Jenis penelitian Fokus Penelitian

46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survei untuk mengetahui jenis, frekuensi dan alasan pelanggaran peraturan asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith. Penelitian ini ditujukan kepada seluruh siswa kelas XI SMA PangudiLuhur Van Lith dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang pokok. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner atau angket sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Kegunaan dari penelitian survei adalah untuk mengadakan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi sumatif yang dilakukan pada akhir program untuk mengukur ketercapaian tujuan program Singarimbun, 2012. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba mengevaluasi kedisiplinan siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Van Lith dalam kurun waktu 1 tahun.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah fenomena problem kedisiplinan siswa terhadap aturan asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Dalam penelitian ini, remaja adalah subjek atau pelaku pendidikan. Problem kedisiplinan yang dimaksud adalah siswa memilih untuk melanggar peraturan atau patuh terhadap peraturan dalam masa pencarian identitas diri 47 sebagai remaja. Dalam penelitian ini akan menggali lebih dalam mengenai pelanggaran peraturan asrama. Aspek-aspek yang akan diteliti meliputi jenis dan frekuensi pelanggaran, serta alasan melakukan pelanggaran. Problem kedisiplinan yang dihadapi dapat dilihat dari alasan-alasan siswa melakukan pelanggaran peraturan asrama. Seperti yang telah diutarakan dalam bab II Kajian Pustaka bahwa kedisiplinan sebagai sebuah sikap yang dapat dilihat dari komponen kognitif, afektif dan perilaku. Komponen perilaku terdiri dari kesiapan siswa untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap peraturan asrama yaitu melanggar. Komponen perilaku tersebut dapat diungkap dengan menggunakan kuesioner pelanggaran pada kolom bentuk-bentuk pelangaran meliputi jenis pelanggaran dan frekuensi pelanggaran. Komponen kognitif meliputi seluruh kognisi yang dimiliki siswa mengenai peraturan asrama. Komponen afektif terdiri seluruh perasaan dan emosi seseorang terhadap peraturan asrama terutama dengan penilaian aturan asrama. Kedua komponen tersebut dapat diungkap dalam alasan melakukan pelanggaran yang terdapat pada angket. Dari alasan-alasan yang dikemukakan dapat digali pula tema-tema mengenai pencarian identitas. Selain itu, dilakukan pula wawancara pada sebuah sampel siswa, guru BK dan pamong asrama. Wawancara dengan siswa dilakukan untuk menguji kredibilitas data dan menggali informasi tambahan. Wawancara dengan pamong dan guru BK dalam rangka menguji kredibilitas dan memperdalam informasi sebagai interpretasi data. 48

C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian