Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat
mengambil keputusan
terhadap pekerjaan
yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan
menjadi termotivasi
untuk mencapai
tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin. 5
Prinsip Memberi Perhatian Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang
diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
d. Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Motivasi Tinggi
Akhmad Farhan 2014, setiap orang pasti ingin punya motivasi tinggi karena dengan motivasi pekerjaan berat akan
terasa muda dijalani. Motivasi punya peranan penting dalam melakukan aktivitas pekerjaan kita. Tidak ada motivasi dalam
diri seseorang bisa saja melakukan sesuatu tapi mungkin dengan keterpaksaan. Ini akan menyebabkan tidak istimewa, hanya
biasa-biasa saja. Bahkan bisa hasil yang diterima tidak sesuai dengan harapan atau gagal karena tidak ada kesungguhan.
Farhan menyimpulkan bahwa orang yang bermotivasi tinggi mempunyai ciri-ciri tersendiri yaitu:
1 Optimis Menyakini apa yang mereka lakukan akan berhasil, rasa
optimis ini penting dimilki karena untuk meningkatkan semangat untuk memberikan yang terbaik. Keyakinan ini
akan membuat mereka beraktivitas dengan sepenuh hati. 2 Berani menerima tantangan
Orang yang termotivasi akan berani menerima tantangan, melakukan apa yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Mencoba sesuatu yang baru, tentu saja tantangan yang diterima ini bersifat positif. Bukan menerima tantangan
untuk tawuran atau pesta minuman keras. 3 Mandiri dan bertanggung jawab
Bisa bekerja sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan adalah ciri lain dari orang yang termotivasi.
Mereka bisa bekerja tanpa harus diperintah dan diawasi oleh orang lain. Resiko yang mungkin terjadi dari apa yang
dikerjakan sudah siap mereka terima. 4 Memiliki cita-cita
Keinginan yang tertanam dalam pikiran dan ingin diwujudkan itulah cita-cita. Mereka selalu punya cita-cita
yang dijadikan target dalam melangkah. Setelah satu cita- cita tercapai, cita-cita lain sudah menunggu untuk dikejar.
Target mereka jelas sehingga tahu kemana langkah kaki akan menuju.
5 Kreatif Jika ada halangan atau hambatan yang menghadang, orang
yang punya motivasi tinggi akan mencari alternatif lain untuk dilalui. Mereka tidak berhenti melangkah ketika ada
tembok tinggi menjulang yang menghadang. Mereka akan mencari cara untuk bisa melewati tembok tersebut.
Kreatifitas akan muncul dan menjadi ciri khas mereka dalam bekerja.
6 Berfikir positif Selalu berpandangan positif dalam memandang persoalan.
Mereka mengutamakan prasangka baik. Dengan begitu hati mereka tidak terkotori oleh prasangka yang bisa
menghambat mencapai cita. e.
Perilaku Karyawan yang Memiliki Motivasi Tinggi Sadirman 2006:83, motivasi pada diri seseorang itu
memiliki ciri-ciri : 1
Tekun menghadapi tugas 2
Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa 3
Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah 4
Lebih senang bekerja mandiri 5
Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin
6 Dapat mempertahankan pendapatnya
7 Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini
8 Senang mencari dan memecahkan masalah
McClelland dalam Sadirman, 2006, ciri-ciri perilaku karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi :
1 Menyukai tanggungjawab untuk memecahkan masalah
2 Cenderung menetapkan target yang sulit dan berani
mengambil resiko 3
Memiliki tujuan yang jelas dan realistis 4
Memiliki rencana kerja yang menyeluruh 5
Lebih mementingkan umpan balik yang nyata tentang hasil prestasinya
6 Senang dengan tugas yang dilakukan dan selalu ingin
menyelesaikan dengan sempurna 3.
Gaya Kepemimpinan a.
Definisi Gaya Kepemimpinan Sadili
Samsudin 2006:286,
gaya kepemimpinan
seseorang pemimpin adalah unik dan tidak dapat diwariskan secara otomatis, setiap pemimpin memiliki karakteristik tertentu
yang timbul pada situasi yang berbeda. b.
Definisi Gaya Kepemimpinan White dan Lippit White dan Lippit dalam Rivai, 2013:156-157, gaya
kepemimpinan, yaitu:
1 Kepemimpinan Otoriter, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a Semua penentuan kebijakan dilakukan oleh pemimpin
b Teknik-teknik
dan langkah-langkah
aktivitas ditentukan oleh pejabat satu persatu, hingga langkah-
langkah mendatang senantiasa tidak pasti. c
Pimpinan biasanya mendikte tugas pekerjaan khusus dan kerja bersama setiap anggota.
d Pemimpin tidak turut serta dalam partisipasi
kelompok secara aktif kecuali apabila ia memberikan demontrasi.
2 Kepemimpinan Demokratis, memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: a
Semua kebijakan merupakan bahan pembahasan kelompok dan keputusan kelompok yang dirangsang
dan dibantu oleh pemimpin. b
Perspektif aktivitas
dicapai selama
diskusi berlangsung. Jika diperlukan nasihat teknis, maka
pemimpin menyarankan dua atau lebih banyak prosedur-prosedur alternatif yang dapat dipilih.
c Para anggota bebas untuk bekerja dengan siapa yang
mereka kehendaki dan pembagian tugas terserah pada kelompok.
d Pemimpin bersifat objektif dalam pujian dan
kritiknya. Ia berusaha untuk menjadi anggota kelompok secara mental, tanpa terlampau banyak
melakukan pekerjaan tersebut. c.
Definisi Gaya Kepemimpinan Ivancevich, Kenopaske dan Matteson
Ivancevich, Konopaske dan Matteson 2006:199, sifat pemimpin gaya employee-centered berfokus agar tugas
terselesaikan dan
meyakini pendelegasian
pengambilan keputusan dan membimbing pegawai memenuhi kebutuhan
dengan cara membentuk lingkungan kerja yang sportif. d.
Definisi Gaya Kepemimpinan Likert Menurut Likert 1967, kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi untuk
mengarahkan orang
lain agar
mengerahkan kemampuannya untuk menggapai tujuan yang ditetapkan bersama. Gaya kepemimpinan yang berlandaskan
pada hubungan antara manusia melalui hasil produksi dari sudut pandang manajemen yang kemudian dikenal dengan Four
Systems Theory. Empat Sistem Kepemimpinan tersebut antara lain :
1 Sistem Otokratis Eksploitif Pada sistem Otokratis Eksploitif ini, pemimpin membuat
semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan
memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh
pemimpin. Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan
yang rendah
terhadap bawahannya,
memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah top-
down. Ciri-ciri sistem otokratis eksploitif ini antara lain:
a Pimpinan menentukan keputusan
b Pimpinan menentukan standar pekerjaan
c Pimpinan menerapkan ancaman dan hukuman
d Komunikasi top down
2 Sistem Otokratis Paternalistik Pada sistem ini, Pemimpin tetap menentukan perintah-
perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut.
Berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan. Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau
hukuman tetapi tidak selalu dan memperbolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan
dan mendelegasikan
wewenang, meskipun
dalam pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan
yang ketat. Ciri-ciri dri sistem Otokratis Paternalistik atau Otoriter
Bijak, antara lain: a
Pimpinan percaya pada bawahan b
Motivasi dengan hadiah dan hukuman c
Adanya komunikasi ke atas d
Mendengarkan pendapat dan ide bawahan e
Adanya delegasi wewenang 3
Sistem Konsultatif Pada sistem ini, Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dan
memberikan perintah-perintah
setelah hal-hal
itu didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat
membuat keputusan – keputusan mereka sendiri tentang
cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi
bawahan daripada
ancaman hukuman.
Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin menggunakan balasan insentif
untuk memotivasi
bawahan dan
kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua
arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
Ciri-ciri Sistem konsultatif antara lain: a
Komunikasi dua arah b
Pimpinan mempunyai kepercayaan pada bawahan c
Pembuatan keputusan dan kebijakan yang luas pada tingkat atas
4 Sistem Partisipatif
Sistem partisipatif adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya
berjalan. Tujuan-tujuan
ditetapkan dan
keputusan- keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila pemimpin
secara formal yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para
anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, pemimpin tidak hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan
ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting. Pemimpin
mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, menggunakan
insentif ekonomi
untuk memotivasi
bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
Ciri-ciri Sistem Partisipatif antara lain: a
Team work b
Adanya keterbukaan dan kepercayaan pada bawahan c
Komunikasi dua arah top down and bottom up 4.
Kinerja Karyawan a.
Definisi Kinerja Karyawan Suatu pencapaian perusahan bukan hanya tentang hasil
baik yang didapatkan perusahaanorganisasi di kemudian hari saja, tetapi juga proses yang baik tentunya akan mendapatkan
hasil yang baik. Fahmi 2010:2, Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat
profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Gibson dalam Riani, 2011:98, kinerja
merupakan hasil pekerjaan yang sesuai dengan tujuan organisasi, misalnya kualitas kerja, kuantitas kerja, efesiensi,
kriteria aktivitas lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu proses seseorang dalam melakukan pekerjaannya
dari awal hingga akhir hasil dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Menurut Wirawan
2009:6-8, kinerja
karyawan merupakan sinergi dari sejumlah faktor yaitu:
1 Faktor Internal Pegawai, yaitu faktor-faktor dalam diri
pegawai yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Faktor-faktor
bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor yang diperoleh,
misalnya pengetahuan,
keterampilan, etos
kerja, pengalaman kerja, dan motivasi kerja. Setelah dipengaruhi
oleh lingkungan eksternal, faktor internal pegawai ini menentukan kinerja pegawai. Jadi dapat diasumsikan
bahwa makin tinggi faktor-faktor internal tersebut, makin tinggi pula kinerja pegawai. Sebaliknya, makin rendah
faktor-faktor tersebut, makin rendah pula kinerjanya. Misalnya, jika pegawai mempunyai bakat dan sifat yang
diperlukan oleh pekerjaan yang ia kerjakan, kemungkinan besar ia dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan kinerja
baik. Sebaliknya, jika ia tidak mempunyai bakat dan sifat pribadi yang diperlukan oleh pekerjaannya, kemungkinan
besar kinerjanya akan buruk. 2
Faktor-faktor lingkungan internal organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai memerlukan
dukungan organisasi tempat ia bekerja. Dukungan tersebut sangat memengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai,
misalnya penggunaan teknologi robot oleh organisasi.
Menurut penelitian, penggunaan robot akan meningkatkan produktivitas karyawan 14 sampai 30 kali lipat. Sebaliknya,
jika sistem kompensasi dan iklim kerja buruk, kinerja karyawan akan menurun. Faktor internal organisasi yang
lainnya misalnya strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta
sistem manajemen dan kompensasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi harus menciptakan lingkungan
internal organisasi
yang kondusif
sehingga dapat
mendukung dan meningkatkan produktivitas karyawan. 3
Faktor lingkungan eksternal organisasi. Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah
keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang memengaruhi kinerja karyawan,
Misalnya krisis ekonomi dan keuangan yang terjadi di Indonesia tahun 1997 meningkatkan inflasi, menurunkan
nilai nominal upah dan gaji karyawan, dan selanjutnya menurunkan daya beli karyawan. Jika inflasi tidak diikuti
dengan kenaikan upah atau gaji karyawan yang sepadan dengan tingkat inflasi, maka kinerja mereka akan menurun.
c. Proses Penilaian Kinerja
Selama bekerja di suatu perusahaan, tentunya kinerja karyawan dinilai untuk mengetahui peningkatan ataupun
penurunan kinerja karyawan tersebut. Dessler mengemukakan tentang beberapa proses penilaian kinerja performance
appraisal process antara lain: 1
Menetapkan standar kerja. 2
Menilai kinerja aktual karyawan secara relatif terhadap standar ini biasanya melibatkan beberapa formulir
penilaian. 3
Memberikan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan membantunya untuk menghilangkan defisiensi kinerja atau
terus berkinerja diatas standar. d.
Indikator Kinerja Karyawan Kinerja karyawan memiliki indikator-indikator yang
digunakan untuk menilainya. Mangkunegara 2009:75,
indikator kinerja karyawan meliputi: 1
Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seseorang karyawan
mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. 2
Kuantitas Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai
bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.
3 Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat dan tidak ada
kesalahan. 4
Tanggung Jawab Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan
kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.
5 Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil yang diinginkan oleh semua orang dalam bekerja. Prestasi kerja dalam tiap-tiap orang
tidak sama ukurannya karena manusia itu tidak sama ukurannya satu sama lain berbeda
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah sebagai berikut Fathoni,2006 :
1 Tujuan dan kemampuan
2 Keteladanan pimpinan
3 Keadilan
4 Sanksi hukuman
5 Ketegasan
Semua organisasi atau perusahaan pasti mempunyai standar perilaku yang harus dilakukan dalam hubungan dengan
pekerjaan dan menginginkan para karyawan untuk mematuhinya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas.
5. Pengaruh Antara Variabel
a. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan
Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan didukung oleh teori yang dikemukakan Arep dan Tanjung 2004:16, motivasi
yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Orang pun akan merasa
dihargaidiakui. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul- betul berharga bagi orang yang termotivasi. Orang akan bekerja
keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan.
Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan. Semangat
juangnya akan tinggi. Hal ini akan memberikan suasana bekerja
yang bagus di semua bagian.
b. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan yang dimoderasi
oleh Gaya Kepemimpinan
Pengaruh motivasi kinerja karyawan yang dimoderasi oleh gaya kepemimpinan didukung oleh teori yang dikemukakan
Ivancevich, Robert Konopaske, Matteson 2006:204, Teori yang menyatakan pentingnya pengaruh pimpinan terhadap
persepsi bawahan mengenai tujuan kerja, tujuan pengembangan
diri, dan jalur pencapaian tujuan. Dasar dari model ini adalah
teori motivasi ekspentasi. B.
Penelitian-penelitian Sebelumnya
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kompensasi dan Motivasi Terhadap
Kinerja Pegawai Studi Kasus Pada PT. Cursor Media Oleh: Syam Romadani
107081003624 jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis Penelitian ini memiliki empat tujuan utama; yaitu pertama,
menganalisis pengaruh dari gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, kedua menganalisis pengaruh dari kompensasi terhadap
kinerja pegawai, ketiga menganalisis pengaruh dari motivasi terhadap kinerja pegawai dan keempat menganalisis pengaruh dari gaya
kepemimpinan, kompensasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini dilakukan pada pegawai PT. Cursor Media. Metode
pengambilan sampel dengan menggunakan teknik convenience sampling. Uji yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel gaya kepemimpinan, kompensasi dan motivasi
terhadap keputusan pembelian, terlihat nilai signifikan di bawah 0,05 dan nilai Fhitung 42,994 Ftabel 2,75. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan nilai thitung pada variabel gaya kepemimpinan sebesar 2,537, kompensasi sebesar 3,920 dan motivasi sebesar 2,407
lebih besar dari ttabel 2,00 maka dinyatakan terdapat pengaruh
terhadap kinerja pegawai. Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebesar 65,6 dari variabel independen gaya kepemimpinan,
kompensasi dan motivasi terhadap variabel dependen kinerja pegawai. Sedangkan, sebanyak 34,4 dipengaruhi oleh variabel lain
dan tidak termasuk kedalam analisis regresi ini, seperti budaya organisasi, kemampuan, kepuasan kerja dan lain-lain.
2. Pengaruh Kinerja Karyawan Ditinjau dari Gaya Kepemimpinan,
Lingkungan Organisasi, Kompensasi dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating
” di Bank Konvensional dan Bank Syariah Surakarta.
Penelitian yang disusun oleh Dwi Setyorini ini bertujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Faktor
yang mempengaruhi ditinjau dari gaya kepemimpinan lingkungan organisasi, kompensasi dan kepuasan kerja Sebagai variabel
moderating. Populasi dari penelitian ini adalah karyawan di perbankan Konvensional dan Syariah di Surakarta, total sampel
penelitian adalah 45 karyawan yang ditentukan dengan convience sampling. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan
pengujian hipotesis dengan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling
mempengaruhi kinerja karyawan yaitu gaya kepemimpinan, lingkungan organisasi, dan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja
karyawan, sedangkan kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap
H
1
H
2
H
2
kinerja karyawan, serta kepuasan kerja memoderasi hubungan gaya kepemimpinan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan, sedangkan
kepuasan kerja tidak memoderasi hubungan lingkungan organisasi dengan kinerja karyawan pada perbankan Konvensional dan Syariah.