Hidrokortison Asetat Biocream PENELAAHAN PUSTAKA

menimbulkan kerusakan jaringan, tidak menimbulkan bekas, serta memberikan respon yang lebih peka terhadap obat antiinflamasi Vogel, 2002.

K. Hidrokortison Asetat

Hidrokortison Asetat mengandung tidak kurang dari 97,0 dan tidak lebih dari 102 C 23 H 32 O 6 , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian hidrokortison asetat berupa serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak berbau, rasa tawar, kemudian pahit. Kelarutannya praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol 95 P dan kloroform serta melebur pada suhu lebur lebih kurang 220 disertai peruraian Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Hidrokortison Asetat adalah salah satu golongan kortikosteroid yang digunakan untuk menekan inflamasi, dimana salah satu pemerian hidrokortison asetat yaitu dapat digunakan secara topikal. Kortikosteroid menekan semua fase respon inflamasi, termasuk pembengkakan dini, kemerahan, nyeri, dan selanjutnya perubahan proliferatif yang tampak pada inflamasi kronis Neal, 2005. Krim hidrokortison merupakan contoh-contoh dari glukokortikoid topikal yang membantu menyembuhkan dermatitis. Berdasarkan kekuatannya dalam menghilangkan rasa gatal dan peradangan akibat dermatitis, glukokortikoid topikal dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kekuatan tinggi, sedang, dan rendah, dimana hidrokortison termasuk kortikosteroid dengan kekuatan rendah. Absorbsi hidrokortison akan lebih banyak pada kulit yang lebih permeabel. Efek samping dan reaksi yang merugikan dapat terjadi pada pemakaian topikal jangka panjang karena dapat menyebabkan penipisan kulit disertai dengan atrofi epidermis dan dermis, serta purpura akibat erupsi pembuluh darah kecil Kee, 1996.

L. Biocream

® Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa vehikulum dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek teraupetik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapat berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. Idealnya zat pembawa mudah dioleskan, mudah dibersihkan, dan tidak mengiritasi. Selain itu, bahan aktif harus berada di dalam zat pembawa dan kemudian mudah dilepaskan. Salah satu contoh bahan pembawa berbentuk krim yang sudah jadi, yaitu Biocream ® . Biocream ® ini bersifat ambifilik artinya berkhasiat sebagai WO atau OW Yanhendri, 2012.

M. Landasan Teori