Latar Belakang T erjadinya Perlawanan Jalannya Perlawanan

88 IPS SMPMTs Kelas VIII Pada tahun 1776 Kerajaan Gowa bangkit lagi melawan Belanda. Hal ini juga dilakukan oleh kerajaan Bone, Tanette, Wajo, dan Suppa. Perlawanan itu dapat ditekan dan hanya kerajaan Gowa yang mau mengakui kekuasaan Belanda. Pada tahun 1824, Belanda menyerang Tanette dan menguasainya, kemudian menyerang Suppa. Ternyata Belanda mendapat perlawanan keras dari rakyat Suppa sehingga menderita kekalahan. Belanda mengadakan serangan kedua yang dibantu oleh pasukan dari Gowa dan Sidenreng. Menghadapi kekuatan besar, Suppa menderita kekalahan dan Belanda berhasil menduduki beberapa bentengnya. Pada bulan Oktober 1824 pasukan Bone dapat menghancurkan pos-pos Belanda di Pangkajene, Labakang, dan merebut kembali Tanette. Rajanya dinaikkan tahta kembali dan kemudian Tanette bergabung dengan Bone. Setelah itu, Bone dapat dihancurkan iring-iringan pasukan induk Belanda pemimpin Kapten le Cleng yang membawa 173 meriam. Kekuatan Bone semakin besar dan daerah kekuasaannya semakin luas. Bone merasa berkewajiban melindungi kerajaan-kerajaan lainnya.

c. Akhir P erlawanan

Kedudukan Belanda di Makasar semakin lemah. Oleh karena itu, Belanda minta bantuan ke Batavia. Pemerintah kolonial Belanda di Batavia mengirimkan pasukannya di bawah pimpinan Jenderal Mayor Van Geen. Pada tanggal 5 Februari 1825 Van Geen mengadakan serangan besar-besaran ke pusat-pusat pertahanan pasukan Bone, terutama Bulukamba, Suppa, Segeri, Labakang, dan Pangkajene. Pada saat yang bersamaan, raja Tanette wanita berbalik memihak Belanda. Hal ini jelas melemahkan Bone. Pertempuran terus berkobar dan pasukan Bone bertahan mati-matian. Namun, karena kalah dalam persenjataan, pasukan Bone semakin terdesak. Benteng Bone yang terkuat di Bulukamba dapat dikuasai oleh Belanda. Dengan jatuhnya Bone, perlawanan rakyat semakin melemah. Namun, pertempuran-pertempuran kecil masih terus berlangsung hingga awal abad ke-20.

5. Perlawanan Rakyat Banjar 1859 – 1863

a. Latar Belakang T erjadinya Perlawanan

1 Belanda memaksakan monopoli perdagangan di Kerajaan Banjar. Dalam monopoli perdagangan lada, rotan, damar, dan hasil-hasil tambang seperti emas dan intan, Belanda bersaing dengan saudagar-saudagar Banjar dan para bangsawan Banjar. Dari persaingan menjadi permusuhan karena Belanda berusaha menguasai beberapa wilayah Kerajaan Banjar. Sumber: Sejarah Nas. Indo. Aneka Ilmu hal. 18 Gambar 5.22 Sultan Hasanuddin Di unduh dari : Bukupaket.com IPS SMPMTs Kelas VIII 89 2 Pemerintah kolonial Belanda ikut mencampuri urusan dalam Kraton terutama dalam pergantian sultan-sultan kerajaan Banjar. Misalnya Belanda mengangkat Pangeran Tamjidillah menjadi sultan pada tahun 1857. Hak Pangeran Hidayat menjadi sultan disisihkan. Padahal yang berhak menjadi sultan yang sebenarnya adalah Pangeran Hidayat sendiri. 3 Pemerintah kolonial Belanda mengumumkan bahwa Kasultanan Banjarmasin akan dihapuskan.

b. Jalannya Perlawanan

Kendatipun Pangeran Hidayat tidak menjadi Sultan Kerajaan Banjar, tetapi ia telah mempunyai kedudukan sebagai Mangkubumi. Pengaruhnya cukup besar di kalangan rakyatnya. Campur tangan Belanda di kraton makin besar dan kedudukan Pangeran Hidayat sebagai Mangkubumi makin terdesak. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengadakan perlawanan bersama sepupunya Pangeran Antasari. Pangeran Antasari seorang pemimpin perlawanan yang amat anti Belanda. Ia bersama pengikutnya, Kyai Demang Leman, Haji Nasrun, Haji Buyasin dan Haji Langlang, berhasil menghimpun kekuatan sebanyak 3000 orang. Ia bersama pasukannya menyerang pos-pos Belanda di Martapura dan Pengaron pada tanggal 28 April 1859. Pertempuran heat terjadi di salah satu pusat kekuatan Pangeran Antasari, yaitu Benteng Gunung Lawak. Belanda berhasil menduduki Benteng Gunung Lawak 27 September 1859. Niat Belanda yang sebenarnya adalah menghapuskan Kerajaan Banjar. Hal ini baru terlaksana setelah Kolonel Andresen dapat menurunkan Sultan Tamjidillah, yang dianggapnya sebagai penyebab kericuhan, sedangkan Pangeran Hidayat sebagai Mangkubumi telah meninggalkan kraton. Belanda menghapuskan kerajaan Banjar pada tanggal 11 Juni 1860 dan dimasukkan ke dalam kekuasaan Belanda. Pangeran Hidayat terlibat dalam pertempuran yang hebat melawan Belanda pada tanggal 16 Juni 1860 di Anbawang. Adanya ketidakseimbangan dalam persenjataan dan pasukan yang kurang terlatih, menyebabkan Pangeran Hidayat harus mengundurkan diri. Belanda menggunakan siasat memberikan kedudukan dan jaminan hidup kepada setiap orang yang bersedia menghentikan perlawanan dengan menyerahkan diri kepada Belanda. Ternyata siasat ini berhasil, yaitu dengan menyerahkan Kyai Demang Leman pada tanggal 2 Oktober 1861. Sumber: Sejarah Nasional Umum 2, Aneka Ilmu hal 39 Gambar 5.23 Pangeran Antasari Di unduh dari : Bukupaket.com 90 IPS SMPMTs Kelas VIII

c. Akhir P erlawanan