126
IPS SMPMTs Kelas VIII
Sementara itu kegiatan PI meningkat menjadi nasional - demokratis, nonkooperasi dan meninggalkan sikap kerja sama dengan kaum penjajah, bahkan lebih bersifat
internasional dan anti kolonial. Jadi asas perjuangan PI adalah self help dan non kooperatif
yakni berjuang dengan kekuatan sendiri dan tidak minta bantuan pemerintah kolonial Belanda. Bagaimana menurut pendapatmu sikap Perhimpunan
Indonesia yang demikian ini? Dalam kongres ke-6 Liga Demokrasi Internasional untuk Perdamaian di Paris
Prancis bulan Agustus 1926, Moh. Hatta dengan tegas menyatakan tuntutan untuk kemerdekaan Indonesia. Hal ini menambah kecurigaan pemerintah Belanda terhadap
PI. Moh. Hatta atas nama PI menandatangani perjanjian rahasia dengan Semaun tokoh PKI pada tanggal 5 Desember 1926. Isinya perjanjian menyatakan bahwa
PKI mengakui kepemimpinan PI dan akan dikembangkan menjadi suatu partai rakyat kebangsaan Indonesia, selama PI secara konsekuen tetap menjalankan politik
untuk kemerdekaan Indonesia.
Semakin aktifnya tokoh-tokoh PI berhubungan dengan tokoh-tokoh
politik bangsa Indonesia maupun kegiatan internasional sejak adanya
manifesto politik tahun 1925, me- nimbulkan reaksi keras dari pemerintah
Belanda. Pada tanggal 10 Juni 1927 empat anggota PI yakni Moh. Hatta, Nazir
Pamuncak, Abdul Majid Joyodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan
ditahan pemerintah Belanda. Mereka akhirnya dibebaskan karena tidak
terbukti bersalah. Inilah sikap dari para pejuang yang memegang teguh prinsip
berani karena benar.
PI merupakan organisasi politik bangsa Indonesia yang berada di luar negeri yang berhasil mempengaruhi pergerakan kebangsaan Indonesia secara berangsur-
angsur. Lebih-lebih setelah munculnya pernyataan politik tahun 1925. PI ternyata berperan sebagai penyemangat kepada pergerakan nasional di tanah
air. Lahirnya Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia PPPI tahun 1926, Partai Nasional Indonesia PNI tahun 1927, dan Jong Indonesia Pemuda Indonesia tahun
1927 secara langsung mendapat ilham dari Perhimpunan Indonesia.
b. Partai Komunis Indonesia PKI
Pada masa sebelum Perang Dunia I, paham komunis masuk ke Indonesia dibawa
oleh seorang pimpinan buruh Negeri Belanda bernama H.J.F.M. Sneevliet. Ia adalah anggota Partai Buruh Sosial Demokrat atau Sociaal Democratische Arbeiderspartij.
Semula ia tinggal di Surabaya sebagai staf redaksi sebuah surat kabar kemudian dipindahkan ke Semarang dan menjadi sekretaris pada Semarangse Handelsblad.
Sumber: Empat Mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda Tahun 1927, Idayu hal. 6
Gambar 6.18 Empat orang mahasiswa ”Perhimpunan Indonesia” dengan pembela-pembela hukumnya. Dari kiri kekanan:
MR. J.E.W. Duys - Abdulmadjid Djojoadiningrat - Ali Sastroamidjojo. Mej. Mr. Eieonora. P.A. Weber - Mr. Tj. Mobach - Mohammad
Hatta dan Nazir Pamuntjak.
Di unduh dari : Bukupaket.com
IPS SMPMTs Kelas VIII
127
Pada tanggal 9 Mei 1914, Sneevliet bersama rekan-rekannya, J.A. Brandsteder, H.W. Dekker dan P. Bergsma, mendirikan organisasi yang dinamakan
Indische Sociaal Democratische Vereeniging ISDV. Haluan organisasi ini adalah Marxisme.
Pada mulanya ISDV tidak berkembang, maka untuk mencari anggota mereka cara menyusup ke tubuh partai-partai lain. Ketika tidak berhasil, mereka mendekati
Insulinde maka diarahkan ke dalam Sarekat Islam. Taktik ini berhasil sehingga SI pecah menjadi dua kubu dan muncullah pemimpin ranting dalam ISDV yang
berhaluan marxis seperti Semaun dan Darsono.
Pada tanggal 23 Mei 1920, oleh Baars, Bergsma, dan Semaun beserta kawan- kawannya, ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia. Kemudian pada bulan
Desember 1920, Partai ini diubah menjadi Partai Komunis Indonesia PKI. Susunan pengurus baru organisasi ini, antara lain Semaun sebagai ketua, Darsono sebagai
wakil ketua, Bergsma sebagai sekretaris, Dekker sebagai bendahara, Baars, Sugono, dan lain-lain sebagai anggota pengurus.
Pada tahun 1923, PKI semakin kuat dengan bergabungnya tokoh-tokoh seperti Alimin Prawirodirdjo pemimpin SI merah dan Musso dari PKI cabang Jakarta.
Setelah merasa kuat, PKI melakukan aksinya dengan mengobarkan pemberontakan di Jakarta pada tanggal 13 November 1926, disusul dengan tindakan kekerasan di
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta pemberontakan di Sumatra Barat pada tanggal 1 Januari 1927. Pemberontakan ini dapat ditumpas oleh Pemerintah
Hindia Belanda. Pemberontakan PKI ini merupakan tindakan yang sia-sia karena massa PKI sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau.
Pemberontakan PKI ini mengakibatkan korban ribuan rakyat dihasut untuk ikut serta dalam pemberontakan sehingga sekitar 13.000 orang ditangkap, mereka
yang dihukum sejumlah 4.500 orang, dan yang dibuang ke Tanah Merah, Digul Atas, Irian Jaya sekitar 1.300 orang. Oleh Pemerintah Hindia Belanda, PKI dinyatakan
sebagai partai terlarang. Akibat buruk lainnya yang menimpa perjuangan bangsa Indonesia akibat pemberontakan PKI adalah berupa penindasan yang luar biasa
terhadap para pemimpin perjuangan. Itulah suatu tindakan PKI yang merugikan perjuangan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
c. Partai Nasiona l Ind onesia PNI