Validasi Instrumen Teknik Pengumpulan Data

48 kooperatif tipe Make a Match. Pertanyaan berjumlah 5 soal. Sampel yang digunakan pada wawancara ini adalah 6 siswa diambil dari hasil postest siklus II pada kategori Tinggi, Sedang dan Rendah. Hasil wawancara ini digunakan sebagai data pendukung penelitian.

F. Validasi Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2014:173. Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen alat ukur, maksudnya instrumen yang digunakan benar-benar tepat atau tidak untuk mengukur yang akan diukur Arifin, 2011:245. Pada penelitian ini, pengujian validitas intrumen menggunakan pengujian Validitas Konstruk Construct Validity. Untuk menguji validitas konstruk, digunakan pendapat para ahli. Para ahli untuk penelitian ini adalah dosen pembimbing dan guru biologi kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Instrumen yang telah dibuat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing dan guru Biologi kelas X.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data hasil penelitian ini merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari masing-masing siklus. Jenis dan teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: 49 3.1 Tabel jenis dan teknik pengumpulan data Jenis Data Alat pengambilan data Sumber data Cara analisis data Kuantitatif: 1. Hasil Belajar Aspek Kognitif 2. Minat dan respon siswa selama proses pembelajaran  Test  Kuisioner  Lembar Observasi Siswa Analisis Kuantitatif dan kualitatif Kualitatif 1. Minat siswa  Lembar Wawancara 1. Test Hasil penelitian ini akan dianalisis dengan menghitung nilai masing-masing individual siswa pada test awal pretest dan test akhir postest siklus I dan II. Hasil nilai keseluruhan siswa akan dirata-rata dan dianalisis nilai rata-rata pada masing-masing test. Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis test antara lain: a. Pemberian skor Skor untuk jawaban benar adalah 1 sedangkan untuk jawaban salah diberi 0. Dari 20 soal pada masing-masing test skor maksimum yang diberikan adalah 20 dan skor minimal adalah 0. 50 b. Penilaian Penilaian diberikan dalam rentang skor 0-100, penghitungan nilai siswa untuk masing masing test sebagai berikut: Nilai siswa = � c. Menentukan rata-rata kelas Rata-rata kelas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklus. Penghitungan rata-rata kelas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Ẍ= ∑ � � Ẍ = nilai rata-rata mean ΣX = jumlah nilai seluruh siswa pada masing-masing test N = jumlah siswa yang mengikuti test d. Analisis ketuntasan Analisis ketuntasan dilihat dari 2 aspek, yaitu ketuntasan nilai individual siswa dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 80. Untuk nilai individual siswa, jika nilai siswa ≥ 80 maka siswa dikatakan tuntas. Apabila nilai siswa 80 maka siswa dikatakan tidak tuntas. Sedangkan untuk mengetahui prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dilihat dengan rumus: P = ∑ � 1 � x 100 P = prosentase ketuntasan belajar ΣN 1 = jumlah siswa yang tuntas belajar N = banyak siswa yang mengikuti test PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Hasil prosentase tersebut akan digunakan untuk mengetahui adakah peningkatan prosentase ketuntasan siswa pada masing- masing test. Hal ini juga sebagai analisis ketercapaian indikator ketuntasan belajar siswa yang diarapkan. 2. Kuesioner Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis hasil kuesioner adalah sebagai berikut: a. Pemberian skor Skor diberikan berdasarkan alternatif jawaban yang diperoleh siswa. Panduan pemberian skor dapat dilihat pada tabel berikut: 3.2 Tabel panduan skoring kuesioner minat siswa Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif Pernyataan negatif Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 b. Penghitungan skor minat siswa Penghitungan skor siswa ini untuk mengetahui minat belajar siswa secara individual. Perhitungan skor siswa dilakukan dengan menjumlahkan seluruh skor pada masing-masing pernyataan. Untuk mengetahui tingkat minat siswa, dilakukan pengkatagorian hasil skor masing-masing siswa. Kriteria tersebut meliputi minat siswa rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Masing-masing kriteria tersebut diberikan rentang skor yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: Rentang skor= �� ℎ − ℎ ℎ Sehingga diperoleh: Rentang skor = − = − = 15 Dengan demikian dapat diperoleh kriteria skor untuk masing- masing kategori minat sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 3.3 Tabel kategori skor kuisioner minat siswa Kriteria Skor Rendah 20 -35 Sedang 36 – 50 Tinggi 51 – 65 Sangat tinggi 66 – 80 Ketercapaian minat belajar siswa dapat diperoleh jika siswa memperoleh skor 51 yang merupakan skor target dalam penelitian ini. Siswa yang memperoleh skor 51 dinyatakan belum termotivasi. c. Perhitungan prosentase minat siswa klasikal Perhitungan prosentase minat siswa klasikal dilakukan untuk mengetahui presentase minat siswa secara klasikal yang mencapai target minat siswa pada kategori minimal tinggi. Perhitungan presentase minat siswa secara klasikal dihitung dengan rumus berikut: siswa yang mencapai target = Σ � � Σ x 100 Target ketercapaian minat siswa pada penelitian ini adalah 85 siswa memiliki minat belajar dengan kategori minimal tinggi. Apabila presentase minat siswa secara klasikal 85 maka target minat belajar siswa pada penelitian ini belum tercapai. 54 3. Observasi Observasi dilakukan oleh 1 observer dari mahasiswa dengan guru Biologi. Intrumen yang digunakan berupa lembar observasi minat siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa terkait aspek afektif yang berhubungan dengan minat siswa. Lembar observasi terdiri dari 10 pernyataan terkait minat siswa. Pada masing-masing aspek tersebut observer diminta utuk mengisi pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan kategori yaitu sangat tinggi ST, tinggi T, Sedang S dan Kurang K. Dalam menganalisis data hasil observasi dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pemberian skor Pemberian skor tergantung pada skala pengukuran. Panduan pemberian skor dapat dilihat pada tabel berikut: 3.4 Panduan skoring lembar observasi minat siswa Alternatif Jawaban Skor Sangat tinggi ST 4 Tinggi T 3 Sedang S 2 Kurang K 1 55 b. Menghitung skor hasil observasi siswa Perhitungan skor siswa dilakukan dengan mencari rata-rata skor yang diperoleh masing-masing siswa dari hasil observasi yang dilakukan 2 observer dengan perhitungan sebagai berikut: Skor siswa = Σ � + Σ ko ob e ve B Untuk mengetahui tingkat minat siswa, dilakukan pengkatagorian hasil skor observasi masing-masing siswa dengan analisis sebagai berikut: 3.5 Tabel kategori skor observasi minat siswa Kriteria Skor Rendah 10 – 17,5 Sedang 17,6 – 24 Tinggi 25 – 32,5 Sangat tinggi 32,6 – 40 Rentang skor pada masing-masing kriteria hasil observasi minat siswa diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut Rentang skor = �� − ℎ ℎ Sehingga diperoleh: Rentang skor = − = − 56 = 7,5 Ketercapaian minat belajar siswa berdasarkan hasil observasi dapat diperoleh jika siswa m emperoleh skor ≥ 51 yang merupakan skor target dalam penelitian ini. Siswa yang memperoleh skor 51 dinyatakan belum termotivasi. c. Prosentase minat siswa secara klasikal berdasarkan hasil observasi Untuk mengetahui prosentase keseluruhan siswa yang mencapai target minat belajar dengan kriteria minimal tinggi dilakukan perhitungan sebagai berikut: Prosentase klasikal hasil observasi = Σ � � Σ x 100 Dengan perhitungan tersebut maka dapat diketahui presentase siswa yang mencapai target minat belajar siswa dengan kriteria minimal tinggi. Ketercapaian target apabila presentase siswa dengan minat belajar pada kriteria tinggi mencapai 85 . d. Menarik kesimpulan Setelah dilakukan perhitungan, peneliti kemudian melakukan penarikan kesimpulan mengenai minat siswa selama proses pembelajaran. Kesimpulan dari hasil observasi kemudian dibandingkan dengan hasil kuesioner minat belajar siswa. 4. Wawancara 57 Hasil wawancara yang telah direkam dan dicatat kemudian dibuat transkrip sehingga dapat dianalisis secara kualitatif. Analisis data hasil wawancara dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Kategori data Hasil wawancara yang diperoleh dari 6 siswa yang sudah dipilih berdasarkan hasil postest siklus II kemudian diringkas dan dikategorikan sesuai dengan aspek yang ingin dinilai. b. Penyajian data Data yang telah diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian data dalam bentuk tersebut dimaksudkan untuk mempermudah memperoleh makna dari data yang terkumpul. c. Penarikan kesimpulan Dari keseluruhan data yang telah diperoleh dan dibuat dalam bentuk teks naratif, peneliti melakukan penarikan kesimpulan terkait minat belajar siswa selama proses pembelajaran sebagai pendukung hasil kuisioner dan observasi. 5. Analisi keseluruhan hasil penelitian Keseluruhan data yang diperoleh dari penelitian ini, meliputi data kualitatif dan kuantitatif perlu dilakukan analisa lebih lanjut sehingga diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian ini. Dari data yang telah diperoleh dan analisis pada setiap data kemudian dianalisis kembali keseluruhan kesimpulan dari masing-masing data sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian ini. Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menyajikan kesimpulan dari masing-masing sumber data, meliputi hasil test, kuisioner, observasi dan wawancara. b. Menganalisis kesimpulan dari hasil test, kuisioner, observasi dan wawancara dilandasai dengan teori-teori yang sudah ada. c. Menjelaskan hubungan dari analisis keseluruhan data. d. Menarik kesimpulan.

H. Indikator Keberhasilan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Di SMA Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 11

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

1 7 170

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi dunia tumbuhan.

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 1 168

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 PALAR, KLATEN.

0 0 237

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS DI SMA

0 0 11