salin atau prostaglandin. Terapi profilaksis menggunakan heparin akan mencegah berkambangnya sindroma DIC ringan dan pada beberapa pasien dengan kematian
janin dalam kandungan yang membutuhkan tindakan pengeluaran janin secara operasi. Kebanyakan pasien dengan DIC derajat ringan dapat di tangani dengan
pemberian plasma dan trombosit tanpa pemberian heparin.
20,23
2.2.10.1. Pemberian Obat - obatan
Untuk DIC yang terjadi pada kehamilan tujuan pertama adalah mengenali komplikasi obstetrinya. Jika hal ini telah diatasi, maka DIC bisa dicegah. Terapi
tambahan yang khusus diberikan jika dijumpai gangguan pembekuan.
6,20
Terapi harus berdasarkan etiologi dan ditujukan untuk mengatasi penyakit utama. Terapi juga harus disesuaikan dengan usia, penyakit, keparahan, dan lokasi
dari perdarahantrombosis.
20
Terapi DIC akut mencakup antikoagulan, komponen darah dan antifibrinolitiks. Parameter haemostasis dan koagulasi harus dinilai secara
berkesinambungan selama penatalaksanaan. Dasar terapi tergantung pada kondisi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap haemostasis.
23
A Komponen darah : komponen darah digunakan untuk mengatasi parameter
hemostatik yang abnormal. Produk ini hanya diberikan setelah terapi awal dan pemberian antikoagulan.
i Packed red blood cells washed : lebih disukai dari pada whole blood
karena volume nya lebih sedikit, komplikasi imun yang kecil dan cara penyimpanan yang mudah. Satu unit PRC akan meningkatkan haemoglobin sekitar 1gdl atau
meningkatkan hematokrit sekitar 3.
Universitas Sumatera Utara
ii Platelet Konsentrat : Pasien DIC, yang mengalami perdarahan dengan
jumlah trombosit kurang dari 50x10
9
L, harus mendapatkan transfusi trombosit. Pasien DIC mungkin membutuhkan jumlah trombosit yang lebih tinggi untuk
mendapatkan proses haemostasis yang adekuat, pasien dengan keadaan trombositopenia tanpa gangguan fungsi trombosit keadaan trombositopenia sendiri
juga membutuhkan transfusi trombosit jika jumlah trombosit kurang dari 20x10
9
L.
Secara umum trombosit diberikan jika jumlah trombosit kurang dari 50x10
9
l, dengan perdarahan aktif. Dan trombosit diberikan jika terjadi perdarahan hebat
setelah transfusi menggunakan darah yang telah disimpan lama. Batasan yang lebih rendah 30x10
9
l dipakai jika tidak ada perdarahan aktif. Tidak ada pernyataan tentang pemberian faktor pembekuan seperti plasma jika tidak terdapat
perdarahan.
30
iii Fresh Frozen Plasma FFP: FFP mengandung semua faktor koagulasi dan
inhibitornya, ATIII dan protein-C. 4 sampai 5 units FFP diberikan dengan tetesan cepat.
Pemberian Fresh Frozen Plasma FFP 10-20mlkg cukup bermanfaat pada keadaan perdarahan aktif dan dijumpai pemanjangan PT dan aPTT, jika pemberian
FFP tidak mungkin dilakukan akibat adanya kelebihan cairan, pemberian Prothrombin Complex Concentrate PCC 25–30 Ukg dapat dipertimbangkan.
21
iv Cryoprecipitate: mengandung faktor VIIIc, vWF, fibrinogen, fibronectin dan
sejumlah faktor XIII. Cryoprecipitate diberikan untuk meningkatkan kadar fibrinogen plasma mendekati 100-150 mgdl. Sebagai panduan, 3 g fibrinogen diharapkan
menigkatkan kadar dalam plasma mendekati 100 mgdl.
Universitas Sumatera Utara
Penggantian fibrinogen harus disertai dengan cryoprecipitate. Setiap unit cryoprecipitate mengandung sekitar 200 mg fibrinogen.
Tabel 1. Terapi Pengganti untuk pasien dengan gejala DIC.
20
B Antikoagulan
DIC harus ditatalaksana berdasarkan penyakit yang mendasarinya, yang mungkin saja membutuhkan tindakan operasi maupun tidak, terapi antibiotik,
pemberian produk darah, terapi cairan, dan evakuasi uterus. Terapi suportif antikoagulan diberikan untuk mengatasi gangguan koagulasi. Terapi yang diberikan
adalah heparin bekerja sebagai anti trombin dan menghambat aktivasi Faktor X, atau low molecular weight heparin LMWH, danaparoid sodium, synthetic protease
inhibitor, antitrombin, human recombinant activated protein C, recombinant activated factor VIIa, recombinant human soluble thrombomodulin, dan recombinant tissue
factor pathway inhibitor.
5,21,23
Universitas Sumatera Utara
Antikoagulan digunakan untuk menterapi keadaan trombosis intravaskular jika perdarahan terus berlanjut atau pembekuan 4-6 jam setelah permulaan dari suportif
terapi.
22
i Heparin: Heparin telah digunakan untuk terapi DIC pada kasus kematian
janin dalam kandungan, akibat aktivasi proses pembekuan. Walaupun efektifitas terapi ini belum terbukti, tetapi dijumpai hasil yang bermanfaat. Ada beberapa
laporan tentang perbaikan hasil laboratorium yang sebelumnya terganggu, setelah pemberian heparin. Tetapi hasilnya secara klinis tidak dapat dipastikan. Heparin
tidak dianjurkan pada pasien yang mengalami perdarahan atau yang memiliki rsiko tinggi untuk mengalami perdarahan.
Penggunaan heparin dalam terapi perdarahan masih kontroversial. Walaupun cukup logis untuk menekan pembentukan trombin dan mencegah penggunaan
protein pembekuan, hal ini harus diberikan pada pasien yang mengalami trombosis atau terus mengalami perdarahan setelah pemberian plasma dan trombosit.
23
Indikasi pemberian heparin dan dosisnya tidak memiliki ketentuan. Tidak ada bukti bahwa pemberian heparin akan menurunkan angka kematian dan kesakitan
pada DIC akut. Heparin mungkin tidak efektif karena tetap diperlukan antitrombin-III untuk aktifitas antikoagulan, anti trombin-III biasanya menurun pada keadaan DIC.
Keadaan DIC yang terkait dengan kehamilan heparin terbukti bermanfaat. Pada kematian janin dalam kandungan dengan sistem vaskuler yang utuh, heparin
diberikan untuk menghentikan proses koagulasi dan trombositopenia selama beberapa hari sampai proses pelahiran yang aman memungkinkan.
21
ii Low molecular weight-heparin: komponen ini banyak dipakai dalam
kehamilan karena regimen pemberian yang disukai dan tidak butuh pengawasan
Universitas Sumatera Utara
ketat dan resiko rendah terhadap perdarahan, trombositopenia dan osteoporosis. Antitrombin III dan Protein-C juga komponen yang menjanjikan.
23
iii Antitrombin:
adalah salah satu konsentrat faktor antikoagulasi, yang digunakan sebagai terapi tunggal pada satu kasus DIC obstetri dengan kadar
antitrombin kurang dari 70. Pada suatu randomized controlled trial, konsentrat antitrombin atau plasebo diberikan kepada pasien preeklamsi berat 1500 Uhari
selama 7 hari disertai pemberian unfractionated heparin. Perbaikan skor biofisikal profil dan parameter koagulasi jelas terlihat pada kelompok yang diberikan
antitrombin, dan tidak dijumpai efek samping. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan kebenaran hal ini.
20
P enggunaan konsentrat antitrombin cukup logis dalam penatalaksanaan DIC
karena secara efektif dapat menghambat trombin. Efikasi antitrombin masih diragukan dalam penatalaksanaan DIC. Beberapa percobaan terhadap manusia
menunjukkan manfaat, tetapi suatu multicenter randomized trial yang besar tidak menunjukkan penurunan kematian pasien sepsis yang diberikan konsentrat
antitrombin. Kienast dan kawan kawan, telah melaporkan pemberian anti trombin dosis tinggi tanpa heparin dapat menurunkan kematian pada pasien DIC akibat
sespsis. Penelitian ini masih butuh penelitian lebih lanjut untuk pembuktian.
23
2.2.10.2. Tatalaksana Perdarahan pada DIC