2.2.3.1. Terjadinya keadaan Hipertrombinemia
Hal ini menunjukkan bahwa tissue factor TF pathway, lebih berperan dari pada contact factor pathway, dalam terciptanya suatu keadaan hipertrombinemia
pada DIC, hal ini terlihat dalam suatu model eksperimental human endotoxemia. Dalam keadaan endotoxin-induced DIC, peningkatan mediator tumor necrosis factor
TNF dan pelepasan interleukin IL-6 tidak menunjukkan perubahan apapun pada contact system. Secara kontras, blokade TFfactor VIIa pathway memakai antibodi
monoclonal TF yang secara langsung menghambat pembentukan trombin dan mencegah munculnya onset DIC. Aktivasi TF pathway bisa disebabkan oleh
kerusakan jaringan, yang terjadi akibat trauma berat, septikemia atau kanker.
22
Trauma yang berat, merangsang pelepasan fospolipid jaringan, hal ini akan mengaktivasi kaskade pembekuan. Sekali dikeluarkan, kompleks TF dan faktor VII,
akan diaktivasi oleh faktor Xa membentuk kompleks TFVIIa. Kompleks TFVIIa mengaktifkan faktor IX dan X, menyebabkan pembentukan trombin. Trombin
memiliki peranan penting untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Trombin lalu mengaktifkan faktor V menjadi Va dan faktor VIII menjadi VIIIa, yang secara cepat
memacu pembentukan trombin.
22
2.2.3.2. Aktivasi Antikoagulan Physiologic
Secara normal, kadar trombin diatur oleh anticoagulants antithrombin alami, protein C, dan TF pathway inhibitor TFPI. Antitrombin dan protein C cenderung
menurun dalam keadaan DIC. Kadar Antitrombin bisa menjadi lebih rendah akibat pemakaian untuk mengurangi trombin. Sebagai tambahan, interaksi pelepasan
elastase dengan pelepasan neutrofil dalam keadaan septikemia, dan anoksia hepar yang terjadi mengakibatkan penurunan kadar antitrombin. Kadar C, salah satu
Universitas Sumatera Utara
inhibitor penting lainnya, juga dapat menurun hal ini berhubungan dengan kebocoran kapiler, berkurangnya sintesis akibat rusaknya hepar, dan atau pengurangan jumlah
trombomodulin di permukaan pembuluh darah down-regulation. Hal ini terjadi karena pelepasan TNF-
α dan pro-inflammatory cytokines lainnya.
23
2.2.3.3. Pengaruh Fibrinolisis pada kejadian DIC