Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa pada konsentrasi karagenin 1,5 yang diinjeksikan secara subkutan terjadi peningkatan tebal lipat kulit yang terjadi
tidak sampai setengah kali lipat dari tebal lipat kulit normalnya yaitu dari 0,35 mm menjadi 0,41 mm. Pada konsentrasi karagenin 2 secara subkutan terjadi
peningkatan tebal lipat kulit mencapai dua kali lipat dari tebal lipat kulit normal yaitu dari 1,27 mm menjadi 2,94 mm. Walaupun konsentrasi 2 sudah
menunjukkan peningkatan edema mencapai 2 kali lipat dari tebal lipat kulit awal, akan tetapi konsentrasi 2 tidak dapat mempertahankan peningkatan tebal lipat
kulit punggung mencit hingga jam ke-6 sehingga konsentrasi karagenin dinaikkan menjadi 3. Hasil kurva konsentrasi karagenin 3 secara subkutan menunjukkan
ketebalan lipat kulit yang mencapai lebih dari tiga kali lipat dari tebal lipat kulit normal yaitu dari 0,75 mm menjadi 3,39 mm. Oleh karena itu, konsentrasi
karagenin 3 yang digunakan dalam penelitian ini karena konsentrasi karagenin 3 menunjukkan peningkatan ketebalan lipat kulit punggung mencit hingga 2-3
kalinya dari tebal lipat kulit awal dan mampu mempertahankan ketebalannya hingga jam ke-6.
E. Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Etanol Daun C.cujete
Setelah melakukan orientasi terhadap konsentrasi karagenin, maka dilakukan pengujian efek antiinflamasi ekstrak etanol daun C.cujete terhadap
edema kulit punggung mencit. Ekstrak kental daun C.cujete yang diperoleh dari hasil ekstraksi dibuat dalam bentuk krim. Efek antiinflamasi ekstrak etanol daun
C.cujete dapat diamati dari penurunan ketebalan lipat kulit punggung mencit
setelah pemberian krim ekstrak etanol daun C.cujete secara topikal dengan menggunakan tiga konsentrasi berturut-turut, yaitu konsentrasi 1,67; 2,5; dan
3,75. Ekstrak daun C.cujete dibuat dalam bentuk krim agar dapat mempermudah penentuan konsentrasi karena adanya perbedaan tingkat
konsentrasi serta pembuatan krim bertujuan agar lebih mudah ketika mengaplikasikannya pada kulit punggung mencit. Tujuan pembuatan tiga
konsentrasi yang berbeda adalah untuk melihat pada konsentrasi berapa ekstrak etanol daun C.cujete menunjukkan adanya efek antiinflamasi topikal yang paling
signifikan dalam penurunan tebal lipat kulit punggung mencit serta mengetahui bagaimana perbandingan dari berbagai tingkat konsentrasi ekstrak etanol daun
C.cujete bila dibandingkan terhadap kontrol dalam penelitian ini. Apabila terdapat efek antiinflamasi dari senyawa uji, maka akan terjadi penurunan tebal lipat kulit
yang signifikan hingga jam ke-6 dimana penurunan yang terjadi diharapkan mendekati tebal lipat kulit normal.
Pada penelitian ini, mencit dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I adalah kelompok kontrol negatif karagenin 3 sebagai zat penginduksi edema.
Kelompok II adalah kelompok Biocream® sebagai basis dalam pembuatan krim ekstrak etanol daun C.cujete. Kelompok III adalah kelompok kontrol positif
Hidrokortison Asetat. Kelompok IV, V, dan VI merupakan kelompok perlakuan ekstrak etanol daun C.cujete dengan masing-masing konsentrasi 1,67; 2,5; dan
3,75. Masing-masing konsentrasi ekstrak etanol daun C.cujete dengan dosis masing-masing 0,0835; 0,125; dan 0,1875 g dalam 5 g basis Biocream®
kemudian dioleskan pada bagian kulit punggung mencit yang sebelumnya telah
diinjeksikan karagenin 3. Setelah dioleskan ekstrak etanol daun C.cujete dengan berbagai tingkat konsentrasi, maka dibandingkan dengan kelompok kontrol pada
kelompok I, II, dan III. Pengukuran ketebalan lipat kulit punggung mencit dilakukan setiap 1 jam selama 6 jam, dimana pengukuran dimulai dari jam ke-0
yaitu pengukuran kulit normal dari kulit punggung mencit sebelum diinjeksikan karagenin. Hasil data yang ditampilkan berupa grafik rata-rata selisih tebal lipat
kulit punggung mencit terinduksi karagenin 3 dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Kurva rata-rata selisih tebal lipat kulit punggung mencit dari waktu pengukuran 1 jam hingga 6 jam
Keterangan: KN
: Kontrol Negatif karagenin 3 KP
: Kontrol Positif hidrokortison asetat 2,5 KB
: Kontrol Biocream® EEDCC1 : Ekstrak Etanol Daun C.cujete 1,67
EEDCC2 : Ekstrak Etanol Daun C.cujete 2,5 EEDCC3 : Ekstrak Etanol Daun C.cujete 3,75
Pada tiap kelompok kontrol dan perlakuan, diinjeksikan karagenin 3 secara subkutan setelah pengukuran tebal lipatan kulit normal kemudian dibiarkan
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
1 2
3 4
5 6
ra ta
-r a
ta s
e li
si h
t e
b a
l li
p a
t ku
li t
m m
waktu pengamatan jam
KN KB
KP EEDCC1
EEDCC2 EEDAM3
selama 1 jam kemudian dilakukan pengukuran kembali 1 jam setelah pemberian karagenin untuk memberi waktu agar karagenin dapat meresap dengan maksimal
pada bagian punggung mencit sehingga cairan pembentukan edema dapat terakumulasi dengan optimal.
Gambar 6 memperlihatkan bahwa pada semua kelompok perlakuan terjadi penebalan lipat kulit pada jam ke-1 setelah injeksi karagenin 3 secara
subkutan. Menurut Suralkar 2008 mekanisme pembentukan edema oleh karagenin terbagi atas dua tahap. Tahap pertama yaitu disebabkan oleh pelepasan
histamin dan serotonin yang dimulai segera setelah diinduksi dan berkurang setelah dua jam. Tahap kedua adalah karena pelepasan bradikinin dan
prostaglandin yang dimulai pada akhir tahap pertama dan bertahan pada jam ketiga sampai jam kelima. Menurut Vinegar, dkk., 1976 dalam pembentukan
edema yang berperan adalah intermediet prostaglandin yang terbentuk melalui biosintesa prostaglandin yang bereaksi dengan jaringan di sekitarnya dan
menyebabkan perubahan-perubahan pada pembuluh darah yang merupakan awal mula terjadinya edema. Pada kurva terlihat bahwa pada kelompok kontrol negatif
terjadi peningkatan edema yang besar, dimana terjadi peningkatan tebal lipat kulit sebesar tiga kali lipat dari tebal lipat kulit normal. Hal yang sama ditunjukkan
pada kelompok Biocream® yang menunjukkan peningkatan edema terbesar, dimana terjadi peningkatan tebal lipat kulit sebesar empat kalinya dari tebal lipat
kulit normal. Pada kelompok kontrol positif yang mengandung Hidrokortison Asetat 2,5 dan tiga seri konsentrasi ekstrak C.cujete menunjukkan kebalikan
bila dibandingkan kelompok Biocream® dan kelompok kontrol negatif, dimana terlihat adanya penurunan tebal lipat kulit pada punggung mencit.
Setelah 6 jam pengukuran, tebal lipatan kulit punggung mencit pada kelompok Biocream® belum kembali ke tebal lipat kulit normalnya. Kontrol
Biocream® sebagai basis krim ekstrak etanol daun C.cujete dilakukan untuk mengetahui apakah Biocream® memiliki pengaruh terhadap efek antiinflamasi
atau tidak. Hal tersebut terlihat dari garis kurva kontrol Biocream® yang menunjukkan adanya peningkatan tebal lipat kulit yang hampir mirip dengan garis
kurva untuk kontrol negatif. Pada penelitian ini, hidrokortison asetat 2,5 dipilih sebagai kontrol positif karena hidrokortison asetat yang merupakan golongan
kortikosteroid memiliki mekanisme yang sama sebagai antiinflamasi bila dibandingkan dengan flavonoid, yaitu senyawa aktif yang diduga bertanggung
jawab sebagai antiinflamasi dari ekstrak etanol daun C.cujete. Menurut Neal 2005 kortikosteroid menghambat pembentukan mediator proinflamasi, seperti
prostaglandin, leukotrien, dan platelet activating faktor PAF. Golongan obat ini menghambat fosfolipase A
2
, enzim yang bertanggung jawab atas pembebasan asam arakhidonat dari fosfolipid sehingga dapat mengurangi peradangan yang
terjadi. Sedangkan, menurut Parvin 2015 flavonoid bertindak sebagai antiinflamasi dengan menghambat enzim fosfolipase A
2
sehingga bisa menghambat pelepasan mediator inflamasi. Oleh karena itu, hingga jam ke-6
dapat dilihat bahwa kelompok kontrol positif menunjukkan penurunan selisih tebal lipat kulit yang mendekati kulit normal. Kelompok perlakuan ekstrak etanol
daun C.cujete konsentrasi 1,67 menunjukkan selisih tebal lipat kulit yang paling
kecil dibandingkan kelompok perlakuan lainnya. Pada kelompok konsentrasi 2,5 cenderung lebih besar dari konsentrasi 1,67 dan 3,75 walaupun tidak
jauh berbeda dengan kontrol positif, akan tetapi kelompok konsentrasi 3,75 memiliki selisih tebal lipat kulit yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
kontrol positif.
F. Hasil Pengujian Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Etanol Daun C.cujete