SD Perahu merupakan SD rintisan inklusi sejak lima tahun yang lalu. Namun, sejak tahun 2010 SD Perahu telah menerima beberapa siswa
berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, sebagian besar siswa yang bersekolah di SD ini merupakan siswa dengan kebutuhan khusus dimana
setiap siswa yang didiagnosa berkebutuhan khusus harus memiliki assesment dari psikolog. Siswa-siswi SD Perahu di Yogyakarta ini
berasal dari kalangan menengah ke atas. Penggunaan SD Perahu sebagai tempat penelitian dikarenakan SD Perahu memenuhi kriteria penelitian.
SD Perahu di Yogyakarta merupakan sekolah rintisan inklusi dimana beberapa siswa memiliki karakteristik yang ingin diteliti oleh peneliti.
3.3 Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian adalah fokus atau sasaran penelitian untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal
penelitian Sugiyono, 2010: 13. Pada penelitian ini yang menjadi partisipan penelitian adalah guru pendamping sekolah, wali kelas I, wali kelas VI dan
salah satu siswanya di SD Perahu di Yogyakarta. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari orang tua siswa tersebut guna mengimbangi data
yang telah diperoleh sebelumnya. Peneliti memilih beberapa wali kelas dimana siswa tersebut pernah
dan sedang diajar oleh guru tersebut. Selain itu dalam penelitian ini, peneliti juga mewawancarai guru pendamping sekolah yang bertugas untuk
menangani anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah ini. Peneliti memilih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beberapa guru tersebut karena mereka yang selama ini telah mengamati dan mendidik Gema saat berada di kelasnya. Objek penelitian adalah sarana untuk
mendapatkan suatu data Sugiyono, 2010: 13. Objek penelitian ini adalah persepsi guru di sekolah tentang motivasi dan prestasi belajar siswa dengan
hiperaktivitas.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara tidak terstruktur serta dokumentasi berupa hasil nilai
siswa di sekolah. Observasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan
dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan Ghony, 2014: 165. Sedangkan Burhan menyatakan bahwa
observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya
2007: 115. Observasi partisipan adalah suatu periode interaksi sosial yang intensif antara peneliti dan subjek dalam suatu lingkungan tertentu Bogdan,
dalam Ahmadi, 2014: 115. Wawancara tidak terstruktur adalah adalah suatu teknik pengumpulan
data untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya Sugiyono, 2008: 323.
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi, alat tulis, dan perekam suara.
3.5 Instrumen Penelitian