Overweight dan Obesitas Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D

dapat mengenyangkan perut saja tanpa memikirkan apakah makanan itu bergizi atau tidak, sehingga kebutuhan gizi energi dan zat gizi masyarakat dan anggota keluarga tidak tercukupi Herlianty, 2001 dalam Cyintia, 2008. Menurut Suhardjo dkk, 2003, suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan : 1 Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan. 2 Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi. 3 Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi kesejahteraan gizi.

2.4. Overweight dan Obesitas

Kelebihan berat badan terdiri dari overweight dan obesitas yang merupakan akibat dari kelebihan asupan energi energy intake dibandingkan dengan energi yang digunakan energy expenditure. Overweight adalah keadaan dengan kelebihan berat badan melebihi dari rata-rata, sedangkan obesitas merupakan kelebihan berat badan akibat terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan tubuh Pudjiadi,1987. Pengertian kegemukan seringkali disamakan dengan obesitas, padahal kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda, kegemukan overweight adalah kondisi berat tubuh melebihi berat tubuh normal, sedangkan obesitas adalah kondisi Universitas Sumatera Utara kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20 dan 25 dari berat tubuh. Dijelaskan lebih lanjut bahwa kegemukan dan obesitas bisa terjadi pada berbagai kelompok usia dan jenis kelamin. Juvenil obessity adalah obesitas yang terjadi pada usia muda anak-anak Rimbawan dan Siagian 2004 Penyebab obesitas belum diketahui secara pasti. Obesitas adalah suatu penyakit multifaktoral yang diduga bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas, gaya hidup, sosial ekonomi, dan gizi yaitu prilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi Hidayati, Irawan, Hidayat, 2009 Kelebihan berat badan merupakan suatu masalah kesehatan yang komplek karena melibatkan perilaku makan, pemilihan jenis makanan, aktifitas fisik, maupun unsur metabolisme seseorang yang menyebabkan ketidak seimbangan energi yang masuk dengan energi yang keluar. Kelebihan berat badan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi karena berdampak terhadap terjadinya penyakit degeneratif. Kelebihan berat badan dalam hal ini obesitas dan overweight mulai menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia, bahkan WHO menyatakan bahwa obesitas dan overweight sudah merupakan suatu epidemi global, sehingga sudah merupakan suatu problem kesehatan yang harus segera ditangani. Di Indonesia terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke modernisasi berakibat pada perubahan pola makankonsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi energi dan lemak, terutama terhadap penawaran Universitas Sumatera Utara makanan siap saji fast food yang berdampak meningkatkan risiko terjadinya kelebihan berat badan. Liza 2009 menyebutkan faktor penyebab obesitas pada anak disebabkan oleh asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji burger, pizza, hot dog dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di gerai makanan. Selain itu, obesitas dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak dibiasakan mengkonsumsi Air Susu Ibu ASI, tetapi mengunakan susu formula dengan jumlah asupan yang melebihi porsi yang dibutuhkan bayianak. Akibatnya, anak akan mengalami kelebihan berat badan saat berusia 4 - 5 tahun. Oleh karena itu, anak dalam rentang usia ini perlu mendapat perhatian dari sudut perubahan pola makan sehari-hari karena makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa anak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya. Angka kejadian obesitas meningkat dengan pesat akibat pola hidup tidak aktif. Energi dari aktivitas fisik sehari-hari yang digunakan berkurang seiring globalisasi dan akibat dari kemajuan teknologi. Dengan adanya fasilitas seperti transportasi bermotor, elevator, lift, pendingin ruangan, dan pemanas ruangan sehingga energi untuk bergerak digunakan lebih sedikit. Aktivitas fisik yang minimal pada waktu luang seperti menonton televisi dan bermain video games pada anak-anak meningkatkan angka kejadian obesitas Adiwinanto, 2008. Aktivitas fisik juga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka kemungkinan Universitas Sumatera Utara terjadinya obesitas akan meningkat. Misalnya pada anak seperti berkurangnya lapangan tempat bermain serta tersedianya hiburan dalam bentuk game elektonik atau playstation dan tontonan televisi Nugraha, 2009. Kurangnya aktivitas fisik inilah yang menjadi penyebab obesitas karena kurangnya pembakaran lemak dan sedikitnya energi yang dipergunakan Mustofa, 2010. Disamping itu fakor kecenderungan anak-anak sekarang suka makan “fast food” yang berkalori tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goreng dengan kentang goreng, es krim, aneka macam mie dan lain-lain Soetjiningsih, 1995. Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Peranan faktor gizi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak Syarif, 2003.

2.5. Pengukuran Berat Badan Balita