebut yang tidak lolos.
Kemudian peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan faktor- faktor lain yang berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik,
mengingat masih ada 76 sumbangan efektif di luar variabel hardiness.
112 DAFTAR PUSTAKA
Anggawijaya, S. 2013. Hubungan antara depresi dan prokrastinasi akademik. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 22.
Akinsola, M. K., Tella, A., Tella, A. 2007. Correlates of academic procrastination and mathematics achievement of university undergraduate
students. Eurasia Journal of Mathematics, Science Technology Education,34, 363-370.
Bartone, P. T. 2006. Resilience under military operational stress: Can leaders influence hardiness?. Military Psychology, 18S, S131.
Bartone, P. T., Roland, R. R., Picano, J. J., Williams, T. J. 2008. Psychological hardiness predicts success in US Army Special Forces
candidates. International Journal of Selection and Assessment, 161, 78-81.
Bachroni, M., Asnawi, S. 1999. Stres kerja. Buletin Psikologi, 71999. Beswick, G., Rothblum, E. D., Mann, L. 1988. Psychological antecedents of
student procrastination. Australian psychologist, 232, 207-217. Bernard, M.E. 1991. Procrastinate later : how to motivate yourself to do it now.
Melbourne : Schwartz Wilkinson Buari, D. P. 2003. Hubungan antara Kecenderungan melakukan Prokrastinasi
Akademik dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa Skrispsi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Balkis, M., Duru, E., Bulus, M. 2013. Analysis of the relation between academic procrastination, academic rationalirrational beliefs, time
preferences to study for exams, and academic achievement: a structural model. European journal of psychology of education, 283, 825-839.
Binder, K. 2000. The effects of an academic procrastination treatment on student procrastination and subjective well-being Doctoral dissertation,
Carleton University Ottawa. Briody, R. 1980. An exploratory study of procrastination Doctoral dissertation,
ProQuest Information Learning. Candra, A. 2008. “Awas Terjerat Prokrastinasi”
www.kompas.com
Cash, M. L., Gardner, D. 2011. Cognitive hardiness, appraisal and coping: comparing
two transactional
models. Journal of
Managerial Psychology, 268, 646-664.
Catrunada, L. 2012. Perbedaan kecenderungan prokrastinasi tugas skripsi berdasarkan tipe kepribadian introvert dan ekstrovert.
Cuan, S., Nita Simon, N. 1999. Efektivitas Pelatihan Toc Task-Oriented Cognitions Untuk Mengurangi Kecenderungan Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa. Buletin Penalaran Mahasiswa, 61999.
Chun Chu, A. H., Choi, J. N. 2005. Rethinking procrastination: Positive effects of active procrastination
behavior on attitudes and performance. The Journal of Social Psychology, 1453, 245-264.
Cash, M. L., Gardner, D. 2011. Cognitive hardiness, appraisal and coping: comparing
two transactional
models. Journal of
Managerial Psychology, 268, 646-664.
Dewitte, S., Schouwenburg, H. C. 2002. Procrastination, temptations, and incentives: The struggle between the present and the future in
procrastinators and the punctual. European Journal of Personality, 166, 469-489.
Ferrari, J. R., Johnson, J. L., McCown, W. G. 1995. Procrastination and task avoidance: Theory, research, and treatment. Springer Science Business
Media.
Ferrari, J. R. 1994. Dysfunctional procrastination and its relationship with self- esteem, interpersonal dependency, and self-defeating behaviors. Personality
and Individual Differences, 175, 673-679.
Ferrari, J. R., Pychyl, T. A. Eds.. 2000. Procrastination: Current issues and new directions. Select Press.
Ghufron, M. 2003. Hubungan Antara Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap
Penerapan disiplin
Orangtua dengan
Prokrastinasi Akademik. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
Mada.
Grunschel, C., Patrzek, J., Fries, S. 2013. Exploring reasons and consequences of academic procrastination: An interview study. European
journal of psychology of education, 283, 841-861.