ketat dan resiko rendah terhadap perdarahan, trombositopenia dan osteoporosis. Antitrombin III dan Protein-C juga komponen yang menjanjikan.
23
iii Antitrombin:
adalah salah satu konsentrat faktor antikoagulasi, yang digunakan sebagai terapi tunggal pada satu kasus DIC obstetri dengan kadar
antitrombin kurang dari 70. Pada suatu randomized controlled trial, konsentrat antitrombin atau plasebo diberikan kepada pasien preeklamsi berat 1500 Uhari
selama 7 hari disertai pemberian unfractionated heparin. Perbaikan skor biofisikal profil dan parameter koagulasi jelas terlihat pada kelompok yang diberikan
antitrombin, dan tidak dijumpai efek samping. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan kebenaran hal ini.
20
P enggunaan konsentrat antitrombin cukup logis dalam penatalaksanaan DIC
karena secara efektif dapat menghambat trombin. Efikasi antitrombin masih diragukan dalam penatalaksanaan DIC. Beberapa percobaan terhadap manusia
menunjukkan manfaat, tetapi suatu multicenter randomized trial yang besar tidak menunjukkan penurunan kematian pasien sepsis yang diberikan konsentrat
antitrombin. Kienast dan kawan kawan, telah melaporkan pemberian anti trombin dosis tinggi tanpa heparin dapat menurunkan kematian pada pasien DIC akibat
sespsis. Penelitian ini masih butuh penelitian lebih lanjut untuk pembuktian.
23
2.2.10.2. Tatalaksana Perdarahan pada DIC
Pasien DIC dengan kadar trombosit dan faktor pembekuan yang rendah dan menunjukkan perdarahan harus mendapatkan terapi tambahan. Terapi tambahan
yang bisa diberikan adalah pemberian FFP, cryoprecipitate, dan trombosit bila diperlukan. Para klinisi dianjurkan untuk berhati- hati dalam memakai FFP untuk
Universitas Sumatera Utara
pasien DIC, karena pemberian FFP dapat menyebabkan secara berlebihan dapat menyebabkan kegagalan jantung kongestif. Status pulmoner pasien yang
mendapatkan FFP harus benar benar di awasi.
23
Protein C pada DIC
Activated Protein C APC menginaktivasi faktor Va dan VIIIa, hal ini akan menurunkan pembentukan trombin. APC juga bekerja sama dengan Plasminogen
Activator Inhibitor PAI, menstimulasi fibrinolisis. Protein C lebih sedikit dalam kondisi DIC, penambahan antikoagulasi alami ini dianggap bermanfaat. Percobaan
tahap III untuk konsentrat APC pada pasien sepsis dihentikan lebih dini karena efikasinya dalam menurunkan angka kematian. Kematian yang terjadi dari seluruh
kasus setelah 28 hari adalah 24,7 dalam grup APC dibandingkan 30.8 pada kontrol penurunan resiko relatif 19.4.
23
Recombinant human APC disetujui oleh US Food and Drug Administration FDA dan the European Community untuk penatalaksanaan pasien sepsis berat.
Penelitian pada tahun 2002 membandingkan efikasi APC dibandingkan heparin pada 132 pasien DIC, didapatkan bahwa APC dosis rendah lebih efektif
dibandingkan heparin dalam mengatasi perdarahan akibat DIC, tetapi terdapat sedikit perbedaan dalam disfungsi organ yang terjadi pada kasus DIC.
23
Tissue Factor Pathway Inhibitor TPFI
TF Tissue Factor mengaktifkan faktor VII dan IX secara bersamaan mengaktivasinya dan memulai pembekuan. TFPI memiliki kemampuan berikatan
dengan TF dan faktor VIIa dan Xa. Sebagai hasilnya, TFPI menghambat pembentukan trombin dari protrombin, dan mungkin berguna pada penatalaksanaan
Universitas Sumatera Utara
trombosis pada kasus DIC. Penelitian random tahap II terhadap rekombinan TFPI rTFPI; tifacogin [Chiron] dibandingkan plasebo menunjukkan kecenderungan
penurunan kompleks trombin-antitrombin dan kadar IL-6. Penelitian random tahap III dari efikasi rTFPI dibandingkan plasebo pada pasien sepsis menunjukkan rTFPI
meningkat seiring dengan resiko perdarahan. Penurunan angka kematian terkait dengan nilai international normalized ratio INR adalah semakin rendah INR maka
semakin rendah juga angka kematiannya, dan tidak ada perbedaan untuk pasien dengan kadar INR yang tinggi.
23
C Antifibrinolitik agents: penggunaan antifibrinolitik hanya diberikan setelah
semua jenis terapi telah dicoba dan tampak tidak berhasil. Secara teori, epsilon- aminocaproic acid EACA dan agen antifibrinolitik Tranexamic acid menghilangkan
pembentukan antagonis terbesar dari fibrin intravaskular, dan pada kasus DIC yang benar-benar tercatat, penggunaan antifibrinolitik justru menimbulkan komplikasi
tromboemboli yang hebat bahkan mematikan.
21
Agen antifibrinolitik, seperti, tranexamic acid dan epsilon aminocaproic acid, jarang dipakai sebagai penatalaksanaan DIC. Pengecualiannya terlihat pada kasus
dengan perdarahan dimana kadar fibrinolisis meningkat contoh, beberapa kasus dari kanker prostat, acute promyelocytic leukemias. Jika diperlukan, antifibrinolisis
diberikan untuk mengontrol perdarahan, dan dijumpai fibrinolisis yang hebat, pemberian antifibrinolitik harus dikombinasi dengan heparin. Penggunaan
antifibrinolitik harus berhati-- hati karena antifibrinolitik juga bisa memicu kematian akibat disseminated coagulation dan trombosis.
21
Universitas Sumatera Utara
2.2.10.3. Terapi Potensial yang lain pada DIC Thrombomodulin