Prinsip Diit pada Balita Gizi Lebih Penyuluhan Gizi

Pada anak yang overweight, modifikasi perilaku dan gaya hidup bertujuan untuk mempertahankan agar berat badan tidak bertambah, sehingga dengan adanya pertumbuhan tinggi badan anak, diharapkan indeks massa tubuh akan turun secara bertahap hingga di bawah persentil 85. Berbeda untuk anak yang sudah mengalami obesitas, penurunan berat badan diharapkan terjadi secara bertahap, namun tidak melebihi 0,5 kg per bulan untuk anak berusia 2-5 tahun. Penurunan berat badan yang sangat drastis dapat menyebabkan terbentuknya batu empedu, diare, anak menjadi lemas, asam urat yang meningkat, kadar protein tubuh menjadi rendah, dan hipotensi ortostatik, yaitu tekanan darah rendah yang terjadi pada saat perubahan posisi tubuh.

2.7. Prinsip Diit pada Balita Gizi Lebih

Prinsip diit untuk balita yang menderita gizi lebih adalah mengusahakan konsumsi energi yang lebih rendah daripada keluaran output, karena pengeluaran energi yang menurun berpengaruh terhadap terjadinya kegemukan pada balita. Pendekatan harus dilakukan melalui pengurangan konsumsi makanan dan peningkatan aktivitas fisik. Aktivitas fisik secara teratur tiap hari sebagai bagian dari kehidupan normal lebih berhasil guna daripada aktivitas berat yang dilakukan sebentar secara tidak teratur. Untuk memenuhi tujuan pemberian diit pada penderita gizi lebih, perlu diperhatikan syarat-syarat berikut ini : Universitas Sumatera Utara a. Rendah energi dan seimbang. Kandungan energi makanan disesuaikan dengan kebutuhan individual yang tergantung pada umur, tingkat kegemukan, dan aktivitas. Pengurangan energi terutama dari pengurangan konsumsi hidrat arang. b. Protein normal atau sedikit di atas normal c. Cukup mineral dan vitamin d. Kadar serat tinggi e. Pemberian makanan paling kurang dibagi menjadi 3 X sehari f. Dalam batas konsumsi energi yang diperbolehkan, diberikan pilihan makanan sebanyak mungkin. Diit ketat tidak dianjurkan. g. Pelaksanaan diit disertai dengan penyuluhan gizi kepada orangtua Kebutuhan Kalori bagi anak usia 1 – 6 tahun adalah sekitar 1300 kkal dan untuk mengatasi kegemukan pada usia ini dianjurkan mengkonsumsi kalori sebesar 600 – 800 kkal. Diit yang mengandung 600 – 800 kkal dapat membuat balita keluar dari kegemukannya dalam waktu 6 enam bulan.

2.8. Penyuluhan Gizi

Penyuluhan Kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tapi yang mau dan bisa melaksanakan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Universitas Sumatera Utara Penyuluhan Gizi menurut Suharjo 2003 adalah suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan dan mempertahankan gizi baik. Penyuluh Gizi yaitu seseorang yang memberikan penyuluhan gizi yang merupakan suatu upaya menjelaskan, menggunakan, memilih, dan mengolah bahan makanan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku perorangan atau masyarakat dalam mengkonsumsi makanan sehingga meningkatkan kesehatan dan gizinya. Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan dan informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai Berg, 1986. Namun seseorang dengan pendidikan rendah belum tentu kurang mampu memilih makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan orang lain yang berpendidikan lebih tinggi. Karena sekalipun pendidikannya rendah, kalau orang tersebut rajin mendengarkan atau melihat informasi mengenai gizi, bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik. Dengan demikian sangatlah perlu penyuluhan gizi dilakukan secara rutin. Tujuan dilakukannya Penyuluhan Gizi menurut Suharjo 2003 adalah : a. Terciptanya sikap positif terhadap gizi b. Terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan menggunakan sumber- sumber pangan Universitas Sumatera Utara c. Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitan dengan gizi d. Timbulnya kebiasaan makan yang baik Pendekatan yang dapat dilakukan dalam melaksanakan penyuluhan gizi adalah pendekatan massal, kelompok, maupun secara perorangan, seperti yang dikemukakan depkes 1990 yaitu : Pendekatan dalam penyuluhan gizi : a. Individu dengan metode konsultasi b. Kelompok dengan metode ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi c. Massal dengan metode ceramah, film, tv, poster dan sebagainya. Ketiga pendekatan yang digunakan dalam penyuluhan gizi di atas dapat membantu dalam pencapaian tujuan penyuluhan gizi. Agar penyuluhan gizi yang kita lakukan berhasil sesuai dengan pengharapan maka perlu diperhatikan langkah–langkah persiapan penyuluhan gizi. Adapun langkah-langkah tersebut meliputi : 1. Pengenalan masalah masyarakat yaitu obesitas 2. Mengenal pola konsumsi keluarga social dan ekonomi keluarga serta pemahaman ibu akan obesitas pada balitanya 3. Mengenal lokasi penyuluhan, memperhatikan jalur transportasi 4. Menentukan tujuan penyuluhan yaitu terciptanya pengertian oleh ibu yang memiliki balita obesitas tentang obesitas dan bagaimana penanggulangannya agar terjadi penurunan berat badan balita obesitas Universitas Sumatera Utara 5. Menentukan sasaran, yang harus diperhatikan penyuluh dari segi sasaran adalah : a. Tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap sasaran, Penyuluh harus mengetahui dalam tingkat mana sebagian besar dari sasaran itu berada. Setelah itu harus menghubungkannya dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini penting untuk dapat menentukan metode mana yang paling tepat. b. Sosial budaya, Penyuluh harus mengetahui adat kebiasaan sasaran, norma- norma yang berlaku dan status kepemimpinan yang ada. Hal ini penting bukan saja dalam pemilihan metode penyuluhan tetapi juga dalam menentukan teknik-teknik penyuluhannya.

c. Banyaknya sasaran yang hendak dicapai oleh seorang penyuluh pada suatu