Indische Partij IP Masa Awal Perkembangan

IPS SMPMTs Kelas VIII 123 Memasuki tahun 1920 Sarekat Islam pecah menjadi dua yaitu: 1 SI yang berpaham Islam, dikenal dengan SI Putih atau golongan kanan. Kelompok ini dipimpin H.O.S. Tjokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta. 2 SI yang berpaham Marxisme atau Komunisme, dengan SI Merah atau golongan kiri. Kelompok ini dipimpin Semaun yang berpusat di Semarang. Pada akhir tahun 1921 dalam kongres keenam diputuskan adanya disiplin partai yakni larangan anggota SI merangkap dua keanggotaan partai politik. Dengan demikian kelompok Semaun dapat terdepak dari SI. Pada tahun 1923, kelompok Semaun ini secara resmi diakui sebagai cabang Partai Komunis Indonesia dengan nama Sarikat Rakyat. Pada tanggal 17-20 Februari 1923, SI menyelenggarakan Kongres Nasional ketujuh di Madiun. Nama SI pada waktu itu diubah menjadi Partai Sarekat Islam PSI. Kemudian atas pengaruh dr. Sukiman yang baru pulang dari Belanda, PSI diubah menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia PSII. Dalam perkembangannya PSII pecah menjadi dua kelompok yakni kelompok Sukiman yang menghendaki PSII menekankan pada asas kebangsaan, dan kelompok HOS Tjokroaminoto yang menekankan pada asas agama. Kelompok Sukiman mendirikan partai baru yakni Partai Islam Indonesia PARII. Pada tahun 1940, PSII pecah lagi menjadi PSII Kartosuwiryo. Inilah perkembangan Sarekat Islam di mana untuk mencapai tujuannya harus menghadapi berbagai tantangan.

c. Indische Partij IP

Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912. Pendirinya Dr. E.F.E. Douwes Dekker sebagai ketua sedangkan Suwardi Suryaningrat Ki Hajar Dewantara dan dr. Tjipto Mangunkusumo sebagai wakil ketua. Ketiga tokoh ini kemudian dikenal dengan ”Tiga Serangkai”. Adapun tujuan Indische Partij seperti yang termuat dalam anggaran dasar yaitu membangunkan patriotisme semua ”Indiers” terhadap tanah air. Juga untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan cara-cara sebagai berikut. 1 Memelihara nasionalisme dengan cara meresapkan cita-cita kesatuan bangsa Indonesia. Sumber: Lukisan Sejarah Gambar 6.16 Tiga Serangkai: Suwardi Suryaningrat Ki Hadjar Dewantara, Douwes Dekker Setiabudi dan dr . Tjipto Mangunkusumo Di unduh dari : Bukupaket.com 124 IPS SMPMTs Kelas VIII 2 Memberantas rasa kesombongan rasial. 3 Memberantas usaha-usaha untuk membangkitkan kebencian antar-agama. 4 Berusaha mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Indonesia Hindia. 5 Memperbesar pengaruh pro Hindia Indonesia di dalam pemerintahan. 6 Memperbaiki ekonomi rakyat Indonesia dengan memperkuat mereka yang lemah ekonominya. Sebagai media untuk menyebarluaskan pandangan-pandangan Indische Partij digunakan surat kabar De Express. Melalui surat kabar ini Indische Partij berkembang ke berbagai daerah. Hal ini terbukti didirikannya 30 cabang IP dengan anggota sejumlah 7.300 orang yang sebagian besar merupakan Indo-Belanda, sedangkan jumlah anggota bangsa Indonesia 1500 orang. Melihat tujuan dan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan di atas dapat dikatakan bahwa Indische Partij merupakan partai politik yang pertama kali di Indonesia. Permohonan ijin pendirian partai ditolak oleh pemerintah Hindia Belanda dan Indische Partij dinyatakan sebagai partai terlarang dengan alasan organisasi itu berdasar politik dan mengancam keamanan umum. Pada waktu pemerintah kolonial Belanda hendak merayakan ulang tahun ke- 100 kemerdekaan Negeri Belanda dari penjajahan Perancis, di Bandung dibentuklah ”Komite Bumiputera”. Komite ini menerbitkan tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul ”Als ik een Nederlander was ...” Yang isinya merupakan sindiran tajam mengenai ketidakadilan di daerah jajahan. Dengan alasan kegiatan komite ini berbahaya maka pada bulan Agustus 1913 ketiga tokoh Indische Partij dijatuhi hukuman buangan. Douwes Dekker dibuang ke Timor Kupang, dr. Tjipto Mangunkusumo dibuang ke Banda, dan Suwardi Suryaningrat dibuang ke Bangka. Tetapi atas permintaan mereka sendiri pembuangan itu dipindahkan ke negeri Belanda. Kesempatan di negeri Belanda itu oleh mereka digunakan untuk menambah dan memperdalam ilmu. Dengan kepergian ketiga pemimpin tersebut maka kegiatan Indische Partij makin lemah. Kemudian Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dengan asas utamanya mendidik suatu nasionalisme Hindia dengan memperkuat cita-cita persatuan bangsa. Kembalinya Douwes Dekker dari negeri Belanda tidak banyak berarti bagi perkembangan Partai Insulinde. Pada bulan Juni 1919 partai ini berganti nama menjadi National Indische Partij NIP, namun partai ini tidak banyak berpengaruh terhadap rakyat. Sedangkan pembebasan hukuman terhadap Suwardi Suryaningrat dilakukan pada bulan Juli 1918. Kemudian ia berjuang di bidang pendidikan dengan mendirikan Taman Siswa. Dari uraian di atas, perjuangan Indische Partij besar sekali pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia, antara lain dengan propaganda nasionalisme Hindia dan aksi mencapai kemerdekaan kelak, juga sebagai pembangun semangat, Douwes Dekker sangat berjasa terhadap bangsa Indonesia. Para tokoh Indische Partij berani Di unduh dari : Bukupaket.com IPS SMPMTs Kelas VIII 125 menanggung risiko sebagai pejuang demi kepentingan bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan.

2. Masa Radikal