Sebab K husus Jalannya P erlawanan

84 IPS SMPMTs Kelas VIII 3 Belanda ikut campur tangan dalam urusan kraton Campur tangan yang amat dalam mengenai penggantian tahta dilaksanakan oleh Belanda. Demikian pula mengenai pengangkatan birokrasi kerajaan. Misalnya pengangkatan beberapa pegawai yang ditugaskan untuk memungut pajak. 4 Hak-hak para bangsawan dan abdi dalem dikurangi Telah terjadi kebiasaan bahwa kepada keluarga raja sentana dalem, memberikan jaminan hidup berupa tanah apanase, juga kepada pegawai kerajaan abdi dalem diberikan gaji berupa tanah lungguh. Pada masa Kompeni maupun masa kolonial Inggris dan Belanda, banyak tanah-tanah tersebut diambil oleh pemerintah kolonial. Dengan demikian para bangsawan sentana dalem dan para abdi banyak yang kehilangan sumber penghasilan. Akibatnya di hati mereka timbul rasa tidak senang karena hak-haknya dikurangi, termasuk hak-hak raja dan kerajaan. 5 Rakyat menderita akibat dibebani berbagai pajak Berbagai macam pajak yang dibebankan pada rakyat, antara lain: - pejongket pajak pindah rumah; - kering aji pajak tanah; - pengawang-awang pajak halaman-pekarangan; - pencumpling pajak jumlah pintu; - pajigar pajak ternak; - penyongket pajak pindah nama; - bekti pajak menyewa tanah atau menerima jabatan.

b. Sebab K husus

Sebab yang meledakkan perang ialah provokasi yang dilakukan penguasa Belanda seperti merencanakan pembuatan jalan menerobos tanah Pangeran Diponegoro dan membongkar makam keramat. Sebagai protes patok-patok tanda dari tongkat kayu pendek untuk pembuatan jalan dicabut dan diganti dengan tombak-tombak. Residen Smissaert berusaha mengadakan perundingan tetapi, Pangeran Diponegoro tidak muncul, hanya mengirim wakilnya, Pangeran Mangkubumi. Asisten Residen Chevallier untuk menangkap kedua pangeran, Sumber: Atlas Sej. Ind dan Dunia PT. Pembina hal 26 Gambar 5.17 Pangeran Diponegoro tertangkap di Magelang pada tanggal 28 Maret 1830, meninggal pada tanggal 8 Januari 1855 di Ujungpandang Di unduh dari : Bukupaket.com IPS SMPMTs Kelas VIII 85 digagalkan oleh barisan rakyat di Tegalreja. Mereka telah meninggalkan tempat. Pangeran Diponegoro pindah ke Selarong tempat ia memimpin perang. Pangeran Diponegoro minta kepada Residen agar Patih Danurejo dipecat. Surat baru mulai ditulis mendadak rumah Pangeran Diponegoro diserbu oleh serdadu Belanda di bawah pimpinan Chevailer. Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo beserta keluarganya. Rumah Pangeran Diponegoro dibakar habis. Dia diikuti oleh Pangeran Mangkubumi. Pergilah mereka ke Kalisoka dan dari sanalah meletus perlawanan Pangeran Diponegoro 20 Juli 1825. Banyak para pangeran dan rakyat menyusul Pangeran Diponegoro ke Kalisoka untuk ikut melakukan perlawanan dengan berlandaskan tekad perang suci membela agama Islam Perang Sabil menentang ketidakadilan. Dari Kalisoka pengikut Pangeran Diponegoro tersebut dibawa ke Goa Selarong, jaraknya 7 pal 13 km dari Yogyakarta. Pasukan Belanda yang mengejar Pangeran Diponegoro dapat dibinasakan oleh pasukan Pangeran Diponegoro di bawah pimpinan Mulya Sentika. Yogyakarta menjadi kacau, prajurit Belanda dan Sultan Hamengku Buwana V menyingkir ke Benteng Vredenburg.

c. Jalannya P erlawanan

Dari Selarong, tentara Diponegoro mengepung kota Yogyakarta sehingga Sultan Hamengku Buwana V yang masih kanak-kanak diselamatkan ke Benteng Belanda. Perang berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya dengan siasat perang gerilya dan mendadak menyergap musuh. Pangeran Diponegoro ternyata seorang panglima perang yang cakap. Berkali-kali pasukan Belanda terkepung dan dibinasakan. Belanda mulai cemas. Dipanggillah tentaranya yang berada di Sumatera, Sulawesi, Semarang, dan Surabaya untuk menghadapi laskar Diponegoro. Namun, usaha itu sia-sia. Pusat pertahanan Diponegoro dipindahkan ke Plered. Dari sini gerakan Diponegoro meluas sampai di Banyuwangi, Kedu, Surakarta, Semarang, Demak, dan Madiun. Kemenangan yang diperoleh Diponegoro membakar semangat rakyat sehingga banyak yang menggabungkan diri. Bupati daerah dan bangsawan kraton banyak juga yang memihak kepadanya. Misalnya Bupati Madiun, Bupati Kertosono, Pangerang Serang, dan Pangeran Suriatmojo dari Banyumas. Di Plered, Pangeran Diponegoro sempat dinobatkan menjadi sultan dengan gelar Sultan Abdul Hamid Herucakra Amirul Mukminin Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa, berpusat di Plered. Tanggal 9 Juni 1862 Plered diserbu Belanda. Pertahanan dipimpin oleh Kerta Pengalasan. Dalam perang tersebut, Pangeran Diponegoro dibantu seorang yang gagah berani, bernama Sentot dengan gelar Alibasyah Prawirodirjo, putra dari Bupati Madiun Raden Ronggo Prawirodirjo. Sumber: SNI IV, Mawarti D, Balai Pustaka hal 373 Gambar 5.18 Pangeran Diponegoro dengan pasukan-pasukannya Di unduh dari : Bukupaket.com 86 IPS SMPMTs Kelas VIII Dari Plered, pertahanan Pangeran Diponegoro dipindahkan lagi ke Deksa. Belanda mengalami kesulitan dalam menghadapi pasukan Diponegoro. Belanda terpaksa mendatangkan pasukan tambahan dari negeri Belanda. Namun, pasukan tambahan Belanda tersebut dapat dihancurkan oleh pasukan Diponegoro. Akibat berbagai kekalahan perang pada periode tahun 1825 – 1826 Belanda pada tahun 1827 mengangkat Jenderal De Kock menjadi panglima seluruh pasukan Belanda di Jawa. Belanda menggunakan siasat perang baru yang dikenal dengan ”Benteng Stelsell”, yaitu setiap daerah yang dikuasai didirikan benteng untuk mengawasi daerah sekitarnya. Antara benteng yang satu dan benteng lainnya dihubungkan oleh pasukan gerak cepat. Benteng Stelsell atau Sistem Benteng ini mulai dilaksanakan oleh Jenderal De Kock pada tahun 1827. Tujuannya adalah untuk mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro dengan jalan mendirikan pusat-pusat pertahanan berupa benteng- benteng di daerah-daerah yang telah dikuasainya. Sumber: Atlas Sej. Ind dan Dunia, PT. Pembina hal 26 Gambar 5.19 Kyai Maja seorang penasihat Perang Diponegoro, beliau seorang ulama dari daerah Surakarta, meninggal pada tanggal 20 Desember 1849 di Tondano Sumber: Atlas Sej. Ind dan Dunia, PT Pembina hal 26 Gambar 5.20 Sentot Ali Basyah seorang kepala pasukan Diponegoro yang terkenal menyerah pada tahun 1829 dan meninggal pada tanggal 17 April 1855 di Bengkulu Sumber: Atlas dan Lukisan Sej. Nas. Indo. CV. Baru hal. 149 Gambar 5.21 Benteng Stelsell LAUT J AWA PEKALONGAN SEMARANG Semarang Magelang Muntilan BANYUMAS Banyumas K . S er ayu Kemit Panjar MERDEN KEMIRI Pengasi Brosol Bantul Dekso YOGYAKARTA Pasargede Kalasan Troyan Le nok on g SURAKARTA Delanggu Kejiwan Jati nom SURAKARTA ”Benteng Stelsel Belanda 1827-1830 Benteng Belanda di daerah Yogyakarta dan Surakarta Dengan adanya siasat baru ini perlawanan pasukan Diponegoro makin lemah. Di samping itu Belanda berusaha menjauhkan Diponegoro dari pengikutnya. Di unduh dari : Bukupaket.com IPS SMPMTs Kelas VIII 87

d. Akhir Perlawanan