4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Big Picture Mapping BPM
Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang terjadi pada proses produksi kecap PT. Wowin Purnomo Trenggalek, identifikasi
permasalahan dilakukan dengan penggambaran peta proses utama dari proses produksi yang terjadi.
Big picture mapping adalah pemetaan proses pada level tinggi yang melingkupi proses secara luas namun dengan tingkat kedetailan yang masih
rendah. Alat ini sangat membantu dalam mengidentifikasi terjadinya pemborosan waste di PT. Wowin Purnomo Trenggalek.. Pemborosan dapat diketahui dengan
mengetahui aliran fisik dan aliran informasi dari perusahaan dan menggambarkannya dalam satu kesatuan.. Dengan membuat Big Picture Mapping
maka dapat membantu untuk menggambarkan aliran yang ada, membantu menemukan lokasi waste dan memperlihatkan hubungan antara aliran informasi
dengan aliran fisik dalam proses pembuatan kecap di PT. Wowin Purnomo Trenggalek. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membentuk Big Picture
Mapping yaitu mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan, mengetahui aliran informasi, menambahkan aliran fisik pada peta tersebut, mencari hubungkan
aliran fisik dan aliran informasi dan melengkapi peta di atas dengan informasi lead time dan value adding time dari keseluruhan proses.
Big Picture Mapping merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk menggambarkan peta proses utama dari proses produksi kecap di PT. Wowin
Purnomo Trenggalek. Big Picture Mapping untuk proses produksi kecap di PT. Wowin Purnomo Trenggalek diperlihatkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Big Picture Mapping Proses Produksi Kecap PT. Wowin Purnomo Trenggalek
Aliran Informasi
Pada prinsipnya produksi kecap ini adalah untuk melayani permintaan konsumen. Informasi permintaan produk kecap yang datang kemudian diproses
oleh perusahaan dan akhirnya produk kecap yang dihasilkan akan dikirim ke konsumen sesuai dengan permintaan. Untuk lebih jelas aliran informasi
pemenuhan kebutuhan konsumen pada PT. Wowin Purnomo Trenggalek akan diuraikan sebagai berikut :
1. Aliran informasi dimulai dengan adanya permintaan order produk kecap
dari konsumen, supplierdistributor melalui departemen pemasaran Marketing Departemen.
2. Kemudian departemen pemasaran melakukan order produksi produk
kecap melalui PPIC. 3.
Jika produk kecap yang ada di gudang barang jadi tidak dapat memenuhi permintaan konsumen, maka PPIC merencanakan produksi ke departemen
produksi untuk memproduksi produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
4. Sebelum melakukan proses produksi, bagian produksi akan mengecek
bahan baku yang dibutuhkan di gudang. 5.
Jika bahan baku yang ada di gudang bahan baku tidak mencukupi maka bagian pergudangan akan meminta pada bagian pembelian purchasing
untuk melakukan pengadaan bahan baku, dengan order material yang dibutuhkan.
6. Setelah bahan baku yang dibutuhkan oleh bagian produksi telah terpenuhi,
maka bagian produksi akan mulai untuk melakukan produksi kecap sesuai dengan permintaan konsumen.
Aliran Fisik
Untuk memenuhi permintaan yang datang dari konsumen sebagaimana dijelaskan pada aliran informasi, perusahaan harus menyiapkan bahan baku yang
akan digunakan untuk diolah menjadi produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Aliran penyediaan bahan baku sampai proses pengolahan bahan baku
menjadi produk yang siap dipasarkan ke konsumen pada PT. Wowin Purnomo Trenggalek dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Aliran material dimulai dengan adanya kebutuhan bahan baku dan bahan
penunjang dalam proses pembuatan kecap, mulai dari dari penerimaan bahan baku dan bahan penunjang, proses produksi pembuatan kecap
sampai akhirnya menjadi produk kecap yang siap untuk dipasarkan kepada konsumen.
2. Bahan baku yang datang diterima oleh seksi penerimaan barang receiving
Dept. Sebelum bahan baku dimasukkan ke gudang, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaaan terlebih dahulu oleh kepala gudang baik dari segi
jumlah dan mutu material, apakah sesuai dengan pesanan atau tidak, apabila material yang dikirim oleh supplier sudah memenuhi kriteria
pesanan perusahaan maka material tersebut akan dilanjutkan ke proses berikutnya yaitu akan dimasukkan kegudang, akan tetapi jika material
yang dipesan dari supplier tidak sesuai dengan kriteria pesanan dari pihak perusahaan, maka material tersebut akan dikembalikan ke supplier yang
mengirim material tersebut dan meminta untuk dikirim lagi sesuai dengan pesanan perusahaan.
3. Sedangkan untuk bahan baku seperti penguat rasa Msg, asam citrad,
pengental dan benzoat diletakkan dalam gudang yang berada dalam kantor atau biasa disebut juga gudang kantor pabrik, mengingat bahan ini
termasuk bahan kimia dan pemesanannya tidak sebanyak pemesanan gula merah dan garam, sehingga bahan tersebut diletakkan di gudang kantor
pabrik. Hal ini bertujuan agar bahan tersebut tidak terkontaminasi dengan lingkungan luar yang bisa mengakibatkan bahan tersebut tidak bagus.
4. Setelah dilakukan inspeksi bahan baku oleh kepala gudang dan dinyatakan
berkualitas baik, maka bahan baku disimpan di gudang dan diambil pada saat proses produksi kecap dilakukan.
5. Proses produksi kecap dilakukan dalam 12 tahap yaitu tahap penimbangan
bahan baku yang dilakukan oleh karyawan dibagian gudang, selanjutnya setelah selesai ditimbang, kemudian bahan baku tersebut dikirim ke tempat
produksi pembuatan kecap. Untuk bahan baku kedelai dan rempah-rempah proses yang dilakukan adalah penggorengan material, kemudian material
tersebut dilakukan proses penumbukkan agar material tersebut hancur, setelah proses penumbukan selesai maka material tersebut dikirim ke
gudang sementara untuk menunggu proses berikutnya. Setelah bahan baku terkumpul semua di gudang sementara kemudian dilakukan proses masak
dalam proses masak ini dilakukan inspeksi terhadap material yang dimasak oleh bagian PPIC dengan alat termometer, selanjutnya setelah kecap
matang kemudian dilakukan proses penyaringan untuk memisahkan antara ampas dengan cairan kecap, selanjutnua dilakukan proses pendinginan
dalam proses pendinginan ini dilakukan inspeksi oleh bagiaan PPIC, kemudian dilakukan proses pengisian cairan kecap tersebut kedalam botol
kecap dan untuk inspeksi dilakukan oleh karyawan bagian pengisian dan setelah itu dilakukan proses pemberian tutup terhadap botol yang sudah
terisi cairan kecap. Selanjutnya adalah proses pengelapan botol supaya cairan kecap yang menempel di botol hilang, kemudian dilakukan proses
labeling, keudian proses srink, dalam proses srink dilakukan inspeksi oleh karyawan bagian srink, selanjutnya dilakukan packaging.
6. Produk kecap yang dihasilkan oleh bagian produksi kemudian dimasukkan
ke gudang barang jadi, dicatat berapa jumlahnya dan tanggal pembuatannya sehingga bisa diketahui produk mana yang harus dijual
terlebih dahulu. 7.
Dalam proses pengiriman terhadap konsumen PT. Wowin Purnomo Trenggalek telah menyiapkan beberapa macam alat angkut tergantung jauh
dan tidaknya proses pengiriman, untuk pengiriman jarak dekat PT. Wowin Purnomo menyediakan mobil box untuk mengangkut produk kecapnya,
sedangkan untuk jarak yang sedang menggunakan truk, dan untuk jarak yang jauh menggunakan kontainer.
8. Waktu pengiriman produk dalam jumlah besar dilakukan pada hari-hari
tertentu yaitu hari kamis, jumat dan sabtu, sedangkan untuk pengiriman dalam jumlah kecil bisa dilakukan setiap hari.
4.2.2 Identifikasi Waste