25
tertib sekolah itu tidak akan terlaksana tanpa adanya kedisiplinan dari seluruh komponen sekolah terutama siswa sebagai anak didik. Disiplin diperlukan oleh
siapapun dan dimanapun karena seseorang akan selalu terikat pada peraturan atau norma-norma yang berlaku di lingkungannya. Tanpa disiplin, seseorang tidak
akan mampu menyelesaikan apa yang telah direncanakannya. Disiplin tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui proses yang panjang, mulai dari
lingkungan keluarga dan selanjutnya dalam lingkungan sekolah. Dengan adanya disiplin tata tertib sekolah, siswa diharapkan mampu melaksanakan tugas
perkembangan sebagai remaja dalam rangka pencarian identitas diri Syamsu, 2009.
1. Pengertian Kedisiplinan
Disiplin menurut Hurlock 1978 berasal dari istilah latin “disciplina”
yang artinya seorang yang belajar dari pengajar atau sukarela mengikuti pemimpin seperti guru atau orang tua. Tujuan utama disiplin adalah agar
seseorang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik. Disiplin menolong individu mengembangkan
‘self controle’ dan ‘self direction’ sehingga ia dapat mempertanggungjawakan dengan baik segala tindakan yang dilakukan. Disiplin
juga berarti belajar mengenai perbuatan-perbuatan yang diperbolehkan oleh masyarakat, yang kesemuanya itu demi kesejahteraan masyarakat.
Salim Salim 2002, pengertian disiplin adalah perilaku yang terkontrol karena pelatihan, dan disiplin merupakan bentuk kepatuhan kepada
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Seperti yang telah diungkapkan oleh
26
Prijodarminto Tu’u 2008, disiplin merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Disiplin juga merupakan upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat
dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hati.
Suharno 1996 menyebutkan menurut pedoman pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional di sekolah, disiplin adalah ketaatan terhadap peraturan dan norma yang
berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang dilaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir dan batin, sehingga timbul rasa malu
karena sanksi dan rasa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dari beberapa pengertian disiplin tersebut terkandung dua makna. Yang
pertama, menurut Salim Salim 2002 dan Prijodarminto Tu’u 2008
disiplin adalah sikap hidup dan perilaku yang mencerminkan tanggungjawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar. Sikap adalah evaluasi terhadap
objek, isu, atau orang. Sikap terhadap objek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen
kognitif, afektif dan perilaku. Komponen kognitif meliputi seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu seperti fakta, pengetahuan, dan
keyakinan tentang objek. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek terutama penilaian. Komponen perilaku terdiri
dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. Sikap dan tingkah laku ini dianut berdasarkan keyakinan bahwa
27
hal itulah yang benar dan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Di dalamnya terkait dengan kemauan dan kemampuan seseorang menyesuaikan
keinginan dan mengendalikan dirinya untuk menyesuaikan dengan norma, aturan, hukum, kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan sosial budaya
setempat Shelley E., Et AL., 2009. Kedua, menurut Suharno 1996, disiplin adalah alat untuk menciptakan tingkah laku dan tata tertib hidup seseorang
sebagai pribadi maupun sebagai kelompok atau masyarakat. Dalam konteks ini, disiplin berarti hukuman atau sanksi yang bermanfaat untuk mengatur dan
mengendalikan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, disiplin diterapkan sebagai cara membantu remaja dalam
menguasai tugas-tugas perkembangan. Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan. Keunggulan tersebut dapat
dimiliki apabila dalam diri seseorang terdapat sikap dan perilaku disiplin. Dengan kata lain, disiplin memiliki fungsi yang sangat penting bagi individu.
Hurlock 1978 menjelaskan disiplin memiliki tiga fungsi, yaitu untuk : 1
Mengenalkan adanya tata tertib bagi tingkah laku, sehingga individu harus belajar menyesuaikan tingkah lakunya seperti harapan masyarakat.
2 Mendidik individu untuk dapat menyesuaikan diri.
3 Mendidik individu untuk mengembangkan kontrol diri sehingga dapat
bertindak bijaksana dalam menentukan tanggungjawab dan perkembangan kepribadiannya.
28
Hurlock Santrock, 2002 mengemukakan bahwa disiplin atau aturan- aturan tingkahlaku itu dibutuhkan oleh setiap individu agar ia dapat
menyesuaikan antara tuntutan dirinya dengan tuntutan orang lain, serta untuk mendapatkan rasa cinta dan aman dari orang disekitarnya. Di samping itu
disiplin dapat merupakan suatu alat pemuasan kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk kasih sayang, rasa aman dan dapat menghindari frustasi. Dalam hal ini, kasih
sayang sebagai reinforcement untuk melakukan tingkahlaku tertentu dan tidak melakukan tingkah laku lainnya. Kasih sayang dapat mempengaruhi fungsi locus
of control dalam diri individu Elia, 1987 dalam bukunya Agoes, 2004. Disiplin
hendaknya diberikan seawal mungkin semenjak anak mempunyai kebutuhan- kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Disiplin yang diberikan sejak masa kanak-
kanak merupakan hal yang penting bagi pembentukan “self discipline” dan disiplin sosial pada kehidupan dewasanya.
Pada masa remaja lebih sering terjadi konflik mental dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal ini disebabkan makin banyaknya masalah-
masalah yang dihadapinya, antara lain masalah dorongan sex, kebutuhan untuk mencari pengalaman, prinsip-prinsip moral, tuntutan sosial dan kebutuhan untuk
bersosialisasi. Apabila remaja gagal dalam mengatasi masalah-masalah tersebut di atas maka akan menimbulkan gangguan pada tingkah lakunya. Menurut
Bernhaardt Agoes, 2004 disiplin yang diberikan pada masa remaja akan membantu memecahkan problem-problem yang dihadapinya yaitu problem
dalam melakukan hubungan sosial, penyesuaian dengan lawan jenis, pekerjaan dan agama. Disiplin yang diberikan pada remaja itu akan efektif apabila tidak
29
kaku dan ketat, berbentuk suatu pengarahan dan bimbingan terhadap problem- problem yang dihadapi remaja. Pemberian disiplin yang tepat disertai dengan
penuh pengertian memungkinkan remaja tumbuh menjadi individu yang dapat menghargai oranglain dan mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Hurlock 1980, bahwa tanpa disiplin kontrol ego remaja tidak berkembang sehingga akan menemui kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan realita, sedangkan apabila disiplin ini diberikan dia akan mampu menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan.
2. Bidang-bidang pendisiplinan