IPS SMPMTs Kelas VIII
79
Kebijakan pemerintah kolonial di bidang politik pada abad ke-19 semakin intensif dan pengaruhnya semakin kuat. Hal ini menyebabkan runtuhnya kekuasaan
penduduk pribumi, dan hilangnya kebebasan penduduk. Oleh karena itu timbullah berbagai bentuk perlawanan dari rakyat Indonesia. Ada perlawanan berskala kecil,
atau gerakan sosial, dan perlawanan besar.
1. Perlawanan Pattimura 1817
a. Latar Belakang Terjadinya Perlawanan
Maluku termasuk daerah yang paling awal didatangi oleh Belanda yang kemudian berhasil memaksakan monopoli perdagangan. Rempah-rempah Maluku
hanya boleh dijual kepada Belanda. Kalau tidak dijual kepada Belanda, maka mereka dicap sebagai penyelundup dan pembangkang. Maka latar belakang terjadinya
perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Thomas Matulessi yang lebih dikenal dengan nama Kapiten Pattimura, adalah sebagai berikut.
1 Kembalinya pemerintahan kolonial Belanda di Maluku
dari tangan Inggris. Perubahan penguasa dengan sendirinya membawa perubahan kebijaksanaan dan
peraturan. Apabila perubahan itu menimbulkan banyak kerugian atau penghargaan yang kurang, sudah barang
tentu akan menimbulkan rasa tak puas dan kegelisahan.
2 Pemerintah kolonial Belanda memberlakukan kembali
penyerahan wajib dan kerja wajib. Pada zaman pemerintahan Inggris penyerahan wajib dan kerja wajib
verplichte leverantien, herendiensten dihapus, tetapi pemerintah Belanda mengharuskannya lagi. Tambahan
pula tarif berbagai barang yang disetor diturunkan, sedang pembayarannya ditunda-tunda.
3 Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan uang kertas
sebagai pengganti uang logam yang sudah berlaku di Maluku, menambah kegelisahan rakyat.
4 Belanda juga mulai menggerakkan tenaga dari
kepulauan Maluku untuk menjadi Serdadu Tentara Belanda.
C Bentuk-Bentuk Perlawanan Rakyat dalam
Menentang Kolonialisme Barat di Berbagai Daerah
Sumber: Atlas Sej. Ind. Dunia PT. Pembina hal 27
Gambar 5.13 Pattimura pemimpin
perlawanan rakyat Saparua terhadap Belanda pada tahun 1817, meninggal
pada tanggal 16 Desember 1817 di tiang gantungan
Di unduh dari : Bukupaket.com
80
IPS SMPMTs Kelas VIII
b. Jalannya Perlawanan
Protes rakyat di bawah pimpinan Thomas Matulessi diawali dengan penyerahan daftar keluhan-keluhan kepada Belanda. Daftar itu ditandatangani oleh
21 penguasa orang kaya, patih, raja dari Saparua dan Nusa Laut. Namun tidak mendapat tanggapan dari Belanda. Pada tanggal 3 Mei 1817 kira-kira seratus orang,
di antaranya Thomas Matulessi berkumpul di hutan Warlutun dan memutuskan untuk menghancurkan benteng di Saparua dan membunuh semua penghuninya.
Pada tanggal 9 Mei berkerumunlah lagi sejumlah orang yang sama di tempat tersebut. Dipilihnya Thomas Matulessi sebagai kapten.
Serangan dimulai pada tanggal 15 Mei 1817 dengan menyerbu pos Belanda di Porto. Residen Van den Berg dapat ditawan, namun kemudian dilepas lagi.
Keesokan harinya rakyat mengepung benteng Duurstede dan direbut dengan penuh semangat. Seluruh isi benteng itu dibunuh termasuk residen Van den Berg beserta keluarga
dan para perwira lainnya. Rakyat Maluku berhasil menduduki benteng Duurstede. Setelah kejadian itu, Belanda mengirimkan pasukan yang kuat dari Ambon
lengkap dengan persenjataan di bawah pimpinan Mayor Beetjes. Ekspedisi ini berangkat tanggal 17 Mei 1817. Dengan perjalanan yang melelahkan, pada tanggal
20 Mei 1817 pasukan itu tiba di Saparua dan terjadilah pertempuran dengan pasukan Pattimura. Pasukan Belanda dapat dihancurkan dan Mayor Beetjes mati tertembak.
Belanda berusaha mengadakan perundingan dengan Pattimura namun
tidak berhasil sehingga peperangan terus berkobar. Belanda terus-menerus me-
nembaki daerah pertahanan Pattimura dengan meriam, sehingga benteng
Duurstede terpaksa dikosongkan. Pattimura mundur, benteng diduduki
Belanda, tetapi kedudukan Belanda dalam benteng menjadi sulit karena
terputus dengan daerah lain. Belanda minta bantuan dari Ambon. Setelah
bantuan Belanda dari Ambon yang
dipimpin oleh Kapten Lisnet dan Mayer datang, Belanda mengadakan serangan besar- besaran November 1817.
c. Akhir Perlawanan