Pelaksanaan penelitian Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

67 berkelanjutan mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Hal ini bertujuan agar pendampingan dengan siswa bisa menjadi lebih dekat.

B. Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Agustus 2012 di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Penelitian ini dilakukan pada saat Bimbingan Konseling berlangsung. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 156 siswa. Siswa kelas XII terdiri dari 97 siswa laki-laki dan 56 siswa perempuan. Siswa kelas XII terbagi menjadi 3 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Kelas XII IPA 1 terdiri dari 31 siswa. Kelas XII IPA 2 terdiri dari 30 orang. Kelas XII IPA 3 terdiri dari 30 siswa. Kelas XII IPS 1 terdiri dari 29 siswa. Kelas XII IPS 2 terdiri dari 30 siswa. Saat penelitian berlangsung, siswa terlihat antusias mengerjakan kuesioner. Ada beberapa siswa yang terlihat malas mengerjakan karena lelah setelah berolahraga. Pengerjaan kuesioner menghabiskan waktu 30-40 menit. Beberapa siswa mencoba mengingat-ingat kembali perilaku-perilaku melanggar yang pernah dilakukan, serta alasan pelanggarannya. Namun, ada juga siswa yang mengisikan kusioner dengan cepat tanpa menuliskan alasan pelanggaran. Selama mengerjakan kuesioner, muncul pembicaraan siswa dengan teman sekelas bahwa peraturan asrama yang begitu banyak tetapi tidak semua diketahui oleh siswa. Dengan adanya angket tersebut, siswa dapat mengingat kembali peraturan asrama yang berlaku. 68

C. Hasil penelitian

1. Tuntutan yang berlaku di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan

Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri. Dalam rangka pencarian identitas diri, remaja memiliki tugas perkembangan yang diharapkan mampu membentuk identitas diri remaja. Dalam hal ini, sekolah dijadikan media pelaksanaan tugas perkembangan remaja. Sekolah mengaturnya dalam kedisiplinan peraturan. Pada penelitian ini, kedisiplinan peraturan yang dimaksud adalah kedisiplinan peraturan asrama. Langkah pertama dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian, peneliti mencoba mengklasifikasikan berbagai peraturan asrama kedalam tugas perkembangan remaja untuk mengetahui tuntutan yang berlaku di asrama dan sejauh mana peraturan asrama sesuai dengan tugas perkembangan remaja, sebagai berikut : a. Tugas perkembangan 1 : Remaja mampu mencapai hubungan yang lebih matang pada teman sebaya. Hakikat tugas perkembangan ini adalah siswa dapat bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan berlajar memimpin orang lain tanpa mendominasi. Peraturan-peraturan asrama yang dapat ditafsirkan dalam membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam pencapaian hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya meliputi : 1 Bertanggung jawab atas kebersihan, kerapian, dan ketertiban unit serta kapel. 2 Bertanggungjawab untuk memelihara, merawat dan menjaga kebersihan lapangan basket. 69 3 Setiap warga asrama berhak dan wajib mengisi serta menindaklanjuti kotak saran dan kritik. 4 Bertanggung jawab atas warga unit dan seisinya. 5 Menjalankan tugas seksi di unit dengan baik. 6 Dilarang berkelahi dengan sesame teman. 7 Dilarang memberikan tekanan dalam bentuk apapun kepada sesama warga asrama. b. Tugas perkembangan 2 : Remaja mampu mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita. Hakikat tugas perkembangan ini adalah siswa dapat menerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Peraturan asrama yang dapat ditafsirkan bertujuan membantu pelaksanaan tugas perkembangan dalam pencapaian peran sosial sebagai pria atau wanita, adalah sebagai berikut : 1 Menjaga kerapian rambut. 2 Tidak diperbolehkan menggunakan perhiasan yang berlebihan 3 Dilarang mengecat atau menyemir rambut. 4 Dilarang menindik selain di telinga. 5 Siswa putri memiliki potongan rambut dengan panjang minimal 3 jari dari kulit kepala, sedangkan siswa putra tidak diperbolehkan gundul plontos. 6 Dilarang tidur berdua dengan teman-teman satu bed 70 7 Tidak diperbolehkan memakai satu anting saja. 8 Tidak boleh memakai anting yang berbeda. 9 Memakai pakaian sesuai dengan ketentuan asrama. 10 Dilarang membawa catatan dalam bentuk apapun ke kamar tidur. 11 Dilarang membawa barang-barang terlarang seperti senjata tajam, majalahbukugambaralat asusilaflesdis gambar asusila. 12 Memberi nama pada setiap barang milik pribadi. 13 Setiap anak dilarang masuk unit lain selain anggota unitnya kecuali ada perijinan khusus. c. Tugas perkembangan 3 : Remaja mampu menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Tugas perkembangan ini bertujuan agar remaja bangga dan bersikap toleran terhadap fisiknya, mampu menggunakan serta memelihara fisiknya secara efektif dan merasa puas dengan fisiknya tersebut. Peraturan asrama yang da[at ditafsirkan bertujuan membantu pelaksanaan tugas perkembangan ini, meliputi : 1 Setiap warga asrama wajib menjaga kesehatan pribadi. 2 Tidak boleh membawa, memiliki, dan memakai rokok, dan sejenis ganja, narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya, serta minuman keras. 3 Wajib mengikuti perlombaan yang diadakan dalam rangka mengembangkan kreativitas pada hari-hari khusus. 71 d. Tugas perkembangan 4 : Remaja mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Hakikat tugas perkembangan ini adalah membebaskan diri dari sikap dan perilaku kekanak-kanakan atau bergantung pada orang tua serta mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya tanpa bergantung padanya. Peraturan yang dapat ditafsirkan bertujuan membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam pencapaian kemandirian emosional dari orang tua ataupun orang dewasa lainnya, meliputi : 1 Melaksanakan opera pribadi. 2 Jam study tidak untuk tidur, mencuci, makan, dan mendengarkan radio. 3 Penggunaan hp dan laptop sesuai dengan ketentuan asrama. 4 Eksplorasi lingkungan hanya sekitar Muntilan 5 Sepulang sekolah wajib pulang ke asrama tidak lebih dari pukul 14.00 6 Setiap warga asrama wajib mematuhi jam bebas yang telah ditentukan. 7 Setiap anak dilarang membawa peralatan selain jam, buku doa dan diari diatas bed. 8 Setiap anak dilarang membawa catatan apapun yang tidak berhubungan dengan misa atau doa di kapel ataupun di gereja. 72 e. Tugas perkembangan 5 : Remaja mampu mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Tugas perkembangan ini bertujuan agar siswa mampu mengelola keuangan pribadi agar mampu menciptakan suatu kehidupan. Peraturan asrama yang dapat ditafsirkan dapat membantu pelaksanaan tugas perkembangan tersebut adalah, sebagai berikut : 1 Setiap warga asrama batas maksimal uang saku adalah Rp. 50.000,00 selebihnya dapat dititipkan pada pamong asrama. 2 Semua warga asrama dilarang membawa kendaraan dalam bentuk apapun. 3 Sepulang sekolah tidak boleh langsung makan diluar asrama. 4 Setiap warga asrama dilarang membawa barang elektroni seperti toster, hairdyer, catokan, kritingan, kamera dan kompor listrik. f. Tugas perkembangan 6 : Remaja mampu mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial. Tugas perkembangan remaja ini bertujuan agar siswa berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggungjawab sebagai masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkahlaku dirinya. Peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan tersebut, sebagai berikut : 1 Bagi warga asrama yang meninggalkan asrama pada jam bebas baik dalam maupun luar kota wajib mengisi buku perijinan. 73 2 Bagi warga asrama yang meninggalkan asrama bukan pada jam bebas wajib meminta ijin pada pamong. 3 Bagi warga asrama sebelum dan sesudah liburang minggu ke dua wajib mengisi daftar pulang pergi serta menitipkan kunci loker pada pamong. 4 Menggunakan fasilitas asrama sesuai dengan kebutuhan. 5 Semua warga asrama wajib memelihara seluruh sarana dan prasarana bersama. 6 Semua warga asrama wajib melaksanakan opera besar. 7 Semua warga asrama bersikap rama dan sopan terhadap warga asrama. 8 Perwakilan masing-masing unit untuk mengikuti acara-acara doa yang diselenggarakan oleh warga sekitar asrama. g. Tugas perkembangan 7 : Remaja mampu memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai petunjuk dalam bertingkahlaku. Tugas perkembangan remaja ini bertujuan agar siswa mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai yang sesuai dengan masyarakat sekitar asrama. Peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan yaitu : 1 Dilarang mencuri 2 Dilarang berbuat susila 3 Dilarang berteriak keras di jalanan 4 Wajib menjaga ketenangan dipagi dan malam hari. 5 Dilarang makan dan minum sambil berjalan keluar asrama. 74 6 Berpakaian rapi saat makan. 7 Bersikap sopan saat makan. 8 Menjaga kesopanan saat duduk. 9 Tidak boleh memenuhi jalan umum saat pulang gereja, sekolah dan kegiatan. 10 Sopan dalam menerima tamu. h. Tugas perkembangan 8 : Remaja mampu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tugas perkembangan ini bertujuan agar remaja mampu mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan oleh agamanya. Peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu tugas perkembangan, sebagai berikut : 1 Setiap warga asrama wajib bertanggungjawab sebagai petugas doa malam secara bergantian. 2 Setiap warga asrama wajib mengikuti kegiatan misa harian dan misa mingguan. 3 Setiap warga asrama wajib mengikuti misa kampus dan mengadakan silentium setiap jumat pertama. 4 Pada adven mengadakan “Dana Sang Timur” dan masa prapaskah mengadakan “APP”. 75

2. Jenis, frekuensi dan alasan pelanggaran

Langkah kedua dalam penelitian ini adalah menghitung frekuensi pelanggaran dan mengelompokkan alasan pelanggaran kedalam aspek kognitif maupun aspek afektif. Remaja dalam masa pencarian identitas diri dihadapkan dengan kedisiplinan peraturan asrama. Hal ini menimbulkan konflik pribadi. Kedisiplinan peraturan asrama dapat dlihat seberapa banyak siswa melanggar peraturan asrama dan alasan pelanggaran yang dikaitkan dengan pencarian identitas diri. Berikut ini bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan, sebagai berikut : a. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan pertama. Tabel 4.1 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putrid terkait tugas perkembangan . Tugas Perkembangan Remaja Bentuk pelanggaran PA PI JML Remaja mampu mencapai hubungan yang lebih matang pada teman sebaya Masuk unit lain tanpa izin dari penghuni unit 65 43 108 67.5 Membiarkan dapur unit berantakan 35 12 47 29.375 Membiarkan meja refter berantakan 58 18 76 47.5 Sengaja meninggalkan unit dalam keadaaan kotor 63 17 80 50 Sengaja meninggalkan unit dalam keadaan berantakan 72 38 110 68.75 76 Tugas Perkembangan Remaja Bentuk-bentuk pelanggaran PA PI JML Remaja mampu mencapai hubungan yang lebih matang pada teman sebaya Tidak menjaga kebersihan sarana dan prasarana lain yang ada dalam unit 39 26 65 40.625 Tidak menjaga Kerapian dalam unit 49 30 79 49.375 Tidak menjaga kebersihan kapel 40 34 74 46.25 Tidak menjaga keindahan kapel 61 36 97 60.625 Tidak menjaga ketertiban kapel 72 46 118 73.75 Tidak memelihara lapangan basket 34 36 70 43.75 Tidak merawat lapangan basket 36 17 53 33.125 Tidak menjaga kebersihan lapangan basket 56 32 88 55 Kurang peduli dengan sesama warga di unit 31 19 50 31.25 Kurang peduli dengan barang milik sesama di unit 22 27 49 30.625 Tidak menjalankan tugas seksi dengan baik 67 23 90 56.25 Berkelahi dengan teman 44 15 59 36.875 Mengintimidasi teman dalam bentuk kata-kata 39 22 61 38.125 Mengintimidasi teman dalam bentuk perbuatan 27 27 16.875 Tidak ikut mengisi kotak saran dan kritik 73 54 127 79.375 Tidak ikut menindaklanjuti saran dan kritik 73 54 127 79.375 Tugas perkembangan remaja pertama yaitu mencapai hubungan yang matang dengan teman-teman sebaya. Pada tugas perkembangan ini diharapkan remaja diharapkan mampu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Namun, kenyataannya remaja masih melanggar ketentuan tersebut. Pelanggaran dengan peringkat tertinggi sebesar 79,4 yaitu siswa tidak ikut mengisi dan menindaklanjuti kotak saran dan kritik. Alasan kognitif yang muncul 77 bahwa kotak saran dan kritik asrama tidak berfungsi dengan baik sehingga siswa lebih nyaman jika saran dan kritik tersebut disampaikan langsung pada pamong asrama atau dengan pengurus asrama. Alasan afektif yang muncul bahwa siswa merasa terbatas dengan adanya kotak saran dan kitik jika ingin menyampaikan usulan. Pelanggaran terendah sebesar 16,9 yaitu siswa mengintimidasi teman dalam bentuk perbuatan. Alasan pelanggaran tersebut dilakukan adalah ada adik kelas atau teman yang tidak berperilaku sopan kepada teman atau kakak kelas tersebut. Perasaan yang terjadi saat itu adalah siswa merasa marah karena merasa tidak dihormati oleh teman atau adik kelas tersebut. Selain itu, pelanggaran dalam tidak bertanggung jawab atas kebersihan, kerapihan dan ketertiban unit meliputi membiarkan dapur unit berantakan sebesar 29,4, membiarkan meja refter berantakan sebesar 47,5, sengaja meinggalkan unit dalam keadaan kotor sebesar 50, sengaja meninggalkan unit dalam keadaan berantakan sebesar 68,8, tidak menjaga kerapian unit sebesar 49,4, serta tidak menjaga sarana dan prasana lain yang ada dalam unit sebesar 40,6. Pelanggaran tersebut dilakukan karena siswa tersebut membutuhkan waktu untuk keperluan pribadi sehingga ketertiban, kebersihan dan kerapian unit menjadi terbengkalai. Perasaan yang muncul adalah siswa merasa tidak nyaman dan iri ketika ada teman lain yang tidak bisa bekerja sama menciptakan unit yang bersih, rapi, dan tertib. Pelanggaran lain yang erat hubungannya dengan kerja sama yaitu siswa tidak menjaga kebersihan kapel sebesar 46,25, siswa tidak menjaga keindahan kapel sebesar 60,6 dan tidak menjaga ketertiban kapel sebesar 73,75. 78 Pemikiran yang muncul dari siswa yaitu siswa merasa sudah ada petugas yang mengurusnya dan saat mendapat giliran membersihkan kapel terkadang menolak sehingga menyebabkan siswa iri dengan teman. Selain itu, siswa terburu-buru saat ibadah telah selesai. Perasaan yang muncul adalah siswa iri dan malas. Dalam hal ini, siswa juga melanggar dalam penggunaan lapangan basket meliputi siswa tidak memelihara lapangan basket sebesar 43,75, tidak merawat lapangan basket 33,1, dan tidak menjaga kebersihan lapangan basket sebesar 55. Pemikiran siswa yang muncul adalah lapangan basket milik asrama dan sudah ada petugas untuk mengurusi lapangan basket. Perasaan yang muncul siswa merasa malas dan terbebani dengan adanya ketentuan tersebut. Dalam tugas perkembangan pertama, siswa diharapkan mampu berkembang menjadi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya. Asrama mewujudkan tugas perkembangan remaja dengan adanya tanggungjawab dari siswa atas warga unit dan seisinya. Namun, sejumlah 31,25 siswa kurang peduli dengan sesama warga di unit dan 30,6 siswa kurang peduli dengan barang milik pribadi. Pemikiran yang muncul adalah siswa terlalu sibuk dengan kegiatan masing-masing sehingga menjadi kurang peduli dengan unit. Perasaan yang muncul adalah siswa merasa terbebani ketika ada teman lain tidak peduli dengan keadaan unitnya. Pelanggaran lain yaitu siswa berkelahi dengan teman sebesar 36, 9 dan mengintimidasi teman dengan kata-kata sebesar 38,1. Pemikiran yang muncul adalah intimidasi biasa diberikan kepada adik kelas yang dianggap tidak sesuai dengan pemikiran siswa tersebut. Perasaan yang muncul adalah senang bisa 79 mengintimidasi adik kelas, tetapi kawatir jika perilaku mengintimidasi diketahui oleh orang tua atau pamong asrama. Dalam tugas perkembangan pertama, remaja juga diharapkan dapat melihat kenyataan bahwa anak wanita sebagai wanita dan anak pria sebagai pria. Asrama mengaturnya dalam peraturan bahwa setiap anak dilarang masuk unit selain ada perijinan dari warga unit tersebut. Namun, sebesar 67,5 siswa masuk unit lain tanpa ijin dari penghuni unit. Pemikiran yang muncul adalah sudah menjadi kebiasaan asrama masuk unit tanpa ada perijinan untuk sekedar mengobrol, belajar bersama dan berdiskusi mengerjakan tugas. Perasaan yang muncul adalah senang bisa bebas bertemu dengan teman unit lain dalam satu asrama tetapi muncul kekawatiran jika siswa tersebut mengganggu teman lain yang sedang belajar dan rawan kehilangan barang milik pribadi. Tugas perkembangan pertama pula siswa diharapkan dapat belajar memipin orang lain tanpa mendominasinya. Asrama mewujudkannya dengan peran serta warga asrama untuk terlibat dalam kepengurusan unit seperti seksi refter, seksi opera, seksi kesehatan, seksi kewanitaan dan seksi liturgi. Namun, dilihat dari hasil penelitian, sejumal 56,25 tidak menjalankan tugas seksi dengan baik. Pemikiran siswa mengenai jabatan dalam unit adalah siswa menjadi lebih bertanggungjawab mulai dari hal yang simpel tetapi terkadang siswa lupa akan tugasnya. Perasaan yang muncul adalah senang bisa melatih tanggungjawab tetapi juga ada yang menuliskan tidak adil ketika ada teman yang lain yang seenaknya tidak peduli dengan tugas tersebut. 80 b. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan remaja kedua. Tugas perkembangan yang kedua yaitu remaja mampu menjalankan peran sosial sebagai pria atau wanita. Tugas perkembangan ini memiliki arti bahwa remaja perlu menerima peran sosial di masyarakar sesuai dengan jenis kelaminnya. Berbagai peran sosial remaja dimasyarakat memberikan peluang dan tantangan bagi dirinya untuk menjalin relasi dengan orang dewasa. Berikut ini bentuk, alasan dan frekuensi pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan remaja kedua, yaitu : Tabel 4.2 Bentuk dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan tuhas perkembangan remaja kedua. Tugas perkembangan remaja Bentuk pelanggaran PA PI JML Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita Tidak menjaga kerapian rambut 13 11 24 15 Menggunakan perhiasan yang berlebihan Mengecat rambut 9 2 11 6.875 Memilih potongan yang tidak sesuai 11 9 20 12.5 Menindik lidah Menindik hidung Menindik pusar Tidur berdua atau lebih dalam satu bed 8 15 23 14.375 Memakai anting sebelah 5 5 3.125 Memakai anting yang berbeda 7 7 4.375 Mengenakan pakaian tanpa lengan saat berolahraga. 56 33 89 55.625 81 Tugas Perkembangan Remaja Bentuk-bentuk pelanggaran PA PI JML Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita Sengaja melanggar peraturan berpakaian ke sekolah 18 12 30 18.75 Sengaja melanggar peraturan berpakaian ke gereja 40 18 58 36.25 Memakai baju ketat 17 17 10.625 Menemui Tamu dengan celana pendek 31 21 52 32.5 Mengenakan celana pendek saat keluar asrama 28 19 47 29.375 Mengenakan pakaian tidur saat keluar asrama 15 22 37 23.125 Mengenakan pakaian olahraga saat keluar asrama 40 15 55 34.375 Tidak memakai kaos dalam saat keluar asrama 28 14 42 26.25 Mengenakan Seragam sekolah saat keluar pada jam bebas 20 11 31 19.375 Melakukan BTM Belajar Tengah Malam 23 26 49 30.625 Membawa senjata tajam 14 14 8.75 Membaca buku berisi gambar- gambar porno Membaca majalah porno 21 7 28 17.5 Membawa VCD porno 5 5 3.125 Membawa flashdisk berisi gambar porno 24 24 15 Tidak memberi nama pada setiap barang milik pribadi 57 36 93 58.125 Tugas perkembangan remaja mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita adalah remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, peraturan yang paling banyak dilanggar siswa adalah mengenakan pakaian tanpa lengan saat berolahraga sebesar 55,6. Pemikiran siswa yang muncul adalah siswa menjadi bebas bergerak dengan 82 menggunakan kaos tanpa lengan saat berolahraga dan tidak terlalu gerah saat berkeringat. Perasaan yang muncul adalah siswa senang menggunakan kaos tanpa lengan saat berolahraga. Pelanggaran lain dalam hal berpakaian meliputi sengaja melanggar peraturan berpakaian sekolah sebesar 18,75, sengaja melanggar peraturan berpakaian gereja sebesar 36,25, memakai baju ketat sebesar 10,6, menemui tamu dengan celana pendek sebesar 32,5, mengenakan celana pendek saat keluar asrama sebesar 29,35, mengenakakan baju tidur saat keluar asrama sebesar 23,1, mengenakan baju olahraga saat keluar asrama sebesar 34,4, tidak memakai kaos dalam sebesar 26,25 dan mengenakan seragam sekolah saat keluar jam bebas sebesar 19,4. Pelanggaran-pelanggaran tersebut dilakukan siswa karena siswa ingin mencari praktis tanpa harus berganti pakaian saat akan keluar asrama dan beberapa siswa menyebutkan ingin menggunakan model baju yang sesuai dengan trend saat itu. Perasaan yang muncul adalah nyaman dengan menggunakan pakaian yang diinginkannya. Pelanggaran lain yang berkaitan dengan penampilan adalah tidak menjaga kerapian rambut sebesar 15, mengecat rambut sebesar 6,9, memilih potongan yang tidak sesuai sebesar 12,25, memakai anting sebelah sebesar 3,1 dan memakai anting yang berbeda sebesar 4,375. Pemikiran yang muncul adalah keinginan siswa untuk selalu terlihat modern dengan gaya yang diminatinya. Perasaan yang muncul adalah siswa merasa senang dan bangga dapat mengikuti trend saat itu. 83 Dalam rangka membantu siswa mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita, asrama juga melarang siswanya membawa dan mengkonsumsi gambar- gambar asusila dan membawa senajata tajam. Dalam hal ini, pelanggaran terbanyak yaitu membaca majalah porno dengan prosentase 17,5. Pelanggaran tersebut dilakukan siswa terutama pria karena siswa putra lebih berminat membaca majalah porno tentang wanita dan kemajuan teknologi yang memudahkan siswa mengunduh majalah dari internet. Perasaan yang muncul saat membaca majalah porno adalah senang karena bisa untuk berimajinasi saat dikamarmandi. Adapula pelanggaran yang lain seperti membawa senjata tajam sebesar 8,75, membawa VCD porno sebesar 3,125 dan membawa flasdisk berisi gambar porno sebesar 15. Alasan siswa membawa senjata tajam adalah sebagai pengamanan diri sendiri. Perasaan yang muncul adalah kawatir dengan keselamatan diri sendiri. Alasan siswa membawa VCD atau flashdisk porno adalah sebagai hiburan dan adanya keingintahuan dari siswa. Perasaan yang muncul adalah senang dan suka. Pelanggaran tersebut dilakukan oleh siswa putra. Pelanggaran lain yang menyangkut peran sosial sebagai pria atau wanita yaitu tidur berdua dalam satu bed sebesar 14,375. Pelanggaran tersebut dilakukan siswa karena saat itu siswa ingin menciptakan suasana santai saat mengobrol dengan temannya dan terkadang sampai tertidur. Perasaan yang muncul adalah senang dapat bercerita lepas dengan teman tetapi terkadang menciptakan ketidaknyamanan saat teman lain ingin beristirahat karena menjadi sempit.. Selain itu, pelanggaran yang dilakukan adalah melakukan BTM di ruang tidur sebesar 30,625. Pelanggaran tersebut dilakukan karena siswa merasa 84 waktu belajar yang panjang jika keesokan harinya ada ulangan. Perasaan yang muncul adalah nyaman karena suasana sudah sepi sehingga mudah menyerap pelajaran. c. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan ketiga. Tugas perkembangan ketiga adalah remaja mampu menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya dengan efektif. Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan yang terkait dengan tugas perkembangan, yaitu : Tabel 4.3 Bentuk dan frekuensi pelanggaran yang dilakukan siswa putra dan putri terkait tugas perkembangan ketiga. Tugas Perkembangan Remaja Bentuk Pelanggaran PA PI JML Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif Tidak membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan 59 32 91 56.875 Mengkonsumsi rokok 27 27 16.875 Mengkonsumsi ganja Mengkonsumsi narkotika Mengkonsumsi psikotropika Mengkonsumsi minuman keras 3 3 1.875 Mengkonsumsi zat aditif lain Malas mengikuti perlombaan di asrama 35 48 83 51.875 Tugas perkembangan remaja dalam menerima keadaan fsik dan menggunakannya secara efektif adalah siswa diharapkan mampu menggunakan dan memelihara fisiknya secara efektif. 85 Berdasarkan hasil penelitian, pelanggaran paling banyak dilakukan siswa dengan tidak membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan sebesar 56,875. Pelanggaran tersebut dilakukan siswa karena siswa mengangap bahwa asrama sudah menyediakan obat-obatan tersebut. Perasaan yang muncul adalah siswa malas membawa obat-obatan pribadi. Pelanggaran lain yaitu siswa malas mengikuti perlombaan di asrama sebesar 51,875. Siswa memilih tidak ikut karena setiap perlombaan pasti akan memicu keributan dengan kakak atau adik kelas sehingga siswa memilih tidur atau melakukan kegiatan lain. Perasaan yang muncul adalah takut. Sejumlah 16,875 siswa putra merokok. Alasan yang muncul adalah sebagai selingan saat pikiran suntuk oleh ulangan atau tugas serta saat itu pamong sedang tidak berada di asrama. Perasaan yang muncul adalah senang bisa merokok tetapi kawatir jika ada teman lain yang melapor pada pamong dan ada pula yang sudah kecanduan pada rokok. Sebanyak 1,875 siswa putra minum minuman keras. Pemikiran yang muncul adalah sebagai media pelampiasan ketika siswa dalam keadaan tertekan dan meluapkan kegembiraan atas keberhasilan. Perasaan yang muncul adalah senang dan puas. d. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan yang terkait dengan tugas perkembangan keempat. Tugas perkembangan yang keempat yaitu mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama yang terkait dengan tugas perkembangan, adalah sebagai berikut : 86 Tabel 4.4 Bentuk dan frekuensi pelanggaran yang dilakukan siswa putra dan putri terkait dengan tugas perkembangan keempat. Tugas Perkembangan Remaja Bentuk Pelanggaran PA PI JML Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Merendam cucian lebih dari 1 malam 62 21 83 51.875 Membiarkan lemari pribadi berantakan 64 31 95 59.375 Membiarkan loker pribadi berantakan 34 16 50 31.25 Meninggalkan makanan di dapur pada saat liburan 34 31 65 40.625 Tidak melaksanakan opera harian 29 11 40 25 Tidak menjaga kebersihan kamarmandi 38 11 49 30.625 Menggunakan jam belajar untuk makan 33 23 56 35 Menggunakan jam belajar untuk mencuci 12 43 55 34.375 Menggunakan jam belajar untuk mendengarkan tape 44 17 61 38.125 Membiarkan dapur unit berantakan 35 12 47 29.375 Membiarkan meja refter berantakan 58 18 76 47.5 Sengaja meninggalkan unit dalam keadaaan kotor 63 17 80 50 Sengaja meninggalkan unit dalam keadaan berantakan 72 38 110 68.75 Tidak mengunci almari saat meninggalkan unit 66 36 102 63.75 Tidak mengunci loker pada saat meninggalkan unit 37 36 73 45.625 Tidak menjaga kebersihan bed 13 15 28 17.5 Tidak menjaga kebersihan loker 33 24 57 35.625 Menggunakan jam belajar untuk tidur 58 34 92 57.5 Membuat keonaran saat jam belajar berlangsung 36 16 52 32.5 Sebagai siswa kelas XII, menggunakan laptop bukan untuk keperluan karya tulis 45 32 77 48.125 87 Tugas perkembangan remaja Bentuk Pelanggaran PA PI JML Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Sebagai siswa kelas X, membawa dan menitipkan handphone ke oranglain 15 5 20 12.5 Sebagai siswa kelas XI, tidak menitipkan hp sesuai dengan ketentuan 23 14 37 23.125 Sebagai kelas XII, tidak menitipkan hp sesuai dengan ketentuan 34 12 46 28.75 Menggunakan jam eksplorasi sampai keluar Muntilan 68 47 115 71.875 Pulang sekolah sampai di asrama lebih dari pukul 14.00 69 46 115 71.875 Meninggalkan asrama tanpa ijin 36 20 56 35 Tidak mematuhi jam bebas 93 52 145 90.625 Membawa peralatan selain jam, buku doa, dan diary diatas bed 17 26 43 26.875 Membawa catatan saat beribadah 58 34 92 57.5 Tugas perkembangan remaja dalam mencapai kemandirian emosional dari orang tua terdiri dari membebaskan diri dari sikap dan perilaku kekanak-kanakan atau bergantung dengan orang tua, mengembangkan afeksi kepada orang tuantanpa terikat dan mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa tanpa bergantung padanya. Berdasarkan hasil penelitian, pelanggaran tertinggi terdapat pada siswa tidak mematuhi jam bebas sebesar 90,625. Pemikiran yang muncul adalah siswa bosan di asrama sehingga perlu waktu untuk sekedar menyegarkan pikiran baik di dalam ataupun di luar Muntilan. Selain itu, siswa juga memerlukan waktu untuk memgerjakan tugas terutama mencari subjek untuk karya tulis. Perasaan yang muncul adalah tidak suka karena siswa merasa terbatas pada jam bebasnya. Sebanyak 71,875 siswa menggunakan jam eksplorasi sampai keluar Muntilan. 88 Siswa memanfaatkan jam eksplorasi sampai keluar Muntilan untuk mengerjakan tugas dan hanya sekedar refreshing. Perasaan siswa yang muncul adalah senang dan takut. Perasaan senang muncul ketika siswa bisa merasakan refreshing diluar kota jogja, sedangkan perasaan takut terhadap sanksi yang diberikan jika sampai melebihi batas waktu eksplorasi. Perasaan yang muncul saat itu adalah senang bisa eksplorasi di luar Muntilan tetapi tidak tenang akan hukuman yang akan diterima jika pamong mengetahuinya. Ada pula muncul perasaan bangga karena merasa hanya siswa tersebut yang bisa pergi keluar asrama. Sebanyak 71, 8 siswa kelas XI pulang sekolah sampai di asrama lebih dari pukul 14.00. Siswa sengaja terlambat pulang ke asrama karena terkadang ada kerja kelompok, rapat panitia, dan hanya sekedar berbincang-bincang dengan pacarnya. Perasaan yang muncul saat itu adalah tidak tenang karena ada denda yang harus dibayarkan jika terlambat pulang ke asrama. Namun ada juga yang merasa senang karena bisa menyelesaikan tugas kelompok dan mengikuti rapat kegiatan. Adapula, sebanyak 35 siswa meninggalkan asrama tanpa ijin dari pamong. Pemikiran yang muncul adalah saat itu pamong sedang tidak ada diasrama dan siswa sengaja tidak ijin agar tidak dikontrol oleh pamong. Perasaan yang muncul adalah senang bisa berpergian dengan bebas tetapi muncul kekawatiran ketika pamong mengontrol seluruh warga asrama dan pamong mengeluarkan kebijakan baru. Pelanggaran yang menyangkut kebebasan diri dalam bersikap adalah tidak melaksanakan opera pribadi meliputi merendam cucian lebih dari 1 malam sebesar 51,875, membiarkan lemari berantakan sebesar 59,375, membiarkan loker berantakan sebesar 31,25, meninggalkan makanan didapur saat liburan 89 minggu kedua sebesar 40,625, tidak melaksanakan opera harian bersama sebesar 25 dan tidak menjaga kebersihan kamarmandi sebesar 30,625. Masih ada pula, siswa tidak mengunci almari saat meninggalkan unit sebesar 63,75, siswa tidak mengunci loker saat meninggalkan unit sebesar 45,625 dan siswa tidak menjaga kebersihan bed sebesar 17,5. Siswa melakukan pelanggaran tersebut karena siswa kurang bisa mengatur waktu dalam mengikuti kegiatan sekolah sehingga siswa tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan opera pribadi. Perasaan yang muncul saat melanggar adalah siswa merasa senang karena tidak ada tanggungan melaksanakan opera pribadi. Namun, ada juga perasaan yang muncul saat itu adalah kawatir jika pamong memberikan sanksi pada siswa yang memiliki loker dan lemari tidak rapi. Pelanggaran yang menyangkut otonomi pribadi berikutnya yaitu mengenai penggunaan jam studi seperti jam studi digunakan untuk makan sebanyak 35, jam studi digunakan untuk mencuci sebanyak 34,375, jam studi digunakan untuk mendengarkan tape sebanyak 38,125, jam studi digunakan untuk tidur sebanyak 57,5 dan membuat keonaran saat jam belajar berlangsung sebanyak 32,5. Pelanggaran dalam penggunaan jam belajar tersebut karena siswa terkadang merasa tidak bisa belajar dengan keadaan gaduh sehingga memanfaatkan jam studi untuk hal lain seperti mencuci, makan, tidur, mendengarkan tape dan membuat keonaran. Selain itu, ada beberapa siswa yang sedang tidak ingin belajar sehingga lebih memilih untuk tidur. Di samping itu, pelanggaran dalam penggunaan hp dan laptop tidak sesuai dengan ketentuan. Siswa kelas X membawa dan menitipkan handphone ke orang 90 lain sebesar 12,5. Alasan yang muncul adalah supaya mudah berkomunikasi dengan orang tua. Perasaan yang muncul adalah sedih dan tertekan karena terbatas saat komunikasi dengan orang tua. Siswa kelas XI tidak menitipkan hp sesuai ketentuan sebanyak 23,125. Siswa kelas XII tidak menitipkan hp dan laptop sesuai dengan ketentuan sebesar 28,75. Pemikiran yang muncul adalah siswa membutuhkan handphone untuk berkomunikasi dengan teman atau pacar dan orang tua yang jauh jaraknya. Selain itu, kemajuan teknologi handphone membuat siswa juga bisa aktif di jejaring sosial seperti facebook, twitter, YM dan masih banyak lagi. Perasaan yang muncul adalah tertekan karena terbatasnya waktu untuk penggunaan handphone dan laptop. Pelanggaran lain seperti siswa membawa catatan saat beribadah sebesar 57,5 karena saat itu akan ulangan dan perlu tambahan jam belajar. Perasaan yang muncul saat itu adalah kawatir jika tidak bisa mengerjakan soal ulangan dan jika pamong mengetahuinya maka pamong akan membuang catatan tersebut. Siswa melanggar dengan membawa peralatan selain jam, buku doa dan diary di atas bed sebesar 26,875 karena siswa merasa perlu membawa catatan untuk belajar. Perasaan yang muncul saat itu adalah siswa merasa takut jika pamong memeriksa dan akan membuang catatan tersebut. e. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama yang terkait dengan tugas perkembangan ke lima. 91 Tugas perkembangan yang kelima yaitu mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Pengelompokan bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama yang terkait dengan tugas perkembangan kelima, sebagai berikut : Tabel 4.5 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait dengan tugas perkemabangan kelima. Tugas Perkemabangan Remaja Bentuk Pelanggaran PA PI JML Mencapai jaminan kemandirian ekonomi Membawa uang lebih dari Rp 50.000,00 67 48 115 71.875 Makan diluar asrama sepulang sekolah 45 32 77 48.125 Membawa kendaraan di lingkungan asrama 3 3 1.875 Membawa pengriting rambut 5 5 3.125 Membawa pemanggang roti 4 2 6 3.75 Membawa hairdryer 3 3 1.875 Membawa Ipad dan Ipod 11 7 18 11.25 Membawa catokan 3 3 1.875 Membawa kamera 14 11 25 15.625 Membawa pemanas air 3 2 5 3.125 Membawa tape rekorder 4 4 8 5 Tugas perkembangan remaja dalam mencapai jaminan kemandirian ekonomi bertujuan agar siswa merasa mampu menciptakan suatu kehidupan atau mata pencaharian. Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 71,875 siswa kelas XI membawa uang saku lebih dari Rp 50.000,00. Siswa membawa uang saku lebih dari Rp 50.000,00 untuk membeli keperluan sehari-hari dan jajan. Siswa tidak menitipkan pada pamong supaya tidak repot karena tidak setiap waktu pamong ada di asrama. Perasaan yang muncul saat itu adalah aman karena dapat 92 menggunakan uang setiap saat. Pengeluaran siswa lebih dari Rp 50.000,00 didukung dengan sebanyak 48,125 siswa kelas XI, makan di luar asrama sepulang sekolah. Siswa makan di luar asrama saat pulang sekolah karena makanan di meja refter sudah habis dan siswa ingin berganti menu makanan. Perasaan yang muncul adalah praktis dengan adanya kantin dengan menu yang lebih enak dari asrama. Warga asrama putra sebanyak 1,875 membawa kendaraan bermotor dan dititipkan pada orang lain. Hal ini bertujuan agar memudahkan siswa dalam menggunakan jam bebas sehingga lebih efisien waktu dan uang. Perasaan yang muncul adalah senang karena dengan mudah menggunakan kendaraan untuk keperluan tugas dan refreshing. Namun, muncul juga kekawatiran saat terjadi sesuatu dijalan yang merugikan siswa. Pelanggaran dalam hal membawa barang-barang yang dianggap mewah yaitu siswa membawa alat pengriting rambut sebesar 3,125, membawa hairdryer dan catokan sebanyak 1,875. Siswa tersebut mempergunakannya saat akan tampil dalam sebuah acara sekolah. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika saat itu ada pemeriksaan dari asrama dan penyitaan barang. Di samping itu, siswa membawa pemanas air sebesar 3,5 dan membawa pemanggang roti sebesar 3,125 agar dapat digunakan saat diperlukan. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika barang tersebut hilang dipinjam teman dan terkena penyitaan saat razia asrama. Adapula, siswa membawa kamera sebanyak 15,625 dengan tujuan penyaluran hobby dan menjadi tim peliputan Koran Van Lith. Perasaan yang 93 muncul adalah senang karena bisa menyalurkan hobi dan menjalankan tugas dengan baik. f. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama yang terkait dengan tugas perkembangan keenam. Tugas perkembangan keenam yaitu remaja mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. Kategori bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama yang terkait dengan tugas perkembangan keenam, sebagai berikut : Tabel 4.6 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait dengan tugas perkembangan keenam. Tugas Perkembangan Remaja Bentuk Pelanggaran PA PI JML Mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara social Meninggalkan asrama pada saat jam bebas tanpa seijin pamong 84 46 130 81.25 Meninggalkan asrama diluar jam bebas tanpa seijin pamong 77 44 121 75.625 Tidak mengikuti kegiatan tanpa seijin pamong 64 31 95 59.375 Mengurus suatu keperluan sepulang sekolah tanpa ijin pamong asrama 66 37 103 64.375 Tidak mencatat waktu pergi dan kembali saat liburan minggu kedua 75 49 124 77.5 Tidak menitipkan kunci loker pada pamong 55 33 88 55 Menggunakan alat olahraga diluar jam bebas 64 28 92 57.5 Meminjam alat olahraga tanpa seijin pamong 37 26 63 39.375 Mengambil tea berlebihan 22 7 29 18.125 94 Tugas Perkembangan Remaja Bentuk Pelanggaran PA PI JML Mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara social Mengambil gula pasir berlebihan 12 8 20 12.5 Mengambil minyak tanah berlebihan 14 6 20 12.5 Memiliki gelas lebih dari 2 37 28 65 40.625 Meminjam majalah tanpa seijin pamong 23 19 42 26.25 Meminjam TV tanpa seijin pamong 27 15 42 26.25 Meminjam VCDDVD tanpa seijin pamong 28 25 53 33.125 Tidak menghemat air 25 27 52 32.5 Tidak menghemat listrik 33 12 45 28.125 Setelah menyeterika langsung menggulung kabel tanpa didinginkan terlebih dahulu. 16 17 33 20.625 Menyetrika Baju basah 22 19 41 25.625 Tidak memelihara sarana dan prasarana bersama 30 16 46 28.75 Bersikap tidak sopan terhadap warga sekitar Tidak melaksanakan opera besar 22 7 29 18.125 Sebagai perwakilan unit tidak menghadiri undangan doa lingkungan 53 41 94 58.75 Tugas perkembangan remaja untuk mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial bertujuan berpastisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggungjawab sebagai masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkahlaku dirinya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pelanggaran tertinggi adalah siswa meninggalkan asrama pada saat jam bebas tanpa seijin pamong sebsar 81,25. 95 Alasan siswa tidak meminta ijin pamong karena prosedurnya rumit dan pamong belum tentu memberikan ijin. Selain itu, pamong di asrama putra jarang berada di tempat sehingga siswa putra tidak pernah ijin dengan pamong tetapi dengan satpam. Dalam hal perizinan, pelanggaran yang dilakukan siswa adalah sebanyak 75,625 siswa meninggalkan asrama diluar jam bebas tanpa seijin pamong, sebanyak 59,375 siswa tidak mengikuti kegiatan tanpa seijin pamong, dan sebanyak 64,375 siswa mengurus suatu keperluan sepulang sekolah tanpa ijin pamong asrama. Pelanggaran tersebut dilakukan karena siswa ingin praktis dalam waktu yang singkat. Perasaan saat itu senang bias bebas dari pantauan pamong tetapi ada juga yang kawatir akan hukuman yang diberikan dari pamong asrama atau satpam. Saat pulang minggu kedua, sejumlah 77,5 siswa tidak mencatat jam pergi dan kembali supaya siswa bebas dari pantauan pamong asrama. Perasaan yang muncul senang karena tidak terpantau oleh pamong asrama. Selain itu, 55 siswa juga tidak menitipkan kunci loker pada pamong asrama karena siswa merasa bebas. Namun, ada beberapa siswa lupa untuk menitipkan kunci loker saat liburan minggu kedua. Perasaan yang muncul adalah aman jika kunci loker dibawa oleh pemiliknya. Dalam hal penggunaan fasilitas asrama, sejumlah 57,5 siswa menggunakan alat olah raga diluar jam bebas karena siswa merasa bosan. Namun ada beberapa siswa yang menyebutkan bahwa penggunaan alat olahraga diluar jam bebas bertujuan untuk latihan persiapan pertandingan. Perasaan yang muncul adalah senang karena bisa bergantian menggunakan alat olahraga walaupun diluar 96 jam bebas. Siswa sebanyak 39,375 meminjam olahraga tanpa seijin pamong karena prosedurnya terlalu rumit dan terbatas sehingga siswa membawa sendiri. Perasaan yang muncul adalah senang. Siswa berjumlah 18,125 mengambil teeh secara berlebihan untuk modal dagang dan persediaan di unit. Perasaan yang muncul adalah takut saat pamong memeriksa dan kawatir jika teman unit lain tidak mendapatkan jatah. Sejumlah 12,5 siswa mengambil minyak tanah berlebihan untuk persediaan kompor minyak dan membuat api unggun saat acara- acara tertentu. Perasaan yang muncul adalah senang bisa memanfaatkan fasilitas asrama tetapi juga kawatir jika teman unit lain tidak mendapatkan jatahnya. Siswa sebanyak 40,625 memiliki gelas lebih dari dua karena ada pemberian dari teman dan antisipasi jika gelas tersebut hilang. Perasaan yang muncul adalah aman. Siswa meminjam majalah tanpa ijin pamong sebesar 26,25, meminjam TV tanpa seijin pamong sebanyak 26,25 dan meminjam VCD tanpa seijin pamong sebanyak 33,125. Pelanggaran-pelanggaran tersebut dikarenakan keperluan tugas sekolah dan ingin mendapatkan giliran pertama. Perasaan yang muncul adalah senang mendapat giliran pertama. Siswa tidak menghemat listrik sebanyak 28,125 karena siswa tersebut lupa mematikan lampu atau mencabut charger hp. Perasaan yang muncul adalah takut jika pamong mengetahui. Siswa tidak menghemat air karena siswa lupa untuk mematikan kran yang tidak dipakai. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika persediaan air semakin menipis. Sejumlah 20,625 siswa langsung menggulung kabel setelah selesai seterika tanpa menunggu dingin karena terburu-buru dan lupa. Perasaan yang muncul adalah senang tetapi kawatir jika terjadi konskleting dengan kabel seterika. 97 Sebnyak 25,625 siswa menyetrika baju basah karena baju yang akan digunakan tidak kering. Perasaan yang muncul adalah senang karena bisa menggunakan baju tersebut. Dalam hal pemeliharaan sarana dan prasarana bersama, siswa tidak memelihara saran prasarana bersama sebanyak 28,75. Alasan kognitif yang muncul adalah adanya rasa kurang peduli dari siswa lain. Perasan yang muncul adalah tidak nyaman karena siswa lain tidak peduli dengan pemeliharaan sarana dan prasarana bersama. Siswa tidak melaksanakan opera besar sebanyak 18,125 karena ada kegiatan lain seperti lomba keilmuwan, pertandingan olahraga dan menyelesaikan tugas kelompok. Selain itu juga, ada beberapa siswa yang malas melaksanakan opera besar karena lelah. Perasaan yang muncul adalah tertekan jika harus melaksanakan opera besar. Sebanyak 58,75 siswa sebagai perwakilan unit tidak menghadiri undangan doa lingkungan. Alasan kognitif yang muncul adalah siswa lebih memilih untuk belajar dan mengerjakan tugas. Perasaan yang muncul saat itu adalah senang karena bisa menggunakan waktunya untuk belajar dan mengerjakan tugas. g. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama yang terkait dengan tugas perkembangan ketujuh. Tugas perkembangan ketujuh adalah memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai petunjukpembimbing dalam bertingkahlaku. Pengelompokan bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama yang 98 dilakukan siswa putra dan putri terkait dengan tugas perkembangan remaja, sebagai berikut : Tabel 4.7 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putri terkait tugas perkembangan ketujuh. Tugas Perkembangan Remaja Bentuk Pelanggaran PA PI JML Memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai petunjukpembimbing dalam bertingkah laku. Mencuri barang milik teman 8 8 5 Melakukan pelecehan seksual dengan kata-kata Melakukan pelecehan seksual secara fisik Berteriak keras dijalanan 53 24 77 48.125 Membuat kegaduhan di malam hari 66 23 89 55.625 Membuat kegaduhan di pagi hari 31 27 58 36.25 Makan sambil berjalan keluar asrama 65 44 109 68.125 Minum sambil berjalan keluar asrama 42 23 65 40.625 Berpakaian tidak rapi saat makan 34 14 48 30 Berpakaian tidak sopan saat makan 37 21 58 36.25 Sengaja makan dengan cara yang tidak sopan 23 10 33 20.625 Tidak menjaga kesopanan saat duduk 27 29 56 35 Sengaja mengganggu lalu lintas saat berjalan bersama 35 23 58 36.25 Tidak melapor pada pamongkepala asrama saat dikunjungi tamu 31 24 55 34.375 Membawa masuk tamu ke lingkungan asrama diluar jam open house 5 2 7 4.375 Menerima tamu bukan diruang yang telah disediakan 23 42 65 40.625 99 Tugas perkembangan remaja dalam memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam bertingkah laku bertujuan membentuk seperangkat nilai yang dpat direalisasikan, mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai, mengembangkan kesadaran akan hubungannya dengan sesama manusia dan juga alam sebagai lingkungan tempat tinggal dan memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya sehingga dapat hidup selaras dan harmoni. Dalam penelitian ini, diperoleh hasil pelanggaran tertinggi yaitu makan sambil berjalan keluar asrama sebesar 68,126. Alasan siswa makan sambil berjalan adalah siswa merasa terburu-buru. Perasaan yang muncul adalah nyaman karena tidak terlambat mengikuti kegiatan. Sejumlah 5 siswa mencuri barang milik teman karena siswa tersebut merasa membutuhkan barang tersebut. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika ada orang lain yang mengetahi dan akan menerima sanksi dari pamong asrama. Siswa berteriak keras sebanyak 48,125 dijalan karena ingin menciptakan suasana yang ramai saat pulang sekolah dan ingin memanggil teman yang berjalan terlebih dahulu. Perasaan yang muncul adalah nyaman bisa bersendaugurau dengan teman. Sejumlah 55,625 siswa juga membuat kegaduhan di malam dan sejumlah 36,25 siswa membuat kegaduhan dipagi hari karena siswa ingin menciptakan suasana ramai, bersemangat dan meluapkan rasa senang. Perasaan yang muncul adalah nyaman dan senang dengan keramaian. Namun, beberapa siswa menyebutkan bahwa adanya rasa takut jika suasana tidak ramai. 100 Siswa sebanyak 30 berpakaian tidak rapi saat makan karena siswa terburu-buru menuju meja makan. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika kehabisan makanan. Siswa sebanyak 36,25 bersikap tidak sopan saat makan karena saat makan siswa juga berbincang-bincang dengan teman dan terkadang sampai bercanda berlebih. Perasaan yang muncul adalah biasa saja karena sudah menjadi kebiasaan. Siswa sengaja menganggu lalu lintas saat berjalan bersama sebanyak 36,25. Pemikiran yang muncul adalah siswa ingin berbincang-bincang dengan temannya selama perjalanan kembali diasrama. Perasaan yang muncul adalah senang tetapi kawatir jika memenuhi jalan dan menyebabkan kecelakaan. Siswa tidak menjaga kesopanan saat duduk sebanyak 35 karena siswa merasa nyaman dengan posisi duduk tertentu. Perasaan yang muncul adalah nyaman. Siswa tidak melapor pada pamong atau kepala asrama saat ada yang berkunjung sebesar 34,375 karena pamong asrama terkadang mencari muka dengan orang tua yang berkunjung. Namun ada juga yang berpendapat agar pamong tidak mengenal tamu yang berkunjung. Perasaan yang muncul adalah biasa saja. Siswa menerima tamu bukan diruang yang telah disediakan sebanyak 40,625 karena ruangan tersebut sudah penuh dan ingin menikmati suasana lain. Perasan yang muncul adalah biasa saja. h. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan remaja kedelapan. Tugas perkembangan yang kedelapan adalah siswa mampu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa. Berikut ini, pengelompokan bentuk- 101 bentuk pelanggaran peraturan asrama terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan remaja : Tabel 4.8 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan putrid terkait dengan tugas perkembangan kedelapan. Tugas Perkembangan Remaja Bentuk Pelanggaran PA PI JML Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Tidak mengikuti doa malam 50 13 63 39.375 Tidak mengikuti misa harian 47 39 86 53.75 Tidak mengikuti misa mingguan 12 9 21 13.125 Tidak mengikuti misa kampus 24 17 41 25.625 Tidak memberi dana sang timur saat adven 7 14 21 13.125 Tidak mengisi APP pada masa prapaskah 28 12 40 25 Tugas perkembangan remaja dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah mencapai kematangan sikap, kebiasaan dan pengembangan wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa pelanggaran yang tertinggi yaitu siswa tidak mengikuti misa harian sebanyak 53,75. Alasan kognitif adalah siswa menggunakannya untuk belajar dan mengerjakan tugas. Selain itu ada beberapa siswa yang menggunakannya untuk tidur. Perasaan yang muncul adalah kwatir akan hukuman yang diterima. Siswa sejumlah 39,375 tidak mengikuti doa malam karena siswa sudah mengantuk dan tertidur. Selain itu, Siswa tidak mengikuti doa malam karena malas dan masih mengerjakan tugas atau belajar. 102 Perasaan yang muncul adalah senang karena bisa mengerjakan tugas atau belajar. Namun, ada siswa yang merasa kawatir akan hukuman yang diterima jika tidak mengikuti doa malam karena tidak sengaja tertidur. Siswa sejumlah 25,625 tidak mengikuti misa kampus karena terlambat bangun pagi, mengerjakan tugas dan belajar. perasaan yang muncul adalah tertekan karena tidak bisa memaksimalkan belajar dan keharusan bangun pagi. Siswa tidak memberikan “Dana Sang Timur” saat advent sebanyak 13,125 karena siswa lupa. Perasaan yang muncul adalah biasa saja. Siswa tidak mengisi APP saat prapaskah sebanyak 25 karena siswa lupa. Perasaan yang muncul adalah biasa saja. Sejumlah 13,125 siswa tidak mengikuti misa mingguan karena malas dan sedang ada kegiatan di luar asrama. Perasaan yang muncul adalah biasa saja.

D. Pembahasan

Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Dalam pencarian identitas, remaja memiliki tugas perkembangan. Pencarian identititas mewarnai seluruh tugas perkembangan remaja. Salah satu media terlaksananya tugas perkembangan remaja yaitu sekolah. Sekolah mengaturnya dengan adanya kedisiplinan peraturan asrama. Havighrust mencoba untuk mengarahkan remaja dalam rangka pencapaian identitas diri dengan adanya tugas perkembangan remaja. Setiap tahap perkembangan mempunyai spesifikasi mengenai aspek perkembangan apa, bagaimana dan sejauh mana suatu aspek perkembangan seharusnya dicapai atau 103 dikuasai. Spesifikasi mengenai aspek perkembangan oleh Havighurst dinamakan sebagai tugas perkembangan atau developmental task. Dengan konsep tugas perkembangan tersebut maka manusia mengalami proses perubahan dalam interaksinya dengan lingkungan. Setiap peningkatan tahap akan disertai dengan peningkatan tugas perkembangan. Peneliti mencoba menafsirkan seluruh peraturan asrama ke dalam tugas perkembangan remaja dalam rangka pencarian identitas diri. Pengelompokan peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan dalam pencapaian hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, terdapat 8 peraturan. Hal ini menunjukan bahwa siswa diberikan kesempatan untuk mengenal dan peduli dengan teman lain. Dengan adanya kepedulian dengan teman lain, maka sekolah berharap setiap siswa berkembang menjadi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya dan belajar mempin orang lain tanpa mendominasinya sehingga tercipta kerukunan antar warga asrama. Pengelompokan peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam mencapai peras sosial sebagai wanita dan pria terdapat 12 peraturan. Sekolah mengharapkan adanya kesadaran dari warga asrama putra dan putri akan peran sosialnya dalam menjalani kehidupan bersama. Hal ini menghindarkan siswa dari perilaku yang menyimpang dari norma yang berlaku. Pengelompokan bentuk-bentuk peraturan asrama yang ditafsirkan dapat membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam penerimaan fisik dan penggunaan secara efektif terdapat 3 peraturan. Hal ini bertujuan agar siswa mengenal kelebihan dan kelemahan pada dirinya 104 sehingga siswa mampu menggunakan fisiknya dengan baik. Pada tugas perkembangan remaja dalam mendapat kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, tafsiran pengelompokannya terdapat 8 peraturan. Hal ini membuktikan bahwa sekolah mendukung tugas perkembangan remaja dalam mengatur otonomi pribadi. Sekolah berharap siswa memiliki kebebasan yang teratur. Pengelompokan peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan untuk mencapai kemandirian ekonomi, terdapat 3 peraturan. Dalam hal ini, sekolah bermaksud mengajari kesederhanaan yang sesuai dengan visi misi sekolah sehingga siswa mampu mengelola keuangan pribadi. Pengelompokan peraturan asrama yang dapat ditafrsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan dalam mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial terdapat 8 peraturan. Hal ini menunjukan bahwa sekolah ingin mengajarkan tanggungjawab secara sosial sesuai dengan visi misi sekolah dalam mendidik menjadi pemimpin yang bertanggungjawab. Kategori peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai petunjuk dalam bertingkahlaku ke dalam 10 peraturan. Sekolah berharap agar setiap siswa melaksanakan nilai-nilai kehidupan yang berlaku di masyarakat sehingga tercipta kerukunan dengan masyarakat di sekitar sekolah. Pengelompokan bentuk-bentuk peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat 4 peraturan. Sekolah berharap agar siswa 105 mampu melaksanakan kewajiban sebagai umat pengikut Tuhan Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan melakukan pelanggaran seluruh peraturan asrama. Peraturan asrama yang berlaku dikelompokan dalam tugas perkembangan remaja. Pengelompokan tersebut didasarkan pada teori-teori yang terdapat pada bab Kajian Pustaka. Jika dilihat dari pengelompokannya, bentuk-bentuk pelanggaran yang paling banyak di lakukan siswa terdapat pada kelompok tugas perkembangan remaja dalam mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Dikatakan pada bab sebelumnya bahwa tugas perkembangan dalam mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya berhubungan dengan otonomi pribadi. Pelanggaran tertinggi terdapat pada penggunaan jam bebas. Berdasarkan hasil wawancara siswa merasa hanya di suruh untuk belajar tanpa mengembangkan aspek yang lain. Lingkungan di sekitar Muntilan terbatas dengan fasilitas tempat hiburan umum, sehingga siswa harus pergi ke Yogyakarta. Siswa juga merasa jika jam bebas masih minim sehingga banyak siswa yang terlambat kembali ke asrama. Perasaan yang muncul saat itu adalah siswa merasa senang bisa menyegarkan pikiran. Namun, setelah itu muncul perasaan kawatir ketika akan kembali ke asrama. Siswa merasa takut akan sanksi yang akan diterima karena terlambat kembali ke asrama. Selain itu, siswa juga merasa tertekan dengan adanya perubahan kebijakan dari pamong asrama terutama putri mengenai penutupan gerbang. Siswa beranggapan bahwa siswa mampu mengurus segala sesuatunya dengan sendiri tanpa adanya campur tangan 106 dari pamong. Siswa juga merasa bosan jika terus menerus belajar di sekolah. Hal ini didukung dengan hasil wawancara pamong asrama bahwa banyak siswa putra yang ketauan merokok. Hal ini dilakukan siswa agar siswa tidak perlu keluar asrama dan bisa sekedar menyegarkan pikiran. Berdasarkan hasil wawancara, siswa merasa segar pikirannya setelah merokok. Namun, muncul juga kekawatiran jika ada pamong yang mengetahui. Jika dilihat dari hasil wawancara dengan pamong asrama putri, warga asrama putri merasa susah diatur dan mulai berani untuk membangkang terhadap peraturan dan pamong asrama sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, keadaan siswa setiap tahunnya berbeda dinamikanya. Namun, menurut pengamatan guru BK siswa kelas XI termasuk yang tidak mudah diatur. Hampir semua siswa berani dengan pendamping dan bruder sebagai kepala sekolah. Pendamping BK juga mengeluhkan keadaan ini karena kurangnya pendampingan dari asrama sehingga siswa terkesan tidak siap saat disekolah. Hal ini menunjukan usaha remaja untuk mendapatkan kebebasan dalam rangka pencarian identitas diri. Kurangnya pendampingan nampak dari siswa yang tidak pernah izin dengan pamong asrama dan terkadang pamong asrama putra tidak berada di asrama. Hal ini melanggar tugas perkembangan remaja dalam mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial. Berdasarkan hasil wawancara, siswa merasa tertekan dengan adanya perubahan kebijakan pamong. Siswa merasa jika meminta izin dengan pamong akan lebih lama terkadang siswa disuruh membersihkan unit atau barang-barang pribadi terlebih dahulu. Maka dari itu, 107 siswa memilih untuk tidak meminta izin dengan pamong asrama. Berdasarkan hasil wawancara, jika pamong asrama putra sedang tidak ditempat bisa meminta izin pada satpam yang saat itu berjaga. Terkadang satpam juga ikut mengecek warga asrama disetiap unitnya. Selain itu, ada warga asrama putri yang merasa takut dan namanya tidak mau dikenal oleh pamong asrama. Alasannya karena siswa tersebut akan selalu disindir oleh pamong saat pertemuan bersama. Selain itu, siswa juga ingin bebas dari pengamatan pamong asrama. Pelanggaran yang tinggi laiinya dalam hal mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Dalam hal ini siswa banyak melakukan pelanggaran dalam pengaturan keuangan pribadi hingga melebihi Rp 50.000,00. Jika dilihat dari wawancara pamong, setiap warga asrama diberikan buku laporan keuangan setiap bulannya. Pelaporan tersebut dapat berjalan hanya sekita 3 bulan awal tahun ajaran baru. Hal ini disebabkan karena siswa banyak menjajakan uangnya untuk makan diluar asrama dan membeli keperluan yang lain. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan warga asrama putra bahwa pengeluaran terbesar untuk makan diluar asrama karena makanan di meja refter sudah habis. Jika dari hasil wawancara dari warga asrama putri bahwa siswa menjajakan uangnya untuk makan diluar ketika siswa merasa tidak cocok dengan lauk yang diberikan dari asrama. Berdasarkan hasil wawancara dari guru BK menyebutkan bahwa pendirian kantin sekolah seperti pujasera memberikan kesan siswa untuk lebih konsumtif karena menunya dirasa lebih enak dibandingkan asrama. Hal ini juga mengurangi kebersamaan siswa dengan teman yang lain di meja refter dan tidak menghargai kerja keras karyawan dapur dalam menyediakan makanan. Namun, 108 keprihatinan ini tidak mendapatkan pendampingan dari pendamping-pendamping yang lain sehingga siswa dengan mudah menjajakan uangnya untuk makan diluar asrama. Berdasarkan hasil pengamatan pamong asrama, siswa menjakakan uangnya saat menu makannya tidak cocok dan terlihat saat siswa mengembalikan alat makan. Pamong asrama juga tidak menegur dengan alasan pamong kawatir jika siswa sakit akibat tidak makan. Dalam hal pencapaian hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, siswa tidak menulis dan menindaklanjuti saran dan kritik. Menurut hasil wawancara, penyaluran aspirasi dapat dilakukan melalui organisasi sekolah yaitu Dewan Anggota. Dewan anggota bertugas menyalurkan aspirasi dari siswa, pendamping dan pamong. Terkadang Dewan Anggota juga menampung aspirasi dari masyarakat sekitar. Siswa juga merasa nyaman dengan penyampaian aspirasi secara langsung karena bisa lebih luas dibandingkan dengan menulis pada kota saran dan kritik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, banyak siswa yang mengkritik tentang pengajaran setiap pendamping tetapi terkadang tidak direspon baik oleh pendamping sehingga siswa malas untuk mengutarakan aspirasi. Berdasarkan pengelompokan tugas perkembangan mengenai beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa melakukan pelanggaran tidak mengikuti misa pagi. Berdasarkan wawancara pamong, setiap pagi pamong selalu berkeliling unit untuk membangunkan semua warga asramanya agar bisa mengikuti misa pagi. Namun, pamong mengeluhkan jika siswa susah dibangunkan dan hanya berpindah tempat saja atau berpura-pura berdoa. Jika 109 berdasarkan wawancara warga asrama putra, siswa malas bangun pagi karena belajar dan mengerjakan hingga larut malam sehingga walaupun sudah dibangunkan pamong masih tetap tidur kembali. Perasaan saat itu senang bisa tidur lebih lama dan tidak mengantuk saat di sekolah. Namun, ada kekawatiran yaitu jika pamong mengetahui ada siswanya yang tidak mengikuti misa pagi. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga asrama putri bahwa kebijakan bangun pagi itu baik tetapi terkadang membuat siswa tertekan hingga menyebabkan siswa mengantuk di sekolah. Jika siswa mengantuk maka siswa tidak dapat menerima pelajaran sekolah dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori, masa remaja adalah masa peralihan yang menimbulkan gejolak. Peralihan itu terjadi ketika remaja berupaya meninggalkan kejadian-kejadian yang membekas di masa lalu menuju masa sekarang dan masa yang akan datang. Menurut Erikson 1968 pada tahap ini remaja sedang mengalami pencarian identitas. Pada tahap pencarian identias, remaja dihadapkan pada tantangan untuk menemukan siapakah mereka itu dari masa yang lalu menuju masa sekarang dan masa yang akan datang, serta arah kehidupan sebagai remaja. Jika remaja tidak cukup berhasil mejajaki berbagai peran maka remaja akan mengalami kebingungan identitas. Berdasarkan hasil penelitian, ada 30 siswa yang bersekolah di SMA Pangudi Luhur Van Lith ini dengan paksaan dari orang tua. Dari hasil wawancara, siswa bersekolah dengan paksaan orang tua membuat siswa tertekan dan mudah melakukan pelanggaran. Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan pamong asrama bahwa siswa yang tergolong terpaksa 110 bersekolah cenderung lemah dalam prestasi belajar dan mudah mencari kesempatan untuk melanggar peraturan asrama. Kebingungan identitas adalah sindrom masalah yang mencakup gambaran diri yang terpecah belah, sebuah ketidakmampuan membangun keintiman, perasaan yang selalui terburu oleh waktu, kurangnya konsentrasi pada tugas-tugas yang diisyaratkan dan penolakan terhadap standar keluarga atau komunitas. Pencarian identitas tersebut terlihat dari alasan-alasan siswa melakukan pelanggaran. Dapat disimpulkan bahwa siswa menginginkan adanya kebebasan dalam pencarian identitas diri. Dari hasil penelitian muncul tema-tema yang menunjukkan adanya pencarian identitas yaitu adanya pemikiran untuk melakukan pelanggaran tetapi ada pemikiran tentang akibat yang diterima setelah melakukan pelanggaran. Perasaan yang muncul adalah senang dan muncul kekawatiran serta ketakutan setelah melakukan pelanggaran. 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam masa pencarian identitas diri, remaja dituntun dengan adanya tugas perkembangan remaja. Salah satu media pelaksana tugas perkembangan remaja adalah sekolah. Sekolah mencoba mengaplikasikannya dengan adanya peraturan asrama. Peraturan asrama yang berlaku ditafsirkan kedalam tugas perkembangan remaja dan disesuaikan dengan visi misi sekolah. Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian tentang tuntutan asrama yang berlaku, pengelompokan peraturan asrama paling banyak terdapat pada kelompok tugas perkembangan dalam mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita yaitu 12 peraturan. Peraturan asrama tersebut mengatur penampilan siswa putra dan putri dalam hal berpakaian, memilih potongan rambut, penggunaan aksesoris, larangan membawa senjata tajam dan barang-barang yang mendukung adanya pornoaksi serta larangan siswa untuk masuk keluar unit lain tanpa adanya izin dari warga unitnya. Hal ini didukung dengan adanya peraturan yang lainnya yaitu peraturan yang mengatur tentang penerimaan fisik dan penggunaannya secara efektif. Peraturan yang dimaksud berjumlah 3 peraturan. Peraturan tersebut mengatur tentang kewajiban warga asrama menjaga kesehatan pribadi, larangan membawa barang yang mengganggu kesehatan fisik seperti rokok, minuman keras dan obat-obatan terlarang, serta kewajiban warga asrama untuk mengikuti kegiatan perlombaan di asrama. Pengelompokan peraturan asrama yang