Bidang-bidang pendisiplinan Sekolah sebagai Media Pendisiplinan

29 kaku dan ketat, berbentuk suatu pengarahan dan bimbingan terhadap problem- problem yang dihadapi remaja. Pemberian disiplin yang tepat disertai dengan penuh pengertian memungkinkan remaja tumbuh menjadi individu yang dapat menghargai oranglain dan mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Seperti apa yang dikemukakan oleh Hurlock 1980, bahwa tanpa disiplin kontrol ego remaja tidak berkembang sehingga akan menemui kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan realita, sedangkan apabila disiplin ini diberikan dia akan mampu menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan.

2. Bidang-bidang pendisiplinan

Madsen dan Madsen Suharno, 2005 mengemukakan disiplin tata tertib sekolah adalah suatu proses yang ditetapkan berdasarkan azas kekeluargaan tertentu dan digunakan untuk membentuk tingkah laku sehingga diperoleh hasil dari hal yang seharusnya di pelajari. Crow dan crow 1990 menjelaskan disiplin tata tertib sekolah yang baik bukan ditentukan oleh banyak sedikitnya pelanggaran ketertiban, melainkan motif atau dasar daripada pelanggaran- pelanggaran itu sendiri serta tindakan apa yang diambil. Dalam hal ini, penerapan disiplin juga diterapkan dalam kehidupan berasrama dengan cara kekeluargaan. Cara kekeluargaan tersebut ditunjukan dengan adanya peraturan dan sanksi yang tidak memberatkan dan menggangu proses belajar mengajar. Disiplin tata tertib asrama berarti suatu keadaan tertib sehingga pamong dan siswa yang terlibat dalam suatu asrama tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan kesadaran. 30 Disiplin asrama berfokus pada disiplin sebagai alat. Hal ini memiliki pengertian bahwa disiplin bertujuan untuk mengatur perilaku dan tata tertib hidup seseorang sebagai pribadi maupun sebagai kelompok atau masyarakat. Dari pengertian ini, disiplin berarti hukuman atau sanksi yang bermanfaat untuk mengatur dan mengendalikan tingkah laku seseorang. Cara pembentukan disiplin yang diambil secara kekeluargaan yaitu dengan pemberian hukuman atau sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan dan norma sosial yang berlaku. Disiplin dengan cara tersebut berupa peraturan-peraturan mutlak diberikan oleh orang-orang yang memiliki otoritas seperti pamong dan kepala asrama. Siswa diharapkan mematuhi aturan asrama tersebut. Jika siswa melanggar aturan tersebut maka akan diberikan sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya. Disiplin asrama digunakan untuk meningkatkan disiplin tata tertib asrama yang dituangkan dalam peraturan atau tata tertib asrama. Peraturan asrama disesuaikan dengan tugas perkembangan remaja. Adapun peraturan asrama yang dibuat sebagai berikut sumber Buku Peraturan Asrama, 2012 : a. Pemeliharaan sarana dan prasarana 1 Semua barang milik pribadi wajib diberi nama inisial untuk menghindari kehilangan atau tertukar. 2 Bila barang milik pribadi tersebut hilang merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing. 3 Semua barang milik pribadi yang tidak pada tempatnya akan disita oleh pamong dan dapat diambil kembali jika pamong mengijinkan. 31 4 Seluruh warga asrama wajib memelihara sarana dan prasarana milik bersama 5 Bila terjadi kerusakan wajib segera melapor pada pamong asrama atau kepala asrama dan menulis di buku perbaikan. b. Larangan bagi warga asrama Setiap warga asrama dilarang keras : 1 Memberi tekanan dalam bentuk kata-kata maupun tindakan intimidasi kepada sesama warga. 2 Membawa, memiliki, menyimpan dan memakai rokok dan sejenisnya seperti ganja, narkotika, psikotropika, dan zati adiktif lainnya, minuman keras dan lainnya. 3 Membawa barang-barang terlarang antar lain senjata tajam, majalahbukugambardan alat susilaflesdis gambar asusila. 4 Berkelahi menyakiti sesama 5 Berbuat asusila 6 Mencuri barang dan sarana prasaran yang bukan miliknya. 7 Meninggalkan asrama tanpa ijin. c. Ketentuan bidang liturgi 1 Seksi liturgi tiap unit wajib menginventarsi serta bertanggungjawab atas alat-alat liturgi dan asrama. 2 Setiap warga asrama bertanggungjawab atas tugas doa malam. 32 3 Setiap warga asrama wajib mengikuti misa. 4 Setiap kamis misa kampus jam 05.30, malam jumat pertama wajib untuk silentium mulai dari waktu setelah doa malam baik khusus ataupun harian sesuai dengan jadwal yang ada secara bersama. Sie liturgi asrama yang bertugas mengaturnya. 5 Setiap warga asrama dilarang membawa catatan dalam bentuk apapun yang tidak berhubungan dengan misa atau doa di kapelgereja. 6 Pada masa adven mengadakan “Dana Sang Timur” dan masa pra paskah mengadakan APP Aksi Puasa Pembangunan. 7 Setiap warga asrama wajib menjaga kebersihan, keindahan, dan ketertiban Kapel. d. Ketentuan bidang kesehatan dan olahraga Kesehatan 1 Setiap warga asrama wajib menjaga kesehatan pribadi. 2 Diperbolehkan membawa obat-obatan pribadi. 3 Seksi kesehatan tiap unit bertanggungjawab atas kebersihan dan kenyamanan ruang kesehatan unit. 4 Bila ada warga asrama yang sakit, seksi kesehatan unit wajib melapor pada pamong untuk meminta obat dan pertolongan seperlunya. 33 5 Bila ada warga asrama yang tidak mengikuti pelajarankegiatan sekolahyang lain karena sakit, seksi kesehatan unit wajib meminta izin pada pamong. 6 Seksi kesehatan unit wajib menginventaris alat-alat kesehatan unit. 7 Apabila mengambil obat di susteran wajib menulis di buku pengambilan obat. Olahraga 1 Lapangan basket digunakan pada saat jam bebas. 2 Peminjaman alat-alat olah raga berlangsung meminta ijin pada pamong. 3 Pada saat olahraga tidak boleh memakai pakaian tanpa lengan. 4 Setiap warga asrama wajib memelihara, merawat dan menjaga kebersihan lapangan basket. e. Ketentuan bidang keperilakuan Sikap 1 Dilarang berteriak keras di jalanan. 2 Wajib menjaga ketenangan di pagi dan malam hari. 3 Dilarang makan atau minum sambil berjalan. 4 Berpakaian rapi dan sopan saat makan. 5 Menjaga kesopanan saat duduk. 6 Menjaga kerapian rambut. 7 Tidak diperbolehkan menggunakan perhiasan secara berlebihan. 34 8 Dilarang mengecat atau menyemir rambut. 9 Panjang rambut minimal 3 jari dari kulit kepala. 10 Dilarang memakai make up yang berlebihan. 11 Dilarang mendidik selain telinga dan masing-masing telinga hanya ada 1 tindikan. 12 Tidak boleh memenuhi jalan umum saat pulang gereja, sekolah dan kegiatan. 13 Tidak boleh memakai 1 anting saja di kanan saja atau di kiri saja. 14 Tidak boleh memakai anting yang berbeda. Pakaian 1 Bagi wanita, tidak diperkenankan memakai rok sekolah kurang dari ketentuan ketentuan rok kelas 1 dan 2 minimal 5 cm di garus belakang lutut dan kelas 3 minimal 4 cmn di garis belakang lutut. 2 Bagi pria, tidak boleh memakai celana dengan lebar pergelangan kaki lebih dari 15cm atau kurang dari 15 cm. 3 Tidak boleh memakai celana panjang, kaos oblong dan sandal pada saat ke gereja. 4 Belahan rok gereja tidak boleh diatas lutut. 5 Tidak boleh memakai baju You can see pada waktu makan, belajar dan keluar unit. 6 Tidak boleh memakai baju ketat. 7 Pada saat jam bebasmenemui tamu harus berpakaian sopan dan tidak boleh memakai celana pendek. 35 8 Tidak diperkenankan mengenakan celana pendek, pakaian tidur, pakaian olahraga saat keluar asrama. 9 Wajib memakai kaos dalam bukan model tank top. 10 Tidak boleh memakai pakaian seragam sekolah saat keluar pada jam bebas. 11 Tidak boleh langsung makan di luar asrama sepulang sekolah. 12 Tidak boleh merendam pakaian lebih dari 1 malam. f. Ketentuan bidang refter 1 Setiap warga asrama wajib menggunakan pakaian yang sopan dan rapi bukan pakaian tidur maupun tanpa lengan saat makan. 2 Bersikap sopan saat makan 3 Waktu pengambilan makan asrama putri paling cepat 10 menit sebelum bel makan. 4 Jika ada warga asrama yang ada urusan di sekolah rapat harap memberitahu pamong dan teman seunitnya untuk urusan makan. 5 Lain-lain : - Dapur unit, lemari, dan meja refter harus selalu dalam keadaan rapi. - Pengambilan minyak tanah, teh, dan gula pasir sesuai dengan kebutuhan. - Seksi refter unit wajib menginventaris alat-alat refter unit tiap bulan. - Dilarang memiliki gelas lebih dari dua. - Pada saat liburan, tidak boleh meninggalkan makanan dalam bentuk apapun di dapur. 36 g. Ketentuan perizinan Bagi warga asrama yang meninggalkan asrama pada jam bebas : 1 Lingkup dalam kota wajib menulis di buku Tata Laksana waktu di pamong asrama 2 Ke luar kota wajib izin kepada pamong dan kepala asrama. 3 Bagi warga asrama yang meninggalkan asrama bukan pada jam bebas wajib meminta ijing kepada Pamong Asrama, baik dalam kota maupun luar kota. 4 Bagi warga asrama yang tidak bisa mengikuti kegiatan sekolah atau asrama wajib meminta ijin secara tertulis kepada Pamong Asrama. 5 Bagi warga asrama sebelum dan setelah liburan atau kesempatan pulang minggu kedua wajib mengisi daftar pulang pergi serta menitipkan kunci loker pada pamong asrama. h. Ketentuan eksplorasi Lingkungan dan penerimaan tamu 1 Hari berkunjung : Hari minggu : pukul 10.00 – 17.00 2 Setiap warga asrama yang dikunjungi di luar jam berkunjung wajib melapor pada pamong atau kepala asrama. 3 Setiap warga asrama dilarang membawa masuk tamu masuk ke lingkungan asrama kecuali pada saat open house. 4 Para tamu hendaknya diterima diruang tamu yang telah disediakan 37 Dilarang menerima tamu di luar gerbang asrama 5 Jam Eksplorasi lingkungan : Kamis : pukul 14.00 – 17.00 Sabtu : pukul 15.00 – 20.30 Minggu : pukul 14.00 – 17.00 i. Ketentuan bidang humas dan pengembangan asrama 1 Perwakilan masing-masing unit untuk mengikuti acara-acara doa yang diselenggarakan oleh warga masyarakat di sekitar untuk memenuhi undangan. 2 Bersikap ramah dan sopan terhadap warga sekitar. 3 Setiap warga asrama berhak dan wajib ikut serta dalam pengembangan asrama dalam bentuk pengisian kotak saran dan kritik 4 Setiap warga asrama berhak dan wajib melaksanakan tindak lanjut dari saran dan kritik tersebut. j. Ketentuan bidang rekreasi 1 Diperbolehkan membawa tape pribadi yang nantinya digunakan untuk kepentingan unit 1 unit hanya boleh ada 1 tape tetapi tidak boleh dinyalakan saat jam tidur, jam studi, sesudah doa malam, dan sebelum berangkat sekolah pada saat jumat pertama. 2 Warga asrama wajib mengikuti perlombaan yang diadakan dalam rangka mengembangkan kreativitas pada hari-hari khusus. 38 3 Peminjaman majalah, TV, dan VCDDVD wajib meminta izin pamong. 4 Penggiliran majalah diatur oleh sie rekreasi asrama. k. Ketentuan unit Setiap unit wajib : 1 Bertanggung jawab atas warga unit dan seisinya 2 Melaksanakan opera harian dan opera besar. 3 Menjaga kerapian dan kebersihan bed, locker, almari, dan sarana-sarana lain di dalam unit. 4 Menjaga ketenangan terutama pada saat malam hari. 5 Mengunci locker dan almari saat meninggalkan unit. 6 Meninggalkan unit dalam keadaan rapi dan bersih. Bila ada warga asrama yang kembali ke unit pada jam sekolah wajib meminta izin dari pamong atau kepala asrama dan menunjukkan surat izin dari sekolah. l. Ketentuan bidang keamanan dan studi 1 Sepulang sekolah wajib segera pulang ke asrama paling lambat pukul 14.00. 2 Jika ada keperluan sepulang sekolah wajib meminta izin kepada pamong atau kepala asrama. 3 Setiap warga asrama wajib mematuhi jam bebas yang telah disediakan. 39 4 Yang diperbolehkan ada di dalam ruang tidur hanya jam, buku doa, dan diary. 5 Dilarang tidur berdua atau lebih dalam 1 bed. 6 Setiap anak dilarang masuk unit selain anggota unitnya kecuali ada perjinan khusus. 7 Tutup gerbang : - Kecuali jam bebas, siang hari gerbang ditutup pukul 14.00 dan dibuka lagi pukul 15.00 sebelum kegiatan sore - Sore hari, gerbang ditutup pukul 17.00 - Pagi hari, gerbang ditutup pukul 06.45 8 Eksplorasi lingkungan hanya diperbolehkan di wilayah Muntilan saja. 9 Selama jam belajar berlangsung, warga asrama dilarang makan dalam bentuk apapun, mendengarkan tape, membaca buku selain buku pelajaran, dan tidur. 10 Setiap warga asrma wajib menjaga ketenangan selama jam studi 11 Dilarang membawa catatan dalam bentuk apapun ke kamar tidur atau BTM Belajar Tengah Malam m. Ketentuan bidang listrik dan air 1 Setiap warga asrama wajib menjaga kebersihan kamar mandi dan menghemat dalam menggunakan air dan listrik. 2 Setiap warga asrama wajib mematikan kran air dan listrik bila tidak digunakan lagi. 40 3 Penyalaan lampu sore dan malam hari : ruang studi, lorong, tenpat cuci baju, tempat cuci piring, ruang ganti, teras depan, lampu taman. 4 Penyalaan lampu unit saat tidur : lorong, tempat cuci baju, tempart cuci piring, teras depan, lampu taman dan ruang tidur. 5 Pada saat ke gereja atau sekolah pada pagi hari lampu dimatikan. 6 Untuk kelas XI XII saat ke gereja sabtu sore lampu yang dinyalakan : lorong, tempat baju, tempat cuci piring, teras depan, lampu taman. 7 Setelah menyetrika, kabel setrika jangan langsung digulung tapi didinginkan terlebih dahulu baru dibereskan. 8 Dilarang menyetrika baju basah. 9 Seksi listrik dan air tiap unit wajib menginventaris alat-alat yang berhubungan dengan listrik dan air. 10 Seksi listrik dan air wajib mengontrol atau mengingatkan teman untuk mematikan listrik dan air. 11 Setiap warga asrama wajib mengontrol dan mencabut charger hp sebelum meninggalkan asrama. n. Ketentuan bidang OPERA 1 Opera harian dilakukan bergilir oleh semua anggota unit meliputi refter, mengelap nako, mencuci piring, menyapu dan mengepel. 2 Tiap unit ditinggalkan harus dalam keadaan rapi dan bersih. Baik itu kegiatan sekolah ataupun saat kegiatan sore. 41 3 Semua yang belum beres dalam unit baik yang tidak sudah tertulis dalam buku 5K harus segera dibereskan. 4 Bagi tiap unit klas X dan kelas XI mewakilkan 1 orang wakilnya untuk opera kapel dan tiap unit kelas X mewakilkan satu orang lagi untuk opera Ruang tamu. 5 Bagi seksi opera tiap unit wajib menginventaris alat-alat opera dan dapat meminta segala keperluan unit tiap jumat pagi. 6 Opera besar wajib dilaksanakan seminggu sekali. o. Ketentuan pembatasan barang mewah 1 Setiap warga asrama tidak boleh membawa kendaraan dalam bentuk apapun di lingkungan asrama. 2 Setiap warga asrama dilarang membawa barang-barang elektronik seperti toaster, pemanggang roti, hairdryer, Iphod-Iphad, catokan, kamera dan kompor listrik. Untuk tape recorder merupakan kesepakatan bersama satu unit. 3 Penggunaan HP - Untuk kelas X tidak diperkenankan membawa, menitipkan handphone ke kakak, teman atau tetangga. - Untuk kelas XI dan kelas XII Hari sabtu setelah opera siang, dititpkan handphone dapat diambil pada hari kamis setelah pulang sekolah dan dititipkan kembali sebelum studi I pukul 17.00 kembali minggu sore 42 sebelum studi I jam 17.00 dan hari libur nasional kembali sebelum studi jam 17.00. Diluar ketentuan di atas, handphone harus dititipkan pada pamong. Kecuali pada keadaan tertentu, warga asrana boleh membawa handphone dalam jangka waktu tertentu dengan persetujuan pamong dan Kepala Asrama dalam bentuk surat tertulis. 4 Untuk laptop kelas XII hanya untuk keperluan penulisan karya tulius dan pada jam study. Tempat untuk ASPI di ruang tamu. 5 Setiap warga asrama batas maksimal uang saku adalah Rp 50.000,00. Selebihnya dapat dititipkan pada Pamong atau disimpan di bank. Hurlock 1980 mengemukakan bahwa disiplin atau aturan-aturan tingkahlaku itu dibutuhkan oleh setiap individu agar ia dapat menyesuaikan antara tuntutan dirinya dengan tuntutan orang lain, juga untuk mendapatkan rasa cinta dan aman dari orang disekitarnya. Di samping itu, disiplin dapat merupakan suatu alat pemuasan kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk kasih sayang, rasa aman dan dapat menghindari frustasi. Disiplin hendaknya diberikan seawal mungkin semenjak anak mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Disiplin yang diberikan sejak masa kanak-kanak merupakan hal yang penting bagi pembentukan “self discipline” dan disiplin sosial pada kehidupan dewasanya. 43 C.KERANGKA KONSEPTUAL Masa remaja adalah masa peralihan yang menimbulkan gejolak. Peralihan itu terjadi ketika remaja berupaya meninggalkan kejadian-kejadian yang membekas di masa lalu menuju masa sekarang dan masa yang akan datang. Menurut Erikson 1961, dalam bukunya Hall, Calvin Lindsey, 1993 pada tahap ini remaja sedang mengalami pencarian identitas. Pada tahap pencarian identias, remaja dihadapkan pada tantangan untuk menemukan siapakah mereka itu dari masa yang lalu menuju masa sekarang dan masa yang akan datang, serta arah kehidupan sebagai remaja. Jika remaja tidak cukup berhasil menjajaki berbagai peran maka remaja akan mengalami kebingungan identitas. Kebingungan identitas adalah sindrom masalah yang mencakup gambaran diri yang terpecah belah, sebuah ketidakmampuan membangun keintiman, perasaan yang selalui terburu oleh waktu, kurangnya konsentrasi pada tugas-tugas yang diisyaratkan dan penolakan terhadap standar keluarga atau komunitas. Dalam hal ini remaja sebagai pelaku pendidikan. Havighrust mencoba untuk mengarahkan remaja dalam rangka pencapaian identitas diri dengan adanya tugas perkembangan remaja. Setiap tahap perkembangan mempunyai spesifikasi mengenai aspek perkembangan apa, bagaimana dan sejauh mana suatu aspek perkembangan seharusnya dicapai atau dikuasai. Spesifikasi mengenai aspek perkembangan oleh Havighurst dinamakan sebagai tugas perkembangan atau developmental task. Dengan konsep tugas perkembangan tersebut maka manusia mengalami proses perubahan dalam 44 interaksinya dengan lingkungan. Setiap peningkatan tahap akan disertai dengan peningkatan tugas perkembangan. Dalam masa pencarian identitas diri, remaja dapat mengaplikasikan tugas perkembangan sebagai remaja salah satunya di sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara tematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensi meliputi aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Menurut Hurlock 1980, sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak siswa baik dalam cara berpikir, bersikap dan berperilaku. Selain itu, sekolah dapat menjadi peran pengganti sebagai orang tua dan keluarga. Oleh karena itu, agar semua tugas perkembangan sebagai remaja dapat berjalan dengan baik, maka sekolah membuat peraturan sehingga menciptakan kedisiplinan. Disiplin sebagai salah satu cara membantu remaja dalam menguasai tugas perkembangan. Disiplin adalah sikap hidup dan perilaku yang mencerminkan tanggungjawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar. Sikap hidup yang dimaksud adalah sikap terhadap objek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen meliputi komponen perilaku, afektif dan kognitif. Komponen perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek. Komponen kognitif meliputi seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu seperti fakta, pengetahuan dan keyakinan tentang objek. 45 Remaja sebagai pelaku pendidikan yang sedang dalam masa pencarian identitas. Pencarian identitas dapat menimbulkan problematika tersendiri dalam menaati peraturan. Problematika muncul ketika remaja mengerti akan kewajiban untuk melaksanakan peraturan sekolah tetapi adanya keinginan remaja untuk bebas dalam rangka proses pencarian identitas diri. Dengan adanya pelanggaran peraturan tersebut, dapat dilihat komponen perilaku, afektif dan kognitif yang dihubungkan dengan tugas perkembangan remaja dalam rangka mencari identitas diri. Hal ini dapat dilihat pada bagan, sebagai berikut : Bagan 2.1 Remaja sebagai pelaku pendidikan Pencarian identitas diri Sekolah media pelaksanaan tugas perkembanagan remaja dalam pencarian identitas diri melalui peraturan asrama KONFLIK Melanggar Patuh Komponen perilaku Komponen afektif Komponen kognitif Pencarian identitas diri mewarnai pelaksanaan tugas perkembangan KEDISIPLINAN PERATURAN ASRAMA 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survei untuk mengetahui jenis, frekuensi dan alasan pelanggaran peraturan asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith. Penelitian ini ditujukan kepada seluruh siswa kelas XI SMA PangudiLuhur Van Lith dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang pokok. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner atau angket sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Kegunaan dari penelitian survei adalah untuk mengadakan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi sumatif yang dilakukan pada akhir program untuk mengukur ketercapaian tujuan program Singarimbun, 2012. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba mengevaluasi kedisiplinan siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Van Lith dalam kurun waktu 1 tahun.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah fenomena problem kedisiplinan siswa terhadap aturan asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Dalam penelitian ini, remaja adalah subjek atau pelaku pendidikan. Problem kedisiplinan yang dimaksud adalah siswa memilih untuk melanggar peraturan atau patuh terhadap peraturan dalam masa pencarian identitas diri