67
berkelanjutan mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Hal ini bertujuan agar pendampingan dengan siswa bisa menjadi lebih dekat.
B. Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Agustus 2012 di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Penelitian ini dilakukan pada saat Bimbingan
Konseling berlangsung. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 156 siswa. Siswa kelas XII terdiri dari 97 siswa laki-laki dan 56 siswa
perempuan. Siswa kelas XII terbagi menjadi 3 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Kelas XII IPA 1 terdiri dari 31 siswa. Kelas XII IPA 2 terdiri dari 30 orang. Kelas XII
IPA 3 terdiri dari 30 siswa. Kelas XII IPS 1 terdiri dari 29 siswa. Kelas XII IPS 2 terdiri dari 30 siswa.
Saat penelitian berlangsung, siswa terlihat antusias mengerjakan kuesioner. Ada beberapa siswa yang terlihat malas mengerjakan karena lelah
setelah berolahraga. Pengerjaan kuesioner menghabiskan waktu 30-40 menit. Beberapa siswa mencoba mengingat-ingat kembali perilaku-perilaku melanggar
yang pernah dilakukan, serta alasan pelanggarannya. Namun, ada juga siswa yang mengisikan kusioner dengan cepat tanpa menuliskan alasan pelanggaran. Selama
mengerjakan kuesioner, muncul pembicaraan siswa dengan teman sekelas bahwa peraturan asrama yang begitu banyak tetapi tidak semua diketahui oleh siswa.
Dengan adanya angket tersebut, siswa dapat mengingat kembali peraturan asrama yang berlaku.
68
C. Hasil penelitian
1. Tuntutan yang berlaku di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan
Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri. Dalam rangka pencarian identitas diri, remaja memiliki tugas perkembangan yang diharapkan
mampu membentuk identitas diri remaja. Dalam hal ini, sekolah dijadikan media pelaksanaan tugas perkembangan remaja. Sekolah mengaturnya dalam
kedisiplinan peraturan. Pada penelitian ini, kedisiplinan peraturan yang dimaksud adalah kedisiplinan peraturan asrama. Langkah pertama dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian, peneliti mencoba mengklasifikasikan berbagai peraturan asrama kedalam tugas perkembangan remaja untuk mengetahui tuntutan yang
berlaku di asrama dan sejauh mana peraturan asrama sesuai dengan tugas perkembangan remaja, sebagai berikut :
a. Tugas perkembangan 1 : Remaja mampu mencapai hubungan yang lebih
matang pada teman sebaya. Hakikat tugas perkembangan ini adalah siswa dapat bekerja sama dengan
orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan berlajar memimpin orang lain tanpa mendominasi. Peraturan-peraturan asrama yang dapat ditafsirkan dalam
membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam pencapaian hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya meliputi :
1 Bertanggung jawab atas kebersihan, kerapian, dan ketertiban unit
serta kapel. 2
Bertanggungjawab untuk memelihara, merawat dan menjaga kebersihan lapangan basket.
69
3 Setiap warga asrama berhak dan wajib mengisi serta menindaklanjuti
kotak saran dan kritik. 4
Bertanggung jawab atas warga unit dan seisinya. 5
Menjalankan tugas seksi di unit dengan baik. 6
Dilarang berkelahi dengan sesame teman. 7
Dilarang memberikan tekanan dalam bentuk apapun kepada sesama warga asrama.
b. Tugas perkembangan 2 : Remaja mampu mencapai peran sosial sebagai
pria dan wanita. Hakikat tugas perkembangan ini adalah siswa dapat menerima dan
belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Peraturan asrama yang dapat ditafsirkan bertujuan membantu
pelaksanaan tugas perkembangan dalam pencapaian peran sosial sebagai pria atau wanita, adalah sebagai berikut :
1 Menjaga kerapian rambut.
2 Tidak diperbolehkan menggunakan perhiasan yang berlebihan
3 Dilarang mengecat atau menyemir rambut.
4 Dilarang menindik selain di telinga.
5 Siswa putri memiliki potongan rambut dengan panjang minimal 3 jari
dari kulit kepala, sedangkan siswa putra tidak diperbolehkan gundul plontos.
6 Dilarang tidur berdua dengan teman-teman satu bed
70
7 Tidak diperbolehkan memakai satu anting saja.
8 Tidak boleh memakai anting yang berbeda.
9 Memakai pakaian sesuai dengan ketentuan asrama.
10 Dilarang membawa catatan dalam bentuk apapun ke kamar tidur.
11 Dilarang membawa barang-barang terlarang seperti senjata tajam,
majalahbukugambaralat asusilaflesdis gambar asusila. 12
Memberi nama pada setiap barang milik pribadi. 13
Setiap anak dilarang masuk unit lain selain anggota unitnya kecuali ada perijinan khusus.
c. Tugas perkembangan 3 : Remaja mampu menerima keadaan fisik dan
menggunakannya secara efektif. Tugas perkembangan ini bertujuan agar remaja bangga dan bersikap
toleran terhadap fisiknya, mampu menggunakan serta memelihara fisiknya secara efektif dan merasa puas dengan fisiknya tersebut. Peraturan asrama yang da[at
ditafsirkan bertujuan membantu pelaksanaan tugas perkembangan ini, meliputi : 1
Setiap warga asrama wajib menjaga kesehatan pribadi. 2
Tidak boleh membawa, memiliki, dan memakai rokok, dan sejenis ganja, narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya, serta minuman
keras. 3
Wajib mengikuti perlombaan yang diadakan dalam rangka mengembangkan kreativitas pada hari-hari khusus.
71
d. Tugas perkembangan 4 : Remaja mencapai kemandirian emosional dari
orang tua dan orang dewasa lainnya. Hakikat tugas perkembangan ini adalah membebaskan diri dari sikap dan
perilaku kekanak-kanakan atau bergantung pada orang tua serta mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya tanpa bergantung padanya. Peraturan
yang dapat ditafsirkan bertujuan membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam pencapaian kemandirian emosional dari orang tua ataupun orang
dewasa lainnya, meliputi : 1
Melaksanakan opera pribadi. 2
Jam study tidak untuk tidur, mencuci, makan, dan mendengarkan radio.
3 Penggunaan hp dan laptop sesuai dengan ketentuan asrama.
4 Eksplorasi lingkungan hanya sekitar Muntilan
5 Sepulang sekolah wajib pulang ke asrama tidak lebih dari pukul 14.00
6 Setiap warga asrama wajib mematuhi jam bebas yang telah ditentukan.
7 Setiap anak dilarang membawa peralatan selain jam, buku doa dan
diari diatas bed. 8
Setiap anak dilarang membawa catatan apapun yang tidak berhubungan dengan misa atau doa di kapel ataupun di gereja.
72
e. Tugas perkembangan 5 : Remaja mampu mencapai jaminan kemandirian
ekonomi. Tugas perkembangan ini bertujuan agar siswa mampu mengelola keuangan
pribadi agar mampu menciptakan suatu kehidupan. Peraturan asrama yang dapat ditafsirkan dapat membantu pelaksanaan tugas perkembangan tersebut adalah,
sebagai berikut : 1
Setiap warga asrama batas maksimal uang saku adalah Rp. 50.000,00 selebihnya dapat dititipkan pada pamong asrama.
2 Semua warga asrama dilarang membawa kendaraan dalam bentuk
apapun. 3
Sepulang sekolah tidak boleh langsung makan diluar asrama. 4
Setiap warga asrama dilarang membawa barang elektroni seperti toster, hairdyer, catokan, kritingan, kamera dan kompor listrik.
f. Tugas perkembangan 6 : Remaja mampu mencapai tingkah laku yang
bertanggungjawab secara sosial. Tugas perkembangan remaja ini bertujuan agar siswa berpartisipasi
sebagai orang dewasa yang bertanggungjawab sebagai masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkahlaku dirinya. Peraturan asrama
yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan tersebut, sebagai berikut :
1 Bagi warga asrama yang meninggalkan asrama pada jam bebas baik
dalam maupun luar kota wajib mengisi buku perijinan.
73
2 Bagi warga asrama yang meninggalkan asrama bukan pada jam bebas
wajib meminta ijin pada pamong. 3
Bagi warga asrama sebelum dan sesudah liburang minggu ke dua wajib mengisi daftar pulang pergi serta menitipkan kunci loker pada pamong.
4 Menggunakan fasilitas asrama sesuai dengan kebutuhan.
5 Semua warga asrama wajib memelihara seluruh sarana dan prasarana
bersama. 6
Semua warga asrama wajib melaksanakan opera besar. 7
Semua warga asrama bersikap rama dan sopan terhadap warga asrama. 8
Perwakilan masing-masing unit untuk mengikuti acara-acara doa yang diselenggarakan oleh warga sekitar asrama.
g. Tugas perkembangan 7 : Remaja mampu memperoleh seperangkat nilai
dan system etika sebagai petunjuk dalam bertingkahlaku. Tugas perkembangan remaja ini bertujuan agar siswa mengembangkan
kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai yang sesuai dengan masyarakat sekitar asrama. Peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas
perkembangan yaitu : 1
Dilarang mencuri 2
Dilarang berbuat susila 3
Dilarang berteriak keras di jalanan 4
Wajib menjaga ketenangan dipagi dan malam hari. 5
Dilarang makan dan minum sambil berjalan keluar asrama.
74
6 Berpakaian rapi saat makan.
7 Bersikap sopan saat makan.
8 Menjaga kesopanan saat duduk.
9 Tidak boleh memenuhi jalan umum saat pulang gereja, sekolah dan
kegiatan. 10
Sopan dalam menerima tamu.
h. Tugas perkembangan 8 : Remaja mampu beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Tugas perkembangan ini bertujuan agar remaja mampu mengamalkan
nilai-nilai yang diajarkan oleh agamanya. Peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu tugas perkembangan, sebagai berikut :
1 Setiap warga asrama wajib bertanggungjawab sebagai petugas doa
malam secara bergantian. 2
Setiap warga asrama wajib mengikuti kegiatan misa harian dan misa mingguan.
3 Setiap warga asrama wajib mengikuti misa kampus dan mengadakan
silentium setiap jumat pertama. 4
Pada adven mengadakan “Dana Sang Timur” dan masa prapaskah mengadakan “APP”.
75
2. Jenis, frekuensi dan alasan pelanggaran
Langkah kedua dalam penelitian ini adalah menghitung frekuensi pelanggaran dan mengelompokkan alasan pelanggaran kedalam aspek kognitif
maupun aspek afektif. Remaja dalam masa pencarian identitas diri dihadapkan dengan kedisiplinan peraturan asrama. Hal ini menimbulkan konflik pribadi.
Kedisiplinan peraturan asrama dapat dlihat seberapa banyak siswa melanggar peraturan asrama dan alasan pelanggaran yang dikaitkan dengan pencarian
identitas diri. Berikut ini bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan, sebagai berikut :
a. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
terkait dengan tugas perkembangan pertama.
Tabel 4.1 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan
putrid terkait tugas perkembangan .
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk pelanggaran
PA PI
JML
Remaja mampu mencapai
hubungan yang lebih matang
pada teman sebaya
Masuk unit lain tanpa izin dari penghuni unit
65 43
108 67.5
Membiarkan dapur unit berantakan 35
12 47 29.375
Membiarkan meja refter berantakan 58
18 76
47.5 Sengaja meninggalkan unit dalam
keadaaan kotor 63
17 80
50 Sengaja meninggalkan unit dalam
keadaan berantakan 72
38 110
68.75
76
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk-bentuk pelanggaran
PA PI
JML
Remaja mampu mencapai
hubungan yang lebih matang
pada teman sebaya
Tidak menjaga kebersihan sarana dan prasarana lain yang ada dalam
unit 39
26 65 40.625
Tidak menjaga Kerapian dalam unit 49
30 79 49.375
Tidak menjaga kebersihan kapel 40
34 74
46.25 Tidak menjaga keindahan kapel
61 36
97 60.625 Tidak menjaga ketertiban kapel
72 46
118 73.75
Tidak memelihara lapangan basket 34
36 70
43.75 Tidak merawat lapangan basket
36 17
53 33.125 Tidak menjaga kebersihan lapangan
basket 56
32 88
55 Kurang peduli dengan sesama warga
di unit 31
19 50
31.25 Kurang peduli dengan barang milik
sesama di unit 22
27 49 30.625
Tidak menjalankan tugas seksi dengan baik
67 23
90 56.25
Berkelahi dengan teman 44
15 59 36.875
Mengintimidasi teman dalam bentuk kata-kata
39 22
61 38.125 Mengintimidasi teman dalam bentuk
perbuatan 27
27 16.875 Tidak ikut mengisi kotak saran dan
kritik 73
54 127 79.375
Tidak ikut menindaklanjuti saran dan kritik
73 54
127 79.375
Tugas perkembangan remaja pertama yaitu mencapai hubungan yang matang dengan teman-teman sebaya. Pada tugas perkembangan ini diharapkan
remaja diharapkan mampu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Namun, kenyataannya remaja masih melanggar ketentuan tersebut.
Pelanggaran dengan peringkat tertinggi sebesar 79,4 yaitu siswa tidak ikut mengisi dan menindaklanjuti kotak saran dan kritik. Alasan kognitif yang muncul
77
bahwa kotak saran dan kritik asrama tidak berfungsi dengan baik sehingga siswa lebih nyaman jika saran dan kritik tersebut disampaikan langsung pada pamong
asrama atau dengan pengurus asrama. Alasan afektif yang muncul bahwa siswa merasa terbatas dengan adanya kotak saran dan kitik jika ingin menyampaikan
usulan. Pelanggaran terendah sebesar 16,9 yaitu siswa mengintimidasi teman
dalam bentuk perbuatan. Alasan pelanggaran tersebut dilakukan adalah ada adik kelas atau teman yang tidak berperilaku sopan kepada teman atau kakak kelas
tersebut. Perasaan yang terjadi saat itu adalah siswa merasa marah karena merasa tidak dihormati oleh teman atau adik kelas tersebut.
Selain itu, pelanggaran dalam tidak bertanggung jawab atas kebersihan, kerapihan dan ketertiban unit meliputi membiarkan dapur unit berantakan sebesar
29,4, membiarkan meja refter berantakan sebesar 47,5, sengaja meinggalkan unit dalam keadaan kotor sebesar 50, sengaja meninggalkan unit dalam keadaan
berantakan sebesar 68,8, tidak menjaga kerapian unit sebesar 49,4, serta tidak menjaga sarana dan prasana lain yang ada dalam unit sebesar 40,6. Pelanggaran
tersebut dilakukan karena siswa tersebut membutuhkan waktu untuk keperluan pribadi sehingga ketertiban, kebersihan dan kerapian unit menjadi terbengkalai.
Perasaan yang muncul adalah siswa merasa tidak nyaman dan iri ketika ada teman lain yang tidak bisa bekerja sama menciptakan unit yang bersih, rapi, dan tertib.
Pelanggaran lain yang erat hubungannya dengan kerja sama yaitu siswa tidak menjaga kebersihan kapel sebesar 46,25, siswa tidak menjaga keindahan
kapel sebesar 60,6 dan tidak menjaga ketertiban kapel sebesar 73,75.
78
Pemikiran yang muncul dari siswa yaitu siswa merasa sudah ada petugas yang mengurusnya dan saat mendapat giliran membersihkan kapel terkadang menolak
sehingga menyebabkan siswa iri dengan teman. Selain itu, siswa terburu-buru saat ibadah telah selesai. Perasaan yang muncul adalah siswa iri dan malas. Dalam hal
ini, siswa juga melanggar dalam penggunaan lapangan basket meliputi siswa tidak memelihara lapangan basket sebesar 43,75, tidak merawat lapangan basket
33,1, dan tidak menjaga kebersihan lapangan basket sebesar 55. Pemikiran siswa yang muncul adalah lapangan basket milik asrama dan sudah ada petugas
untuk mengurusi lapangan basket. Perasaan yang muncul siswa merasa malas dan terbebani dengan adanya ketentuan tersebut.
Dalam tugas perkembangan pertama, siswa diharapkan mampu berkembang menjadi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya. Asrama
mewujudkan tugas perkembangan remaja dengan adanya tanggungjawab dari siswa atas warga unit dan seisinya. Namun, sejumlah 31,25 siswa kurang peduli
dengan sesama warga di unit dan 30,6 siswa kurang peduli dengan barang milik pribadi. Pemikiran yang muncul adalah siswa terlalu sibuk dengan kegiatan
masing-masing sehingga menjadi kurang peduli dengan unit. Perasaan yang muncul adalah siswa merasa terbebani ketika ada teman lain tidak peduli dengan
keadaan unitnya. Pelanggaran lain yaitu siswa berkelahi dengan teman sebesar 36, 9 dan mengintimidasi teman dengan kata-kata sebesar 38,1. Pemikiran yang
muncul adalah intimidasi biasa diberikan kepada adik kelas yang dianggap tidak sesuai dengan pemikiran siswa tersebut. Perasaan yang muncul adalah senang bisa
79
mengintimidasi adik kelas, tetapi kawatir jika perilaku mengintimidasi diketahui oleh orang tua atau pamong asrama.
Dalam tugas perkembangan pertama, remaja juga diharapkan dapat melihat kenyataan bahwa anak wanita sebagai wanita dan anak pria sebagai pria.
Asrama mengaturnya dalam peraturan bahwa setiap anak dilarang masuk unit selain ada perijinan dari warga unit tersebut. Namun, sebesar 67,5 siswa masuk
unit lain tanpa ijin dari penghuni unit. Pemikiran yang muncul adalah sudah menjadi kebiasaan asrama masuk unit tanpa ada perijinan untuk sekedar
mengobrol, belajar bersama dan berdiskusi mengerjakan tugas. Perasaan yang muncul adalah senang bisa bebas bertemu dengan teman unit lain dalam satu
asrama tetapi muncul kekawatiran jika siswa tersebut mengganggu teman lain yang sedang belajar dan rawan kehilangan barang milik pribadi.
Tugas perkembangan pertama pula siswa diharapkan dapat belajar memipin orang lain tanpa mendominasinya. Asrama mewujudkannya dengan
peran serta warga asrama untuk terlibat dalam kepengurusan unit seperti seksi refter, seksi opera, seksi kesehatan, seksi kewanitaan dan seksi liturgi. Namun,
dilihat dari hasil penelitian, sejumal 56,25 tidak menjalankan tugas seksi dengan baik. Pemikiran siswa mengenai jabatan dalam unit adalah siswa menjadi lebih
bertanggungjawab mulai dari hal yang simpel tetapi terkadang siswa lupa akan tugasnya. Perasaan yang muncul adalah senang bisa melatih tanggungjawab tetapi
juga ada yang menuliskan tidak adil ketika ada teman yang lain yang seenaknya tidak peduli dengan tugas tersebut.
80
b. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
terkait dengan tugas perkembangan remaja kedua. Tugas perkembangan yang kedua yaitu remaja mampu menjalankan
peran sosial sebagai pria atau wanita. Tugas perkembangan ini memiliki arti bahwa remaja perlu menerima peran sosial di masyarakar sesuai dengan jenis
kelaminnya. Berbagai peran sosial remaja dimasyarakat memberikan peluang dan tantangan bagi dirinya untuk menjalin relasi dengan orang dewasa. Berikut ini
bentuk, alasan dan frekuensi pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan remaja kedua, yaitu :
Tabel 4.2 Bentuk dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama terkait dengan
tuhas perkembangan remaja kedua.
Tugas perkembangan
remaja Bentuk pelanggaran
PA PI
JML
Mencapai peran sosial sebagai
pria atau wanita Tidak menjaga kerapian rambut
13 11
24 15
Menggunakan perhiasan yang berlebihan
Mengecat rambut 9
2 11
6.875 Memilih potongan yang tidak
sesuai 11
9 20
12.5 Menindik lidah
Menindik hidung Menindik pusar
Tidur berdua atau lebih dalam satu bed
8 15
23 14.375 Memakai anting sebelah
5 5
3.125 Memakai anting yang berbeda
7 7
4.375 Mengenakan pakaian tanpa lengan
saat berolahraga. 56
33 89 55.625
81
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk-bentuk pelanggaran
PA PI
JML
Mencapai peran sosial sebagai
pria atau wanita Sengaja melanggar peraturan
berpakaian ke sekolah 18
12 30
18.75 Sengaja melanggar peraturan
berpakaian ke gereja 40
18 58
36.25 Memakai baju ketat
17 17 10.625
Menemui Tamu dengan celana pendek
31 21
52 32.5
Mengenakan celana pendek saat keluar asrama
28 19
47 29.375 Mengenakan pakaian tidur saat
keluar asrama 15
22 37 23.125
Mengenakan pakaian olahraga saat keluar asrama
40 15
55 34.375 Tidak memakai kaos dalam saat
keluar asrama 28
14 42
26.25 Mengenakan Seragam sekolah saat
keluar pada jam bebas 20
11 31 19.375
Melakukan BTM Belajar Tengah Malam
23 26
49 30.625 Membawa senjata tajam
14 14
8.75 Membaca buku berisi gambar-
gambar porno Membaca majalah porno
21 7
28 17.5
Membawa VCD porno 5
5 3.125
Membawa flashdisk berisi gambar porno
24 24
15 Tidak memberi nama pada setiap
barang milik pribadi 57
36 93 58.125
Tugas perkembangan remaja mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita adalah remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau
wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, peraturan yang paling banyak dilanggar
siswa adalah mengenakan pakaian tanpa lengan saat berolahraga sebesar 55,6. Pemikiran siswa yang muncul adalah siswa menjadi bebas bergerak dengan
82
menggunakan kaos tanpa lengan saat berolahraga dan tidak terlalu gerah saat berkeringat. Perasaan yang muncul adalah siswa senang menggunakan kaos tanpa
lengan saat berolahraga. Pelanggaran lain dalam hal berpakaian meliputi sengaja melanggar
peraturan berpakaian sekolah sebesar 18,75, sengaja melanggar peraturan berpakaian gereja sebesar 36,25, memakai baju ketat sebesar 10,6, menemui
tamu dengan celana pendek sebesar 32,5, mengenakan celana pendek saat keluar asrama sebesar 29,35, mengenakakan baju tidur saat keluar asrama
sebesar 23,1, mengenakan baju olahraga saat keluar asrama sebesar 34,4, tidak memakai kaos dalam sebesar 26,25 dan mengenakan seragam sekolah saat
keluar jam bebas sebesar 19,4. Pelanggaran-pelanggaran tersebut dilakukan siswa karena siswa ingin mencari praktis tanpa harus berganti pakaian saat akan
keluar asrama dan beberapa siswa menyebutkan ingin menggunakan model baju yang sesuai dengan trend saat itu. Perasaan yang muncul adalah nyaman dengan
menggunakan pakaian yang diinginkannya. Pelanggaran lain yang berkaitan dengan penampilan adalah tidak
menjaga kerapian rambut sebesar 15, mengecat rambut sebesar 6,9, memilih potongan yang tidak sesuai sebesar 12,25, memakai anting sebelah sebesar 3,1
dan memakai anting yang berbeda sebesar 4,375. Pemikiran yang muncul adalah keinginan siswa untuk selalu terlihat modern dengan gaya yang
diminatinya. Perasaan yang muncul adalah siswa merasa senang dan bangga dapat mengikuti trend saat itu.
83
Dalam rangka membantu siswa mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita, asrama juga melarang siswanya membawa dan mengkonsumsi gambar-
gambar asusila dan membawa senajata tajam. Dalam hal ini, pelanggaran terbanyak yaitu membaca majalah porno dengan prosentase 17,5. Pelanggaran
tersebut dilakukan siswa terutama pria karena siswa putra lebih berminat membaca majalah porno tentang wanita dan kemajuan teknologi yang
memudahkan siswa mengunduh majalah dari internet. Perasaan yang muncul saat membaca majalah porno adalah senang karena bisa untuk berimajinasi saat
dikamarmandi. Adapula pelanggaran yang lain seperti membawa senjata tajam sebesar 8,75, membawa VCD porno sebesar 3,125 dan membawa flasdisk
berisi gambar porno sebesar 15. Alasan siswa membawa senjata tajam adalah sebagai pengamanan diri sendiri. Perasaan yang muncul adalah kawatir dengan
keselamatan diri sendiri. Alasan siswa membawa VCD atau flashdisk porno adalah sebagai hiburan dan adanya keingintahuan dari siswa. Perasaan yang
muncul adalah senang dan suka. Pelanggaran tersebut dilakukan oleh siswa putra. Pelanggaran lain yang menyangkut peran sosial sebagai pria atau wanita
yaitu tidur berdua dalam satu bed sebesar 14,375. Pelanggaran tersebut dilakukan siswa karena saat itu siswa ingin menciptakan suasana santai saat
mengobrol dengan temannya dan terkadang sampai tertidur. Perasaan yang muncul adalah senang dapat bercerita lepas dengan teman tetapi terkadang
menciptakan ketidaknyamanan saat teman lain ingin beristirahat karena menjadi sempit.. Selain itu, pelanggaran yang dilakukan adalah melakukan BTM di ruang
tidur sebesar 30,625. Pelanggaran tersebut dilakukan karena siswa merasa
84
waktu belajar yang panjang jika keesokan harinya ada ulangan. Perasaan yang muncul adalah nyaman karena suasana sudah sepi sehingga mudah menyerap
pelajaran.
c. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
terkait dengan tugas perkembangan ketiga. Tugas perkembangan ketiga adalah remaja mampu menerima keadaan
fisik dan mampu menggunakannya dengan efektif. Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan yang terkait dengan tugas perkembangan, yaitu :
Tabel 4.3 Bentuk dan frekuensi pelanggaran yang dilakukan siswa putra dan putri
terkait tugas perkembangan ketiga.
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI
JML
Menerima keadaan fisik dan
menggunakannya secara efektif
Tidak membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan
59 32
91 56.875 Mengkonsumsi rokok
27 27 16.875
Mengkonsumsi ganja Mengkonsumsi narkotika
Mengkonsumsi psikotropika Mengkonsumsi minuman keras
3 3
1.875 Mengkonsumsi zat aditif lain
Malas mengikuti perlombaan di asrama
35 48
83 51.875
Tugas perkembangan remaja dalam menerima keadaan fsik dan menggunakannya secara efektif adalah siswa diharapkan mampu menggunakan
dan memelihara fisiknya secara efektif.
85
Berdasarkan hasil penelitian, pelanggaran paling banyak dilakukan siswa dengan tidak membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan sebesar 56,875.
Pelanggaran tersebut dilakukan siswa karena siswa mengangap bahwa asrama sudah menyediakan obat-obatan tersebut. Perasaan yang muncul adalah siswa
malas membawa obat-obatan pribadi. Pelanggaran lain yaitu siswa malas mengikuti perlombaan di asrama sebesar 51,875. Siswa memilih tidak ikut
karena setiap perlombaan pasti akan memicu keributan dengan kakak atau adik kelas sehingga siswa memilih tidur atau melakukan kegiatan lain. Perasaan yang
muncul adalah takut. Sejumlah 16,875 siswa putra merokok. Alasan yang muncul adalah sebagai selingan saat pikiran suntuk oleh ulangan atau tugas serta
saat itu pamong sedang tidak berada di asrama. Perasaan yang muncul adalah senang bisa merokok tetapi kawatir jika ada teman lain yang melapor pada
pamong dan ada pula yang sudah kecanduan pada rokok. Sebanyak 1,875 siswa putra minum minuman keras. Pemikiran yang muncul adalah sebagai media
pelampiasan ketika siswa dalam keadaan tertekan dan meluapkan kegembiraan atas keberhasilan. Perasaan yang muncul adalah senang dan puas.
d. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan yang
terkait dengan tugas perkembangan keempat. Tugas perkembangan yang keempat yaitu mencapai kemandirian
emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama yang terkait dengan tugas perkembangan, adalah
sebagai berikut :
86
Tabel 4.4 Bentuk dan frekuensi pelanggaran yang dilakukan siswa putra dan putri
terkait dengan tugas perkembangan keempat.
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI
JML
Mencapai kemandirian
emosional dari orang tua dan
orang dewasa lainnya.
Merendam cucian lebih dari 1 malam
62 21
83 51.875 Membiarkan lemari pribadi
berantakan 64
31 95 59.375
Membiarkan loker pribadi berantakan
34 16
50 31.25
Meninggalkan makanan di dapur pada saat liburan
34 31
65 40.625 Tidak melaksanakan opera harian
29 11
40 25
Tidak menjaga kebersihan kamarmandi
38 11
49 30.625 Menggunakan jam belajar untuk
makan 33
23 56
35 Menggunakan jam belajar untuk
mencuci 12
43 55 34.375
Menggunakan jam belajar untuk mendengarkan tape
44 17
61 38.125 Membiarkan dapur unit berantakan
35 12
47 29.375 Membiarkan meja refter berantakan
58 18
76 47.5
Sengaja meninggalkan unit dalam keadaaan kotor
63 17
80 50
Sengaja meninggalkan unit dalam keadaan berantakan
72 38
110 68.75
Tidak mengunci almari saat meninggalkan unit
66 36
102 63.75
Tidak mengunci loker pada saat meninggalkan unit
37 36
73 45.625 Tidak menjaga kebersihan bed
13 15
28 17.5
Tidak menjaga kebersihan loker 33
24 57 35.625
Menggunakan jam belajar untuk tidur
58 34
92 57.5
Membuat keonaran saat jam belajar berlangsung
36 16
52 32.5
Sebagai siswa kelas XII, menggunakan laptop bukan untuk
keperluan karya tulis 45
32 77 48.125
87
Tugas perkembangan
remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI
JML
Mencapai kemandirian
emosional dari orang tua dan
orang dewasa lainnya.
Sebagai siswa kelas X, membawa dan menitipkan handphone ke
oranglain 15
5 20
12.5 Sebagai siswa kelas XI, tidak
menitipkan hp sesuai dengan ketentuan
23 14
37 23.125 Sebagai kelas XII, tidak menitipkan
hp sesuai dengan ketentuan 34
12 46
28.75 Menggunakan jam eksplorasi
sampai keluar Muntilan 68
47 115 71.875
Pulang sekolah sampai di asrama lebih dari pukul 14.00
69 46
115 71.875 Meninggalkan asrama tanpa ijin
36 20
56 35
Tidak mematuhi jam bebas 93
52 145 90.625
Membawa peralatan selain jam, buku doa, dan diary diatas bed
17 26
43 26.875 Membawa catatan saat beribadah
58 34
92 57.5
Tugas perkembangan remaja dalam mencapai kemandirian emosional dari orang tua terdiri dari membebaskan diri dari sikap dan perilaku kekanak-kanakan
atau bergantung dengan orang tua, mengembangkan afeksi kepada orang tuantanpa terikat dan mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa tanpa
bergantung padanya. Berdasarkan hasil penelitian, pelanggaran tertinggi terdapat pada siswa
tidak mematuhi jam bebas sebesar 90,625. Pemikiran yang muncul adalah siswa bosan di asrama sehingga perlu waktu untuk sekedar menyegarkan pikiran baik di
dalam ataupun di luar Muntilan. Selain itu, siswa juga memerlukan waktu untuk memgerjakan tugas terutama mencari subjek untuk karya tulis. Perasaan yang
muncul adalah tidak suka karena siswa merasa terbatas pada jam bebasnya. Sebanyak 71,875 siswa menggunakan jam eksplorasi sampai keluar Muntilan.
88
Siswa memanfaatkan jam eksplorasi sampai keluar Muntilan untuk mengerjakan tugas dan hanya sekedar refreshing. Perasaan siswa yang muncul adalah senang
dan takut. Perasaan senang muncul ketika siswa bisa merasakan refreshing diluar kota jogja, sedangkan perasaan takut terhadap sanksi yang diberikan jika sampai
melebihi batas waktu eksplorasi. Perasaan yang muncul saat itu adalah senang bisa eksplorasi di luar Muntilan tetapi tidak tenang akan hukuman yang akan
diterima jika pamong mengetahuinya. Ada pula muncul perasaan bangga karena merasa hanya siswa tersebut yang bisa pergi keluar asrama. Sebanyak 71, 8
siswa kelas XI pulang sekolah sampai di asrama lebih dari pukul 14.00. Siswa sengaja terlambat pulang ke asrama karena terkadang ada kerja kelompok, rapat
panitia, dan hanya sekedar berbincang-bincang dengan pacarnya. Perasaan yang muncul saat itu adalah tidak tenang karena ada denda yang harus dibayarkan jika
terlambat pulang ke asrama. Namun ada juga yang merasa senang karena bisa menyelesaikan tugas kelompok dan mengikuti rapat kegiatan. Adapula, sebanyak
35 siswa meninggalkan asrama tanpa ijin dari pamong. Pemikiran yang muncul adalah saat itu pamong sedang tidak ada diasrama dan siswa sengaja tidak ijin
agar tidak dikontrol oleh pamong. Perasaan yang muncul adalah senang bisa berpergian dengan bebas tetapi muncul kekawatiran ketika pamong mengontrol
seluruh warga asrama dan pamong mengeluarkan kebijakan baru. Pelanggaran yang menyangkut kebebasan diri dalam bersikap adalah tidak
melaksanakan opera pribadi meliputi merendam cucian lebih dari 1 malam sebesar 51,875, membiarkan lemari berantakan sebesar 59,375, membiarkan
loker berantakan sebesar 31,25, meninggalkan makanan didapur saat liburan
89
minggu kedua sebesar 40,625, tidak melaksanakan opera harian bersama sebesar 25 dan tidak menjaga kebersihan kamarmandi sebesar 30,625. Masih
ada pula, siswa tidak mengunci almari saat meninggalkan unit sebesar 63,75, siswa tidak mengunci loker saat meninggalkan unit sebesar 45,625 dan siswa
tidak menjaga kebersihan bed sebesar 17,5. Siswa melakukan pelanggaran tersebut karena siswa kurang bisa mengatur waktu dalam mengikuti kegiatan
sekolah sehingga siswa tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan opera pribadi. Perasaan yang muncul saat melanggar adalah siswa merasa senang karena
tidak ada tanggungan melaksanakan opera pribadi. Namun, ada juga perasaan yang muncul saat itu adalah kawatir jika pamong memberikan sanksi pada siswa
yang memiliki loker dan lemari tidak rapi. Pelanggaran yang menyangkut otonomi pribadi berikutnya yaitu mengenai
penggunaan jam studi seperti jam studi digunakan untuk makan sebanyak 35, jam studi digunakan untuk mencuci sebanyak 34,375, jam studi digunakan
untuk mendengarkan tape sebanyak 38,125, jam studi digunakan untuk tidur sebanyak 57,5 dan membuat keonaran saat jam belajar berlangsung sebanyak
32,5. Pelanggaran dalam penggunaan jam belajar tersebut karena siswa terkadang merasa tidak bisa belajar dengan keadaan gaduh sehingga
memanfaatkan jam studi untuk hal lain seperti mencuci, makan, tidur, mendengarkan tape dan membuat keonaran. Selain itu, ada beberapa siswa yang
sedang tidak ingin belajar sehingga lebih memilih untuk tidur. Di samping itu, pelanggaran dalam penggunaan hp dan laptop tidak sesuai
dengan ketentuan. Siswa kelas X membawa dan menitipkan handphone ke orang
90
lain sebesar 12,5. Alasan yang muncul adalah supaya mudah berkomunikasi dengan orang tua. Perasaan yang muncul adalah sedih dan tertekan karena terbatas
saat komunikasi dengan orang tua. Siswa kelas XI tidak menitipkan hp sesuai ketentuan sebanyak 23,125. Siswa kelas XII tidak menitipkan hp dan laptop
sesuai dengan ketentuan sebesar 28,75. Pemikiran yang muncul adalah siswa membutuhkan handphone untuk berkomunikasi dengan teman atau pacar dan
orang tua yang jauh jaraknya. Selain itu, kemajuan teknologi handphone membuat siswa juga bisa aktif di jejaring sosial seperti facebook, twitter, YM dan masih
banyak lagi. Perasaan yang muncul adalah tertekan karena terbatasnya waktu untuk penggunaan handphone dan laptop.
Pelanggaran lain seperti siswa membawa catatan saat beribadah sebesar 57,5 karena saat itu akan ulangan dan perlu tambahan jam belajar. Perasaan
yang muncul saat itu adalah kawatir jika tidak bisa mengerjakan soal ulangan dan jika pamong mengetahuinya maka pamong akan membuang catatan tersebut.
Siswa melanggar dengan membawa peralatan selain jam, buku doa dan diary di atas bed sebesar 26,875 karena siswa merasa perlu membawa catatan untuk
belajar. Perasaan yang muncul saat itu adalah siswa merasa takut jika pamong memeriksa dan akan membuang catatan tersebut.
e. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
yang terkait dengan tugas perkembangan ke lima.
91
Tugas perkembangan yang kelima yaitu mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Pengelompokan bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama
yang terkait dengan tugas perkembangan kelima, sebagai berikut :
Tabel 4.5 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan
putri terkait dengan tugas perkemabangan kelima.
Tugas Perkemabangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI JML
Mencapai jaminan kemandirian
ekonomi Membawa uang lebih dari Rp
50.000,00 67 48
115 71.875 Makan diluar asrama sepulang
sekolah 45 32
77 48.125 Membawa kendaraan di lingkungan
asrama 3
3 1.875
Membawa pengriting rambut 5
5 3.125
Membawa pemanggang roti 4
2 6
3.75 Membawa hairdryer
3 3
1.875 Membawa Ipad dan Ipod
11 7
18 11.25
Membawa catokan 3
3 1.875
Membawa kamera 14 11
25 15.625 Membawa pemanas air
3 2
5 3.125
Membawa tape rekorder 4
4 8
5
Tugas perkembangan remaja dalam mencapai jaminan kemandirian ekonomi bertujuan agar siswa merasa mampu menciptakan suatu kehidupan atau
mata pencaharian. Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 71,875 siswa kelas XI
membawa uang saku lebih dari Rp 50.000,00. Siswa membawa uang saku lebih dari Rp 50.000,00 untuk membeli keperluan sehari-hari dan jajan. Siswa tidak
menitipkan pada pamong supaya tidak repot karena tidak setiap waktu pamong ada di asrama. Perasaan yang muncul saat itu adalah aman karena dapat
92
menggunakan uang setiap saat. Pengeluaran siswa lebih dari Rp 50.000,00 didukung dengan sebanyak 48,125 siswa kelas XI, makan di luar asrama
sepulang sekolah. Siswa makan di luar asrama saat pulang sekolah karena makanan di meja refter sudah habis dan siswa ingin berganti menu makanan.
Perasaan yang muncul adalah praktis dengan adanya kantin dengan menu yang lebih enak dari asrama.
Warga asrama putra sebanyak 1,875 membawa kendaraan bermotor dan dititipkan pada orang lain. Hal ini bertujuan agar memudahkan siswa dalam
menggunakan jam bebas sehingga lebih efisien waktu dan uang. Perasaan yang muncul adalah senang karena dengan mudah menggunakan kendaraan untuk
keperluan tugas dan refreshing. Namun, muncul juga kekawatiran saat terjadi sesuatu dijalan yang merugikan siswa.
Pelanggaran dalam hal membawa barang-barang yang dianggap mewah yaitu siswa membawa alat pengriting rambut sebesar 3,125, membawa hairdryer
dan catokan sebanyak 1,875. Siswa tersebut mempergunakannya saat akan tampil dalam sebuah acara sekolah. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika
saat itu ada pemeriksaan dari asrama dan penyitaan barang. Di samping itu, siswa membawa pemanas air sebesar 3,5 dan membawa pemanggang roti sebesar
3,125 agar dapat digunakan saat diperlukan. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika barang tersebut hilang dipinjam teman dan terkena penyitaan saat
razia asrama. Adapula, siswa membawa kamera sebanyak 15,625 dengan tujuan penyaluran hobby dan menjadi tim peliputan Koran Van Lith. Perasaan yang
93
muncul adalah senang karena bisa menyalurkan hobi dan menjalankan tugas dengan baik.
f. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
yang terkait dengan tugas perkembangan keenam. Tugas perkembangan keenam yaitu remaja mencapai tingkah laku yang
bertanggung jawab secara sosial. Kategori bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama yang terkait dengan tugas perkembangan keenam, sebagai
berikut :
Tabel 4.6 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan
putri terkait dengan tugas perkembangan keenam.
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI JML
Mencapai tingkah laku yang
bertanggungjawab secara social
Meninggalkan asrama pada saat jam bebas tanpa seijin pamong
84 46
130 81.25
Meninggalkan asrama diluar jam bebas tanpa seijin pamong
77 44
121 75.625 Tidak mengikuti kegiatan tanpa
seijin pamong 64
31 95 59.375
Mengurus suatu keperluan sepulang sekolah tanpa ijin
pamong asrama 66
37 103 64.375
Tidak mencatat waktu pergi dan kembali saat liburan minggu kedua
75 49
124 77.5
Tidak menitipkan kunci loker pada pamong
55 33
88 55
Menggunakan alat olahraga diluar jam bebas
64 28
92 57.5
Meminjam alat olahraga tanpa seijin pamong
37 26
63 39.375 Mengambil tea berlebihan
22 7
29 18.125
94
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI JML
Mencapai tingkah laku yang
bertanggungjawab secara social
Mengambil gula pasir berlebihan 12
8 20
12.5 Mengambil minyak tanah
berlebihan 14
6 20
12.5 Memiliki gelas lebih dari 2
37 28
65 40.625 Meminjam majalah tanpa seijin
pamong 23
19 42
26.25 Meminjam TV tanpa seijin
pamong 27
15 42
26.25 Meminjam VCDDVD tanpa seijin
pamong 28
25 53 33.125
Tidak menghemat air 25
27 52
32.5 Tidak menghemat listrik
33 12
45 28.125 Setelah menyeterika langsung
menggulung kabel tanpa didinginkan terlebih dahulu.
16 17
33 20.625 Menyetrika Baju basah
22 19
41 25.625 Tidak memelihara sarana dan
prasarana bersama 30
16 46
28.75 Bersikap tidak sopan terhadap
warga sekitar Tidak melaksanakan opera besar
22 7
29 18.125 Sebagai perwakilan unit tidak
menghadiri undangan doa lingkungan
53 41
94 58.75
Tugas perkembangan remaja untuk mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial bertujuan berpastisipasi sebagai orang dewasa
yang bertanggungjawab sebagai masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkahlaku dirinya.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pelanggaran tertinggi adalah siswa meninggalkan asrama pada saat jam bebas tanpa seijin pamong sebsar 81,25.
95
Alasan siswa tidak meminta ijin pamong karena prosedurnya rumit dan pamong belum tentu memberikan ijin. Selain itu, pamong di asrama putra jarang berada di
tempat sehingga siswa putra tidak pernah ijin dengan pamong tetapi dengan satpam. Dalam hal perizinan, pelanggaran yang dilakukan siswa adalah sebanyak
75,625 siswa meninggalkan asrama diluar jam bebas tanpa seijin pamong, sebanyak 59,375 siswa tidak mengikuti kegiatan tanpa seijin pamong, dan
sebanyak 64,375 siswa mengurus suatu keperluan sepulang sekolah tanpa ijin pamong asrama. Pelanggaran tersebut dilakukan karena siswa ingin praktis dalam
waktu yang singkat. Perasaan saat itu senang bias bebas dari pantauan pamong tetapi ada juga yang kawatir akan hukuman yang diberikan dari pamong asrama
atau satpam. Saat pulang minggu kedua, sejumlah 77,5 siswa tidak mencatat jam pergi
dan kembali supaya siswa bebas dari pantauan pamong asrama. Perasaan yang muncul senang karena tidak terpantau oleh pamong asrama. Selain itu, 55 siswa
juga tidak menitipkan kunci loker pada pamong asrama karena siswa merasa bebas. Namun, ada beberapa siswa lupa untuk menitipkan kunci loker saat liburan
minggu kedua. Perasaan yang muncul adalah aman jika kunci loker dibawa oleh pemiliknya.
Dalam hal penggunaan fasilitas asrama, sejumlah 57,5 siswa menggunakan alat olah raga diluar jam bebas karena siswa merasa bosan. Namun
ada beberapa siswa yang menyebutkan bahwa penggunaan alat olahraga diluar jam bebas bertujuan untuk latihan persiapan pertandingan. Perasaan yang muncul
adalah senang karena bisa bergantian menggunakan alat olahraga walaupun diluar
96
jam bebas. Siswa sebanyak 39,375 meminjam olahraga tanpa seijin pamong karena prosedurnya terlalu rumit dan terbatas sehingga siswa membawa sendiri.
Perasaan yang muncul adalah senang. Siswa berjumlah 18,125 mengambil teeh secara berlebihan untuk modal dagang dan persediaan di unit. Perasaan yang
muncul adalah takut saat pamong memeriksa dan kawatir jika teman unit lain tidak mendapatkan jatah. Sejumlah 12,5 siswa mengambil minyak tanah
berlebihan untuk persediaan kompor minyak dan membuat api unggun saat acara- acara tertentu. Perasaan yang muncul adalah senang bisa memanfaatkan fasilitas
asrama tetapi juga kawatir jika teman unit lain tidak mendapatkan jatahnya. Siswa sebanyak 40,625 memiliki gelas lebih dari dua karena ada pemberian dari teman
dan antisipasi jika gelas tersebut hilang. Perasaan yang muncul adalah aman. Siswa meminjam majalah tanpa ijin pamong sebesar 26,25, meminjam TV
tanpa seijin pamong sebanyak 26,25 dan meminjam VCD tanpa seijin pamong sebanyak 33,125. Pelanggaran-pelanggaran tersebut dikarenakan keperluan
tugas sekolah dan ingin mendapatkan giliran pertama. Perasaan yang muncul adalah senang mendapat giliran pertama. Siswa tidak menghemat listrik sebanyak
28,125 karena siswa tersebut lupa mematikan lampu atau mencabut charger hp. Perasaan yang muncul adalah takut jika pamong mengetahui. Siswa tidak
menghemat air karena siswa lupa untuk mematikan kran yang tidak dipakai. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika persediaan air semakin menipis.
Sejumlah 20,625 siswa langsung menggulung kabel setelah selesai seterika tanpa menunggu dingin karena terburu-buru dan lupa. Perasaan yang muncul
adalah senang tetapi kawatir jika terjadi konskleting dengan kabel seterika.
97
Sebnyak 25,625 siswa menyetrika baju basah karena baju yang akan digunakan tidak kering. Perasaan yang muncul adalah senang karena bisa menggunakan baju
tersebut. Dalam hal pemeliharaan sarana dan prasarana bersama, siswa tidak
memelihara saran prasarana bersama sebanyak 28,75. Alasan kognitif yang muncul adalah adanya rasa kurang peduli dari siswa lain. Perasan yang muncul
adalah tidak nyaman karena siswa lain tidak peduli dengan pemeliharaan sarana dan prasarana bersama. Siswa tidak melaksanakan opera besar sebanyak 18,125
karena ada kegiatan lain seperti lomba keilmuwan, pertandingan olahraga dan menyelesaikan tugas kelompok. Selain itu juga, ada beberapa siswa yang malas
melaksanakan opera besar karena lelah. Perasaan yang muncul adalah tertekan jika harus melaksanakan opera besar. Sebanyak 58,75 siswa sebagai perwakilan
unit tidak menghadiri undangan doa lingkungan. Alasan kognitif yang muncul adalah siswa lebih memilih untuk belajar dan mengerjakan tugas. Perasaan yang
muncul saat itu adalah senang karena bisa menggunakan waktunya untuk belajar dan mengerjakan tugas.
g. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran terhadap peraturan asrama
yang terkait dengan tugas perkembangan ketujuh. Tugas perkembangan ketujuh adalah memperoleh seperangkat nilai dan
system etika
sebagai petunjukpembimbing
dalam bertingkahlaku.
Pengelompokan bentuk-bentuk pelanggaran terhadap peraturan asrama yang
98
dilakukan siswa putra dan putri terkait dengan tugas perkembangan remaja, sebagai berikut :
Tabel 4.7 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan
putri terkait tugas perkembangan ketujuh.
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI JML
Memperoleh seperangkat nilai dan
system etika sebagai petunjukpembimbing
dalam bertingkah laku.
Mencuri barang milik teman 8
8 5
Melakukan pelecehan seksual dengan kata-kata
Melakukan pelecehan seksual secara fisik
Berteriak keras dijalanan 53 24
77 48.125 Membuat kegaduhan di malam
hari 66 23
89 55.625 Membuat kegaduhan di pagi
hari 31 27
58 36.25
Makan sambil berjalan keluar asrama
65 44 109 68.125
Minum sambil berjalan keluar asrama
42 23 65 40.625
Berpakaian tidak rapi saat makan
34 14 48
30 Berpakaian tidak sopan saat
makan 37 21
58 36.25
Sengaja makan dengan cara yang tidak sopan
23 10 33 20.625
Tidak menjaga kesopanan saat duduk
27 29 56
35 Sengaja mengganggu lalu lintas
saat berjalan bersama 35 23
58 36.25
Tidak melapor pada pamongkepala asrama saat
dikunjungi tamu 31 24
55 34.375 Membawa masuk tamu ke
lingkungan asrama diluar jam open house
5 2
7 4.375
Menerima tamu bukan diruang yang telah disediakan
23 42 65 40.625
99
Tugas perkembangan remaja dalam memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam bertingkah laku bertujuan
membentuk seperangkat nilai yang dpat direalisasikan, mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai, mengembangkan kesadaran akan
hubungannya dengan sesama manusia dan juga alam sebagai lingkungan tempat tinggal dan memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya sehingga
dapat hidup selaras dan harmoni. Dalam penelitian ini, diperoleh hasil pelanggaran tertinggi yaitu makan
sambil berjalan keluar asrama sebesar 68,126. Alasan siswa makan sambil berjalan adalah siswa merasa terburu-buru. Perasaan yang muncul adalah nyaman
karena tidak terlambat mengikuti kegiatan. Sejumlah 5 siswa mencuri barang milik teman karena siswa tersebut merasa membutuhkan barang tersebut.
Perasaan yang muncul adalah kawatir jika ada orang lain yang mengetahi dan akan menerima sanksi dari pamong asrama. Siswa berteriak keras sebanyak
48,125 dijalan karena ingin menciptakan suasana yang ramai saat pulang sekolah dan ingin memanggil teman yang berjalan terlebih dahulu. Perasaan yang
muncul adalah nyaman bisa bersendaugurau dengan teman. Sejumlah 55,625 siswa juga membuat kegaduhan di malam dan
sejumlah 36,25 siswa membuat kegaduhan dipagi hari karena siswa ingin menciptakan suasana ramai, bersemangat dan meluapkan rasa senang. Perasaan
yang muncul adalah nyaman dan senang dengan keramaian. Namun, beberapa siswa menyebutkan bahwa adanya rasa takut jika suasana tidak ramai.
100
Siswa sebanyak 30 berpakaian tidak rapi saat makan karena siswa terburu-buru menuju meja makan. Perasaan yang muncul adalah kawatir jika
kehabisan makanan. Siswa sebanyak 36,25 bersikap tidak sopan saat makan karena saat makan siswa juga berbincang-bincang dengan teman dan terkadang
sampai bercanda berlebih. Perasaan yang muncul adalah biasa saja karena sudah menjadi kebiasaan. Siswa sengaja menganggu lalu lintas saat berjalan bersama
sebanyak 36,25. Pemikiran yang muncul adalah siswa ingin berbincang-bincang dengan temannya selama perjalanan kembali diasrama. Perasaan yang muncul
adalah senang tetapi kawatir jika memenuhi jalan dan menyebabkan kecelakaan. Siswa tidak menjaga kesopanan saat duduk sebanyak 35 karena siswa
merasa nyaman dengan posisi duduk tertentu. Perasaan yang muncul adalah nyaman. Siswa tidak melapor pada pamong atau kepala asrama saat ada yang
berkunjung sebesar 34,375 karena pamong asrama terkadang mencari muka dengan orang tua yang berkunjung. Namun ada juga yang berpendapat agar
pamong tidak mengenal tamu yang berkunjung. Perasaan yang muncul adalah biasa saja. Siswa menerima tamu bukan diruang yang telah disediakan sebanyak
40,625 karena ruangan tersebut sudah penuh dan ingin menikmati suasana lain. Perasan yang muncul adalah biasa saja.
h. Bentuk, frekuensi dan alasan pelanggaran peraturan asrama terkait
dengan tugas perkembangan remaja kedelapan. Tugas perkembangan yang kedelapan adalah siswa mampu beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa. Berikut ini, pengelompokan bentuk-
101
bentuk pelanggaran peraturan asrama terhadap peraturan asrama terkait dengan tugas perkembangan remaja :
Tabel 4.8 Bentuk dan frekuensi pelanggaran peraturan asrama oleh siswa putra dan
putrid terkait dengan tugas perkembangan kedelapan.
Tugas Perkembangan
Remaja Bentuk Pelanggaran
PA PI
JML
Beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
Tidak mengikuti doa malam 50
13 63 39.375
Tidak mengikuti misa harian 47
39 86
53.75 Tidak mengikuti misa mingguan
12 9
21 13.125 Tidak mengikuti misa kampus
24 17
41 25.625 Tidak memberi dana sang timur
saat adven 7
14 21 13.125
Tidak mengisi APP pada masa prapaskah
28 12
40 25
Tugas perkembangan remaja dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah mencapai kematangan sikap, kebiasaan dan
pengembangan wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa pelanggaran yang tertinggi yaitu siswa tidak mengikuti misa harian sebanyak 53,75. Alasan kognitif adalah
siswa menggunakannya untuk belajar dan mengerjakan tugas. Selain itu ada beberapa siswa yang menggunakannya untuk tidur. Perasaan yang muncul adalah
kwatir akan hukuman yang diterima. Siswa sejumlah 39,375 tidak mengikuti doa malam karena siswa sudah mengantuk dan tertidur. Selain itu, Siswa tidak
mengikuti doa malam karena malas dan masih mengerjakan tugas atau belajar.
102
Perasaan yang muncul adalah senang karena bisa mengerjakan tugas atau belajar. Namun, ada siswa yang merasa kawatir akan hukuman yang diterima jika tidak
mengikuti doa malam karena tidak sengaja tertidur. Siswa sejumlah 25,625 tidak mengikuti misa kampus karena terlambat
bangun pagi, mengerjakan tugas dan belajar. perasaan yang muncul adalah tertekan karena tidak bisa memaksimalkan belajar dan keharusan bangun pagi.
Siswa tidak memberikan “Dana Sang Timur” saat advent sebanyak 13,125 karena siswa lupa. Perasaan yang muncul adalah biasa saja. Siswa tidak mengisi
APP saat prapaskah sebanyak 25 karena siswa lupa. Perasaan yang muncul adalah biasa saja. Sejumlah 13,125 siswa tidak mengikuti misa mingguan
karena malas dan sedang ada kegiatan di luar asrama. Perasaan yang muncul adalah biasa saja.
D. Pembahasan
Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Dalam pencarian identitas, remaja memiliki tugas perkembangan. Pencarian identititas mewarnai seluruh
tugas perkembangan remaja. Salah satu media terlaksananya tugas perkembangan remaja yaitu sekolah. Sekolah mengaturnya dengan adanya kedisiplinan peraturan
asrama. Havighrust mencoba untuk mengarahkan remaja dalam rangka pencapaian
identitas diri dengan adanya tugas perkembangan remaja. Setiap tahap perkembangan mempunyai spesifikasi mengenai aspek perkembangan apa,
bagaimana dan sejauh mana suatu aspek perkembangan seharusnya dicapai atau
103
dikuasai. Spesifikasi mengenai aspek perkembangan oleh Havighurst dinamakan sebagai tugas perkembangan atau developmental task. Dengan konsep tugas
perkembangan tersebut maka manusia mengalami proses perubahan dalam interaksinya dengan lingkungan. Setiap peningkatan tahap akan disertai dengan
peningkatan tugas perkembangan. Peneliti mencoba menafsirkan seluruh peraturan asrama ke dalam tugas perkembangan remaja dalam rangka pencarian
identitas diri. Pengelompokan peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu
pelaksanaan tugas perkembangan dalam pencapaian hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, terdapat 8 peraturan. Hal ini menunjukan bahwa siswa
diberikan kesempatan untuk mengenal dan peduli dengan teman lain. Dengan adanya kepedulian dengan teman lain, maka sekolah berharap setiap siswa
berkembang menjadi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya dan belajar mempin orang lain tanpa mendominasinya sehingga tercipta kerukunan antar
warga asrama. Pengelompokan peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam mencapai peras sosial
sebagai wanita dan pria terdapat 12 peraturan. Sekolah mengharapkan adanya kesadaran dari warga asrama putra dan putri akan peran sosialnya dalam
menjalani kehidupan bersama. Hal ini menghindarkan siswa dari perilaku yang menyimpang dari norma yang berlaku. Pengelompokan bentuk-bentuk peraturan
asrama yang ditafsirkan dapat membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam penerimaan fisik dan penggunaan secara efektif terdapat 3 peraturan. Hal
ini bertujuan agar siswa mengenal kelebihan dan kelemahan pada dirinya
104
sehingga siswa mampu menggunakan fisiknya dengan baik. Pada tugas perkembangan remaja dalam mendapat kebebasan emosional dari orang tua dan
orang dewasa lainnya, tafsiran pengelompokannya terdapat 8 peraturan. Hal ini membuktikan bahwa sekolah mendukung tugas perkembangan remaja dalam
mengatur otonomi pribadi. Sekolah berharap siswa memiliki kebebasan yang teratur. Pengelompokan peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu
pelaksanaan tugas perkembangan untuk mencapai kemandirian ekonomi, terdapat 3 peraturan. Dalam hal ini, sekolah bermaksud mengajari kesederhanaan yang
sesuai dengan visi misi sekolah sehingga siswa mampu mengelola keuangan pribadi. Pengelompokan peraturan asrama yang dapat ditafrsirkan membantu
pelaksanaan tugas perkembangan dalam mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial terdapat 8 peraturan. Hal ini menunjukan bahwa
sekolah ingin mengajarkan tanggungjawab secara sosial sesuai dengan visi misi sekolah dalam mendidik menjadi pemimpin yang bertanggungjawab. Kategori
peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam memperoleh seperangkat nilai dan system etika
sebagai petunjuk dalam bertingkahlaku ke dalam 10 peraturan. Sekolah berharap agar setiap siswa melaksanakan nilai-nilai kehidupan yang berlaku di masyarakat
sehingga tercipta
kerukunan dengan
masyarakat di
sekitar sekolah.
Pengelompokan bentuk-bentuk peraturan asrama yang dapat ditafsirkan membantu pelaksanaan tugas perkembangan remaja dalam beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat 4 peraturan. Sekolah berharap agar siswa
105
mampu melaksanakan kewajiban sebagai umat pengikut Tuhan Yesus dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan melakukan pelanggaran seluruh peraturan asrama.
Peraturan asrama yang berlaku dikelompokan dalam tugas perkembangan remaja. Pengelompokan tersebut didasarkan pada teori-teori yang terdapat pada bab
Kajian Pustaka. Jika dilihat dari pengelompokannya, bentuk-bentuk pelanggaran yang paling banyak di lakukan siswa terdapat pada kelompok tugas
perkembangan remaja dalam mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Dikatakan pada bab sebelumnya bahwa tugas
perkembangan dalam mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya berhubungan dengan otonomi pribadi. Pelanggaran tertinggi terdapat pada
penggunaan jam bebas. Berdasarkan hasil wawancara siswa merasa hanya di suruh untuk belajar tanpa mengembangkan aspek yang lain. Lingkungan di sekitar
Muntilan terbatas dengan fasilitas tempat hiburan umum, sehingga siswa harus pergi ke Yogyakarta. Siswa juga merasa jika jam bebas masih minim sehingga
banyak siswa yang terlambat kembali ke asrama. Perasaan yang muncul saat itu adalah siswa merasa senang bisa menyegarkan pikiran. Namun, setelah itu muncul
perasaan kawatir ketika akan kembali ke asrama. Siswa merasa takut akan sanksi yang akan diterima karena terlambat kembali ke asrama. Selain itu, siswa juga
merasa tertekan dengan adanya perubahan kebijakan dari pamong asrama terutama putri mengenai penutupan gerbang. Siswa beranggapan bahwa siswa
mampu mengurus segala sesuatunya dengan sendiri tanpa adanya campur tangan
106
dari pamong. Siswa juga merasa bosan jika terus menerus belajar di sekolah. Hal ini didukung dengan hasil wawancara pamong asrama bahwa banyak siswa putra
yang ketauan merokok. Hal ini dilakukan siswa agar siswa tidak perlu keluar asrama dan bisa sekedar menyegarkan pikiran. Berdasarkan hasil wawancara,
siswa merasa segar pikirannya setelah merokok. Namun, muncul juga kekawatiran jika ada pamong yang mengetahui.
Jika dilihat dari hasil wawancara dengan pamong asrama putri, warga asrama putri merasa susah diatur dan mulai berani untuk membangkang terhadap
peraturan dan pamong asrama sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, keadaan siswa setiap tahunnya berbeda dinamikanya. Namun, menurut
pengamatan guru BK siswa kelas XI termasuk yang tidak mudah diatur. Hampir semua siswa berani dengan pendamping dan bruder sebagai kepala sekolah.
Pendamping BK juga mengeluhkan keadaan ini karena kurangnya pendampingan dari asrama sehingga siswa terkesan tidak siap saat disekolah. Hal ini menunjukan
usaha remaja untuk mendapatkan kebebasan dalam rangka pencarian identitas diri.
Kurangnya pendampingan nampak dari siswa yang tidak pernah izin dengan pamong asrama dan terkadang pamong asrama putra tidak berada di
asrama. Hal ini melanggar tugas perkembangan remaja dalam mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab secara sosial. Berdasarkan hasil wawancara, siswa
merasa tertekan dengan adanya perubahan kebijakan pamong. Siswa merasa jika meminta izin dengan pamong akan lebih lama terkadang siswa disuruh
membersihkan unit atau barang-barang pribadi terlebih dahulu. Maka dari itu,
107
siswa memilih untuk tidak meminta izin dengan pamong asrama. Berdasarkan hasil wawancara, jika pamong asrama putra sedang tidak ditempat bisa meminta
izin pada satpam yang saat itu berjaga. Terkadang satpam juga ikut mengecek warga asrama disetiap unitnya. Selain itu, ada warga asrama putri yang merasa
takut dan namanya tidak mau dikenal oleh pamong asrama. Alasannya karena siswa tersebut akan selalu disindir oleh pamong saat pertemuan bersama. Selain
itu, siswa juga ingin bebas dari pengamatan pamong asrama. Pelanggaran yang tinggi laiinya dalam hal mencapai jaminan kemandirian
ekonomi. Dalam hal ini siswa banyak melakukan pelanggaran dalam pengaturan keuangan pribadi hingga melebihi Rp 50.000,00. Jika dilihat dari wawancara
pamong, setiap warga asrama diberikan buku laporan keuangan setiap bulannya. Pelaporan tersebut dapat berjalan hanya sekita 3 bulan awal tahun ajaran baru. Hal
ini disebabkan karena siswa banyak menjajakan uangnya untuk makan diluar asrama dan membeli keperluan yang lain. Hal ini didukung dengan hasil
wawancara dengan warga asrama putra bahwa pengeluaran terbesar untuk makan diluar asrama karena makanan di meja refter sudah habis. Jika dari hasil
wawancara dari warga asrama putri bahwa siswa menjajakan uangnya untuk makan diluar ketika siswa merasa tidak cocok dengan lauk yang diberikan dari
asrama. Berdasarkan hasil wawancara dari guru BK menyebutkan bahwa pendirian kantin sekolah seperti pujasera memberikan kesan siswa untuk lebih
konsumtif karena menunya dirasa lebih enak dibandingkan asrama. Hal ini juga mengurangi kebersamaan siswa dengan teman yang lain di meja refter dan tidak
menghargai kerja keras karyawan dapur dalam menyediakan makanan. Namun,
108
keprihatinan ini tidak mendapatkan pendampingan dari pendamping-pendamping yang lain sehingga siswa dengan mudah menjajakan uangnya untuk makan diluar
asrama. Berdasarkan hasil pengamatan pamong asrama, siswa menjakakan uangnya saat menu makannya tidak cocok dan terlihat saat siswa mengembalikan
alat makan. Pamong asrama juga tidak menegur dengan alasan pamong kawatir jika siswa sakit akibat tidak makan.
Dalam hal pencapaian hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, siswa tidak menulis dan menindaklanjuti saran dan kritik. Menurut hasil
wawancara, penyaluran aspirasi dapat dilakukan melalui organisasi sekolah yaitu Dewan Anggota. Dewan anggota bertugas menyalurkan aspirasi dari siswa,
pendamping dan pamong. Terkadang Dewan Anggota juga menampung aspirasi dari masyarakat sekitar. Siswa juga merasa nyaman dengan penyampaian aspirasi
secara langsung karena bisa lebih luas dibandingkan dengan menulis pada kota saran dan kritik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, banyak siswa
yang mengkritik tentang pengajaran setiap pendamping tetapi terkadang tidak direspon baik oleh pendamping sehingga siswa malas untuk mengutarakan
aspirasi. Berdasarkan pengelompokan tugas perkembangan mengenai beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa melakukan pelanggaran tidak mengikuti misa pagi. Berdasarkan wawancara pamong, setiap pagi pamong selalu
berkeliling unit untuk membangunkan semua warga asramanya agar bisa mengikuti misa pagi. Namun, pamong mengeluhkan jika siswa susah
dibangunkan dan hanya berpindah tempat saja atau berpura-pura berdoa. Jika
109
berdasarkan wawancara warga asrama putra, siswa malas bangun pagi karena belajar dan mengerjakan hingga larut malam sehingga walaupun sudah
dibangunkan pamong masih tetap tidur kembali. Perasaan saat itu senang bisa tidur lebih lama dan tidak mengantuk saat di sekolah. Namun, ada kekawatiran
yaitu jika pamong mengetahui ada siswanya yang tidak mengikuti misa pagi. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga asrama putri bahwa kebijakan
bangun pagi itu baik tetapi terkadang membuat siswa tertekan hingga menyebabkan siswa mengantuk di sekolah. Jika siswa mengantuk maka siswa
tidak dapat menerima pelajaran sekolah dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori, masa remaja adalah masa peralihan yang
menimbulkan gejolak. Peralihan itu terjadi ketika remaja berupaya meninggalkan kejadian-kejadian yang membekas di masa lalu menuju masa sekarang dan masa
yang akan datang. Menurut Erikson 1968 pada tahap ini remaja sedang mengalami pencarian identitas. Pada tahap pencarian identias, remaja dihadapkan
pada tantangan untuk menemukan siapakah mereka itu dari masa yang lalu menuju masa sekarang dan masa yang akan datang, serta arah kehidupan sebagai
remaja. Jika remaja tidak cukup berhasil mejajaki berbagai peran maka remaja akan mengalami kebingungan identitas. Berdasarkan hasil penelitian, ada 30 siswa
yang bersekolah di SMA Pangudi Luhur Van Lith ini dengan paksaan dari orang tua. Dari hasil wawancara, siswa bersekolah dengan paksaan orang tua membuat
siswa tertekan dan mudah melakukan pelanggaran. Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan pamong asrama bahwa siswa yang tergolong terpaksa
110
bersekolah cenderung lemah dalam prestasi belajar dan mudah mencari kesempatan untuk melanggar peraturan asrama.
Kebingungan identitas adalah sindrom masalah yang mencakup gambaran diri yang terpecah belah, sebuah ketidakmampuan membangun keintiman,
perasaan yang selalui terburu oleh waktu, kurangnya konsentrasi pada tugas-tugas yang diisyaratkan dan penolakan terhadap standar keluarga atau komunitas.
Pencarian identitas tersebut terlihat dari alasan-alasan siswa melakukan pelanggaran. Dapat disimpulkan bahwa siswa menginginkan adanya kebebasan
dalam pencarian identitas diri. Dari hasil penelitian muncul tema-tema yang menunjukkan adanya pencarian identitas yaitu adanya pemikiran untuk
melakukan pelanggaran tetapi ada pemikiran tentang akibat yang diterima setelah melakukan pelanggaran. Perasaan yang muncul adalah senang dan muncul
kekawatiran serta ketakutan setelah melakukan pelanggaran.
111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam masa pencarian identitas diri, remaja dituntun dengan adanya tugas perkembangan remaja. Salah satu media pelaksana tugas perkembangan remaja
adalah sekolah. Sekolah mencoba mengaplikasikannya dengan adanya peraturan asrama. Peraturan asrama yang berlaku ditafsirkan kedalam tugas perkembangan
remaja dan disesuaikan dengan visi misi sekolah. Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian tentang tuntutan asrama
yang berlaku, pengelompokan peraturan asrama paling banyak terdapat pada kelompok tugas perkembangan dalam mencapai peran sosial sebagai pria dan
wanita yaitu 12 peraturan. Peraturan asrama tersebut mengatur penampilan siswa putra dan putri dalam hal berpakaian, memilih potongan rambut, penggunaan
aksesoris, larangan membawa senjata tajam dan barang-barang yang mendukung adanya pornoaksi serta larangan siswa untuk masuk keluar unit lain tanpa adanya
izin dari warga unitnya. Hal ini didukung dengan adanya peraturan yang lainnya yaitu peraturan yang mengatur tentang penerimaan fisik dan penggunaannya
secara efektif. Peraturan yang dimaksud berjumlah 3 peraturan. Peraturan tersebut mengatur tentang kewajiban warga asrama menjaga kesehatan pribadi,
larangan membawa barang yang mengganggu kesehatan fisik seperti rokok, minuman keras dan obat-obatan terlarang, serta kewajiban warga asrama untuk
mengikuti kegiatan perlombaan di asrama. Pengelompokan peraturan asrama yang