40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Setelah melakukan uji organoleptik yang meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur terhadap yoghurt susu UHT dengan penambahan daun katuk
dengan konsentrasi yang berbeda, diperoleh data seperti di bawah ini: 1.
Warna Warna merupakan salah satu aspek dari uji organoleptik. Pengujian
warna ini dilakukan dengan cara, panelis mengamati sediaan yang disiapkan di atas gelas arloji kemudian panelis memberi penilaian sesuai
dengan skala yang tersedia pada kuisioner. Hasil penilaian terhadap warna yoghurt dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Rerata Kesukaan Panelis terhadap Warna
Re rat
a S k
or War
n a
41
Keterangan: 1
= Kontrol 2
= Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 1 gram SA1 3
= Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 2 gram SA2 4
= Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 3 gram SA3 Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa skor yang diberikan panelis
terhadap warna pada perlakuan SA2 penambahan katuk sebanyak 2 gram lebih tinggi daripada perlakuan SA1, SA3 dan kontrol tanpa perlakuan.
Kontrol tanpa perlakuan merupakan skor paling rendah berdasarkan penilaian panelis. Rerata skor yang diberikan panelis untuk warna pada
perlakuan SA2 adalah 4. Sedangkan, rerata skor yang diberikan panelis untuk warna pada perlakuan SA1 adalah 3,8, SA3 adalah 3,6, serta
kontroltanpa perlakuan adalah 3,27. Berdasarkan uji Kruskal Wallis, dihasilkan nilai Asymp. Sig. sebesar
0,123 yang dapat dilihat pada lampiran 6. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikan 0,05, sehingga diambil kesimpulan bahwa kelompok
perlakuan, tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap warna dari yoghurt yang dihasilkan. Setiap perlakuan mempengaruhi skor yang
diberikan oleh panelis, tetapi secara statistik menyatakan bahwa perlakuan tidak berbeda secara nyata.
2. Aroma
Aspek lain dari uji organoleptik adalah aroma. Hasil dari uji aroma dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
42
Gambar 4.2 Grafik Rerata Kesukaan Panelis terhadap Aroma Keterangan:
1 = Kontrol
2 = Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 1 gram SA1
3 = Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 2 gram SA2
4 = Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 3 gram SA3
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa rerata skor yang diberikan panelis yang tertinggi adalah pada kontrol dan perlakuan SA1 yaitu 3,3.
Rerata skor yang diberikan panelis untuk aroma pada perlakuan SA2 dan SA3 secara berurutan adalah 2,93 dan 3,13.
Dari hasil uji Kruskal Wallis didapati Asymp.Sig. 0,273 yang lebih besar dari tingkat signifikan 0,05. Sehingga kesimpulan yang diambil
adalah semua rerata skor dari kelompok perlakuan tidak berbeda nyata dalam hal aroma pada yoghurt yang dihasilkan. Dari hasil pengamatan
Re rat
a S k
or A
roma
43
menunjukkan bahwa perlakuan penambahan daun katuk dengan konsentrasi yang berbeda memberikan perngaruh terhadap aroma yoghurt,
namun secara statistik semua perlakuan sama saja atau tidak terbukti berbeda nyata. Hasil uji Kruskal Wallis dapat dilihat pada lampiran 6.
3. Rasa
Selain warna dan aroma, rasa juga merupakan salah satu aspek organoleptik yang diuji. Hasil uji rasa dapat dilihat pada grafik di bawah
ini:
Gambar 4.3. Grafik Rerata Kesukaan Panelis terhadap Rasa Keterangan:
1 = Kontrol
2 = Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 1 gram SA1
3 = Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 2 gram SA2
4 = Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 3 gram SA3
Re rat
a S k
or Rasa
44
Grafik di atas menunjukkan bahwa skor yang diberikan panelis terhadap rasa dari semua perlakuan serta kontrol tidak begitu jauh
berbeda. Rerata skor tertinggi untuk rasa yoghurt adalah perlakuan SA3, yaitu 3,67. Sedangkan rerata skor terendah adalah pada kontrol dan
pelakuan SA1, yaitu 3,47. Perlakuan SA2 memiliki rerata skor sebesar 3,53.
Uji statistik menggunakan Kruskal Wallis menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,650, yang dapat dilihat pada lampiran 6. Nilai
tersebut lebih besar dari tingkat signifikan 0,05, sehingga kesimpulan dari uji Kruskal Wallis adalah tidak ada perbedaan yang nyata dari semua
perlakuan, dengan kata lain kesukaan panelis dalam hal rasa untuk semua perlakuan adalah sama.
4. Tekstur
Aspek terakhir yang diuji adalah uji tekstur. Uji tekstur berbeda dengan uji rasa. Uji rasa dilakukan dengan cara dirasakan dengan indera
pengecap, yaitu lidah. Sedangkan, uji tekstur dilakukan dengan cara dirasakan di dalam mulut mouthfeel. Untuk menguji tekstur dapat
menggunakan lidah dan langit-langit di dalam mulut. Di bawah ini adalah hasil dari uji tekstur:
45
Gambar 4.4 Grafik Rerata Kesukaan Panelis terhadap Tekstur Keterangan:
1 = Kontrol
2 = Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 1 gram SA1
3 = Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 2 gram SA2
4 = Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 3 gram SA3
Grafik di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata skor yang diberikan panelis untuk tekstur dari yoghurt yang dihasilkan. Tekstur
pada perlakuan SA1 dan SA2 memiliki rerata skor tertinggi dari pada yang lain, yaitu 4,33. Rerata skor untuk perlakuan SA3 adalah 4,
sedangkan rerata skor tekstur pada kontrol adalah 3,93. Uji statistik menggunakan Kruskal Wallis menghasilkan angka
signifikan sebesar 0,490 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Oleh
Re rat
a S k
or T
ek stur
46
karena itu, berdasarkan uji statistik maka disimpulkan bahwa semua perlakuan tidak terbukti berbeda nyata terhadap kesukaan panelis
terhadap tekstur yoghurt yang dihasilkan. Hasil uji ini dapat dilihat di lampiran 6. Meskipun dari rerata skor menunjukkan adanya perbedaan,
tetapi hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata. 5.
Uji Rangking overall Pada penelitian ini juga digunakan uji rangking terhadap semua
parameter organoleptik yoghurt. Pengujian ini dilakukan untuk mempertegas formula yoghurt yang terbaik atau yang paling disukai oleh
panelis. Dari hasil uji rangking menggunakan Friedman Test, maka didapati hasil seperti di bawah ini:
Gambar 4.5 Grafik Uji Rangking menggunakan Friedman Test.
M ean
r an
k
47
Keterangan: 1
= Kontrol 2
= Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 1 gram SA1 3
= Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 2 gram SA2 4
= Perlakuan penambahan daun katuk sebanyak 3 gram SA3 Pada grafik di atas, yoghurt dengan penambahan ekstrak daun
katuk sebanyak 1 gram SA1 merupakan yoghurt yang paling baik atau paling disukai oleh panelis dengan mean rank 2,62. Sedangkan skor mean
rank yang paling randah adalah pada kontrol dengan 2,36. Hasil uji rangking dapat dilihat pada lampiran 7.
B. Pembahasan