7. Gerakan yang tidak perlu
Pemborosan karena aktivitaspergerakan yang kurang perlu yang dilakukan operator yang tidak menambah nilai dan memperlambat proses
sehingga lead time menjadi lama. Misal proses mencari komponen karena tidak terdeteksi tempat penyimpanannya, dan gerakan tambahan untuk
mengoperasikan suatu mesin. 8.
Pekerja yang kurang professional Pemborosan yang terjadi karena sumber daya yang ada operator tidak
digunakan secara maksimal, dan kurang professional dalam bekerja. 9.
Kecacatan Pemborosan karena terjadinya produk yang rusak atau tidak sesuai dengan
keinginan yang telah ditentukan
4.1.2 Data Aliran Bahan
Aliran bahan atau aliran fisik dimulai dari proses kedatangan material dari supplier yang meliputi bahan baku dan bahan pendukung. Dari data historis
perusahaan diketahui bahwa untuk mendapatkan material tersebut ada yang bisa langsung terpenuhi dan ada pula yang tidak langsung terpenuhi dan harus
melakukan pemesanan dulu. Untuk material yang langsung terpenuhi biasanya material tersebut bisa didapatkan di lingkungan sekitar kawasan pabrik, sehingga
dalam memperoleh material tersebut bisa langsung didapatkan. Sedangkan untuk material yang tidak ada disekitar kawasan daerah pabrik maka pihak perusahaan
akan melakukan pemesanan terlebih dahulu, dan biasanya perusahaan melakukan pemesanan yang cukup banyak, hal ini dikarenakan faktor biaya transportasi dan
harga dari material tersebut. Sehingga dengan memesan material yang cukup banyak akan mengakibatkan penumpukan material digudang dan mengakibatkan
proses menunggu yang sangat lama. Dalam memperoleh material, PT. Wowin Purnomo bekerjasama dengan supplier yang berasal dari daerah Trenggalek,
Tulungagung, Kediri dan Surabaya. Material yang datang dari supplier akan diperiksa terlebih dahulu oleh
kepala gudang baik dari segi jumlah dan mutu material, apakah sesuai dengan pesanan atau tidak, apabila material yang dikirim oleh supplier sudah memenuhi
kriteria pesanan perusahaan maka material tersebut akan dilanjutkan ke proses berikutnya yaitu akan dimasukkan kegudang, akan tetapi jika material yang
dipesan dari supplier tidak sesuai dengan kriteria pesanan dari pihak perusahaan, maka material tersebut akan dikembalikan ke supplier yang mengirim material
tersebut dan meminta untuk dikirim lagi sesuai dengan pesanan perusahaan. Setelah material dimasukkan kegudang, maka material tersebut akan
disimpan untuk proses produksi. Dalam proses penyimpanan material pihak perusahaan menerapkan sistem first in first out FIFO atau barang yang masuk
kegudang lebih dulu akan dikeluarkan untuk proses produksi lebih dulu juga. Dalam proses produksi, material yang akan diproses, terlebih dahulu akan
ditimbang sesuai dengan material yang dibutuhkan untuk proses produksi dan setelah ditimbang, material tersebut akan dibawa kegudang penampungan
sementara yang berada di lantai produksi, hal ini bertujuan agar dalam proses produksi berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, hal ini dikarenakan jarak antara gudang raw material dengan tempat produksi pembuatan kecap relative jauh sekitar 30 meter. Dalam memproduksi
kecap langkah awal yang harus dilakukan adalan setup mesin yang berada pada tangki masak, hal ini dikarenakan agar mesin yang berfungsi sebagai pengaduk
material didalam tangki masak tidak cepat rusak. Alat yang langsung berinteraksi dengan material menggunakan bahan stainlessteel agar mutu kecap terjamin.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembuatan kecap adalah :
Gambar 4.1 Aliran bahan pembuatan kecap
Sumber : Informasi data internal perusahaan Gudang Material
Gudang Sementara
Gudang barang jadi Penimbangan material
Penggorengan material Penumbukan material
Proses masak Penyaringan kecap
Pendinginan kecap Pengisian kecap
Pemberian tutup botol Pengelapan botol
Labeling Srink
Packaging
Keterangan :
1. Proses penimbangan material yang dilakukan satu hari sebelum proses
produksi berlangsung, hal ini dilakukan agar dalam proses produksi kecap berlangsung normal.
2. Proses penggorengan material yang dilakukan satu hari sebelum proses
produksi, mengingat proses penggorengan material yang memakan waktu yang cukup lama, karena dilakukan secara manual dan dengan alat yang
tradisional. 3.
Proses penumbukan material, setelah material digoreng selanjutnya material tersebut ditumbuk, dalam proses menumbuk ini menggunakan
alat tradisioanal dan dilakukan satu hari sebelum produksi kecap. 4.
Proses masak, dalam proses masak ini bahan baku kecap dimasukkan semua kedalam tanki masak, kecuali penyedap rasa Msg, dalam proses
masak ini dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Untuk menandakan bahwa material kecap sudah masak dilakukan pemeriksaan dengan alat
thermometer dengan acuan lebih dari 100 derajad celcius, dan jika material tersebut suhunya lebih dari 103 derajad celcius maka kompor diharuskan
untuk dimatikan, hal ini bertujuan agar tidak terjadi kerusakan pada tanki maupun kompor masaknya.
5. Proses penyaringan kecap. Kecap yang sudah masak matang, kemudian
akan dipindahkan dari tangki masak ke tempat penyaringan dan kemudian dilakukan penyaringan material, penyaringan ini bertujuan untuk
memisahkan ampas dari material yang baru dimasak, sehingga hasil dari penyaringan ini bebas dari ampas yang bisa mengurangi mutu kecap.
6. Proses pendinginan kecap, kecap yang sudah disaring kemudian akan
dipindahkan ke tanki pendingin chiller, dalam proses pendinginan tersebut bahan baku penyedap rasa Msg dimasukkan, ini bertujuan untuk
mengikat rasa agar rasa yang dihasilkan tidak hilang, sehingga citarasa dari kecap yang dijual akan bertahan lama.
7. Proses Pengisian kecap ke botol. Dalam proses ini kecap dari tanki
pendingin akan dipindahkan ketempat penampungan kecap bak yang terhubung langsung dengan kran kecil, dalam satu bak terdapat 6 kran
kecil, hal ini digunakan agar proses pengisian kecap kebotol dilakukan lebih cepat, mengingat dalam sehari dilakukan pengisian kecap ke botol
dengan rata-rata pengisian 2300 botol per hari. 8.
Proses pemberian tutup botol pada kecap, setelah pengisian kecap pada botol proses selanjutnya adalah proses menutup botol dengan tutup botol,
dalam proses pemberian tutup botol ini alat yang digunakan berjumlah 3. 9.
Proses pengelapan botol, untuk botol yang sudah diberi tutup, maka kemudian botol kecap tersebut dipindahkan ke tempat labeling, sebelum di
label botol-botol tersebut di lap, hal ini bertujuan untuk membersihkan botol dari sisa kecap yang melekat pada botol, sehingga pada waktu
labeling botol tersebut sudah benar-benar kering dan tidak ada sisa kecap yang melekat pada botol.
10. Proses labeling, setelah proses pengelapan selesai proses selanjutnya
adalah proses melabel, dalam proses labeling ini dilakukan secara manual dan bahan untuk merekatkan kertas pada botol adalah lem yang dicairkan.
11. Proses srink, proses ini sebenarnya hampir sama dengan proses labeling,
hanya saja dalam proses ini menggunakan plastic yang diletakkan diantara tutup botol dan botol, tujuan proses srink ini digunakan agar produk
tersebut terhindar dari tindakan pemalsuan pada isi kecap oleh pihak luar. 12.
Proses packaging, setelah proses srink selesai maka botol-botol kecap tersebut dimasukkan ke kratkardus, untuk pemasaran area Trenggalek
menggunakan krat sedangkan untuk luar Trenggalek menggunakan kardus, dan setelah proses packaging selesai, selanjutnya akan dipindahkan
kegudang barang jadi.
4.1.3 Data Waktu Produksi