18
Lapisan-lapisan tersebut berperan untuk melindungi dari sinar ultra violet, udara, dan bakteri yang mungkin akan mengkontaminasi susu.
Foto: Jessica
Gambar 2.2 Susu UHT PT. Ultrajaya Susu UHT lebih bagus daripada susu bubuk, susu bubuk berasal dari susu
segar yang kemudian dikeringkan. Kerusakan protein sebesar 30 dapat terjadi pada saat pengolahan susu cair menjadi susu bubuk. Susu UHT juga lebih praktis
dan aman untuk dikonsumsi karena sudah bebas dari mikroba pembusuk dan mikroba penyakit. Sedangkan susu segar sangat mudah rusak apabila tidak
langsung dikonsumsi.
3. Tanaman Katuk
Katuk Sauropus androgynus adalah tanaman perdu berbentuk ramping, tegak, dan berkayu. Tinggi pohon katuk dapat mencapai 2 meter. Katuk sering
ditanam sebagai tanaman pagar. Daun yang sering dijadikan sayur ini tersusun berselang-seling pada satu tangkai. Bentuk daun lonjong bundar dengan panjang
2,5 cm dan lebar 1,25 cm – 2 cm. tangkai daun pendek. Bunga tunggal atau
19
berkelompok dan keluar dari ketiak daun. Bunga berwarna merah. Katuk juga dapat tumbuh liar di hutan atau ladang Latief, 2009.
Gambar 2.3 Katuk hijau Katuk Sauropus androgynus dikenal dalam bahasa asing sebagai star
gooseberry atau sweet leaf Inggris, mani cai Cina, rau ngot Vietnam, cekur manis atau sayur manis Malaysia. Di Minangkabau disebut simani, dan di Jawa
katuk, katukan atau babing. Orang Madura menyebutnya kerakur dan di Bali lebih dikenal dengan nama kayumanis. Sampai sekarang dikenal 2 jenis tanaman katuk,
yakni katuk merah yang masih banyak dijumpai di hutan belantara. Jenis kedua adalah katuk hijau, yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan daun-daunnya.
Pertumbuhan daun ini lebih produktif dari pada katuk merah Agoes, 2010. Pada penelitian ini, menggunakan katuk hijau.
Lingkungan yang paling ideal untuk membudidayakan tanaman katuk adalah daerah-daerah yang mempunyai suhu udara berkisar antara 21
o
C – 32
o
C, dengan kelembaban Relative HumidityRH antara 50 - 80 dan curah hujan
antara 750 mm – 2.500 mmtahun, serta bulan kering tidak lebih dari enam bulan.
20
Jika curah hujan lebih dari 2.500 mmtahun, harus diimbangi dengan pengaturan atau pengelolaan drainase tanah secara baik Rukmana dan Harahap, 2003.
Salah satu khasiat tanaman katuk yang telah diketahui masyarakat adalah untuk melancarkan Air Susu Ibu ASI. Muaris 2005 memberikan beberapa tips
yang dapat dilakukan ibu untuk memperbanyak produksi ASI, salah satunya adalah makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak. Bisa
air putih, jus buah, susu rendah lemak, dan kuah makanan. Jenis makanan diusahakan lebih banyak sayuran hijau dan makanan laut. Daun katuk segar lebih
cepat menghasilkan ASI dari pada suplemen seperti Pro ASI. Cara sederhana untuk melancarkan ASI adalah dengan mengonsumsi daun
katuk sebagai lalap atau sayuran. Dalam perkembangan selanjutnya, dibuat ekstrak daun katuk dalam bentuk pil bulat sebesar kelereng kecil sebagai obat
untuk melancarkan ASI Rukmana dan Harahap, 2003. Daun katuk dengan kandungan laktagumnya zat yang dapat meningkatkan
dan melancarkan produksi ASI telah dipakai secara turun-temurun untuk membantu meningkatkan produksi ASI. Daun katuk mengandung steroid dan
polifenol yang dapat meningkatkan kadar prolaktin. Kadar prolaktin yang tinggi akan meningkatkan, mempercepat dan memperlancar produksi ASI Anonim,
2015. Paget, G.E. dan B
arnes, J.M. dalam Sa’roni, Sadjimin, Sja’bani dan Zulaela 2004 menjelaskan bahwa dari penelitian efek farmakologi, ternyata ekstrak daun
katuk dengan dosis 631,6 mgkg berat badan menunjukkan efek laktagogum pada tikus menyusui. Apabila dosis tersebut diekstrapolasikan pada manusia
21
berdasarkan luas tubuh dan kepekaan menjadi sekitar 900 mghari. Penelitian mengenai Efektifitas Daun Katuk Sauropus androgynus untuk meningkatkan
produksi ASI yang dilakukan oleh Sa’roni, Sadjimin, Sja’bani dan Zulaela 2004, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun katuk dengan dosis 3 x 300 mghari
selama 15 hari dapat meningkatkan produksi ASI. Agoes 2010 mengemukakan bahwa konsumsi sayur katuk oleh ibu
menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan dan bayi laki-laki hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. Proses perebusan daun katuk
dapat menghilangkan sifat antiprotozoa. Jadi dapat disimpulkan pemanasan dapat mengurangi sampai meniadakan sifat racun daun katuk. Konsumsi berlebihan 50
g sehari sangat berbahaya karena daun katuk mengandung alkaloid papaverin yang dapat merusak paru. Daun katuk juga sebaiknya dikonsumsi setelah dimasak
terlebih dahulu untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.
4. Uji Organoleptik