Tugas-tugas perkembangan remaja Remaja

15

3. Tugas-tugas perkembangan remaja

Erikson Syamsu, 2009 memiliki pandangan bahwa pembentukan identitas diri merupakan tugas perkembangan utama bagi remaja. Jika remaja gagal dalam pencarian identitas maka remaja akan mengalami konflik internal. Pikunas juga mengemukakan pendapat William Kay bahwa tugas perkembangan utama remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya. Tugas perkembangan menurut William Kay Syamsu, 2009, meliputi : a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnnya. b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas. c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok. d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. f. Memperkuat self-control kemampuan mengendalikan diri atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup. g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri yang bersifat kekanak-kanakan. 16 Dalam membahas tujuan tugas perkembangan remaja, Pikunas 1976, dalam bukunya Syamsu, 2009 mengemukakan pendapat Luella Cole yang mengklasifikasikannya ke dalam sembilan kategori, yaitu : a. Kematangan emosional b. Pemantapan minat-minat heteroseksual c. Kematangan sosial d. Emansipasi dari control keluarga e. Kematangan intelektual f. Memilih pekerjaan g. Menggunakan waktu senggang secara tepat h. Memiliki filsafat hidup i. Identifikasi diri. Havighrust Syamsu, 2009 mengartikan tugas perkembangan itu suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, apabila berhasil dilaksanakan akan mendapatkan kebahagiaan, tetapi apabila gagal dilaksanakan akan menimbulkan penolakan dari masryarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugasnya. Havighurst Monks, Knoers Haditono, 2006 mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dapat dipenuhi. Tugas ini dalam batas tertentu bersifat khas untuk setiap masa hidup seseorang. Havighrust menyebutnya sebagai tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa hidup tertentu sesuai norma masyarakat dan norma kebudayaan. 17 Havighrust Syamsu, 2009 mengidentifikasikan sebelas aspek perkembangan, yaitu mencapai hubungan yang lebih matang baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita, menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya, mencapai jaminan kemandirian ekonomi, memilih dan mempersiapkan karier pekerjaan, mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara, mencapai tingkah laku secara sosial, memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjukpembimbing dalam bertingkahlaku, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Secara lebih rinci, Havighrust 1961, dalam bukunya Syamsu, 2009 menjelaskan kesebelas tugas perkembangan tersebut, sebagai berikut : a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita. Tugas ini mengandung arti bahwa remaja dituntut untuk belajar menerima jenis kelamin dan kodrati sebagai pria dan wanita, dalam pergaulannya dengan teman sebaya. Penerimaan terhadap jenis kelamin dan kodrati menjadikan remaja memahami diri dan lawan jenis. b. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita. Tugas perkembangan ini memiliki arti bahwa remaja perlu menerima peran sosial di masryarakat sesuai dengan jenis kelamin. Sebagai contoh, peran sosial remaja dilingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat. Berbagai peran sosial remaja dimasyarakat memberikan peluang dan 18 tantangan bagi dirinya untuk menjalin relasi dengan orang dewasa. Relasi remaja dengan orang dewasa dapat melatih remaja menjadi dewasa. c. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Remaja mengalami kesulitan dalam menerima perubahan bentuk tubuh. Hurlock mengemukakan dua alasan mengenai kesulitan dalam penerimaan diri remaja. Pertama, rasa tidak puas terhadap penampilan, karena kebanyakan remaja membentuk konsep diri yang ideal bagi dirinya. Kedua, kepercayaan tradisional mengenai penampilan yang pantas untuk jenis kelamin tertentu. Sebagai contoh sebagian masyarakat menganggap remaja yang ideal adalah remaja yang bertubuh tinggi dan langsing. Kepercayaan tradisional tersebut menjadikan remaja menolak diri apabila tidak sesuai dengan keadaan dirinya. d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Tugas mencapai kemadirian emosional ini mengharapkan remaja untuk melepaskan sifat kekanak-kanakan dan membuka diri terhadap pergaulan dengan orang dewasa lainnya. Remaja diharapkan mulai mandiri sehigga dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri tanpa tergantung pada orang tua. Kemandirian emosional remaja ditandai dengan kemampuan meninggalkan sifat tergantung terhadap orang tua dan memuaskan kebutuhan kasih sayang atau keakraban di luar rumahnya. 19 e. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Hurlock menjelaskan bahwa kemandirian ekonomi tidak dapat dicapai oleh remaja sebelum ia memilih dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Namun, kemandirian ekonomi perlahan-lahan dapat dicapai oleh remaja. Langkah-langkah yang ditempuh oleh remaja untuk memperoleh kemandirian ekonomi yaitu merencanakan karier dengan mengenali minat, bakat, dan kemampuan. Selain itu, remaja perlu belajar dalam hal pengaturan uang, menentukan prioritas belanja, serta menggunakan dan memanfaatkan barang-barang yang sudah dibeli. Langkah-langkah tersebut mengupayakan remaja untuk memperoleh kemandirian ekonomi sebagai persiapan dalam memilih karier. f. Memilih dan mempersiapkan karier pekerjaan. Remaja mulai memikirkan karier dimasa mendatang. Tugas ini mengandung arti bahwa remaja diharapkan dapat memilih jenis pekerjaan sesuai bakat dan keinginan serta mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan pekerjaan. Sebelum memilih karier, remaja perlu mempersiapkan karier. Pemilihan karier memberikan kebebeasan bagi remaja setelah memperoleh kemandirian ekonomi. Dalam mempersiapkan karier, remaja perlu mengetahui keadaan diri yang mencakup kondisi fisik, minat dan bakat terhadap pekerjaan tertentu serta kemampuan diri. 20 g. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga. Hakekat tugas perkembangan ini adalah mengembangkan sikap positif terhadap hidup bekeluarga. Salah satu sikap positif yang perlu dimiliki oleh remaja, yaitu belajar bertanggungjawab. Belajar bertanggungjawab dapat dilatih dengan menyusun rencana terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga. h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara. Tujuan dari tugas perkembangan ini adalah mengembangkan kemampuan intelektual yang mencakup kemampuan untuk berpikir dan keterampilan dalam berbahasa. Selain itu, tugas perkembangan ini bermaksud bahwa remaja memiliki konsep yang benar tentang identitasnya sebagai warga masyarakat dan warga Negara. Konsep-konsep yang benar dapat dijadikan sebagai pengetahuan bagi remaja dalam pergaulan dengan masyarakat luas. i. Mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial. Pada tugas perkembangan ini remaja diharapkan dapat berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggungjawab dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam bertingkah laku. Keberadaan remaja mulai diakui menjadi orang dewasa oleh masyarakat. Oleh karena itu, remaja perlu menghargai perilaku yang disetujui oleh masyarakat terhadap peran dan kesempatan kerja untuk terlibat dalam kegaitan orang dewasa. 21 j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjukpembimbing dalam bertingkah laku. Pada tugas perkembangan ini remaja diharapkan dapat membentuk seperangkat nilai dan mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai tersebut dalam hubungannya dengan sesama. k. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tugas perkembangan ini bertujuan agar remaja memiliki sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai ketakwaan dan keimanan. Hal tersebut merupakan perwujudan manusia sebagai makhluk beragama. Remaja sebagai makhluk beragama sudah seharusnya melaksanakan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. Keimanan dan ketakwaan mulai dikembangakn sejak usia dini dilingkungan keluarga sehingga pada masa remaja, sudah mulai meningkat. Remaja sedang dalam masa pencarian identitas diri. Erikson berpendapat bahwa remaja sedang dalam masa identitas versus kekacauan identitas. Dalam tahap ini, remaja dihadapkan pada tantangan untuk menemukan siapakah mereka di masa yang akan datang dan arah tujuan hidup sebagai remaja. Dalam hal ini, tugas perkembangan mewarnai pencarian identitas diri. Salah satu media yang bisa dipakai remaja dalam rangka pencapaian identitas diri dan pelaksanaan tugas perkembangan sebagai remaja adalah sekolah. Menurut Syamsu 2009, sekolah memberikan pendidikan yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. 22 Selain itu, sekolah juga dapat meningkatkan konsep diri dan harga diri. Konsep diri self concept dan harga diri self Esteem akan turun bila seseorang tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan baik, karena orang tersebut akan mendapat kecaman dan celaan masyarakat keliling. Orang akan merasa sedih dan tidak bahagia. Sebaliknya, keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangan memberikan perasaan berhasil dan akhirnya perasaan bahagia. Dari beberapa temuan tentang tugas perkembangan remaja, maka peneliti mencoba mencari kesamaan tugas perkembangan dari setiap kelompok tugas perkembangan yang ada. Adapun kesimpulan dari tugas perkembangan remaja, sebagai berikut : 1. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya 2. Mencapai peran sosial pria dan wanita 3. Menerima dan menggunakan keadaan fisik secara efektif. 4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang yang memiliki otoritas. 5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. 6. Mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial 7. Memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai petunjuk dalam bertingkah laku 8. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. 23

B. Sekolah sebagai Media Pendisiplinan